Messi, Maradona, dan Paus

Paus Fransiskus (AFP)
Oleh Sindhunata

Sejenak rakyat Argentina di Buenos Aires seperti tersihir dalam diam. Namun, begitu di televisi diumumkan dan diperlihatkan Paus yang baru, mereka pun meledak dalam jerit dan sorak tak terkatakan. ”Argentina, Argentina!” demikian mereka berteriak di mana- mana. Jalanan pikuk dengan klakson mobil. Bendera Argentina dikibar-kibarkan. Luapan sukacita ini persis seperti ledakan kegembiraan saat pertandingan final kesebelasan Argentina menekuk Jerman 3-2 dan menjadi juara Piala Dunia 1986 di Mexico City.

Messi, Maradona, Paus! Begitulah mereka berteriak-teriak ketika mereka tahu bahwa Paus yang baru adalah Kardinal Jorge Mario Bergoglio, Uskup Agung Buenos Aires. Bangsa mana yang tidak bangga bila mereka mempunyai legenda seperti Messi dan Maradona? Dua legenda itu sudah seperti rahmat berlimpah. Apalagi sekarang mereka mempunyai Paus Fransiskus. Lengkap sudah kegembiraan dan kebanggaan rakyat Argentina.

Tak hanya rakyat Argentina, tetapi seluruh dunia pun bergembira karena terpilih Paus yang menyebut dirinya ”datang dari ujung dunia ini”. ”Ia seperti kuda hitam yang jadi juara. ”Ia bukan favorit. Saya sama sekali tak dapat berkomentar, saya tegang,” kata seorang bernama Emanuel Sargari dari Santa Fe, Argentina, di tengah lautan manusia yang memadati halaman Gereja Santo Petrus, Roma. Saking tegangnya, ia sampai lupa menggoyang-goyangkan bendera Argentina.

Beberapa orang Italia kelihatan kecewa karena yang terpilih bukanlah Kardinal Angelo Scola dari Milan, jago yang sempat diunggulkan. ”Ya, tak apalah, sekurang-kurangnya ia mempunyai darah Italia,” kata seorang wanita Italia menghibur diri. Nada bicaranya seperti seorang fans bola yang jagonya kalah.

Dunia mengharap Paus Fransiskus akan membawa angin perubahan yang segar. Orang kiranya ingat akan catatan yang ditinggalkan Kardinal Italia terkenal, Carlo Martini. Sebelum kematiannya tahun lalu, Martini menyebut bahwa Gereja Katolik ini ketinggalan 200 tahun lamanya. Ritual Gereja megah dan meriah, tetapi berhadapan dengan zamannya, Gereja kehilangan nyali dan menjadi penakut.

Menurut Martini, Gereja lelah dan terseok-seok karena keberatan beban, seperti beban birokrasi yang melebihi proporsi dan beban liturgi yang melulu ritualistik belaka. Gereja harus bisa menemukan bara apinya lagi di tengah tumpukan abu yang menenggelamkannya.

Kardinal Bergoglio memilih nama Fransiskus untuk jabatan kepausannya. Fransiskus (1182-1226) adalah seorang kudus pembaru Gereja. Ia meninggalkan segala kekayaan dan kenikmatan dunia, lalu hidup sebagai orang miskin dan memberikan diri seluruhnya kepada kaum miskin. Semasa masih menjadi Uskup Agung di Buenos Aires, seperti Santo Fransiskus yang ingin diteladaninya, Kardinal Bergoglio adalah pembela hak asasi dan pengkritik yang bersuara keras terhadap keserakahan yang merusak ekologi. Hidupnya juga dekat dengan orang miskin. Ia tidak tinggal di istana uskup, tetapi di apartemen. Ke tempat kerja ia menggunakan kendaraan umum. Ia sungguh kardinal yang sederhana.

Belum lama ini, ia mengkritik warga Argentina yang seperti sudah kerasukan setan dari imperium uang, yang kiprahnya terlihat, misalnya, dalam perdagangan manusia, obat bius, dan korupsi. Itu semua akan membuahkan kekerasan, yang merusak keluarga. Dan, korbannya lebih-lebih adalah anak-anak dari keluarga miskin.

Paus Fransiskus kiranya akan terus memperjuangkan keprihatinannya tadi. Karena itu, semoga ia tak defensif mempertahankan hierarki kekuasaan yang selama ini mengurung pertahanan Gereja terhadap tantangan dari luar. Siapa tahu ia bisa menjadi ”Maradona Gereja”, yang berani mendobrak struktur Gereja yang terlalu defensif.

Dengan menyebut nama Maradona, kita kiranya boleh mengingat bagaimana situasi dunia bola pada waktu itu. Setelah era Pele dan Johan Cruyff, dunia bola lama sekali tenggelam dalam sistemnya yang defensif. Datanglah Piala Dunia 1986, dan Diego Maradona muncul menjadi dirigen yang mengobrak-abrik sistem itu. Ia bermain dengan eksplosif, lincah, dan gembira. Permainannya yang ofensif dan genius menunjukkan bahwa sistem defensif itu sudah usang dan keropos.

Waktu bermain di Napoli, Maradona juga menjadi dewa penyelamat. Napoli hanyalah kesebelasan yang pas-pasan kala itu. Namun, di tahun 1986/1987, Maradona dapat membawanya menjadi juara Liga Seri A untuk pertama kali. Malah Napoli juga meraih piala tingkat Eropa juga untuk pertama kalinya, ketika di tahun berikutnya meraih Piala UEFA.

Seperti Napoli telah mengambil Maradona dari Argentina, kini Vatikan juga mengambil Kardinal Bergoglio dari ”ujung dunia”. Diharapkan, ia juga bisa mendobrak kemacetan Gereja akibat sistem pertahanan yang hierarkis dan defensif. Ia akan dapat, karena kiranya ia yakin kekuatannya tidak berasal dari kekuasaan hierarki, tapi dari kegembiraan iman umatnya. Memerintah tanpa takut, punya nyali terhadap tantangan zaman, dan tidak terbebani beban birokrasi hierarkis yang berlebihan, inilah yang kiranya diharapkan dari Paus Fransiskus itu.

Argentina tidak hanya punya Maradona, tapi juga Lionel Messi. Messi memang belum pernah membawa Argentina jadi juara dunia. Namun, bersama Barcelona, Messi telah menunjukkan dominasinya di kancah Eropa dan Liga Champions. Dan sekarang diakui bahwa Liga Champions ini tak kalah arti dan mutunya dengan Piala Dunia atau Piala Eropa.

Lain dengan Maradona yang flamboyan, Messi adalah seorang pendiam dan pemalu. Tapi, kata Pep Guardiola, ”Ada bermacam-macam tipe pemimpin. Ketika situasi sedang sulit, Messi akan muncul. Dan ia mengerjakan dengan baik tugas kepemimpinan di saat sulit itu empat tahun lamanya. Kepemimpinannya adalah kepemimpinan yang diam. Dalam pergolakan, ia selalu maju ke depan.”

Dengan memilih Paus Fransiskus dari Argentina, Gereja Katolik kiranya kelihatan sedang membutuhkan kepemimpinan macam itu. Kepemimpinan yang tidak banyak bicara, yang berani bertindak, dan membuahkan gol di tengah segala kemacetan yang terjadi.

Karena itu, Messi, Maradona, dan Paus sesungguhnya bukanlah sekadar seruan kegembiraan dari para fans bola, melainkan juga sebuah seruan harapan: Semoga Paus dari Argentina ini dapat memimpin Gereja, seperti Messi dan Maradona memimpin bola.

Semoga Paus Fransiskus dapat kembali menyalakan kegembiraan beriman, menghapus ketakutan, mempunyai nyali untuk membuat terobosan, seperti Messi dan Maradona yang haus untuk membuat gol di dunia bola. (*)

Sumber: Kompas.Com

VIDEO KEHEBATAN MARADONA

Pilihan yang Tidak Diduga

Paus Fransiskus (tengah)
Oleh Simon Saragih

Kardinal Jorge Mario Bergoglio menjadi Paus Fransiskus? Tidak ada yang menduga. Namanya tidak masuk dalam ”papabili”, atau daftar kandidat unggulan untuk menjadi Paus baru pengganti Paus Emeritus Benediktus XVI.

Calon terdepan yang semula disebut-sebut adalah Uskup Agung Milan, Kardinal Angelo Scola. Dia dianggap bisa mengembalikan Italia ke dalam Takhta Suci Vatikan yang diduduki Paus non-Italia dalam 35 tahun terakhir ini.

Kalaupun ada keinginan agar kardinal non-Eropa yang terpilih, nama yang disebut antara lain Kardinal Odilo Scherer, Uskup Agung Sao Paulo (Brasil) atau Kardinal Sean O’Malley, Uskup Agung Boston, Amerika Serikat.

Dalam kultur gereja, sebenarnya tak ada yang perlu dikagetkan karena pemilihan Paus selalu dianggap buah dari lantunan ”Veni Creator Spiritus”. Sebelum diambil sumpah di Kapel Sistina, sebanyak 115 kardinal beriringan masuk kapel dengan menyanyikan lagu itu. Intinya memohon pendampingan Tuhan saat konklaf.

Namun, dari sisi manusiawinya, tetap ada rasa penasaran, bagaimana Bergoglio terpilih menjadi Paus?

Sebenarnya, mudah saja untuk menjelaskannya. Sejumlah pakar Vatikan mencatat, Bergoglio berada pada urutan kedua setelah Kardinal Joseph Ratzinger (Jerman) yang kemudian menjadi Paus Benediktus XVI pada konklaf 2005. Sejak itu, nama Bergoglio sudah ada dalam benak para kardinal.

Sikapnya yang antikorupsi, pendukung keadilan sosial, sikap kukuhnya soal doktrin konservatif, menarik perhatian warga. Ini menarik juga bagi para kardinal. Cara hidupnya yang sederhana, dan jauh dari sikap feodal juga menarik perhatian.

”Dia memberi sinyal kesederhanaan,” kata Kardinal Donald Wuerl, Uskup Agung Washington, AS. ”Dalam banyak hal, dia sangat bersahabat, tetapi kukuh. Dia amat menyenangkan dan hampir tanpa ada ketakutan, sekaligus sungguh bersikap seorang pastor dan peduli kepada orang lain. Itu cocok dengan tantangan sekarang ini,” kata Wuerl.

Kardinal Thomas Collins, Uskup Agung Toronto, Kanada, berpendapat sama. ”Dia peduli, menyenangkan. Kami mengapresiasi talenta yang dia miliki dan itu merupakan hadiah. Dia mencintai umatnya di Buenos Aires. Sejarah pelayanannya sudah terkenal,” kata Collins.

Saat makam malam bersama seusai konklaf di Rumah Santa Marta, Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York, mengenang Bergoglio bercanda. ”Semoga Tuhan memaafkan Anda semua,” ujar Bergoglio, kepada para kardinal yang telah memilihnya sebagai Paus.

Lima kali voting

Konlaf kali ini berlangsung lewat lima kali pemungutan suara. Voting pertama adalah pada Selasa 12 Maret. Empat kali pemungutan suara berlangsung pada Rabu (13/3), dua kali di pagi hari dan dua kali di petang hari.

Konklaf 2005 hanya melewati empat kali voting. Diskusi persiapan jelang konklaf saat itu juga hanya tiga hari. Kali ini, para kardinal menggelar kongregasi umum hingga delapan hari sebelum konklaf dimulai.

Dari sisi usia, tidak disangka jika Bergoglio, yang kehilangan satu paru-paru karena infeksi di masa muda, akan terpilih. Berbeda dengan para kardinal lain yang dijagokan, Bergoglio tidak pernah memegang jabatan apa pun di pemerintahan Vatikan, yang dikenal sebagai Kuria. Dia hanya tercatat menjadi anggota sejumlah kongregasi dan komite, seperti Kongregasi untuk para Imam, Dewan Kepausan untuk Keluarga, dan Komite Amerika Latin.

Namun, inilah misteri konklaf. Bergoglio sendiri memegang moto ”miserando atque eligendo”, yang berarti ”bersahaja tetapi terpilih” di Keuskupan Agung Buenos Aires. Sikapnya yang bersahaja berhasil membuatnya terpilih.

Sepak terjang Bergoglio memperbaiki reputasi gereja menjadi hal mengena. Uskup Agung Vienna, Austria, Kardinal Christoph Schoenborn, mengatakan, saat persiapan konklaf semua hal didiskusikan oleh para kardinal. Mulai dari keuangan bank Vatikan, manajemen yang kaku, komunikasi yang beku, dan oknum-oknum gereja yang terlibat skandal.

Ada keinginan tumbuh suasana baru dalam gereja dan Takhta Suci. Dalam konteks ini, Bergoglio menjadi perhitungan para kardinal.

Kardinal Timothy Dolan mengenang peristiwa konklaf. ”Saat perhitungan suara mencapai 77 suara untuk Bergoglio, para kardinal sudah bertepuk tangan. Saat semua suara selesai dihitung, kami bertepuk tangan lagi dengan gemuruh. Kami bertepuk tangan lagi dengan meriah ketika Bergoglio menyatakan ’mau menerima’”.

”Ada semacam kelegaan karena kami tahu memiliki gembala yang baik. Dia membumi, kukuh, sungguh tulus, dan bersahaja,” kata Dolan.

Pastor Kornelius Sipayung OFM Cap, ahli teologi lulusan Universitas Gregoriana, Roma, mengatakan, Paus baru ini akan membawa banyak perbaikan.

Pada hari Kamis, Kardinal Jean-Pierre Ricard, Uskup Agung Bordeaux, Perancis, mengenang betapa Bergoglio meninggalkan tradisi lama. Protokol di Takhta Suci Vatikan memperlakukan Paus seperti pemimpin tertinggi.

”Kami menyingkir memberinya jalan usai tampil di balkon Basilika dan diperkenalkan kepada khalayak. Namun, dia ingin berjalan bersama kami,” kata Ricard.

Para kolega merasa dekat dan senang. ”Bergoglio tidak suka memaksakan kehendak. Dia mendengar,” kata Sergio Rubin, penulis biografi Bergoglio.

Kelemahan yang dikaitkan dengannya adalah kediktatoran Argentina di era lalu. Teolog Italia, Massimo Faggioli, mengatakan, ”Jangan naif. Politik di Argentina bukan persoalan yang mudah.” Kediktatoran Argentina adalah warisan gelap negara. (AFP/AFP/REUTERS)

Sumber: Kompas.Com

Perangai dan Kalimat Paus Fransiskus

Paus Fransiskus bayar sendiri biaya menginap di hotel (AFP)
Dia ke resepsionis Hotel Casa Martha membayar sendiri biaya menginap, Kamis (14/3/2013), sehari setelah terpilih sebagai Paus. Dia memakai sepatu biasa dan jam biasa. Dia naik bus mini menuju makan malam bersama para kardinal yang memilihnya.

Paus Fransiskus dengan afeksi menyapa mereka. "Siapa yang bikin proses konklaf lama? Kiranya Tuhan memaafkan semua yang bikin kita capek. Malam ini saya ingin tidur tenang, dan firasat saya berkata kalian juga ingin tidur pulas sekarang kan?" seperti dikutip harian AS, The New York Times, edisi Jumat (15/3/2013).

Kardinal New York, Timothy Dolan, mengenang perbincangan itu untuk menggambarkan suasana seorang Paus yang menyenangkan.

Pada sebuah institusi kuno (lama), gaya khusus dan unik sering ditampilkan ke permukaan. Ada nuansa aristokratis dan elitis. Paus Emeritus Benediktus XVI (85), adalah seorang teolog yang memiliki rasa pada karpet merah, jubah kemegahan, dan homili bernuansa pemahaman tinggi pada teologi. Ini seperti menghidupkan selera kepausan dari abad-abad silam.

Paus Fransiskus sebaliknya, mengirimkan pesan kesahajaan. "Ini mengindikasikan di atas segalanya sebuah gaya gereja: kesederhanaan, kemiskinan dan kekukuhan," kata Pastor Antonio Spadaro, editor dari La Civilta, sebuah jurnal Jesuit yang dengan Kementerian Luar Negeri Vatikan.

Pada Kamis pagi setelah terpilih, Paus Fransiskus beranjak dari Vatikan dan secara pribadi berdoa pada Bunda Maria di Santa Maria Maggiore, sebuah basilika Romawi yang diperuntukkan pada Bunda Maria. Dia tentu juga berdoa di Kapel Santo Ignasius Loyola (1491-1556), pendiri Jesuit.

Pada hari itu, Kardinal Jean-Pierre Ricard (68), Uskup Agung Bordeaux, Perancis, mengenang tindakan Paus baru setelah menyapa masa dari balkon Basilika Santo Petrus. Dia beranjak bersama pada kardinal menuju tempat tinggal selama konklaf, Hotel Santa Martha.

"Ketika dia beranjak bersama kami ke Santa Martha, para staf menyuruh kami minggir, karena biasanya Paus menuruni lantai sendirian lewat lift. Akan tetapi dia bilang, 'Tidak, tidak, kita semua bisa turun bersama'. Jadi kami semua masuk ke dalam lift bersamanya."

"Ketika kami sudah tiba di lantai dasar, dia pun tidak mau terpisah. Mobil kepausan telah menantinya. 'Tidak, kita berangkat bersama-sama saja'. Lagi-lagi duduklah dia bersama kami di dalam sebuah bus. Mobil kepausan pun kosong. Saya kira inilah gaya Paus baru kita," kata Ricard.

Dalam homili saat misa di Kapel Sistine dengan para kardinal yang memilihnya pada hari Kamis, Fransiskus berbicara tentang keperluan pembangunan iman seperti cara Rasul Petrus membangun gereja di atas batu padas. "Jika kita tidak beranjak maju, berarti kita telah kaku," katanya, yang membuat para kardinal terperangah.

"Jika membangun rumah tidak di atas batu padas, hal yang terjadi serupa saja dengan anak-anak di pantai yang membentuk rumah-rumah di atas pasir. Semuanya ambruk," kata Fransiskus.

Kardinal Philippe Barbarin (62) dari Lyon, Perancis, mengenang Kardinal Bergoglio, kini menjabat Paus, saat ditanya mengapa tidak hadir bersama yang lain di Roma, saat Paus Benediktus XVI mengangkat sejumlah kardinal pada Desember 2012.

"Dia mengatakan Argentina sedang bergolak. Dia ingin tetap di sana, karena tidak tega meninggalkan negaranya. Bagi saya, ini adalah sebuah tindakan berarti. Dia ingin bersama umatnya," kata Kardinal dari Lyon ini.

Pada hari Sabtu (16/3/2013), dia berbicara dengan pada wartawan dari penjuru dunia. Dia menemui para wartawan dengan sambutan hangat. Ini kontras dengan citra Vatikan bernuansa "power" (kekuasaan). Dia senyum menyambut 3.000 wartawan dan hadirin lainnya di Vatikan. Dia menegaskan, agar gereja diperuntukkan bagi kaum pada.

Dia menjelaskan alasan mengapa memilih nama sebagai Paus Fransiskus. Ini karena dia terinspirasi oleh Fransiskus Asisi (1181-1226), seorang rohaniwan Italia abad pertengahan yang hidup miskin dan pendamba perdamaian. "Saya menginginkan gereja yang miskin menjadi milik orang miskin," katanya, dengan kalimat sarat makna sebagaimana diberitakan kantor berita Agence France Presse.

Gereja yang miskin, dalam hal ini kemungkinan merupakan penekannya tentang prioritas pendalam kehidupan spiritual. Namun dia tidak menjelaskan tuduhan terkait "Dirty War" di Argentina selama rezim kediktatoran Argentina (1976-1983).

Jorge Mario Bergoglio, kini Paus Fransiskus, pernah dituduh terlibat atau setidaknya berdiam diri, saat dua pastor Jesuit ditahan rezim. Namun dalam penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa Bergoglio mendekati rezim agar dua Jesuit itu dibebaskan, dan lima bulan kemudian mereka memang dibebaskan. Dua Jesuit ini terlibat kegiatan sebagai aktivis sosial saat itu.

Paus Fransiskus menjelaskan suasana emosional pada momen pemilihannya pada hari Rabu (13/3/2013) lalu. Ini sesuatu yang juga unik dari seorang Paus baru. Dia tidak beku dengan nuansa kerahasiaan, yang biasanya hanya tersimpan di dalam Vatikan sendiri. Dia menjelaskan ketika para kardinal memilihnya.

Saat itu dia duduk di dekat Kardinal Brazil Claudio Hummes (78). Kardinal Hummes menyemangatinya saat jelas bahwa Bergoglio terpilih sebagai Paus ke-266. Fransiskus mengatakan dia sempat "deg-degan", ketika suara sudah terpenuhi untuk pemilihannya sebagai Paus baru.

"Dia memeluk saya dan mencium saya, seraya mengatakan agar saya jangan melupakan kaum papa. Dan kalimat itu tertanam di sini," kata Paus Fransiskus menunjuk kepalanya.

"Saya langsung terpikir akan Fransiskus Asisi, seorang yang hidup dina, pencinta perdamaian, dan mencintai semua ciptaan (lingkungan hidup). Sekarang hubungan kita dengan lingkungan sedang tidak berjalan baik," katanya.

Dia juga mengingat Fransiskus Asisi akan perang, yang pernah dia tinggalkan dan memilih perdamaian.

Para kardinal sempat bertanya, apakah nama Fransiskus yang dia pakai merujuk pada Santo Fransiskus de Sales (1567-1622). Nama ini pernah menjabat sebagai uskup di Geneva, Swiss. Di masa hidupnya dia gencar mendorong kembalinya pemeluk Protestan ke Katolik, yang ditinggalkan karena krisis di kepausan. De Sales adalah orang yang ingin memperbaiki gereja dari dalam.

Dia juga ditanyai, apakah namanya merujuk pada salah satu pendiri Ordo Jesuit, asal Ordonya, Fransiskus Xaverius (1506-1552). Ada canda dari sejumlah kardinal yang menyarankan penggunaan nama sebagai Hadrian VI, meniru seorang Paus tokoh reformis gereja, sebagai kebutuhan akan perlunya pembersihan sedikit keadaan acak-acakan di birokrasi Vatikan.

Beberapa menyarankan dia menggunakan saja nama sebagai Paus Klemen XV, melanjutkan nama Paus Klemen XIV, yang pernah menekan Ordo Jesuit pada tahun 1773.

Dia mengklarifikasi bahwa nama yang dia usung adalah Fransiskus Asisi. Almarhum Paus Yohanes Paulus II sendiri pernah menyatakan, Santo Fransiskus Asisi sebagai ikon pencinta lingkungan hidup. Fransiskus Asisi adalah orang yang hidup miskin dan meninggalkan keluarganya yang kaya-raya demi ketuhanan.

Dalam perkembangan lain, Vatikan pada hari Sabtu kemarin menyatakan untuk sementara Paus Fransiskus telah mengganti semua Kuria Roma, komposisi hierarki di Tahta Suci Vatikan, yang mendapatkan banyak kritikan. "Bapak Suci menginginkan masa refleksi, doa, dan dialog sebelum nominasi dan konfirmasi definitif berlangsung kelak," demikian pernyataan Vatikan.

Marco Politi, seorang analis dan penulis biografi Paus Emeritus Benediktus XVI, mengatakan, adalah sesuatu yang jelas bahwa Paus Fransiskus, pemilik kekuasaan absolut, ingin memimpin dengan gaya merangkul dan bahu membahu bersama para petinggi gereja.

"Gereja akan dipimpin Paus bersama dengan para uskup. Ini yang akan kita lihat dalam bulan-bulan dan tahun-tahun ke depan," kata Politi, yang mengindikasikan kepausan sekarang akan membuka ruang konsultasi dan dialog.

Dalam bahasa Italia yang unik, dia meminta para pemimpin Katolik memancarkan kemuliaan dan melakukan pembaruan spiritual gereja hingga akhir hayat, atau berisiko menjadi tidak lebih dari sekadar sebuah karitas tanpa fondasi spiritual. Gereja telah ditandai dengan sejumlah skandal yang dilakukan oknum-oknum gereja. Makin banyak fenomena penurunan spiritual di internal dan juga di kalangan umatnya.

Kepada para wartawan, dia meminta agar gereja tidak dipandang sebagai entitas politik semata tetapi juga sebagai institusi spiritual. Para wartawan juga diminta melihat esensi institusi ini, dengan segala keagungannya dan mungkin juga kesalahan-kesalahannya. Dengan kata lain para wartawan secara implisit diminta memberitakan Tahta Suci Vatikan, dengan cara yang sedikit berbeda seperti saat memberitakan pemerintahan negara biasa. Pemilihan paus misalnya, jelas sangat berbeda dengan pemilihan pemerintahan di banyak negara.

"Gereja eksis untuk mengkomunikasikan hal ini, kebenaran, ketuhanan dan personanya yang agung. Kita diminta bukan mengomunikasikan diri kita tetapi mengomunikasikan trio mendasar ini," kata Paus Fransiskus.

Agaknya Paus Fransiskus meminta, agar ada rasa khusus yang harus menjadi pegangan saat menuliskan dan memberitakan Tahta Suci Vatikan, yang juga berdiri sebagai sebuah negara tetapi sama sekali tidak serupa dengan pemerintahan umumnya. Para wartawan memiliki apresiasi positif terhadap Paus baru ini. "Simpel, simpati, sangat menyentuh," demikian Iacopo Scaramuzzi, seorang koresponden kantor berita Italia TMNews yang bertugas di Vatikan, saat melukiskan suasana perasaannya.

Alessandro Forlani, wartawan radio Italia, RAI, juga memiliki kesan baik soal Paus Fransiskus. "Dia memiliki rasa dalam berkomunikasi. Ada semangat Santo Fransiskus Asisi dalam dirinya. Saya meminta agar saya, istri dan anak saya di rumah diberkati. Dia bahkan mengatakan, berkat juga diberikan kepada hewan peliharaan di rumah saya," ucap Forlani, mengingatkannya pada Santo Fransiskus Asisi, yang juga mencintai alam, tumbuh-tumbuhan dan hewan. (SIMON SARAGIH). Sumber: REUTERS/AP/AFP

Sumber: Kompas.Com

Amelia Menolak Cinta Jorge

Paus Fransiskus (AFP)
Terpilih menjadi pemimpin umat Katolik sedunia, kisah kehidupan Paus Fransiskus satu per satu mulai mencuat ke publik. Salah satunya soal kisah cintanya di masa bocah yang membawanya menjadi seorang pastor dan akhirnya terpilih menjadi Paus.

"Jika saya tidak menikahimu, saya akan menjadi pastor," demikian kata-kata Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, dalam surat cintanya kepada pujaan hatinya sekitar 60 tahun lalu, seperti dilansir news.com.au, Jumat (15/3/2013).

Surat cinta tersebut ditujukan kepada seorang wanita bernama Amalia dan dikirimkan ketika Jorge Bergoglio berusia 10-12 tahun. Cintanya ditolak, Jorge Bergoglio tidak bisa menikahi Amalia. Dia pun memilih jadi seorang pastor, uskup agung, kardinal dan akhirnya Paus Fransiskus.

Saat ini ketika Jorge Mario Bergoglio menjadi perhatian dunia karena terpilih sebagai Paus ke-266, sosok Amalia pun muncul. Wanita yang sudah berambut putih ini menceritakan kisah masa lalunya dengan Jorge Bergoglio muda ketika keduanya sama-sama menghabiskan masa kecil di wilayah Flores, Argentina.

"Dalam suratnya, dia (Paus Fransiskus) menggambar sebuah rumah kecil dengan atap berwarna merah dan dinding berwarna putih, dan dia menuliskan, 'rumah ini akan aku beli ketika kita menikah'," kenang Amalia, sembari menuturkan bahwa saat kecil, mereka berdua kerap berjalan menelusuri trotoar di lingkungan tempat tinggal mereka.

Namun sayang surat cinta tersebut dianggap serius oleh orangtua Amalia yang sangat konservatif. Mereka tidak ingin putrinya terkena skandal karena menerima surat cinta dari seorang bocah laki-laki. "Saya tidak menyembunyikan apa-apa (kepada orangtua), itu hanyalah kelakuan anak kecil," kata Amalia kepada wartawan yang menemuinya di Buenos Aires.

Hingga akhirnya, orangtua Amalia merobek surat tersebut dan berusaha menjauhkan putrinya dari Jorge Bergoglio muda. Kisah cinta keduanya pun berakhir, bahkan sebelum sempat dimulai.  Hari Rabu 14 Maret 2013), Kardinal  Jorge Mario Bergoglio yang kini berusia 76 tahun terpilih sebagai paus baru, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri 28 Februari lalu. Paus Fransiskus tercatat sebagai Paus pertama dari Benua Amerika.

Selain soal kisah cinta monyet itu,  Jorge Mario Bergoglio kecil dikenal bandel bahkan mendapat julukan 'setan kecil' dari guru dan suster yang mendidiknya.
Jorge Bergoglio kecil bersekolah di SD De la Misericordia, Buenos Aires. Saat itu, dia kerap dihukum, mulai dari harus naik-turun tangga sekolah hingga dihukum membaca tabel perkalian dengan keras-keras.

"Dia seperti setan, setan kecil, sangat nakal, seperti anak laki-laki kebanyakan. Siapa yang menyangka kalau dia akan menjadi Paus!" tutur bekas teman satu sekolah Jorge Bergoglio, Martha Rabino yang kini menjadi biarawati, mengenang kelakuan Jorge Bergoglio kecil sambil tersenyum.

Keluarga Jorge Bergoglio yang tinggal di wilayah Flores, Argentina dikenal religius dan rutin beribadah.  "Keluarga mereka mengikuti misa setiap hari Minggu. Ibunya sangat religius dan taat beribadah. Dia (Jorge Bergoglio-red) banyak belajar dari ibunya," tutur Rabino. Masih menurut Rabino, semasa kecil Bergoglio memiliki sejumlah suster yang mendidiknya dengan baik dan menjadi orang penting dalam hidupnya. Salah satunya adalah Suster Rosa yang merupakan guru pertamanya.

Bergoglio rutin mengunjungi Suster Rosa bahkan setelah dia telah menjadi seorang Kardinal Argentina. Terakhir kali, dia mengunjungi Suster Rosa ketika dia meninggal pada usia 101 tahun, pada tahun 2012 lalu.

"Dia gemar bertanya kepada Suster Rosa mengenai seperti apa dirinya ketika masih kecil, dan sang suster yang meski sudah berumur lanjut namun masih mampu berbicara jelas, akan menjawab: 'Kamu seperti setan. Apakah kamu tidak bisa menjadi lebih baik?' Dan dia (Bergoglio) akan mengerang sambil tertawa," kenang Rabino. Selain Suster Rosa, lanjut Rabino, masih ada satu suster lagi yang memberikan pengaruh besar dalam hidupnya, yakni Suster Dolores, yang merupakan guru katekisasi, pengajaran agama Nasrani. Ketika Suster Dolores meninggal dunia dua tahun lalu, Bergoglio menangis semalaman.

"Dia (Suster Dolores) merupakan salah satu suster yang sangat dia sayangi. Dia adalah guru katekisasinya ketika Bergoglio berusia 8 tahun dan Bergoglio tidak pernah melupakannya," ucap Rabino.(dtc/afp)


Sumber: Tribun Manado 16 Maret 2013 hal 1

Paus Fransiskus, Harapan akan Pembaruan

Paus Fransiskus
Oleh Kornelius Sipayung, Lic.S.Th.

Kardinal Argentina Jorge Mario Borgoglio menjadi Paus baru dari Ordo Serikat Jesuit (SJ) dengan mengambil nama Fransiskus. Ini merujuk pada Fransiskus dari Assisi. Paus dengan spirit dan semangat Jesuit tetapi dalam hidupnya berjiwa Fransiskan.

Dia mengasosiasikan diri dengan Santo dari Asisi yang begitu dicintai warga Italia dan dikenal sebagai simbol perdamaian, kemiskinan, dan kesederhanaan. Santo Fransiskus (1181-1226) dilahirkan dari sebuah keluarga kaya raya tetapi meninggalkan kekayaan dan kelak mendirikan ordo biarawan bernama Fransiskan.

Santo yang hidup di abad pertengahan ini di masa hidupnya rutin mengunjungi pedesaan untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang dalam bahasa yang sangat sederhana. Dia kelak menjadi nama pelindung negara Italia, tokoh pemerhati kaum miskin, pendamba "Lady of Poverty" (hidup miskin), dan pelindung lingkungan hidup.

Kini Gereja dan dunia mendambakan seorang Paus yang dapat membawa pembaruan. Sungguh suatu karya Roh Kudus bahwa Paus Fransiskus terpilih di tengah kebutuhan pembaruan.

Dalam sejarah, ada masa di mana Gereja mengalami kemunduran dan karena itu pernah pula ada gerakan dan tuntutan pembaruan. Tidak ada pembaharuan tanpa sebab-sebab yang mendahuluinya.

Jika kita mendengar kata pembaruan atau reformasi, sering pikiran kita kembali mengingat masa reformasi protestantisme. Barangkali sedikitnya ada kaitan antara situasi Gereja zaman ini dengan situasi Gereja pada zaman sebelum munculnya gerakan reformasi protestan.

Ada empat alasan mengapa muncul reformasi protestantisme. Pertama, tumbuh kesadaran nasionalisme dari sejumlah bangsa di benua Eropa saat itu. Pemerintah lokal berkepentingan memungut pajak demi kepentingan dan tujuan kenegaraan. Kepausan dipandang sebagai kekuatan ekstra-nasional yang merintangi terbentuknya bangsa dan negara. Perpajakan digalakkan Kepausan yang berdomisili di Avignon. Ini dianggap sebagai beban yang diletakkan atas bahu negara-negara.

Kedua, ada faktor Ketidakpuasan dan kekacauan di bidang ekonomi. Pada kurun waktu reformasi masa silam itu, sistem ekonomi yang berlaku adalah kapitalisme. Teknologi baru di bidang perkapalan, pertambangan, percetakan telah mendorong pembangunan ekonomi. Namun tatanan perekonomian seperti itu menimbulkan kesenjangan dalam masyarakat. Muncul banyak orang miskin yang terpinggir karena tidak sanggup bersaing dalam arus kapitalisme.

Faktor ketiga adalah kelemahan Kepausan. Suksesi dalam rangka kepausan mencapai ambang kejenuhan. Muncul pada masa ini tiga paus saat bersamaan. Misalnya ada paus tandingan. Pada masa ini para paus menaruh perhatian pada gerakan-gerakan seni yang sedang marak, sehingga tidak bersikap seimbang. Mereka sibuk mengurus barang-barang atau karya seni.

Hal yang lebih buruk lagi adalah kualitas dan moral para pemegang hirarki dalam pemerintahan Kuria Roma, seperti kehidupan mewah, nepotisme, materialisme seperti suka mengoleksi emas dan hal-hal lain berbau duniawi. Ada kelunturan ikatan moral dan melemahnya nilai-nilai keagamaan. Ada dekadensi moral yang menjadi salah satu tragedi. Pendangkalan religius terjadi di kalangan para klerus.

Keempat, keadaan Gereja Roma sangat memprihatinkan. Dosa Gereja terbesar adalah minat pada materi. Gereja menagih pajak untuk membiayai hidup para uskup. Pendidikan para imam memprihatinkan, dan penghayatan hukum selibat menjadi longgar. Praktik keagamaan terlalu menekankan penghormatan kepada orang kudus, reliqui, ziarah, dan indulgensi.

Krisis dalam Gereja Kristus pada abad XVI disebabkan oleh penyelewengan yang dilakukan oleh hierarki Gereja. Hal ini diakui oleh Paus Adrianus VI yang menyatakan bahwa krisis terutama disebabkan oleh korupsi dan kolusi yang merasuki Kuria Roma.

Protestantisme ingin menghidupkan kembali arti kekristenan yang sesungguhnya. Martin Luther menuntut suatu transformasi. Dia menolak sejumlah hal yang bagi Gereja katolik dipandang sangat hakiki seperti primat paus, yustifikasi yang dimengerti dalam artian tradisional, imamat orang beriman, kurban ekaristi.

Luther akhirnya meninggalkan Gereja dan membentuk Gereja baru. Dalam Gereja katolik sebelum Luther muncul, sebenarnya sudah ada gerakan spontan untuk mengadakan reformasi. Ada kehendak kuat yang bertujuan untuk revitalisasi keagamaan dan kelembagaan Gereja. Ini diarahkan pada pemerintahan Kuria Roma yang pernah berkutat dalam politik dengan norma-norma yang mulai diabaikan.

Reformasi dan pembaruan itu dapat dilihat dari munculnya persekutuan kaum awam yang melakukan amal kasih kepada kaum miskin. Salah satu persekutuan yang menonjol adalah persekutuan yang diprakarsai oleh Ettore Vernazza, bernama serikat Cinta Ilahi yang tersebar di Geneva, Swiss, pada Abad XV. Ada juga pembenahan hidup dari Tarekat Hidup Bakti.

Dalam kurun waktu ini kita juga akan melihat bertambahnya komunitas para biarawan dengan tujuan revitalisasi. Ini menonjol dari dua tarekat, yakni Jesuit (didirikan Ignasius Loyola) dan Fransiskan (Fransiskus Asisi).

Serikat Jesuit merupakan Ordo pertama yang tidak menggunakan pakaian khas dan tidak berdoa ibadat harian secara bersama-sama. Ini agar anggotanya dapat bergerak secara leluasa. Semboyannya adalah Ad maiorem Dei Gloriam yang artinya demi lebih besarnya Kemuliaan Allah.

Pada zaman Kontra Reformasi, para Jesuit membela iman dan umat katolik. Jesuit ikut memperbaharui semangat umat, mendidik kader awam di sekolah dan universitas yang bermutu serta mengawali zaman misi baru di seluruh dunia. Banyak Jesuit memajukan berbagai cabang ilmu pengetahuan, mengembangkan teologi, dan menjadi penasihat beberapa raja.

Konstitusi Serikat Jesuit dirancang dan disetujui di Roma oleh Paus Paulus III pada tahun 1540. Jesuit menempatkan diri mereka di bawah pengaturan Paus dan berjanji akan mematuhi Paus sepenuhnya.

Pengajaran, pengakuan dosa, kotbah, dan kerja amal adalah bidang-bidang yang dipegang ordo baru ini, termasuk misi-misi ke luar negeri seperti tahun 1541, di mana Fransiskus Xaverius dan dua temannya meninggalkan Lisbon untuk pergi dan menginjil di Timur Jauh.

Tahun 1546, karir politik Ordo Jesuit dimulai ketika Paus memilih Lainez dan Salmeron (dari Jesuit) untuk mewakilinya di Konsili Trente dengan posisi sebagai "ahli teologia Paus".

Semangat yang menyala-nyala semakin dibangkitkan seiring dengan berjalannya waktu. Selain misi-misi luar negeri, aktivitas para pastor Jesuit mulai diarahkan pada penyelamatan jiwa-jiwa, khususnya di antara orang-orang yang berkuasa.

Politik adalah bidang utama mereka. Semua usaha dari para "pengarah" ini difokuskan kepada satu tujuan, yaitu seluruh dunia agar tunduk kepada Paus. Untuk mewujudkan hal ini "para kepala" (orang-orang yang memegang kekuasaan penting) harus ditaklukkan terlebih dahulu secara iman.

Ada dua senjata penting guna merealisasikan ide tersebut. Para Jesuit harus menjadi imam penasihat bagi orang-orang penting dan penasihat pendidikan bagi anak-anak orang-orang penting tersebut. Demikianlah kiranya para Jesuit mencoba membarui Gereja dari dalam. Mereka mencoba memperbaiki pendidikan para imam, dan menjadi penasihat tokoh-tokoh masyarakat kelas atas dengan pandangan teologi.

Semangat Kemiskinan


Di samping Para Jesuit, ada Fransiskus Asisi. Fransiskus ini adalah orang kudus yang terkenal dengan kesetiaan untuk menjalani kaul dan kemiskinan.

Ia sebenarnya anak seorang kaya di kota Asisi. Ayahnya, Pietro Bernadone merupakan saudagar kaya. Masa muda Fransiskus dilaluinya dengan berfoya-foya.

Ibunya, Donna Pica, prihatin melihat sifat anaknya dan selalu berdoa agar Fransiskus dapat menjadi anak Allah yang setia. Suatu hari perang meletus. Fransiskus hendak ikut serta dalam perang. Fransiskus berniat berangkat perang ke kota Apulia untuk membuktikan kehebatannya.

Di tengah perjalanannya, Fransiskus bermimpi. Ia mendengar suara, "Fransiskus, hendak ke mana kamu?" Ia menjawab "Aku hendak ke Apulia, aku ingin menjadi ksatria."

Lalu suara lain terdengar lagi, "Fransiskus, coba jawab pertanyaanku. Siapa yang dapat berbuat jauh lebih banyak dan jauh lebih besar, Sang Tuan atau hamba?" Fransiskus tanpa ragu menjawab, "Tentu saja Sang Tuan."

"Akan tetapi ketahuilah, selama ini kau hanya mengabdi kepada 'hamba'. Bukankah yang empunya segala-galanya adalah Sang Tuan? Mengapa engkau tidak mengabdi kepada-Nya?"

Fransiskus tersentak. Hati kecilnya berbisik, itu adalah suara Tuhan. Fransiskus segera bersujud dan mengatakan, "Tuhanku! Aku tahu Engkaulah yang berbicara kepadaku. Ya Tuhan, apa kehendak-Mu terhadap diriku? Tunjukkanlah, aku akan melaksanakannya." Tuhan menjawab dalam mimpinya, "Pulanglah. Kelak kau akan Kuberitahu."

Tubuhnya bergetar mengingat mimpinya. Fransiskus pun bergegas pulang. Sejak saat itu tingkah laku Fransiskus amat berubah. Ia tidak pernah lagi hidup bermewah-mewah. Malah ia banyak sekali memberi bantuan bagi Gereja dan kaum miskin dari kekayaan orangtua.

Sang ayah amat berang melihat perilaku anaknya. Sampai akhirnya Fransiskus meninggalkan rumah ayahnya. Ia bertekad berkelana mewartakan kabar gembira. Sejak saat itu Fransiskus bersumpah menjadikan kemiskinan sebagai "mempelainya".

Harta yang dimilikinya hanya jubah kasar yang menempel di tubuhnya. Ia banyak melayani kaum papa, terutama orang-orang kusta. Karyanya kemudian diketahui banyak orang. Bahkan terdapat beberapa orang yang kemudian menjadi pengikutnya.

Fransiskus membangun diri serta rumahnya, yaitu ordonya di atas wadas yang kokoh, yaitu kerendahan hati dan kemiskinan Putra Allah yang amat besar. Maka ia menamai ordonya Ordo Saudara Hina Dina.

Pada Tahun 1205 (musim gugur) Fransiskus mendapat "perintah" di San Damiano. "Fransiskus, pergilah dan perbaikilah gerejaKu yang nyaris roboh ini," demikian suara yang dia dengar lagi pada tahun 1206 (Januari atau Februari) di sebuah gereja yang runtuh di San Damiano.

Ayahnya gelisah dan berang dengan perangai Fransiskus. Dalam sebuah peristiwa di depan Uskup setempat di Asisi, Bernardone menuntut supaya Fransiskus mengembalikan semua harta yang telah diberikannya.

Fransiskus menanggapi dengan menelanjangi diri mengembalikan semua pakaian yang melekat di badannya kepada bapanya. Uskup Assisi menutupi ransiskus dengan mantelnya.

Mulai saat itu Fransiskus dengan mengenakan pakaian pertapa sibuk merawat penderita lepra di Gubbio. Kemudian dia kembali ke Assisi dan membangun kembali Gereja San Damiano. Dia juga memperbaiki Gereja St Petrus dan Gereja Ratu Para Malaikat di Portiuncula.

Pada satu perayaan Liturgi Fransiskus mendengar Injil Mateus tentang kemiskinan yang dibacakan saat ritual di sebuah gereja. Ia mengambil petikan Injil soal kemiskinan itu sebagai pedoman hidup.

Dalam hidupnya Fransiskus lebih suka melakukan pendekatan sosial, ketimbang melakukan pertempuran doktrinal. Ini menjadi hal paling penting kelak yang dilakukan oleh gereja.

Sebagai pejuang kaum miskin dan yang paling rentan, dia membawa pesan cinta dan kasih sayang. Ini mengilhami dunia selama lebih dari 2.000 tahun, bahwa kita melihat wajah Tuhan.

Gereja kini yang bergejolak


Sebagai Paus ke-266, Paus Fransiskus mewarisi berbagai gejolak yang kini tengah mengguncang Gereja. Paus Fransiskus sendiri menyebut kata tremor (guncangan) sehari setelah ia terpilih. Ini tampaknya merujuk pada beberapa skandal. Ada sedikit retakan, ada masalah sinergi, serta menurunnya jumlah umat di beberapa bagian dunia.

Zaman yang semakin modern dan pengaruh sekularisme turut mempengaruhi gaya hidup para imam. Ada oknum gereja yang ikut arus zaman. Ada oknum gereja dan para klerus ingin mendapat kedudukan dan tempat terhormat dalam Gereja. Ini memunculkan persaingan, melahirkan sikap yang kurang rendah hati, dan kurang gigih dalam pelayanan.

Ada para imam yang lebih menaruh perhatian pada minat dari pada menjalankan kebutuhan pastoral. Ini semua jadi tantangan Gereja pada zaman ini.

Kini, muncul Paus dari keluarga Jesuit dengan semangat Fransiskan. Saya memahami bahwa Paus yang mengambil nama Fransiskus ini ingin membarui Gereja dari dua arah. Sebagai Jesuit beliau akan memperbaiki Gereja dari atas, memperbaiki kuria dengan segala kekurangannya, dan ini akan dia lakukan dengan pendekatan sosial akar rumput gaya Fransiskus.

Inilah Paus dari Ordo Jesuit dengan semangat Fransiskan.

=============
Kornelius Sipayung, Lic.S.Th, alumnus Universitas Gregoriana, Roma, Italia. Penulis adalah dosen teologi di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Santo Yohanes Pematangsiantar, serta seorang pastor dari Ordo Saudara Dina Kapusin.


Sumber: Kompas.Com

Umat Katolik Argentina Luapkan Kegembiraan

Paus Fransiskus
UMAT Katolik Argentina yang memenuhi Katedral Buenos Aires, Rabu (13/3/2013) malam waktu setempat, meluapkan kegembiraannya setelah Kardinal Jorge Bergoglio terpilih menjadi paus baru dengan gelar Fransiskus.

Saat mengetahui kabar dari Vatikan soal terpilihnya Bergoglio, sekitar 200 orang yang hadir di Katedral Metropolitan langsung memberikan sambutan meriah.

Tak lama setelah kabar itu muncul, jumlah umat dan media di sekitar katedral tempat Fransiskus memimpin misa itu terus bertambah.

"Panjang umur Paus! Fransiskus! Fransiskus!" umat yang bergembira mengelu-elukan pemimpin baru mereka.

"Saya sangat bahagia. Saya juga sangat terkejut karena saya tak menyangka ini," kata seorang warga, Mariano Solis (33).

"Saat kami melihat asap putih di televisi, kami mengira Kardinal Brasil atau Italia yang terpilih," ujar Solis.

"Saya sebenarnya akan pergi ke bioskop dengan seorang teman. Namun, setelah kami mendengar kabar ini, kami langsung menuju katedral dan bergembira bersama," tambah Solis.

Solis kemudian bergabung dengan ratusan orang lainnya yang melakukan doa rosario untuk mendoakan Paus Fransiskus. Umat Katolik Argentina saling berpelukan sambil berbagi tangis bahagia.

"Saya sangat terkejut. Saya tak menyangka mereka memilih Bergoglio. Dia adalah paus pertama dari Amerika Latin, dan ini akan menjadi keuntungan besar bagi kawasan ini," kata Gaston Hall (37), seorang penerbit yang mengaku sedang belajar menjadi seorang Katolik.

Tak hanya umat Katolik Argentina yang terkejut, seluruh Gereja Katolik negeri itu juga terkejut dengan terpilihnya Bergoglio.

"Bergoglio berangkat ke Vatikan dengan damai untuk ikut dalam konklaf yang memilih paus baru. Dia bahkan sudah memiliki tiket pulang pekan depan," kata juru bicara Gereja Katolik Argentina, Federico Wals.

Gereja Katolik Argentina, lanjut Wals, yakin Bergoglio tak akan terpilih sehingga sudah mencantumkan namanya untuk memimpin misa pada perayaan Paskah nanti.

Sementara itu, Presiden Argentina Cristina Kirchner menyambut baik terpilihnya Bergoglio sebagai paus pertama dari Amerika Latin dan mendoakan agar Paus Fransiskus I sukses memimpin umat Katolik.

"Kami berharap beliau bisa bertugas dengan baik. Dengan tanggung jawab yang sangat besar ini, dia bisa memberikan keadilan, kesetaraan, persaudaraan, dan perdamaian di antara umat manusia," kata Kirchner.

Kirchner sendiri adalah penganut Katolik, tetapi dia tak memiliki hubungan yang baik dengan kepausan.

Kini, Paus Fransiskus I, putra seorang pekerja kereta api Argentina, menjadi anggota Jesuit pertama yang akan memimpin 1,2 miliar umat Katolik sedunia. *

Sumber: Kompas.Com

Paus Fransiskus Hanya Punya Satu Paru

Paus Fransiskus (AFP)
Paus Fransiskus boleh disebut sebagai paus pionir dalam berbagai hal. Ia adalah yang pertama kali memakai nama Fransiskus, ia paus pertama dari Amerika Latin, dan paus pertama yang hidup bertahun-tahun hanya dengan satu paru.

Seperti dikutip oleh Associated Press, paus ke-266 ini mengalami pengangkatan organ paru ketika ia masih remaja, diduga kuat karena infeksi. Pada masa itu mungkin pengobatan antibiotik belum seefektif sekarang, terutama dalam penanganan infeksi.

Untuk melindungi pasien dari infeksi yang lebih parah, dokter mungkin memutuskan mengangkat parunya agar infeksi tidak menyebar.

"Mungkin saat itu infeksinya sangat berat, atau mungkin sudah ada abses sehingga terjadi perdarahan," kata Dr John Belperio, pakar paru dari The David Geffen School of Medicine di UCLA, AS.

"Jika ada perdarahan berat di paru, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan reseksi atau pengambilan paru untuk menghentikan perdarahan," imbuhnya.

Menurut Dr Ronald Crystal, pakar paru dari New York Presbyterian, ada banyak bakteri yang bisa menyebabkan infeksi dan kerusakan serius pada jaringan paru. Beberapa strain bakteri seperti Staphylococci adalah yang paling merusak dan bisa memakan organ halus sehingga dokter tak punya pilihan lain selain mengangkat jaringan yang rusak agar kerusakan tidak menyebar.

Penyakit radang paru atau pneumonia, jamur, atau tuberkulosis juga bisa menyebabkan infeksi awal yang jika tidak dikendalikan bisa berakhir pada pengangkatan organ paru.

Kemungkinan lain dari dilakukannya operasi pengangkatan paru adalah cacat bawaan sejak lahir. Hal itu menyebabkan ketidaknormalan pada jaringan paru atau pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal di kantong udara dan akan menghambat pernapasan.

Untungnya, paru memiliki kelebihan kapasitas sehingga kehilangan satu paru tidak akan berdampak terlalu serius bagi kesehatan.

Hambatan yang bisa dihadapi Paus Fransiskus I adalah ia memiliki fungsi paru yang lebih rendah dibanding orang yang memiliki dua paru. Ini berarti ia lebih rentan mengalami komplikasi influenza atau radang paru.

Tetapi, menurut Belperio, Paus Fransiskus yang saat ini sudah berusia 76 tahun tersebut relatif sehat dan operasi pengangkatan paru tampaknya tidak berdampak besar pada kemampuannya melakukan aktivitas rutin.

Dalam penelitian terhadap hewan percobaan diketahui bahwa paru punya kemampuan meregenerasi dan penelitian awal pada anak-anak menunjukkan, mereka mampu menumbuhkan kembali jaringan paru yang hilang.

"Selama paus bisa melakukan tindakan pencegahan terhadap infeksi, antara lain disuntik vaksin melawan pneumonia dan influenza secara rutin, tak ada alasan ia gampang sakit," kata Crystal.

Sumber: Kompas.Com

Paus Fransiskus Patahkan Sejumlah Tradisi

Paus Benediktus XVI dan Kardinal Jorge  Mario Bergoglio dalam suatu acara (AFP)
SAAT Jorge Bergoglio melangkah ke balkon di Vatikan pada Rabu (13/3/2013) malam untuk menampakan dirinya sebagai pemimpin baru 1,2 miliar umat Katolik sedunia, ia membuat sejarah dengan menjadi paus non-Eropa pertama dari era modern. Tak hanya itu, ia paus pertama dari Amerika Latin, Jesuit pertama yang jadi paus dan paus pertama yang menggunakan nama Fransiskus.

Paus baru itu dengan cepat membuat sejumlah sejarah lain. Ia mematahkan tradisi dalam aksi publik pertamanya di hadapan 150.000 orang yang memadati Lapangan Santo Petrus. Alih-alih memberkati kerumunan itu untuk pertamakalinya sebagai paus, ia malah meminta mereka berdoa untuknya.

"Mari kita berdoa, Anda mendoakan saya, dalam keheningan," katanya kepada kerumunan yang bersorak.

Kemauan Fransiskus keluar dari tradisi ditafsirkan juru bicara Vatikan sebagai tanda bahwa ia akan memetakan jalan sendirinya dengan cara yang tidak biasa.

"Kita memiliki seorang paus yang mungkin mengecewakan sejumlah orang malam ini dengan tidak mengikuti formula itu," kata Pater Tom Rosica.

Paus juga mematahkan tradisi lain dengan menolak untuk menggunakan sebuah panggung yang membuat dirinya berada lebih tinggi dari para kardinal lain yang berdiri bersama dia ketika dia diperkenalkan kepada dunia sebagai Paus Fransiskus. "Dia bilang saya akan berdiri di sini," kata Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York dan presiden Konferensi Uskup Katolik AS, seperti dikutip CNN.

Fransiskus, yang mengenakan jubah kepausan warna putih, muncul pada malam yang diguyur hujan di hadapan kerumunan massa setelah terpilih oleh para kardinal dalam apa yang tampaknya merupakan babak pemungutan suara kelima pada konklaf hari kedua.

"Seperti yang anda ketahui, tugas konklaf adalah menunjuk Uskup Roma yang baru," katanya. "Tampak bagi saya bahwa para saudara kardinal telah memilih orang yang berasal dari jauh. Inilah saya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua."

Sebagai paus, Bergoglio mengambil kendali Gereja Katolik yang dalam beberapa tahun terakhir diguncang kasus pelecehan seksual para imam dan klaim korupsi dan pertikaian di antara hirarki gereja.

Bergoglio yang berumur 76 tahun, yang menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, merupakan paus pertama yang menggunakan nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi, tokoh yang dihormati di kalangan Gereja Katolik karena karyanya untuk orang miskin. Santo Fransiskus dipandang sebagai pembaharu gereja. Saat sebagai kardinal, ia berselisih dengan pemerintahan Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner, terkait penentangannya terhadap perkawinan gay dan distribusi gratis alat kontrasepsi.

Amerika Latin merupakan rumah bagi 480 juta umat Katolik. Dengan memilih Bergoglio, para kardinal mengirimkan pesan kuat tentang di mana masa depan gereja mungkin berada.

Menurut profilnya yang dibuat pengamat Vatikan, John Allen, dan diterbitkan National Catholic Reporter, Fransiskus lahir di Buenos Aires dari seorang ayah imigran Italia. Dia dikenal karena kesederhanaannya. Dia memilih untuk tinggal di apartemen sederhana ketimbang di istana keuskupan. Ia menolak untuk menggunakan limusin keuskupan. Sebaliknya, ia menggunakan bus untuk bekerja dan memasak makanan sendiri, tulis Allen. (*)

Sumber: Kompas.Com

20 Fakta Seputar Paus Fransiskus

Seorang seniman pasir India, Sudersan Pattnaik, membuat patung wajah Paus Fransiskus di Puri, India. Dengan 17 juta pemeluk Katolik, India menjadi negara dengan umat Katolik terbanyak kedua di Asia setelah Filipina  (AFP)
BANYAK hal yang belum diketahui soal Paus Fransiskus dari Argentina. Berikut 20 fakta unik paus pertama dari Amerika Latin ini.

1. Jorge Mario Bergoglio, lahir 17 Desember 1936 di Buenos Aires. Ayahnya adalah seorang pekerja kereta api berdarah Italia.

2. Ayahnya, Mario Jorge, beremigrasi ke Argentina dari kawasan Piedmont, Italia.

3. Paus Fransiskus sangat lancar berbahasa Italia, Jerman, dan Spanyol. Dia juga bisa berbicara dalam bahasa Inggris, Perancis dan Portugis.

4. Paus Fransiskus kehilangan salah satu paru-parunya akibat infeksi di masa remajanya.

5. Beliau adalah penggemar tarian tango. "Saya suka tango dan saya suka berdansa saat masih muda," katanya kepada Francesca Ambrogetti dan Sergio Rubin, penulis biografinya, El Jesuita.

6. Paus Fransiskus ternyata pernah memiliki kekasih di masa remajanya. "Dia adalah salah satu kelompok gadis yang kerap berdansa dengan saya. Namun, kemudian saya menemukan panggilan religus saya," kata Fransiskus dalam biografinya.

7. Dia bahkan pernah menjadi penjaga keamanan di Buenos Aires untuk menambah uang sakunya sebagai pelajar.

8. Paus Fransiskus adalah penggemar klub sepak bola San Lorenzo yang berlaga di Liga Argentina. Klub ini adalah klub Argentina pertama yang memenangkan dua gelar dalam satu musim pada 1972.

9. Lukisan favoritnya adalah The White Crucifixion karya Marc Chagall pada 1938. Lukisan itu menampilkan Yesus yang tengah disalib mengenakan selendang doa yang menunjukkan Dia adalah seorang Yahudi. Lukisan ini awalnya juga menampilkan seorang prajurit dengan lambang swastika Nazi di lengannya tengah membakar sebuah sinagoga.

10. Film favorit Paus adalah "Babette's Feast" (1987), sebuah drama produksi Denmark, arahan Gabriel Axel.

11. Dia belajar filsafat di Universitas Katolik Buenos Aires dan meraih gelar master bidang Kimia dari Universitas Buenos Aires.

12. Dia pernah mengajar sastra, psikologi, filsafat, dan teologi sebelum menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

13. Dia menjabat Uskup Agung Buenos Aires sejak 1998-2013. Semasa menjabat Kardinal Bergoglio dikenal selalu mencoba memberikan contoh baik untuk orang lain. Dia tidak mau mengenakan jubah mewah seorang uskup dan lebih memilih jubah sederhana seorang pastor biasa.

14. Dia ikut menulis buku "Sobre el Cielo y la Tierra" (Di Surga dan Bumi).

15. Dia selalu menggunakan transportasi umum seperti bus. Dia sangat jarang menggunakan taksi atau mobil pribadi saat bepergian. Dia juga tinggal di sebuah flat kecil bersama seorang pastor tua dan memasak makanannya sendiri. Padahal, dia bisa tinggal di salah satu apartemen Keuskupan Buenos Aires dan memiliki seorang juru masak.

16. Dia ditunjuk menjadi Kardinal Argentina pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.

17. Dalam konklaf 2005, dia menjadi runner up di bawah Paus Benediktus XVI. Fransiskus diduga menjadi korban "kampanye hitam", anggota ordo Jesuit lain yang lebih liberal, yang mengatakan Fransiskus tidak pernah tersenyum.

18. Paus Fransiskus berangkat ke Roma untuk mengikuti konklaf menumpang pesawat kelas ekonomi.

19. Paus Fransiskus adalah paus non-Eropa pertama sejak Gregorius III yang terpilih pada 731.

20. Bergoglio memilih nama Fransiskus, bukan Fransiskus I. "Beliau akan menjadi Fransiskus I jika sudah ada Fransiskus II," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi. Paus Yohanes Paulus I, menyematkan sendiri angka "I" di belakang namanya.

Sumber: Kompas.Com

Paus Pertama dari Ordo Jesuit

Tiga Paus bertemu:  Kiri: Josef Kardinal Ratzinger (Paus Benediktus XVI), Tengah: Jorge Mario Kardinal Bergoglio (Paus Fransiskus I), Kanan: Paus Yohanes Paulus II (Karol Josef Kardinal Wojtyla).

KARDINAL Jorge Mario Borgoglio asal Argentina yang terpilih sebagai Paus ke- 266 dalam Gereja Katolik Roma mencatat sejumlah hal unik dan menarik. Jorge Borgoglio yang memilih nama Paus Fransiskus I merupakan Paus  pertama dari Benua Amerika.

Anak pertama dari lima bersaudara ini pun merupakan Paus pertama dari Ordo Jesuit. Pilihannya memakai nama Fransiskus merupakan pertama kali dilakukan seorang Paus terpilih dalam konklaf.

Paus Fransiskus I terpilih dalam pemungutan suara hari kedua konklaf, Rabu (13/3/2013) sekitar pukul 19.00 waktu Roma atau sekitar pukul 02.00 Wita, Kamis (14/3/2013). Dia bukan nama kardinal yang diunggulkan sebelum konklaf dimulai sehingga membuktikan sekali lagi adagium yang masuk konklaf sebagai 'paus' akan keluar sebagai kardinal.

Sebelumnya, Paus Fransiskus adalah Uskup Agung Buenos Aires, Argentina (1998- 2012). Dia mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena pertimbangan usia. Paus Fransiskus dipromosikan menjadi kardinal pada tahun 2001 oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II.

Bergoglio  adalah pemegang gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires. Alih-alih meneruskan keahliannya itu, Bergoglio memilih bergabung ke seminari di Villa Devoto dan masuk ke Serikat Jesus pada 1958.

Memegang gelar di bidang filsafat dari Colegio Maximo San Jose di San Miguel, Bergoglio sempat mengajar studi literatur dan psikologi di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, Buenos Aires. Sesudah itu, dia belajar filsafat dan teologi di Faculty of San Miguel, seminari di San Miguel.

Dia kemudian mengajar di seminari ini sampai mendapat gelar profesor. Pelayanan gereja Bergoglio dimulai tahun  1973. Pada 1980, dia menjadi rektor seminari San Miguel hingga 1986. Gelar doktoralnya diraih di Jerman, negara asal Paus Benediktus XVI.

Bergoglio dikenal sebagai sosok yang rendah hati, konservatif, dan memiliki komitmen kuat terhadap keadilan sosial. Gaya hidup sederhana menguatkan kerendahhatiannya. Dia tinggal di apartemen kecil, alih-alih menempati kediaman resmi uskup. Bergoglio pun menolak menggunakan sopir dan limusin, bahkan dikabarkan dia memasak makanannya sendiri.

