Menjaga Kepercayaan Publik

KEBEBASAN pers akan lebih besar manfaatnya  jika disertai peningkatan professional competence, termasuk di dalamnya professional ethic. Demikian catatan tokoh pers nasional Jakob Oetama dalam bukunya berjudul "Pers Indonesia, Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus (Penerbit Kompas, 2004, hal 459).

Jakob Oetama tegas menggarisbawahi pentingnya kompetensi profesional bagi wartawan. Jakob juga mengingatkan bahwa seorang wartawan profesional dituntut melaksanakan etika jurnalistik dalam setiap karyanya bagi publik.

Kompetensi profesional  semakin dibutuhkan ketika keran kebebasan pers sangat terbuka di era Reformasi  sekarang. Pers nasional hari ini memang tidak lagi dihantui risiko pembredelan seperti pada masa Orde Baru yang represif itu. Persoalan utama justru ada dalam diri para pelaku  pers sendiri karena kebebasan yang lebih besar tidak otomatis mengubah watak pers yang mudah tergoda. Pers harus terlibat tetapi patut menjaga jarak. Singkatnya dia harus tetap independen dan kredibel. Independen dan kredibel bisa terwujud kalau dia memiliki kompetensi profesional dan junjung tinggi etika.

Bagi pekerja pers selalu diingatkan bahwa zaman boleh terus berubah, namun idealisme pers hendaknya tetap kokoh. Kebebasan pers patut disertai tanggung jawab yang konkret dalam pelayanan sehari-hari. Sekali insan media massa  mengabaikan kebutuhan publik terhadap informasi yang jujur dan benar, memetakan persoalan secara berimbang dan adil, maka pers akan ditinggalkan.

Kematian institusi pers di era keterbukaan ini bukan semata karena salah urus manajemen atau terbelit kisruh  finansial. Pers bisa mati karena tidak lagi mendapat kepercayaan yang merupakan aset utama agar dia tetap bertahan hidup. Sejak lama kaum bijak bestari mengatakan  menjaga kepercayaan publik merupakan tantangan terbesar insan pers, kapan dan di manapun dia mengabdi.

Kami keluarga besar Harian Pagi Pos Kupang yang hari ini, Kamis tanggal 1 Desember 2016  merayakan ulang tahun ke-24 menyadari sungguh pergumulan tersebut yaitu menjaga kompetensi profesional serta menjunjung tinggi etika. Pergulatan itu tidaklah enteng. Butuh komitmen serta konsistensi sikap.

Kami tahu diri. Kami belum memberikan yang terbaik kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur, medan pelayanan kami sejak terbit pertama 1 Desember 1992.  Puji Tuhan Yang Maha Kasih, terima kasih pembaca dan segenap mitra kerja karena Harian Pos Kupang tidak pernah tidak terbit selama 24  tahun ini. Terlambat terbit pernah dan berulangkali. Cukup sering karena  kendala teknis yang sulit kami hindari.
Kami menjalani hari baru. Hari pertama tahun ke-25 serta hari-hari sepanjang tahun.

Kami belum apa-apa. Baru 24 tahun mengabdikan diri untuk masyarakat daerah ini yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tentu saja banyak keterbatasan, kekurangan. Kami terus berikhtiar memberi yang terbaik sejalan dengan motto kami sebagai pemberi  Spirit Baru Nusa Tenggara Timur.

Demi pembaca kami tidak berhenti belajar. Kami akan terus berinovasi dalam hal isi berita, perwajahan serta cara penyajian. Mohon maaf atas khilaf dan salah. Kami butuh dukungan dan kritik agar prinsip independen dan kredibel  tetap tegak berdiri. Terima kasih.*

Sumber: Pos Kupang 1 Desember 2016 hal 4
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes