Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangol) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dra. Sisilia Sona, kata kuncinya adalah perubahan dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Tagline Ayo Berubah mengajak setiap orang berubah. Begitulah kurang lebih makna gerakan besar tersebut.
"Ayo berubah itu mulai dari dalam diri kita sendiri, mulai dengan perubahan pola pikir. Berpikir positif bisa memberikan nilai-nilai dan perilaku yang baik terhadap sesama. Kata kunci dari revoluasi mental adalah berubah," kata Sisilia Sona saat sosialisi bagi pengeloa media massa di Kupang, Sabtu (17/12/2016).
Revolusi mental bertumpu pada tiga nilai dasar, yakni integritas, etos kerja dan gotong-royong. Integritas artinya jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab, dan konsisten dan kata dan perbuatan. Etos kerja maksudnya memiliki daya saing, optimis, inovatif dan produktif. Dan, gotong-royong menyaratkan kerja sama, solidaritas, tolong-menolong, peka, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan.
Sisilia Sona mengatakan, revolusi mental hendaknya tidak hanya didiskusikan di ruang seminar tetapi patut direalisasikan melalui aksi nyata. Sebut misalnya membudayakan antre di ruang publik, tertib berlalulintas, buang sampah pada tempatnya, disiplin masuk kerja dan lainnya.
Ada lima gerakan revolusi mental di Provinsi NTT, yakni Gerakan NTT Bersih, NTT Tertib, NTT Melayani, NTT Mandiri dan NTT Bersatu. Dari lima gerakan tersebut, NTT memprioritaskan tiga gerakan pada tahun ini yaitu NTT Tertib, NTT Bersih dan NTT Melayani.
Kita sependapat dengan seruan Sisilia Sona bahwa gerakan tersebut harus direalisasikan dalam aksi nyata mulai sekarang. Seruan itu kiranya sangat relevan ketika hari ini, Selasa 20 Desember 2016 kita merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mari kita wujudkan NTT tertib melalui aksi konkret dalam kehidupan sehari-hari. Tertib kerja, tertib di jalan, tertib membayar pajak, tertib waktu melayani masyarakat dan sebagainya.
Pada usia 58 tahun ini, tepat pula kita menggelorakan gerakan NTT Bersih. Bersih secara harafiah pun bersih dari perilaku koruptif. Malu kita yang dikenal daerah miskin ini ternyata praktik korupsinya pun tidaklah kecil. Dan, sangat mendesak pula kita mewujudkan gerakan NTT Melayani. Semangat melayani aparatur birokrasi di daerah ini masih jauh dari harapan ideal masyarakat.
Aparatur pemerintah masih asyik mengurus dirinya sendiri ketimbang melayani masyarakat. Hampir semua instansi publik, pelayanan kepada masyarakat belum memenuhi standar minimal. Kuat kesan ASN melayani dengan sungguh hati kalau ada imbalan uang yang masuk ke kantongnya. Padahal dia sudah mendapat gaji dari negara. Dan, uang gaji itu berasal dari pajak rakyat. Ayo Berubah!
Sumber: Pos Kupang 20 Desember 2016 hal 10