Saat Paus Yohanes  Paulus II meninggal, Bergoglio masuk menjadi kandidat paus baru. Dia sudah menjadi kardinal pemilih dalam konklaf 2005 yang memilih Paus Benediktus XVI.

Fransiskus, yang dipilihnya sebagai nama pasca-terpilih sebagai Paus, merujuk kepada Franciscus Xaverius, pendiri Serikat Jesus.Namun, seperti dikutip CNN, pakar Vatikan, John Allen, berpendapat, nama Fransiskus ini merujuk kepada salah satu tokoh yang paling dihormati di Gereja Katolik, Santo Fransiskus dari Asisi.

Menurut Allen, pilihan nama ini sangat menakjubkan. Dalam Gereja Katolik, tambah dia, ada beberapa sosok yang menjadi acuan utama, dan St Fransiskus salah satunya. Nama Fransiskus menjadi lambang untuk kemiskinan, kerendahhatian, kesederhanaan, dan pembangunan kembali Gereja Katolik. "Paus baru mengirimkan sinyal bahwa ini tidak akan menjadi sesuatu yang biasa saja," kata Allen.

Paus Fransiskus selama ini dikenal sebagai sosok konservatif. Beberapa pandangannya mencakup penentangan atas praktik aborsi dan homoseksualitas. Meski  menghormati gay dan lesbian sebagai individu, dia menentang keras UU  yang dirilis pada 2010 di Argentina yang melegalkan perkawinan sesama jenis. Sebaliknya, dia memiliki kepedulian sosial, termasuk mengkritisi masalah perbedaan kelas sosial kaya dan miskin. (cnn/afp/kompas.com)

Sumber: Tribun Manado 15 Maret 2013 hal 1

Kardinal Bergoglio Gemar Naik Bus

Ibu ini memiliki kesempatan yang amat indah, duduk berdampingan dengan Kardinal Jorge Mario Bergoglio di dalam Kareta Api Bawah tanah sebelum diadakannya Koknlaf 12 Maret 2013 (meski dia tak menyadarinya sama sekali). Dia mungkin berpikir beliau hanyalah seorang imam, bukanlah kardinal yang akan memilih dan terpilih sebagai Paus Fransiskus I (foto dari akun FB Pater Yonas Kaki)
KARDINAL Jorge Mario Bergoglio yang baru saja terpilih sebagai Paus ke-266 merupakan sosok yang bersahaja. Paus Fransiskus I  senang bepergian dengan bus.

Ketika diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada 21 Februari 2001, Bergoglio mengajak sekitar ratusan orang Argentina untuk tidak terbang ke Roma untuk merayakan pengangkatannya.

Begoglio mengajak orang-orang itu memberikan uang yang akan digunakan untuk membeli tiket kepada orang miskin.

Paus Fransiskus I pun hidup dengan satu paru. Ia kehilangan satu parunya akibat infeksi ketika masih remaja. Namun, para ahli medis mengatakan, kondisi itu tidak membatasi energi dan aksi paus berusia 76 tahun itu di masa lalu, dan tidak akan menghalanginya di masa depan.

Dr Zab Mosenifar, ahli paru di Cedars Sinai Medical Center di Los Angeles, AS, mengatakan, Paus Fransiskus tampak bugar, ramping, dan memiliki kapasitas paru yang mendekati normal.

"Tanpa perlu memeriksa dan mengujinya, saya dengan yakin mengatakan bahwa dia beraktivitas 85 sampai 90 persen kapasitas orang seusianya yang punya dua paru dan biasa-biasa saja," kata Mosenifar.

Meski berasal dari Argentina, Jorge Mario Bergoglio bukan Paus pertama dari wilayah non Eropa. Lalu siapa saja paus non Eropa yang pernah memerintah Gereja?

Santo Petrus, tercatat sebagai paus pertama dan paus non-Eropa pertama. Petrus lahir di Bethsaida, yang berada di wilayah yang saat ini menjadi Israel, kemungkinan di sekitar Dataran Tinggi Golan.

Keberadaan Santo Petrus ini mengingatkan umat Katolik, bahwa agama ini bukanlah sebuah. institusi Eropa. Cikal bakal agama Kristen justru lahir di jantung Timur Tengah. Setelah Santo Petrus, sejumlah paus berasal dari kawasan Afrika Utara yang dulu merupakan jajahan Kekaisaran Romawi sehingga Paus Fransiskus adalah paus non Eropa pertama setelah 1.272 tahun.

Berikut daftar para paus non Eropa yang pernah memerintah Gereja Katolik.

1. Santo Petrus, lahir di Bethsaida, Israel (33-64)

2. Paus Santo Evaristus, lahir di Betlehem, Tepi Barat (97-105)

2. Paus Santo Anicetus, lahir di Emesa (Homs) Suriah (155-166)

4. Paus Santo Victor I, lahir di Leptis Magna, Libya (189-199)

5. Paus Santo Miltiades: suatu tempat di Afrika Utara (311-314).

6. Paus Theodorus I, lahir di Jerusalem, Israel/Tepi Barat (642-649)

7. Paus Yohanes V, lahir di Antiokia, Turki (685-686)

8. Paus Sisinnius, lahir di Suriah (708)

 9. Paus Konstantinus, lahir di Suriah (708-715)

10. Paus Gergorius III, lahir di Suriah (731-741) dan terakhir Paus Fransiskus, lahir di Buenos Aires, Argentina (2013-sekarang). (time/ccn/bbc/kps)

Sumber: Tribun Manado 15 Maret 2003 hal 1

Uskup Manado Nonton TV sampai Subuh

Kardinal Jorge Mario Borgoglio saat tampil pertama di balkon (AFP)
MANADO, TRIBUN - Uskup Manado Mgr Joseph Suwatan MSC mengaku  sangat gembira atas terpilihnya Paus Fransiskus I pada hari kedua konklaf di Kapel Sistine Vatikan, Rabu (19/3/2013) malam waktu Roma atau   Kamis  (14/3/2013) dinihari Wita. Uskup Suwatan bahkan begadang sampai subuh demi menyaksikan saat-saat terpilihnya Paus Fransiskus lewat siaran langsung televisi dari Vatikan.

Kardinal Jorge Mario Borgoglio asal Argentina akhirnya terpilih sebagai Paus ke- 266 mengantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri tanggal 28 Februari 2013 karena alasan kesehatan dan usia yang sudah tua. Kardinal Borgoglio dari ordo Jesuit itu  memilih nama Francis I atau Paus Fransiskus I.

"Saya pergi ke gubernuran (rumah jabatan Gubernur Sulut) lebih dahulu. Gubernur menjamu para peserta RUA APTIK. Setelah itu saya ke rumah duka almarhum Prof Sumual. Setelah itu saya langsung menonton televisi. Ternyata asap putih yang keluar saat itu," kata Uskup Suwatan kepada Tribun Manado, Kamis (14/3/2013).

Uskup mengaku mengikuti acara konklaf sejak hari pertama, Selasa (12/3). Mulai
dari Extra Omnes yang merupakan pernyataan agar semua orang yang bukan kardinal keluar dari Kapel Sistine sampai menunggu hasilnya. Uskup Manado  sangat gembira karena dapat menyaksikan asap putih keluar dari cerobong yang menandakan Paus telah terpilih.

"Waktunya sejak asap putih keluar sampai Paus di depan publik sangat panjang. Saya mengikutinya sampai pagi mulai dari asap putih sampai perkataan  Habemus Papam dan  diumumkan nama Fransiskus," ujarnya.

Uskup bersyukur Paus Fransiskus tampil sederhana. Yang paling berkesan bagi Uskup Suwatan adalah ketika Paus  Fransiskus I sebelum memberi berkat kepada 150 ribu umat yang memadati Lapangan Basilika St Petrus, Bapa Suci   meminta umat untuk berdoa agar dia diberkati Tuhan.

"Paus juga menyampaikan kata-kata dengan sederhana. Ia meminta umat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Saat ia minta doa untuk diberkati semua umat yang awalnya ribut mendadak diam. Saya juga diam. Paus meminta saya untuk berdoa, maka saya mengikutinya. Ia seperti sangat dekat dengan umat,"ujarnya.

Menurut Uskup Suwatan,  nama Paus Fransiskus merujuk pada  Santo Fransiskus dari Asisi. Santo Fransiskus merupakan orang sederhana  dan memperhatikan orang kecil. Ia juga sangat dekat dengan alam. "Ia orang suci yang sangat peduli dengan kelestarian alam. Santo Fransiskus juga terpanggil mereformasi Gereja. Ia pernah membangun sebuah gereja kecil yang rusak dengan tangannya sendiri. Dari situ ia berefleksi untuk membaharui Gereja sebagai Umat Allah," katanya. Secara geografis, kata Uskup Suwatan,  terpilihnya Paus dari  Amerika Latin sudah sepantasnya mengingat 40 persen dari 1,2 miliar umat Katolik bermukim di benua Amerika.

Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP) Ambrosius Wuritimur, SS, Lic. Th mengatakan semua patut bersyukur sudah ada pemimpin Gereja universal yang baru. Wuritimur mengagumi kepedulian Paus Fransiskus pada orang kecil.  "Dunia membutuhkan kehadiran Gereja. Apalagi dengan keadaan dunia di mana ada kesenjangan antara negara-negara miskin dan kaya. Di mana ada ketidakadilan, Gereja harus hadir di sana,"ujarnya. "Mengenai sosok konservatif Paus baru, Wuritimur menyetujuinya. "Ajaran Gereja perlu ditegakkan," katanya.

Dosen Sejarah Gereja STF-SP Petrus Tinangon SS, Lic His Eccl mengatakan terpilihnya Paus Fransiskus  pantas di tengah masalah global yang makin problematis.  Tinangon melihat Paus Fransiskus sangat berbeda dengan pendahulunya Benediktus XVI walaupun sama-sama konservatif. Paus Emeritus Benediktus XVI kadang tidak bisa membedakan antara dirinya  sebagai paus dan dirinya sebagai teolog. Akibatnya banyak pendapatnya menyinggung warga agama tertentu. "Saya tidak menyangka bahwa paus yang terpilih kembali yang sudah berusia senja. Tapi saya juga terkesan dengan kerendahan hatinya,"  katanya.

Fransiskus I bukan menyebut Paus tapi uskup Roma. Jadi, ia teman para uskup. "Ia menekankan Gereja sebagai persekutuan bukan organisasi hirarkis dimulai dengan paus, kardinal dan seterusnya. Paus baginya hanya gelar sebagai yang pertama dari para uskup," ujarnya.

John Iroth, Ketua Kaum Bapa Katolik Kevikepan Manado mengaku bangga dan senang dengan terpilihnya Paus yang baru. "Kita bisa belajar dari kerendahan hatinya. Kadang-kadang banyak yang sudah terkena kesombongan rohani. Baru belajar tiga bulan sudah sangat sombong,"ujarnya. Ia melihat Paus yang baru lebih ke arah pastoral. Netty Palit, umat paroki Hati Kudus Woloan juga bangga dengan Paus baru. Baginya terpilihnya Paus merupakan berkat untuk Gereja.

Rasa bahagia dan bangga atas terpilihnya Paus Fransiskus pun diungkapkan
Wali Kota Bitung Hanny Sondakh dan Bupati Minahasa Utara Drs Sompie Singal yang dihubungi secara terpisah, Kamis (14/3). "Yah, semoga yang terpilih saat ini akan semakin baik memimpin umatnya," kata Sondakh. "Sebagai umat Katolik saya sangat bersyukur karena pemimpin baru Gereja telah terpilih," ujar Sompie.

Umat Katolik di Kabupaten Minahasa ikut bersukacita pasca terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus ke-266. Sukacita itu antara lain diungkapkan Ketua Pemuda Katolik Minahasa, Denis Kuntag. "Ini adalah kebahagiaan yang besar bagi kami karena sudah terpilih Bapa Suci," ujarnya.

Pastor Pastor Paroki Kristus Raja Kotamobagu, Donald Fidelis Liuw Pr mengucapkan rasa syukur atas perpilihnya Paus baru. "Harapannya, Paus yang baru terpilih bisa membuat Gereja sungguh-sungguh menjadi garam terang dunia," ujarnya. Selain itu, Pastor Donald mengharapkan Paus Fransiskus I bisa menjawab kebutuhan umat dan tanggap dengan tuntutan zaman. (dma/luc/crz/nty/suk)

Biofile


Nama Asli: Jorge Mario Borgoglio

Nama Kepausan: Paus Fransiskus I (Paus ke-266 Gereja Katolik Roma)

Lahir: 17 Desember 1936

Negara: Argentina

Ordo: Jesuit

Jabatan terakhir: Uskup Agung Buenos Aires 1998-2012

Promosi Kardinal: Tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II

Lain-lain: Paus Pertama dari Benua Amerika

Sumber: Tribun Manado 15 Maret 2013 hal 1


Dampak Bencana yang Mengerikan

Longsor di kawasan Citraland Mandao 17 Februari 2013
SELAIN menimbulkan korban jiwa, bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado dan sekitarnya pada tanggal 17 Februari 2013 yang lalu ikut meluluhlantakan infrastruktur jalan raya. Pemerintah Kota (Pemko) Manado menaksir kerugian material akibat kerusakan infratruktur mencapai Rp 30 miliar.
Nilai kerugian tersebut disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Manado, Ferry Siwi kepada Tribun Manado. Selasa 12 Maret 2013.

