Oleh Dion DB Putra
Sydney yang romantis nan damai sontak berubah menjadi kota horor. Horor ditebarkan penyerang bersenjata pisau yang menikam orang-orang tak bersalah di ruang publik.
Hanya dalam tempo 48 jam terjadi serangan di dua tempat berbeda yaitu pusat perbelanjaan dan gereja. Kota terbesar di Australia yang terkenal nyaman dan aman kini menebarkan kengerian.
Gedung Opera, ikon Kota Sydney menyalakan lampu khusus tanda duka cita sekaligus menghormati para korban tewas dan terluka.
Semua gedung pemerintahan di negara bagian New South Wales mengibarkan bendera setengah tiang, dan negara bagian serta teritori di seluruh Australia merayakan hari berkabung nasional. Australia sungguh terguncang.
Horor merebak di akhir pekan. Pada jam sibuk Sabtu petang 13 April 2024, Joel Cauchi berjalan santai menuju mal Westfield Bondi Junction di jantung Kota Sydney.
Tak seorang pun mencurigai pria berusia 40 tahun itu akan melakukan serangan mematikan.
Joel masuk mal laksana pengunjung lainnya. Sabtu petang itu Mal Westfield Bondi Junction sedang sibuk. Maklum akhir pekan sehingga banyak orang belanja aneka kebutuhan atau pelesir bersama keluarga, kerabat dan kolega.
Tiba-tiba Joel Cauchi mengeluarkan pisau lalu menyerang orang-orang di tengah keramaian mal. Enam orang meninggal dunia dan beberapa lainnya terluka dalam serangan yang berlangsung sekitar 25 menit.
Korban tewas lima orang perempuan dan seorang laki-laki yang adalah penjaga keamanan mal.
Sang penyerang kejam, pria Queensland bernama Joel Cauchi langsung ditembak mati oleh polisi wanita di lokasi kejadian.
Mengincar perempuan
Mengutip berita Kompas.com, keenam korban meninggal sudah teridentifikasi. Mereka adalah seorang ibu bernama Ashlee Good (38), Faraz Tahir berusia 30 tahun, Dawn Singleton usia 25 tahun, Jade Young yang berumur 47 tahun, Pikria Darchia berusia 55 tahun, dan Yixuan Cheng.
Ashlee Good jadi korban penikaman bersama bayinya yang berusia sembilan bulan, adalah korban pertama yang disebutkan namanya. Bayinya kini dalam kondisi kritis namun stabil setelah menjalani operasi di rumah sakit.
Faraz Tahir, warga negara Pakistan yang bekerja sebagai penjaga keamanan di Westfield Bondi Junction, merupakan satu-satunya korban laki-laki. Faraz baru saja pindah dari Brisbane.
Yixuan Cheng adalah warga negara China yang sedang kuliah di Sydney. Pikria Darchia adalah seniman dan desainer yang belajar administrasi bisnis di Sydney TAFE dan meraih gelar dalam bidang seni pertunjukan di Tbilisi State Academy of Art di Georgia.
Dawn memiliki hubungan lama dengan Killcare Surf Life saving Club di NSW Central Coast dan bekerja untuk White Fox Boutique.
Jade Young juga tergabung dalam tim penyelamat di Bronte Surf Life saving Club di pinggiran timur Sydney.
Andrew Cauchi, meminta maaf atas tindakan putranya Joel Cauchi yang dia sebut sedang frustrasi.
"Ia adalah jiwa yang tersesat dan frustrasi, dan saya menyesal dia telah melakukan ini terhadap anak-anak Anda dan bangsa ini,” kata Cauchi sambil menangis.
Ibu pelaku mengatakan putranya telah dirawat dokter selama 18 tahun karena kondisi kesehatan mentalnya.
"Tidak ada yang bisa saya katakan, tidak ada yang bisa saya katakan yang dapat menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh anak saya," tutur Andrew Cauch.
Polisi setempat belum menyimpulkan motif serangan Joel Cauchi apakah terkait terorisme atau bukan.
Komisaris Polisi New South Wales, Karen Webb mengatakan, sedang menyelidiki masa lalu pria berusia 40 tahun tersebut. Hal yang sudah jelas Joel mengincar perempuan. "Dari video-videonya jelas, bukan?" katanya kepada ABC.
"Bagi saya sudah jelas, menarik bagi para detektif juga untuk mencari tahu bagaimana pelaku fokus pada perempuan dan menghindari laki-laki," tambah Karen Webb.
Menurut Karen, para detektif sedang berbicara dengan orang-orang yang mengenal Joel untuk mendapatkan gambaran lebih dalam. Kepolisian New South Wales dan Queensland sempat waswas dengan pelaku karena masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Serangan di gereja
Belum usai perhatian warga Sydney terhadap tindakan Joel, muncul serangan kedua pada Senin malam 15 April 2024. Penikaman kali ini terjadi di Gereja Christ The Good Shepherd di Wakeley pada pukul 19.15 waktu setempat.
Pelaku yang juga menggunakan pisau melukai empat orang termasuk Uskup Mar Mari Emannuel yang sedang memimpin ibadah di altar gereja. Pelaku sontak mendekati altar, mengangkat tangan kanan lalu menikam Uskup Emanuel.
Sebagaimana dilansir Independent, tiga orang jemaat juga terluka dalam serangan tersebut. Kepolisian New South Wales mengatakan, petugas telah menangkap seorang pria setelah mendapat laporan adanya penikaman terhadap sejumlah orang di gereja tersebut.
"Orang-orang yang terluka tidak mengalami cedera yang mengancam jiwa dan sedang dirawat paramedis Ambulans New South Wales. Masyarakat diimbau untuk menghindari daerah tersebut," kata juru bicara polisi.
Horor Sydney benar-benar mengguncang publik Australia, negara benua yang selama ini terkenal apik sistem keamanannya.
Serangan dengan pisau di pusat perbelanjaan maupun gereja jarang terjadi di negara tetangga Indonesia tersebut.
Setelah dua insiden mengerikan ini, otoritas negeri Kanguru mengevaluasi sistem keamaman mereka dan menetapkan standar yang lebih ketat dan terukur guna mencegah kejadian serupa terulang.
Bagaimana kita? Sikap waspada dan antisipasi adalah keniscayaan. (*)
Sumber: Pos Kupang