Menurut Siwi pihaknya sudah melakukan perhitungan secara menyeluruh dan mendapatkan angka kerugian sebesar itu. Total panjang jalan yang mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor sekitar 9,8 kilometer.

Guna memperbaiki jalan, saluran air dan talud  yang rusak tersebut, kata Siwi, Pemko Manado sudah mengusulkan anggaran sebesar Rp 30 miliar kepada pemerintah pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN). Pemko Manado berharap permohonan mereka disetujui.

"Anggaran diajukan lewat badan bencana dan sisanya di PU, karena infrastruktur yang rusak disebabkan bencana alam, sedangkan dana pemeliharaan yang ada di PU Manado tidak cukup untuk untuk memperbaikinya," demikian Ferry Siwi.

Bagi kita penjelasan kepala dinas PU Kota Manado tersebut bukan sesuatu yang mengejutkan. Sejak banjir dan tanah longsor menerjang wilayah kota ini bulan Februari lalu, kita sudah memprediksi dampak mengerikan dari bencana tersebut. Toh secara kasat mata saja kita dapat melihat sendiri kerusakan yang terjadi.

Sudah menjadi tugas Pemko Manado untuk mendapatkan dana dari pemerintah pusat guna memperbaiki infrastruktur yang rusak. Kita tentu berharap agar permintaan tersebut bisa dikabulkan. Jauh sebelum terjadi bencana banjir dan tanah longsor,  kondisi jalan di dalam Kota Manado memang tidak sepenuhnya mulus.
Jalan berlubang tampak di banyak titik, saluran drainase yang mampet pun tidaklah sedikit. Hampir saban hari warga kota ini mengeluhkan masalah tersebut melalui media massa termasuk lewat rubrik Hotline Public Service Tribun Manado.

Jawaban pemerintah cenderung klise dan klasik. Misalnya, kami sudah mengalokasikan anggaran perbaikan jalan dan drainase  tetapi hal itu dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan dana. Muncul pula jawaban lain, jalan itu tanggung jawab pemerintah provinsi, bukan urusan pemerintah kota saja.


Masyarakat sesungguhnya tidak peduli itu urusan pemerintah kota atau provinsi. Sebagai pembayar pajak mereka berhak menuntut pelayanan maksimal dari negara menyiapkan infrastruktur yang berkualitas dan nyaman.

Dalam konteks bencana alam kerugian yang diderita Rp 30 miliar akibat terjangan banjir dan longsor dalam sehari itu mestinya membuka mata pemerintah dan masyarakat Kota Manado agar tidak bermain-main lagi dengan bencana alam.Kita hidup di tengah alam yang rawan bencana. Maka semua pihak hendaknya sadar dan mau melakukan sesuatu agar alam tidak murka. Kapan dan di mana pun bencana alam selalu mengurai air mata. Kepedulian! Itulah yang kita butuhkan hari ini.*

Sumber: Tribun Manado 14 Maret 2013 hal 10

Panggil Saja Fransiskus...

Paus Fransiskus I (foto AFP)
APAKAH tidak boleh seorang kardinal yang terpilih menjadi Paus mempertahankan nama lamanya? Mengapa mereka harus menggunakan nama baru? Paus terakhir yang tetap mempertahankan nama lamanya adalah Marcellus II, yang dipilih pada 9 April 1555.

Memang, seorang kardinal yang terpilih menjadi Paus tidak wajib mengubah namanya. Akan tetapi, menurut tradisi sejak tahun 553 yang hidup hingga kini, para kardinal yang terpilih menjadi Paus memilih nama baru dengan berbagai alasan dan pertimbangan.

Sebagai contoh, mengapa Kardinal Giovani Battista Montini memilih nama Paulus VI. Mengapa Kardinal Angelo Roncalli memilih nama Yohanes XXIII? Mengapa Kardinal Karol Wojtyla menjadi Yohanes Paulus II, Kardinal Joseph Ratzinger memilih Benediktus XVI, dan sebagainya?

Ada banyak alasan mengenai pilihan nama-nama Paus. Ada yang memilih sebuah nama karena nama tersebut mencerminkan sebuah keutamaan. Nama Inosensius, misalnya, mencerminkan sebuah kesucian; Clemensius menggambarkan watak yang penyayang; Felix berarti bahagia; Bonifasius berarti beruntung; Benediktus berarti berkah; atau Adeodatus yang berarti diberi oleh Tuhan.

Pada umumnya, pemilihan nama itu memang banyak didasarkan pada rasa terima kasih dan keinginan untuk melanjutkan warisan spiritual atau sebaliknya untuk memulai sesuatu yang baru. Alasan duniawi dan keluarga juga ada. Sebagai contoh, Kardinal Antonio Pignatelli (1615-1700) memakai nama Inosensius XII karena ia sangat kagum dengan cara hidup yang mewah dari Paus Inosensius XI (1676-1689).

Ada juga pertimbangan tradisi spiritual. Santo Benediktus (480-543) adalah Pelindung Eropa. Itu yang dipakai Benediktus XVI. Rahib ini dinilai membuat masyarakat Eropa memiliki karakter keagamaan dan kebudayaan yang tinggi melalui praktik asketisisme, praktik kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban, doa, belajar, serta kerja keras.

Fransiskus

Mengapa Kardinal Jorge Mario Bergoglio memilih nama Fransiskus setelah dipilih menjadi Paus?

Tentu itu sebagai bentuk penghormatan kepada St Fransiskus Asisi, tokoh religius sangat terkemuka dan pembaru pada abad ke-13. Fransiskus, terlahir sebagai Giovanni Francesco di Bernardone (1181/1182) di Asisi, adalah putra seorang saudagar kain dan ibunya seorang bangsawan. Akan tetapi, dia memilih meninggalkan semua itu dan mengabdi kepada sesama demi kemanusiaan dalam kemiskinan. Fransiskus Asisi mendirikan Ordo Fransiskan atau sering disebut Ordo Saudara-saudara Dina.

Semangat pengabdian kepada sesama, solidaritas kepada kaum miskin, dan kesederhanaan dalam hati serta pikiran itu yang ingin dicontoh Paus dan sudah dipraktikkan ketika menjabat sebagai uskup dan kardinal di Argentina. Inilah sebenarnya misi sesungguhnya dari Gereja.

Di sini terlihat bahwa Paus Fransiskus memberikan tekanan yang berbeda dengan Paus Benediktus XVI dalam berkarya. Benediktus lebih menguatkan batin Gereja, sedangkan Fransiskus akan menekankan pada ”pelayanan iman” dan ”pewartaan keadilan.”

Nama Fransiskus—apalagi Bergoglio seorang imam Jesuit—juga bisa dikaitkan dengan Fransiskus Xaverius, misionaris Jesuit abad ke-16 dan co-founder Serikat Jesus. Jadi, ada perpaduan antara intelektual rohani dan jasmani Jesuit dengan semangat hidup yang diperuntukkan bagi keadilan sosial serta kemiskinan.

Dengan memilih nama Fransiskus, Kardinal Bergoglio ingin menjadi Paus rakyat. Ia ingin mengaktualisasi arah pastoral Gereja yakni solider, berpihak kepada yang tersisih, orang kecil, dan membumi atas dasar sikap iman, bukan demi profit serta posisi politis dan ideologis. Dalam rumusan lain—kacamata Amerika Latin—bisa disebut ingin menghadirkan teologi pembebasan berwajah (Fransiskus) Asisi.(Trias Kuncahyono)

Sumber: Kompas.Com

Beginilah Caranya Paus Memilih Nama

Albino Luciani yang pilih nama Paus Yohanes Paulus I
Apalah arti sebuah nama? Itulah kalimat terkenal ciptaan pujangga Inggris William Shakespeare.

MUNGKIN bagi orang kebanyakan, arti sebuah nama tidaklah terlalu penting. Namun bagi seorang paus pemimpin umat Katolik sedunia nama yang disandang memiliki arti sangat penting. Sesaat setelah sidang kardinal memutuskan paus baru, maka pertanyaan pertama untuk sang paus adalah: "Nama apa yang Anda pakai?"

Diyakini akan seperti gaya paus memerintah -liberal atau konservatif, reformis atau konservatif- akan diketahui begitu dia memilih namanya. Hingga abad keenam, para paus menggunakan nama yang diberikan orangtua mereka. Maka saat itu dikenal Paus Sylvester, Paus Julius atau Paus Victor. Lalu, pada 533, seorang pastor bernama Merkurius terpilih menjadi pemimpin gereja. Gereja memutuskan seorang paus dengan nama dewa pagan, Merkurius, tidaklah cocok.

Akhirnya Merkurius memilih nama jabatannya. Dia memilih nama Paus Yohanes II. Sejak itulah, hampir seluruh paus menggunakan nama baru saat naik tahta. Mereka biasanya menggunakan nama para orang suci, paus terdahulu atau keluarga mereka yang sudah meninggal dunia. "Mereka mencoba mengambil sedikit ketenaran dari para pendahulu mereka," kata Thomas Reese, pengamat Vatikan dari harian National Catholic Reporter.

Memilih nama adalah sebuah keputusan yang diambil setelah sebuah pertimbangan matang. Paus yang baru terpilih akan mendapat dua pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah apakah dia menginginkan "pekerjaan" barunya. Dan, pertanyaan kedua adalah soal nama yang akan disandangnya.

Saat Kardinal Joseph Ratzinger terpilih menjadi paus pada 2005, dia memilih nama Benediktus XVI untuk menghormati dua orang. Orang pertama adalah Paus Benediktus XV yang memimpin Gereja Katolik melalui Perang Dunia I. Kedua adalah penghormatan untuk Santo Benediktus yang adalah seorang intelektual, seperti halnya Ratzinger.

Santo Benediktus juga dikenal gigih dalam meletakkan dasar-dasar iman Kristiani dalam kebudayaan dan peradaban Eropa. Benediktus XVI berharap nama yang dipilihnya bisa membantu pekerjaannya sebagai paus untuk membantu umat Katolik tetap mengimani Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari. "Benediktus melihat Eropa sebagai masalah kunci dan tempat yang harus menjadi fokus Vatikan," papar Reese.

Namun, pemilihan nama tak selalu berlatar belakang sejarah kepausan. Paus yang dikenal sebagai seorang reformis Paus Yohanes XXIII, terpilih pada 1958, mengatakan dia memilih nama Yohanes karena sama dengan nama gereja kecil tempat dia dibaptis semasa kanak-kanak. Yohanes sejauh ini menjadi nama yang paling banyak digunakan para paus. Pada 1978, Kardinal Albino Luciani memilih nama Yohanes Paulus I sebagai nama kepausannya. Dia adalah paus pertama yang menggunakan gabungan dua nama.

Pemilihan dua nama itu dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap kedua pendahulunya Yohanes XXIII dan Paulus VI. Kedua paus ini telah memimpin Vatikan melewati Konsisi Vatikan II, yang memperbaiki hubungan Gereja Katolik dengan seluruh dunia dan khususnya dengan sekte Kristen lainnya. Saat Yohanes Paulus meninggal dunia 33 hari setelah dilantik, koleganya mengingat almarhum dengan penuh cinta dan kekaguman. Saat itu Reese bertaruh dengan rekan-rekannya bahwa penggantinya akan menggunakan nama ganda yang sama.Tebakan Reese tepat, karena kemudian Karol Wojtila terpilih menjadi paus dan memilih nama Yohanes Paulus II. Dia kemudian memimpin gereja selama 27 tahun.

Lalu kira-kira nama apa yang akan digunakan paus baru nanti? Analis Vatikan mengatakan ada sejumlah nama yang berpeluang digunakan paus baru. Koresponden senior media Katolik non-profit, Our Sunday Visitor, Matthew Bunson mengatakan, nama Leo XIV bisa digunakan demi alasan keadilan dan sosial. Leo XIII yang memerintah di pergantian abad ke-20, dikenal sangat berupaya meningkatkan kehormatan para buruh. Lalu nama Pius XIII, merupakan pilihan konservatif dan menjadi semacam pernyataan bahwa paus akan bertekad untuk mempertahankan ajaran dan iman Katolik.

Sejarah mencatat, Paus Pius V dikenal sangat menentar reformasi Protestan. Sementara Pius VI dan VII keduanya meninggal dunia saat menjadi tahanan. Nama Yohanes Paulus III, agak kecil kemungkinannya untuk digunakan. Reese menilai jika nama itu digunakan maka sebagian kalangan akan menilainya sebagai bentuk penolakan terhadap Benediktus.

Tentu saja paus baru nanti bisa menggunakan nama Benediktus XVII. Namun nama itu akan mengundang kekecewaan umat Katolik yang mengharapkan pembaruan setelah guncangan berbagai skandal pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah imam Katolik di Eropa dan Amerika Serikat. Dan, yang juga tak dilarang dalam aturan Gereja, paus baru boleh memilih nama yang belum pernah digunakan sama sekali.

Thomas Reese selalu bertanya mengapa belum ada seorang paus pun yang menggunakan nama Yosep. "Atau bisa saja nama baru itu, Yohanes Paulus Benediktus I," ujar Reese. Siapa nama paus baru? Dunia akan tahu setelah asap cerobong Kapel Sistine mengepulkan asap putih. (nbcnews/kompas.com)

Sumber: Tribun Manado Kamis 14 Maret 2013 hal 1


Mencerdaskan Kawanua

Cover edisi khusus HUT ke-4
Salam Tribun. Tak terasa, empat tahun sudah, koran yang ada di tangan pembaca ini menyapa masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo. Kami senantiasa berusaha memberikan yang terbaik demi manfaat yang bisa dipetik masyarakat pembaca. Maka dari itu, di ulang tahun keempat ini, kami memilih tajuk Mencerdaskan Kawanua.

Sebagai koran yang mengusung tagline, Spirit Baru Kawanua kami hadir dengan mengibarkan bendera sebagai Friendly Newspaper, Family Newspaper dan Different Newspaper.

Sebagai koran Friendly Newspaper, tentu kami tidak hanya memberitakan yang sifatnya bad news seperti soal keburukan, bencana, kesedihan, kekerasan dan lainnya, tapi juga menyajikan good news yakni berita mengenai kesuksesan, keberhasilan, kegembiraan dan prestasi. Kami juga memberikan dukungan bagi lahirnya kelas menengah mandiri melalui pemberitaan mengenai dunia usaha.

Sedangkan sebagai koran Family Newspaper memiliki makna bahwa Tribun Manado layak dibaca oleh Bapak, Ibu dan Anak, sebab sajiannya mudah dipahami dan mengandung edutainment.

Dan sebagai Different Newspaper kami selalu menyajikan dengan desain, angle dan pelayanan berbeda yang tentu menjadi kebutuhan masyarakat pembaca.

Kami juga mengembangkan konsep koran masa depan, Cross Media Concept atau 3M (multimedia, multichannel dan multiplatform), sehingga menjadikan koran yang sangat mudah diakses beritanya. Tentu juga sangat digemari generasi muda yang saat ini sudah internet minded.

Konsep multimedia Tribun Manado bisa diakses melalui print (cetak), online (portal berita tribunmanado.co.id), e-paper, dan digital newspaper. Multichannel berarti aliran berita Tribun Manado bisa dinikmati melalui facebook, twitter, portal tribunnews (induk tribunmanado.co.id) dan kompas.com (holding).

Multiplatform berarti mengakses berita Tribun Manado bisa melalui personal komputer (PC), laptop, BlackBerry, iPad, dan tablet lainnya, serta ponsel yang memiliki fasilitas internet.

Kami juga menyediakan rubrik interaktif sehingga bisa lebih mendekatkan diri kepada masyarakat pembaca.

Di 2013 ini, yang dimaknai sebagai tahun politik, Tribun Manado akan menyajikan berita-berita politik yang independen dan berimbang demi terwujudnya demokrasi yang sehat, yang akan membawa kesejahteraan bangsa ini.

Tingkat keterbacaan dan keterjangkauan Tribun Manado sangatlah luas. Untuk itu, kami bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat pembaca yang menjadi Tribun Manado sebagai koran harian pilihan utama.

Tak lupa Tribun Manado menyampaikan ucapan terima kasih kepada relasi dan klien yang telah memercayakan kepada Tribun Manado untuk menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat pembaca. (*)



                                                 Kuat karena Kami Solid

MENJADI yang terdepan di Sulawesi Utara dalam periode empat tahun bukan semudah membalikkan telapak tangan. Layaknya bermain sepak bola untuk mencari kemenangan, kerja sama tim merupakan keniscayaan dan itulah salah satu keutamaan Tribun Manado. Dua divisi besar yakni Redaksi dan Bisnis merupakan satu kesatuan yang solid. Keduanya ditopang unit-unit mulai dari Iklan dan Promosi, Sirkulasi, Percetakan, Umum dan PSDM,  IT, Desain Grafis, dan lainnya.

Ketika yang satu kendor, yang lain menutup lubang untuk menjaga performance  Tribun Manado tetap di level teratas. Kami sungguh membumikan filosofi mapalus.  Etos kerja bahu membahu. Kerja gotong-royong untuk satu tujuan yang sama. 

Bagaimanapun susahnya, pembaca dan klien tetaplah raja. Tak peduli betapa banyak kendala teknis di balik layar, tak peduli angin badai, koran tetap harus terbit esok hari. Koran harus sampai di tangan pembaca tepat waktu. Koran harus memuaskan customer.

Sebagai market leader di Sulawesi Utara, tantangan yang berat bagi divisi iklan adalah melakukan pengaturan iklan yang akan tayang. Banyaknya pemasang iklan tidak serta merta bisa mengorbankan halaman berita untuk pembaca. Kadang, demi membela kepentingan masing-masing divisi, perdebatan pun tak terelakkan. Beradu argumen, berbeda pendapat adalah bagian dari proses kerja tim antarlini. Syukurlah, kami punya arah yang jelas untuk dapat kami jadikan sebagai patokan bersama; independen dan kredibel.

Terbit perdana pada 2 Februari 2009, Tribun Manado telah bersama-sama mengarungi dinamika masyarakat Sulawesi Utara. Ada yang datang dan pergi  tetapi spesifikasi pelayanan kami tetaplah sama, justru meningkat hari demi hari. Spesifikasi inilah yang membuat kami berbeda!

Etos kerja, independen dan kredibel adalah tiga keutamaan yang sering kami dengar ketika mendapat umpan balik dari pembaca dan masyarakat. Tiga hal itu sering kali mendapat tantangannya ketika berhadapan dengan pihak-pihak tertentu yang menilai uang bisa menyelesaikan apapun.

Di tempat kami berdiri, ada batas api yang jelas antara berita dan iklan. Berita adalah murni berita untuk kepentingan pembaca tanpa bisa diintervensi dengan kuasa apapun selain kebijakan redaksional. Inilah satu dari sekian spesifikasi unggulan kami.

Menjadi yang teratas adalah hasil dari ketahanan itu. Ketahanan untuk bertahan pada prinsip dan moralitas. Menjadi independen, berpijak di atas kaki sendiri dan dipercaya karena pemberitaan yang obyektif.

More than just a newspaper, kami lebih dari sekedar koran. Kami adalah spirit untuk perubahan. Tribun Manado menyuguhkan manis dan pahitnya fakta dikemas secara obyektif. Tribun Manado adalah sebuah filosofi cara pandang. Inilah spirit baru Kawanua! (*)


                                               Percetakan dan Sirkulasi

ANDA sedang melihat orang-orang di balik layar yang tidak hanya bekerja keras tetapi bekerja secara cerdas demi memberikan pelayanan terbaik untuk pembaca Tribun Manado. Mereka merupakan dua unit kunci yaitu Sirkulasi dan Percetakan.

Awak Sirkulasi bertanggung jawab mendistribusikan koran mulai dari kantor Tribun Manado di Kairagi sampai ke seluruh penjuru Provinsi  Sulawesi Utara bahkan Provinsi Gorontalo.

Ketika pembaca masih nyenyak tidur, awak kami bekerja dengan giat sejak dinihari dengan perhitungan yang cermat soal waktu. Kami tidak mau masyarakat kecewa karena Tribun Manado belum ada di mejanya saat dia sarapan pagi.

Kami juga memanjakan pembaca dengan sapaan khas setiap pagi mulai dari gang- gang perumahan, kantor pemerintah hingga hotel berbintang. Motoris kami setia mengantarkan koran hingga ke  gang-gang kecil.  Koran Koran, Tribun Manado …” demikian suara itu, yang sudah sangat familiar di telinga masyarakat.

Kekompakan tim adalah prinsip utama yang dijunjung. Dasarnya adalah relasi yang sehat dan harmonis satu dengan yang lain. Makan dan hang out menjadi menu kebersamaan yang melandasi hubungan kerja. Teamwork terbentuk paduan dari profesionalitas kerja dan keakraban relasi.

Ketika ada komplain dari pembaca, tim kami bahu membahu mengatasi persoalan hingga close. Kami sangat terbuka menerima saran dan kritik sebagai keniscayaan demi membangun Tribun Manado menjadi lebih baik dan makin dicintai pembaca.

Kami rutin melakukan monitoring dan evaluasi atas kinerja. Ada standar tertentu yang dipakai untuk mengukur kepuasan pembaca dan costumer. Tentu saja, saran dan kritik  selalu kami nantikan demi peningkatan kualitas.

Kerja cerdas pun merupakan standar percetakan kami yang merupakan terbaik di Sulawesi Utara. Standar tinggi dalam kualitas cetak menjadikan percetakan Tribun Manado menjadi rujukan koran-koran lain.

Mesin cetak kami tidak hanya menghasilkan 52 ribu eksemplar koran Tribun Manado setiap hari, tetapi juga memenuhi pesanan dari surat kabar lain di Sulawesi Utara. Kami terpercaya dan profesional.

Dengan supervisi andal, bersama dengan 24 jaringan koran Tribun Kompas Gramedia di seluruh pelosok Nusantara, mesin percetakan Tribun Manado mampu memberikan perbedaan. Anda puas itulah nazar kami.  (*)


                                             Paling Efektif untuk Promosi


IKLAN dan Promosi berperan vital sebagai  dapur” industri media. Mereka adalah ujung tombak dari pencapaian income perusahaan. Tribun Manado sebagai media pewarta fakta dan pembawa nilai edukasi bagi masyarakat Sulawesi Utara tak lepas dari entitasnya sebagai sebuah industri surat kabar.

Dengan posisinya sebagai market leader di Sulawesi Utara,  Tribun Manado menjadi media paling efektif untuk memasang iklan. Pembaca kami tersebar, mulai dari rumah kopi, kaki lima, hingga pejabat di kantor-kantor penting pemerintahan.

Pemasang iklan juga selalu dimanjakan dengan pelayanan prima dari para account excecutive Tribun. Biaya iklan yang jelas dan transparan, cerminan dari profesionalitas kerja, adalah satu dari sekian banyak keunggulan Tribun Manado

Profesionalitas kerja yang terukur dengan standar layanan group besar Kompas Gramedia menjadi penjamin kepuasan klien iklan kami. Tentu kami tidak alergi terhadap kritik dan saran. Kami selalu intens berkomunikasi dengan klien tentang kebutuhan mereka. Kepuasan klien adalah tujuan kami.

Anda tidak salah melangkah ke tempat kami jika mau mempromosikan produk  Anda kepada khalayak. Kru Iklan dan Promosi kami bekerja secara profesional. Hanya itu? Tidak, kami juga bekerja dengan hati dan bibir melengkung menebar senyuman.

Unit  lain di Tribun Manado yang tak kalah penting adalah  PSDM dan Keuangan. PSDM membantu setiap karyawan Tribun Manado bekerja dalam suasana kondusif dengan kinerja terukur. Dengan manajemen berstandar tinggi, karyawan mampu bekerja secara optimal. Tiap tahun, pencapaian kinerja karyawan diukur dengan KPI (Key Performance Indicator). Jadi, di lingkungan kerja Tribun Manado tidak ada lagi istilah RMSS (Rajin Malas Sama Saja).

Divisi keuangan berperan dalam menyehatkan jalannya perusahaan. Pengelolaan keuangan yang tidak memadai dan profesional tidak akan bisa menjalankan bisnis sebuah media. Keuangan kami berhadapan mulai dari pengecer hingga pemasang iklan dengan nilai ratusan juta setiap harinya. Semuanya harus ditatakelola dengan ketat. Minus Rp 100,-- saja bisa menjadi masalah besar di keuangan.    

Inilah kami,  teamwork yang bersinergi satu sama lain untuk mewujudkan spirit baru setiap harinya bagi pembaca di Sulawesi Utara. Pertanyaannya; sudahkan Anda membaca Tribun Manado hari ini? (*)

Sumber: Edisi khusus ulang tahun ke-4 Harian Tribun Manado, Sabtu 2 Februari 2013 halaman 25, 27, 30 dan 32.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes