Menguap dalam 60 Detik

Argentina juara Piala Dunia 2022

Catatan  Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM -  Pesta sepak  bola hampir sebulan penuh di negara Teluk berakhir mengesankan. Lusail memamerkan laga final terbaik sepanjang sejarah.

Sebagai jurnalis yang doyan menulis olahraga khususnya sepak bola, saya beruntung tidak melewatkan pertandingan final Piala Dunia sejak  USA 1994. Setidaknya melalui siaran langsung  televisi.

Final Qatar 2022 merupakan edisi kedelapan. Final yang paling mengesankan.  Bagi saya tak ada final FIFA World Cup sejak 1994  yang lebih menggetarkan hati  dibandingkan duel  Argentina vs Prancis di Lusail hari Minggu 18 Desember 2022.

Mungkin tuan dan puan berpendapat senada. Bisa dibilang inilah satu di antara sedikit laga final Piala Dunia terbaik sejak kompetisi ini bergulir di Uruguay 1930.

Final Piala Dunia 1994  sangat monoton hingga Brasil menang untung-untungan atas Italia lewat adu penalti 3-2. 

Roberto Baggio menangis karena dewi fortuna menjauh dari tim Gli Azzurri yang tampil lebih apik sejak fase penyisihan grup.

Final empat tahun berikutnya di Kota Paris yang romantis, Brasil begitu tak berdaya melawan Zinedine Zidane dan kawan-kawan di babak final Piala Dunia 13 Juli 1998.

Prancis menang telak  3-0.  Brasil laksana macan ompong.  Zidane mencetak dua gol dan satu gol persembahan Emanuel Petit.

Tanggal 30 Juni 2002, tim nasional  Brasil meraih trofi kelima Piala Dunia setelah menumbangkan Jerman 2-0 di final. 

Si gigi kelinci  Ronaldo  Luís Nazário de Lima memborong gol Brasil menit ke-67 dan 79. Final tanpa drama menegangkan.

Babak final Piala Dunia 2006 antara Italia vs Prancis   di Stadion Olimpiade Berlin lebih tak elok lagi. Final brutal dan tak sedap dipandang mata.

Selain ternoda  tandukan Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi, duel selama 120 menit yang berakhir 1-1 jauh dari menghibur. Italia akhirnya meraih trofi keempat Piala Dunia setelah menang adu penalti 5-3.

Final Piala Dunia 2010 dan Piala Dunia 2014 setali tiga uang. Hanya tercipta satu gol dalam pertandingan yang membosankan penonton selama dua jam.

Pada 12 Juli 2010 di Afrika Selatan, Spanyol meraih trofi pertama Piala Dunia setelah membekuk Belanda 1-0 lewat gol Andres Iniesta menit ke-116. 

Situasi serupa terulang empat tahun kemudian di Brasil saat Jerman bersua Argentina di final 14 Juli 2014. 

Jerman mengemas trofi  keempat Piala Dunia -- menyamai rekor Italia --  setelah menang 1-0 atas Tim Tango hasil sontekan Mario Gotze pada menit ke-113.

Empat tahun silam di Rusia 2018  jauh lebih atraktif. Tercipta enam gol dalam waktu 90 menit saat Prancis mengubur mimpi Kroasia 4-2.

Dalam pertandingan di  Stadion Luzhniki, Moskow 15 Juli 2018, Kylian Mbappe menyumbang satu gol untuk Prancis di menit ke-65. 

Gol Les Bleus lainnya dicetak Paul Pogba menit ke-59, Antoine Griezmann menit ke-38 (penalti) dan gol bunuh diri pemain Kroasia, Mario Mandzukic menit ke-18.

Adapun dua gol balasan Kroasia persembahan Ivan Perizic (18) dan Mario Mandzukic menit ke-69.

Final di Lusail hari Minggu 18 Desember 2022 tidak hanya aktraktif.  Pemain  Argentina dan Prancis menari-nari,  memaksa penonton tak berkedip matanya selama 120 menit.

Kedua tim  mencetak gol seperti berbalas pantun. Argentina unggul lebih dulu 2-0 di babak pertama. Disamakan Prancis menjadi 2-2 saat laga tersisa 10 menit.

Di babak extra time Argentina kembali unggul 3-2 kemudian buyar hanya dua menit menjelang wasit meniup peluit panjang. 

Adu penalti menjadi pilihan akhir. Di titik ini Lionel Messi dan kawan-kawan lebih siap mental dan fisik. Mereka menang 4-2.

 Tim nasional Argentina sukses meraih trofi ketiga Piala Dunia setelah 1978 dan 1986.  Karier sang kapten, Lionel Messi pun sempurna. 

Gelar Piala Dunia 2022 membawa Lionel Messi berada di puncak dunia dan abadi sebagai seorang pesepak bola terbaik dalam sejarah bola.

Boleh jadi tidak lama lagi Lionel Messi akan  pensiun dari tim nasional. Trofi Piala Dunia 2022 menjadi warisan kekal bagi tanah air yang dicintainya, Argentina. 

Bagi La Pulga, julukan Lionel Messi, juara Piala Dunia 2022 merupakan trofi ke-39 selama karier profesionalnya yang menawan sejak usia belia. Semua simbol terbaik di ladang sepak bola sejagat sudah dia raih.

Lionel  Messi layak disanjung  lebih baik daripada pemain seangkatannya asal Portugal, Cristiano Ronaldo yang kandas bersama timnya di babak perempat final melawan Maroko.

Menguap dalam 60 detik

Pelatih Prancis Didier Deschamps membuka pertarungan final di Stadion Lusail lewat skema klasik 4-3-3. 

Di lini belakang dia menempatkan Jules Kounde,  Raphael Varane, Dayot Upamecano dan Theo Hernandez.

Antoine Griezmann mengkoordinir lini tengah bersama Aurelien Tchouameni,  Adrien Rabiot, dan Ousmane Dembele.  Olivier Giroud dan Kylian Mbappe berduet di depan.

Deschamps menampilkan Prancis yang ekstra hati-hati sebagaimana cara mereka menghabisi Inggris dan Maroko di perempat final dan semifinal. 

Pasukan Si Biru cenderung menanti Argentina masuk menyerang terlebih dahulu. 

Sebaliknya tim asuhan Lionel Scaloni  dalam skema 4-4-2 tidak mengubah wajah eloknya yang agresif.  Scaloni secara mengejutkan menurunkan Angel Di Maria sejak menit awal.

Di pilar  pertahanan formasi paten yaitu  kuartet Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, dan Nicolas Tagliafico.

Rodrigo De Paul, Enzo Fernandez dan Alexis Mac Allister bergerilia di blok tengah bersama Angel Di Maria. Tugas mereka mendukung Lionel Messi dan Julian Alvarez.

Messi memimpin Argentina membungkam  Prancis.  Pemain bernomor punggung 10 itu membuka keran gol  dari titik  penalti  pada menit ke-23. Sepakan 12 pas adalah hadiah bagi Argentina setelah Di Maria dilanggar dalam kotak terlarang.

Itu merupakan  gol penalti keempat Lionel Messi di Piala Dunia 2022 dari lima kesempatan. Lionel Messi mengakhiri pesta bola Qatar 2022 dengan koleksi tujuh gol.

Messi juga berperan saat tercipta gol kedua Argentina dari kaki  Angel Di Maria pada menit ke-36.

Lionel Messi menginisiasi transisi serangan La Albiceleste melalui operan satu sentuhan kepada Julian Alvarez di tengah lapangan. 

Alvarez memberikan umpan manja kepada Di Maria yang dengan mudah mengecoh kiper Hugo Lloris. Tertinggal dua gol, Didier Deschamps merepons lewat pergantian dua pemain sekaligus pada menit ke-41.

Ousmane Dembele diganti Randal Kolo Muani dan Marcus Thuram masuk menggantikan posisi Olivier Giroud. Argentina unggul 2-0 hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Argentina tetap mendominasi jalannya pertandingan. Mereka terus menggempur untuk menambah gol.

Saat pertandingan tersisa 10 menit dan orang mulai berpikir Argentina menang, bintang Prancis Kylian Mbappe mengubah jalan cerita. Drama menegangkan berawal dari sini.

Keunggulan Argentina menguap ke langit Lusail hanya dalam waktu 60 detik di penghujung babak kedua.  

Kylian Mbappe memborong dua gol pada menit ke-80 dan ke-81. Pendukung Prancis yang diam seribu bahasa sontak  berdendang ria.

Gol pertama Mbappe dari titik putih. Gol kedua tercipta begitu indah hasil tembakan anak muda berusia 23 tahun itu jarak dekat yang membuat  Emiliano Martinez meringis.

Drama terulang di masa perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Lionel Messi memperlihatkan kelas kebintangannya saat dia  mencetak gol pada menit ke-108. Argentina unggul 3-2.

Namun, keunggulan tersebut menguap lagi 120 detik menjelang wasit berkepala plontos asal Polandia,  Szymon Marciniak meniup peluit akhir.

Kylian Mbappe  mencetak hattrick. Dia kembali mengukir dari titik penalti.  Skor imbang 3-3.  

Ketegangan tidak hanya memuncak di Stadion Lusail. Dunia ikut berdebar menanti siapa pemenang pesta Qatar 2022.

Kemenangan Argentina berkat sukses empat eksekutor penalti, yaitu  Lionel Messi, Paulo Dybala, Leandro Paredes, dan Gonzalo Montiel.  

Prancis hanya menghasilkan gol melalui Kylian Mbappe dan Randal Kolo Muani.  Sedangkan Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal menjebol gawang Martinez. 

Kylian Mbappe luar biasa. Tiga dari empat golnya malam itu ke gawangArgentina dia cetak dari titik penalti. Dia tampil begitu dingin, tenang dan meyakinkan. 

Benar-benar seorang bintang bola yang sudah merasakan trofi juara Piala Dunia dalam usia masih 18 tahun.

Tak pelak lagi Lionel Messi dan Kylian Mbappe adalah pemimpin orkestra final Piala Dunia 2022. Dua bintang beda usia yang sungguh memukau dunia.

Legenda Inggris Alan Shearer memuji.  "Terima kasih Messi dan Mbappe. Argentina terus berjuang, mentalitas Prancis yang terus yakin mengejar ketingggalan. Sungguh luar biasa," kata Alan Shearer.

Gelar Piala Dunia 2022 itu terasa lebih manis karena Lionel Messi kini sejajar dengan Mario Kempes dan Diego Maradona, dua bintang sepak bola Argentina 1978 dan 1986. 

Karier Lionel  Messi bersama La Albiceleste malah  lebih sempurna daripada dua pendahulunya lantaran telah menghadirkan trofi Piala Dunia U20, Copa America, Piala Dunia, serta medali emas Olimpiade.

Messi yang telah menjalani lima Piala Dunia (2006, 2010, 2014, 2018, 2022) kini mengoleksi 12 gol dan tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Argentina di turnamen terakbar. 

Pemain  kelahiran Kota Rosasio, Argentina, 35 tahun lalu ini penampilan terbanyak di Piala Dunia dengan 26 laga yang melampaui legenda Jerman, Lothar Matthaus.

Messi juga menjadi pemain pertama di Piala Dunia yang mengkreasikan 20 gol (12 gol dan delapan asisst). Dia melewati rekor Miroslav Klose (16 gol dan tiga asisst) dan Ronaldo Nazario (15 gol dan empat asisst).

Sukacita Natal dan Tahun Baru

Sukses Argentina di Piala Dunia 2022 sungguh membawa kebahagiaan bagi rakyat Argentina yang kini terjerat krisis ekonomi. Setidaknya mereka boleh merayakan sukacita menjelang Natal dan Tahun Baru.

Sukacita tersebut tersembul indah antara lain terlihat  di kawasan  Obelisk, jantung ibu kota Buenos Aires,  pada hari  Minggu 18 Desember 2022. 

Manusia menyemut di sana. Laporan media menyebutkan, jutaan warga Argentina memadati jalanan ibu kota Buenos Aires begitu Argentina menang 4-2 dalam adu penalti.

Di Rosario, kampung halaman Messi dan Angel Di Maria,  para penggemar tim saingan Newell's Old Boys dan Rosario Central mengubur perbedaan mereka pada level klub. Mereka sama-sama merayakan kemenangan.

"Tim nasional menyatukan semua orang. Bisa dilihat penggemar Central dan Newell berpelukan dan bernyanyi. Itu hal terindah yang pernah ada," kata Nahuel Cantero (21), seorang  warga setempat.

Para pemain tim nasional Argentina dijadwalkan tiba di Argentina, Senin malam waktu setempat, 19 Desember 2022. 

Rangkaian perayaan dan parade sudah menanti kepulangan para pahlawan itu pada Selasa 20 Desember 2022.

Bagaimana Prancis? Tentu saja kekalahan di final melawan Argentina sangat menyakitkan Hugo Lloris dan kawan-kawan.

Si Biru gagal mempertahankan gelar juara yang  sudah di depan mata gara-gara tidak semua algojo penalti siap menanggung tekanan mental.

Apapun hasil akhir final Piala Dunia 2022,  dunia bersyukur memiliki anak bola jenius dan rendah hati seperti  Messi dan Mbappe.

Kalaupun Messi pensiun, dunia tak perlu galau dan baper. Toh sudah ada Mbappe yang kepiawaiannya nomor wahid.  Masa depannya di ladang bola masih panjang amat.

Begitulah hukum alam. Anak bola selalu lahir di zamannya. Messi pergi datanglah Mbappe.

Salut untuk  Messi dan Mbappe, dua sahabat di klub Paris Saint-Germain. Terima Argentina dan Prancis yang telah menghibur dunia.

Danke, sepak bola! (*)

Sumber: Tribun Lombok


Ajaran Bola Didier Decshamps

Didier Deschamps

Catatan  Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA - Juara bertahan Piala Dunia, Prancis tinggal sejengkal akan menyamai pencapaian Italia dan Brasil. Sukses mempertahankan trofi Piala Dunia.

Italia menorehkan rekor tersebut di Piala Dunia 1938 di Prancis, sedangkan Brasil mempertahankan gelar di Piala Dunia 1962 di Chile.

Mampukah tim asuhan Didier Deschamps mewujudkan malam ini? 

Bukan mustahil.  Kapten tim berjulukan Si Biru (Les Bleus) di Piala Dunia 1998 tersebut, punya modal untuk merealisasikannya di Qatar, Minggu malam 18 Desember 2022.

Didier Deschamps adalah tipe pelatih yang akan melakukan segala cara halal sesuai rule of the game demi mencetak kemenangan. 

Prinsip  itu selalu dia junjung tinggi.  Mantan bintang klub Juventus Italia tersebut bisa menerapkan strategi sangat menyerang. Pada kondisi tertentu dia bahkan bisa parkir bus.

Didier Deschamps sudah mempraktikkan jurus tersebut dalam pesta bola Qatar 2022.

Tuan dan puan pastilah telah melihat bagaimana dalam dua pertandingan teranyar, Kylian Mbappe dan kawan-kawan bermain seadanya tapi sukses besar.

Sang arsitek Les Bleus tak menyesal mengorbankan wajah elok Prancis yang atraktif  menghibur,  termasuk saat menekuk Maroko 2-0 di babak semifinal  Rabu malam  14 Desember 2022.

Pada Rabu malam atau Kamis dini hari WITA (15/12/2022) di Stadion Al Bayt, Kota Al Khor,  Prancis laksana berlayar dalam kepungan badai serangan Maroko.

Mereka tampil jauh dari ciri khasnya yang hebat, tetapi menarik hati pula bahwa pasukan Prancis tidak membuat kesalahan fatal. 

Skuat Didier Deschamps memilih bermain efektif. Sabar menanti serangan bergelombang Maroko, melihat celah lalu menikam jantung lawan pada saat yang tepat. 

Tak ada tim semewah Prancis di Piala Dunia 2022.  Mereka memiliki pemain  berkualitas terbaik di semua lini mulai dari kiper hingga ujung tombak. 

Melawan Maroko, permainan sederhana dari skuad mewah bhineka tunggal ika tersebut cukup untuk mengantar Prancis kembali ke partai puncak dua kali berturut-turut. 

Dunia harus angkat topi bahwa dalam empat tahun terakhir Prancis adalah tim nasional terbaik sejagat.

”Laga tadi sama sekali tidak mudah, tetapi kami berhasil menunjukkan kualitas, pengalaman, dan spirit tim,” kata Deschamps setelah pertandingan.

Ajaran Didier Deschamps

Cara bermain Prancis sontak  berubah sejak  melawan Inggris di babak perempat final yang dimenangkan Les Bleus 2-1.

Melawan Hary Kane dan kawan-kawan sama sekali tidak terlihat pemainan dominan dan sangat ofensif dari formasi 4-2-3-1 kesukaan Deschamps  demi memaksimalkan bakat hebat megabintang Kylian Mbappe.

Prancis bermain ekstra hati-hati.  Justru sengaja memancing lawan keluar dari sarangnya. Inggris dan Maroko terpancing taktik tersebut dan mereka keok.

Sangat mungkin Didier Deschanps akan menerapkan strategi yang sama melawan Argentina di babak final, Minggu malam 18 Desember 2022 mulai pukul 22.00 WITA.

Prancis akan memberikan kesempatan kepada Lionel Messi dkk menyerang. Pada saat yang tepat mereka berbalik menggempur memanfaatkan transisi pemain yang jitu.

Cara Prancis mengalahkan Maroko bisa terulang.  Setelah unggul 1-0 lewat gol bek sayap Theo Hernandez pada menit ke-5, para pemain Prancis pasif menunggu serangan Maroko dengan blok medium. 

Gelandang serang sekaliber  Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele bahkan turun jauh membantu lini pertahanan.

Data statistik pertandingan menunjukkan, penguasaan bola Prancis melawan Maroko turun drastis. Hanya 39 persen. 

Gol kedua Prancis pada menit ke-79 dari kaki Randal Kolo Muani hasil serangan balik memanfaatkan kelengahan pemain Maroko yang tak henti menggempur tapi lupa bertahan.

Hakim Ziyech dan kawan-kawan yang menari-menari menyerang malam itu tak sanggup mencetak satu gol pun ke gawang Hugo Lloris. Singa Atlas berhenti mengaum. Kejutan Maroko berakhir. 

Beberapa  pengamat sepak bola memang mengeritik pilihan taktik Didier. Sebagai tim juara bertahan yang unggul jauh kualitas pemain, cara itu mestinya tidak perlu dipakai.

Akan tetapi Didier  Deschamps tetap pada prinsipnya. Tujuan utama adalah  kemenangan. Pragmatisme sudah menjadi tuntutan pasar sepak bola modern.

Wajah pragmatis sebenarnya menjadi ciri khas Si Biru sejak di Rusia 2018. Mereka mengandalkan serangan balik dengan formasi 4-4-2. 

Ajaran bola Deschamps adalah Kylian Mbappe dkk harus rela menderita bersama dikepung musuh sampai mendapat kesempatan dalam transisi serangan balik.

Percuma bermain indah tapi kandas. Brasil bermain indah, eh malah gagal melawan Krosia.  Spanyol dan Portugal juga sama nasibnya di Qatar 2022.

Didier Deschamps belajar banyak dari kejatuhan Spanyol dan Portugal. Kedua tim bermaterikan pemain  top  terjebak perangkap Maroko. 

Spanyol dan Portugal  menguasai bola selama  mungkin sehingga menekan agresif lawan. Malah mereka dipatuk serangan balik  Maroko yang terorganisasir mematikan.

Piala Dunia 2022 di Qatar menyembulkan  fakta unik menggemaskan. Melawan teori bapak sepak bola modern asal Belanda, Johan Cruyff.

Bintang Belanda di Piala Dunia 1974 dan 1978 itu  tim yang dominan menguasai bola memiliki peluang menang lebih besar. Keyakinan Cryuff ternyata tidak tampak  dalam pesta bola di Qatar 2022.

Kroasia dan Maroko  sama-sama mendominasi penguasaan bola saat melawan Argentina dan Prancis. Tapi mereka tumbang,

Melawan Argentina, Kroasia menguasai  bola hingga 60 persen. Namun, Kroasia justru takluk 0-3 dari Lionel Messi dan rekan-rekan. Maroko pun demikian nasibnya.

”Percuma jika menguasai bola, tetapi tidak efektif. Kami datang untuk menang, bukan memegang bola lebih lama,” ujar Pelatih Maroko Walid Regragui.

Walid terpancing gaya bermain Prancis di semifinal. Maroko lebih lama menguasai namun tidak efektif menghasilkan gol.

Prancis saat menjuarai Piala Dunia Rusia 2018 menguasai  bola hanya sekitar 48 persen. Artinya Prancis bukan yang sangat menyerang seperti Argentina, Brasil, Spanyol, Inggris atau Belanda.

Piala Dunia 2022 membutikan penguasaan bola bukan jaminan berjaya. Mengutip laporan Kompas, di Qatar 2022, hanya sembilan dari 15 tim dengan penguasaan di atas 51 persen yang lolos ke fase gugur. 

Tim Panser  Jerman dan Denmark yang mencatat penguasaan 59,8 persen tidak lolos. Adapun enam tim dengan penguasaan di bawah 38 persen justru lolos, antara lain Maroko dan Jepang.

Spanyol, tim dengan rata-rata penguasaan bola tertinggi, 76,8 persen, paling mencerminkan tidak ada yang lebih penting daripada efektivitas mencetak gol.

Didier Deschamps, gelandang bertahan terbaik pada zamannya, paham betul cara untuk menang atas lawan-lawannya termasuk  Argentina.  

Tidak penting amat menguasai bola selama mungkin. Ajaran  bolanya sederhana,  siap menderita dulu dikepung baru berbalik mematuk.  Mirip gaya bertarung ayam jago bukan?

Begitulah sekilas tentang Didier Deschamps. Di ajang Piala Dunia, tidak ada pria Prancis lain yang lebih akrab dengan kemenangan dibandingkan dirinya. 

Prancis sudah empat kali lolos ke final Piala Dunia. Deschamps tiga kali berada di dalamnya, sekali sebagai kapten tim (1998) dan dua kali sebagai pelatih (2018 dan 2022). Luar biasa.

Bagaimana caranya melawan Argentina beberapa jam lagi?  Mari kita nantikan bersama. 

Salam bola! (*)

Sumber: Tribun Lombok

Membasuh Duka Argentina

Fans Argentina

Catatan  Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA - Pesta pora  sudah terlihat di Buenos Aires, 13 Desember 2022. Padahal timnas Argentina belum mendapat apapun dari pesta bola Qatar 2022. Trofi juara masih jauh.

Dalam tayangan video yang beredar luas maupun laporan televisi, pada hari Selasa itu, ratusan ribu orang Argentina menyemut di  kawasan Obelisk,  jantung ibu kota Buenos Aires.

Mereka berdendang berdansa. Bersukaria merayakan keberhasilan Lionel Messi dan kawan-kawan  menang 3-0 atas Kroasia di semifinal Piala Dunia Qatar 2022.

Argentina yang tersandung malu  pada laga perdana melawan Arab Saudi, akhirnya  lolos ke final.  

Sukacita mencabik langit negeri Tango.  Senyum bergulung-gulung menembus hingga pelosok terjauh negara terluas kedelapan di dunia tersebut.

Ratusan ribu warga Buenos Aires berjingkrak ria. Gembira tak terkira, sepak bola menghibur mereka  di tengah krisis ekonomi yang mencekik.

Ya, laporan media termasuk kantor berita ternama AP dan Reuters, terang menyebut  sukses tim nasional sepak bola Argentina sejauh ini di Piala Dunia 2022 membuat rakyat negeri Latin Amerika tersebut melupakan sejenak beban hidup.

Dari 47 juta penduduk Argentina (2022), jumlah warga miskin masih di atas angka 20 persen dari total populasi. Tergolong tinggi.

Mengutip laporan kompas.id  pada 17 Desember 2022, kondisi dalam negeri Argentina tidak sedang baik-baik saja.

Setahun terakhir, inflasi komoditas barang dan jasa di negara yang bertetangga dengan Brasil itu menyentuh angka  88 persen. Belum ada sinyal  inflasi bakal melambat.

Dalam kondisi sulit dan inflasi, hanya sebagian kecil rakyat Argentina yang mampu terbang ke Qatar untuk mendukung Albiceleste secara langsung di dalam stadion. 

Maklum, harga tiket menonton satu pertandingan di Qatar 2022 sangat mahal buat kantong kebanyakan warga Argentina.  

Sekadar misal, untuk duel final Argentina vs Prancis, misalnya, harga tiket termurah saja menembus angka Rp 9 juta.

Menurut lembaga statistik INDEC, indeks harga di Argentina melesat 6 persen, hanya selama November 2022. 

Pada akhir tahun seperti saat ini, kehidupan terasa ngeri di Argentina lantaran rakyat dihantui harga bahan pokok menjulang di tengah festival Natal dan Tahun Baru. 

Pada akhir tahun, rakyat berteriak karena harga bahan bakar minyak (BBM) biasanya naik diikuti harga kebutuhan pokok.  

Mereka akan berunjuk rasa di jalan. Buruh mengancam mogok dengan tuntutan kenaikan upah dan bonus untuk mengatasi inflasi.

Membasuh duka

Dalam kepungan badai ekonomi,  hanya sepak bola yang mampu menghibur rakyat Argentina atau sekurang-kurangnya sejenak mengalihkan perhatian mereka dari derita.

Itulah sebabnya ratusan ribu orang membanjiri kawasan Obelisk 13 Desember 2022 saat Lionel Messi dkk lolos ke final Piala Dunia 2022.

Begitulah pesona sepak bola di Argentina yang sejak lama  dipandang  lebih penting daripada segalanya. 

Sepak bola menyajikan peran unik laksana sihir. Sepak bola membasuh duka menjadi sukacita  rakyat.

 Mirip Brasil, kenangan kolektif  warga dunia yang paling kuat tentang Argentina pastilah sepak bola.  Bola ya Argentina. Argentina identik sepak bola.

Tuan dan puan bayangkan bagaimana kalau Argentina akhirnya keluar sebagai juara Piala Dunia 2022? Pesta di seluruh penjuru negeri Argentina bakal meledak hebat.

Trofi juara Piala Dunia 2022  akan membawa kebahagian bagi rakyat Argentina. ”Dalam perspektif moral untuk memberikan hal yang berarti bagi rakyat Argentina, kami amat menginginkan timnas menjadi juara (Piala Dunia). Rakyat benar-benar perlu diberikan kesenangan,” ujar kata Menteri Ketenagakerjaan Argentina, Kelly Olmos.

Tentu saja kesenangan sepak bola tidak abadi. Pesta juara pun tak mungkin menguburkan  realitas sosial di altar kehidupan manusia yang amat kompleks, termasuk krisis ekonomi di Argentina sekarang.

Akan tetapi, sekurang-kurangnya sukacita bola  menghadirkan kegembiraan yang bisa terus abadi dalam memori manusia yang menggemarinya.

 Hampir sebulan terakhir,  sejak  Qatar menari bersama si kulit bundar  20 November 2022,  sepak bola niscaya sempat menghadirkan senyum dan tawa di bibir Anda bukan? 

Demikianlah tujuan utama olahraga terpopuler sejagat ini. Sepak bola mesti hadir  membawa kebahagiaan, bukan sebaliknya tragedi dan air mata kematian.

Kapan sepak bola Indonesia membasuh duka, setidaknya duka tragedi Kanjuruhan Malang yang kian sayup terdengar? *

Sumber: Tribun Lombok

Hakimi yang Tidak Menghakimi

Kylian Mbappe dan Achraf Hakimi

Catatan Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM - Kejuaraan sepak bola  Piala Dunia 2022 tak lama lagi usai. 

Tuan, puan dan beta  tinggal menanti siapa kampiun dari pesta bola terakbar sejagat edisi ke-22 yang bergulir hampir sebulan penuh sejak 20  November 2022. 

Prancis atau Argentina? Minggu malam larut 18 Desember 2022 dunia akan tahu siapa juaranya.

Satu hal pasti Qatar 2022 telah membuat dunia jatuh hati. Betapa Piala Dunia bukan semata soal kompetisi menuju yang terbaik. Bukan cuma rivalitas, kawan lawan, pahlawan pecundang,  atau menang kalah. 

Qatar 2022 yang segera berlalu mewariskan pesona olahraga sejak abad lalu yaitu respek, kerendahan hati serta kesadaraan bahwa kompetisi tidak boleh mengubur persaudaraan.

Di tengah kerasnya rivalitas antar tim peserta Piala Dunia 2022, tersembul elok sejumlah aksi bersahabat antar pesepak bola. Mereka saling mendukung, menghibur, dan membangkitkan semangat bagi yang tumbang.

Piala Dunia bukan panggung saling menghujat atau menghakimi sebagaiman riuh rendah suara para idola tim yang berseliweran liar di jagat maya. 

Tim nasional Kroasia yang underdog ternyata tampil gagah perkasa menumbangkan  pemegang lima bintang, Brasil, di babak perempat final Piala Dunia 2022.

Dalam pertandingan menguras emosi di Stadion Kota Pendidikan, Al-Rayyan, Qatar, Jumat malam 9 Desember 2022, Kroasia menang 4-2 atas Brasil lewat adu penalti.

Drama adu sepak 12 pas menjadi pilihan setelah kedua tim berbagi skor 1-1 selama pertandingan 120 menit.

Brasil tersingkir, Neymar dan kawan-kawan meringis pedih. Tarian jogo bonito  kalah adu penalti. Sakit!

Dewi fortuna malam itu memihak para algojo Kroasia yang lebih garang terutama Dominik Livakovic yang begitu piawai di bawah mistar gawang. 

Setelah pertandingan berakhir, kapten timnas Kroasia Luka Modric tidak semata larut dalam selebrasi kemenangan bersama rekan-rekannya.

Gelandang elegan ini justru memberi semangat kepada para pemain Brasil. Dia memeluk sejumlah pemain tim Samba, membisikkan kata-kata meneguhkan hati.

Fotografer kantor berita AFP, Jewel Samad mengabadikan satu di antara momen manis tersebut.

Luka Modric menghampiri pemain muda Brasil,  Antony yang terduduk lesu di tengah lapangan setelah Selecao  tersingkir di babak perempat final lewat adu penalti.

Tak lama kemudian Antony bangkit berdiri. Menebarkan senyum kecil. Mengucapkan terima kasih kepada Luka Modric. 

"Saya sudah biasa merasakan kekalahan di lapangan sepak bola. Saya tahu bagaimana perasaan para pemain Brasil malam itu," kata Modric.

Menghibur CR7

Seorang di antara pemain bintang yang terang-terangan menangis di Piala Dunia 2022 adalah Cristiano Ronaldo.

Pemain timnas Portugal berjuluk CR7 tersebut menitikkan air mata lantaran Portugal menyerah kalah 0-1 melawan tim tak ternama dari Afrika, Maroko di babak perempat final Piala Dunia 2022.

Sikap menawan hati diperlihatkan dua pemain Maroko,  Achraf Dari  dan Jawad El Yamiq seusai laga di Stadion  Al Thumama, Doha, Qatar, Sabtu malam 10 Desember 2022.

Sesaat setelah wasit meniup peluit panjang,  Achraf Dari  dan Jawad El Yamiq langsung  menghibur Cristiano Ronaldo yang terkubur impiannya meraih trofi Piala Dunia 2022. 

Portugal yang sebelumnya menang telak atas Swiss, tak berdaya menghadapi tembok kokoh Maroko. Langkah Portugal berakhir di babak delapan besar.

Begitulah sepak bola, sebuah cermin bening tentang kehidupan manusia. Ada saat menjulang langit, ada pula waktunya merayap. Roda berputar. Menang dan kalah. 

Empat hari setelah pesta kemenangan atas Portugal, Maroko keok. Tim kejutan dari Afrika tersebut menyerah 0-2 atas juara bertahan Prancis dalam laga semifinal di Stadion Al-Bayt, Al Khor, Qatar, Rabu 14 Desember 2022.

 Sikap simpati kembali berserakan  di Al-Bayt. Pemain lincah Prancis, Antoine Griezmann  menghibur bek Maroko, Achraf Hakimi seusai pertandingan. 

Pada saat yang sama rekannya  Jules Kounde meneguhkan hati pemain Maroko, Abde Ezzalzouli.

Momen lebih mengharu biru  terjadi antara dua sahabat di klub Paris Saint German, Kylian Mbappe (Prancis) dan Achraf Hakimi (Maroko).

Keduanya harus berseteru ketika Prancis berhadapan dengan Maroko di semifinal Piala Dunia 2022.

Prancis keluar jadi pemenang dan memastikan tiket final Piala Dunia 2022 melawan Argentia.  Sedangkan Hakimi  dan rekan-rekannya berjuang meraih  posisi ketiga melawan Kroasia 17 Desember 2022.

Setelah pertandingan di Al-Bayt,  Kylian Mbappe dan Achraf Hakimi tampak cukup lama berinteraksi. Keduanya memang berteman karib. 

Kylian Mbappe menghibur Hakimi yang ikut memberi kontribusi  besar demi kiprah gemilang Maroko di Qatar 2022.  

Demikian pula  Hakimi tak mengeluarkan sepatah kata pun yang mengakimi sobatnya Kylian Mbappe. Padahal  Mbappe jelas mempermalukan serta mengubur mimpi Maroko melangkah ke final.

Dia justru memuji pemain berusia 23 tahun tersebut.  Salut  atas aksi luar biasa Mbappe  mengobrak-abrik area penalti Maroko demi membuka ruang tercipta gol kedua Prancis pada menit ke-79 dari kaki Randal Kolo Muani.

Selain di lapangan hijau, Kylian Mbappe juga menghibur Hakimi via postingan di Twitter.  "Jangan sedih kawan, semua orang bangga dengan pencapaianmu, kalian bikin sejarah," tulis Mbappe.

Bersama narasi apik  tersebut, Kylian Mbappe mengunggah foto dirinya dirangkul Achraf Hakimi.  Unggahan Mbappe viral. Simpati dan respek mengalir.

Sepak bola adalah olahraga terpopuler sejagat. Miliaran orang dari seluruh penjuru bumi mengikuti pertandingan, rivalitas, gaya hidup pemain serta apa saja  yang berhubungan dengan sepak bola.

Sikap Luka Modric, Achraf Dari, Jawad El Yamiq, Antoine Griezmann, Jules Kounde dan  Kylian Mbappe adalah contoh nyata indahnya persaudaraan sepak bola.

Mereka  memberi pesan kuat bahwa pertarungan hanya berlangsung selama 90 atau 120 menit. 

Sesudah itu yang menang tak mesti congkak dan jemawa. Justru tugas pemenang meneguhkan dan menghibur yang kalah. 

Di sanalah letak makna sportivitas. Perwujudan fair play.  Hanya dengan sikap demikian dunia bola jauh dari tragedi memilukan hati seperti prahara Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan korban nyawa lebih dari 130-an orang.

Sejak laga perdana Piala Dunia 2022 antara tuan rumah  Qatar melawan Ekuador 20 November 2022, rivalitas antar negara peserta memuncak. Panas sampai ke ubun-ubun.

Tidak sedikit pemain yang menerima hukuman  kartu kuning dan kartu merah dari wasit karena melanggar.

Sampai  babak semifinal tercatat  211 kartu kuning dan 4 kartu merah dikeluarkan wasit. Timnas Arab Saudi merupakan  kontestan FIFA World Cup 2022 terbanyak menerima kartu kuning, 14 kartu kuning. Disusul Argentina dan Serbia menerima 12 kartu kuning.

Hingga babak semifinal telah tercipta 163 gol.  Kylian Mbappe (Prancis) dan Lionel Messi (Argentina) berada di puncak daftar top skor dengan koleksi  lima gol. 

Berikutnya Olivier Giroud dari  Prancis  yang mengoleksi 4 gol. Dari sisi produktivitas, timnas Inggris dan Prancis menempati posisi tertinggi dengan mencetak 13 gol disusul Argentina yang mencetak 12 gol.

Gol, pelanggaran, kartu kuning, dan kartu merah merupakan indikator ketatnya pertarungan di ajang Piala Dunia. Setiap tim berjuang saling melumpuhkan  dengan mencetak gol ke gawang lawan sebanyak mungkin.

Cukup sering seorang pemain terpaksa menjegal  lawan agar dia gagal mencetak gol. Sepak bola memang bukan cabang olahraga lemah gemulai. 

Bola merupakan olahraga keras. Butuh daya tahan tubuh tangguh dan mental baja. Kemenangan hanya bisa Anda raih lewat perasan keringat dan air mata.

Namun, di antara kerasnya persaingan, sikap memikat  hati seperti diperlihatkan Modric, Mbappe, dan Jawad El Yamiq, sungguh memulihkan luka batin.

Toh manusia laksana debu yang suatu saat akan lenyap. Kembali ke haribaan sang khalik. Jadi untuk apa memendam amarah, bermusuhan dan dengki?  (*)

Sumber: Tribun Lombok


Misi Lionel Messi

Lionel Messi
Catatan Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM - Lionel Messi tak pernah bisa melupakan kepiluan di Rusia. Empat tahun lalu dalam laga  kedua  penyisihan Grup D Piala Dunia 2018, Kroasia menggilas Argentina.

Dalam pertandingan di Stadion Nizhny Novgorod, 260 mil timur Moskow,  tim Tango yang diasuh Jorge Sampaoli terhuyung-huyung kebobolan tiga gol tanpa balas.

Kroasia begitu perkasa atas Lionel Messi dkk. Tiga gol Kroasia ke gawang Argentina kala itu semua tercipta di babak kedua persembahan Ante Rebic menit ke-53, Luka Modric (80'), dan  Ivan Rakitic menit ke- 91.

Gol pertama hasil sepakan keras Ante Rebic  memanfaatkan blunder  kiper Argentina, Willy Caballero. 

Gol kedua Kroasia tercipta indah nian. Luka Modric  merobek gawang Argentina hasil tendangan gledek  jarak jauh. 

Sebelum melepas tendangan roket,  Luka Modric lebih dulu menggocek Otamendi. Sedangkan  gol ketiga dari kaki Ivan Rakitic terjadi saat Lionel Messi dkk  sudah  kehabisan cara  untuk membalas.

Kroasia terus melaju hingga babak final sebelum kalah 2-4 melawan Prancis pada 15 Juli 2018.

Tahun  2022,  kedua tim kembali berjumpa di ajang yang sama. Bukan lagi di babak penyisihan tapi semifinal. Selangkah menuju partai puncak. Atmosfernya jelas beda.

Bagi La Pulga, julukan Lionel Messi yang artinya Si Kutu,  misi utama Selasa malam 13 Desember 2022  atau Rabu dini hari WITA 14 Desember 2022, adalah revans.

Mampukah Si Kutu  balas dendam sekaligus mengantar Argentina ke final Qatar 2022? 

Jalan yang tidak mudah tentunya. Tim Kroasia 2022 masih bermaterikan sekitar 70 persen tim 2018. Pelatih masih sama, Zlatko Dalic.

Mereka solid dan tangguh. Bermain sangat disiplin dan efektif.  Tidak buang tenaga percuma sampai ada yang bilang: Kroasia rasa Jerman. 

Sudah pasti duel Argentina vs Kroasia di semifinal Piala Dunia 2022  bakal menawan hati. Pun menegangkan bagi para pemujanya. 

Setelah empat tahun berlalu, kedua tim  kembali bertemu di babak semifinal Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail Qatar, Rabu 14 Desember 2022 mulai pukul 02.00 WIB. 

Argentina lolos ke semifinal setelah menekuk musuh bebuyutannya Belanda 4-3 via adu penalti setelah bermain 2-2 selama 120 menit.

Kroasia pun melewati rute yang sama. Luka Modric dkk menyingkirkan Brasil 4-2 lewat drama dua penalti setelah bermain 1-1 selama dua jam. Neymar menangis.

Argentina adalah pemegang dua bintang di Piala Dunia,  juara 1978, 1986.   Kroasia bukan yang kecil. Mereka runner-up 2018, peringkat III Piala Dunia 1988. 

Dari sisi head to head, kedua negara imbang. Dari lima kali bersua di ladang bola,  Argentina menang 2 kali, Kroasia menang 2 dan satu kali berakhir seri.

Itu berarti tak cukup alasan bagi Kroasia untuk minder menghadapi Lionel Messi dkk yang hampir pasti lebih banyak fansnya di seluruh bumi.

Kinerja kedua tim sejak fase penyisihan grup beda tipis. Malahan Kroasia lebih baik ketimbang Argentina.

Dalam lima laga di Piala Dunia 2022, Argentina  menang 4 kali dan sekali tumbang 1-2 melawan Arab Saudi. Tim asuhan Lionel Scaloni mencetak 9 gol dan kebobolan 5 kali.

Kinerja Kroasia lebih apik.  Skuat asuhan  Zlatko Dalic tak terkalahkan dalam lima penampilannnya di Qatar 2022.  Kroasia   3 kali menang, 2 seri, hanya kebobolan 3 gol, dan mencetak gol 5.  

Kroasia memiliki pertahanan solid. Dalam formasi klasik 4-4-3,  kuartet Borna Barisic, Josko Gvardiol, Dejan Lovren, dan Josip Juranovic sulit ditembus penyerang musuh. 

Pemain belakang Kroasia juga bermain nyaman karena memiliki kiper hebat  Dominik Livakovic di bawah mistar gawang. 

Di barisan gelandang, Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Luka Modric dan Ivan Perisic sangat padu. Mereka sangat memanjakan dua striker, Bruno Petkovic dan  Andrej Kramaric.

Setelah dipermalukan Arab Saudi pada laga perdana, Lionel Scaloni lekas berbenah.  Terbukti tren penampilan Lionel Messi cs terus membaik hingga mencapai semifinal.

Scaloni selama ini memakai formasi klasik 4-4-2 dengan  Emi Martinez di bawah mistar.

Martinez dilindungi  Gonzalo Montiel, Cristian Romero, Nicolas Otamendi,  dan Lisandro Martinez di pilar pertahanan.  

Sementara Angel Di Maria, Leandro Paredes, Rodrigo De Paul,  dan Marcos Acuna biasanya menjadi pilihan utama Scaloni di barisan gelandang.

Tugas mereka mengirim umpan terukur serta membuka ruang tembak bagi Lionel Messi atau  Lautaro Martinez di garis serang. 

Tak pernah gagal

Sejarah Piala Dunia hingga edisi ke-21 di Rusia 2018 mencatat, timnas Argentina tak pernah menderita kekalahan di semifinal.

Sejauh ini, La Albiceleste, julukan timas Argentia telah 4 kali tampil di babak semifinal Piala Dunia yaitu Piala Dunia 1930, 1986, 1990, dan Piala Dunia 2014.

Dari seluruh pertandingan semifinal tersebut, timnas Argentina tak pernah kalah.

Mengutip BolaSport.com, pengecualian terjadi di ajangh Piala Dunia 1978 saat  Argentina meraih trofi untuk pertama kali.

Ketika  format kejuaraan sepak bola Piala Dunia  FIFA berbeda dari biasanya sehingga tidak ada babak semifinal.

Di Piala Dunia 1978, ronde pertama terdiri dari 4 grup, lalu ronde kedua terdiri dari 2 grup.

Juara setiap  grup pada ronde kedua akan langsung lolos ke final Piala Dunia. Pada Piala Dunia pertama tahun 1930, Argentina  lolos ke final namun Argentina gagal meraih gelar juara setelah kalah 2-4 melawan  tuan rumah Uruguay.

Argentina kembali lolos ke semifinal  Piala Dunia 1986 di Meksiko. Tim asuhan Carlos Bilardo saat itu menekuk Belgia 2-0 sehingga berhak melaju ke partai puncak.

Di final, Diego Maradona dan kawan-kawan sukses mengalahkan Jerman Barat  3-2.

Pada Piala Dunia berikutnya tahun 1990, Argentina kembali bisa menembus semifinal  bertemu Italia.

Pertandingan antara Argentina versus Italia berjalan seimbang sama kuat 1-1 sehingga laga berlanjut hingga adu penalti. Argentina menang 4-3.

Pada partai final, Argentina lagi-lagi harus berjumpa dengan Jerman Barat untuk kedua kalinya. Sayang Argentina gagal mempertahankan gelar. Mereka kalah 0-1.

Setelah kekalahan di final 1990, Piala Dunia 2014 merupakan pencapaian tertinggi Argentina di pesta sepak bola empat tahunan tersebut.

Lionel Messi sukses membantu Argentina mencapai final Piala Dunia 2014 di Brasil.

Di semifinal Piala Dunia 2014, Argentina memulangkan Belanda melalui drama adu penalti dengan skor 4-2 setelah bermain seri 0-0.

Namun, Lionel Messi gagal mempersembahkan gelar juara dunia untuk warga Argentina setelah tumbang di final atas Jerman. Gol tunggal Mario Goetze memupus impian Argentina meraih trofi ketiga.

Lionel Messi kini memiliki kesempatan emas untuk kembali membawa Argentina ke final Piala Dunia 2022.

Akan tetapi, timnas Argentina  harus mengalahkan Kroasia lebih dulu di semifinal. Jika lolos ke final, timnas Argentina akan menghadapi pemenang laga antara Maroko vs Prancis.

Rekor pribadi Messi

Selain bertekad mengantar Argentina ke final Piala Dunia 2022,  Lionel Messi juga mengincar rekor pribadi yang bakal terkenang sepanjang masa.

Lionel  Messi berpeluang menyamai pencapaian pemain legendaris Jerman, Lothar Matthaus, sebagai pemain dengan penampilan terbanyak di ajang Piala Dunia.

Menurut data FIFA, Lionel Messi sudah mengoleksi 24 penampilan di Piala Dunia bersama timnas Argentina.

Lothar Matthaus hanya unggul satu penampilan dari Messi, yakni 25 penampilan bersama timnas Jerman.

Bila Lionel Messi bermain melawan Kroasia malam ini,  maka penyerang berusia 35 tahun itu akan menyamai rekor Lothar Matthaus.

Lionel Messi bisa melebihi rekor Lothar Matthaus apabila bermain di partai final atau perebutan tempat ketiga nanti.

Sejauh ini, legenda timnas Italia dan AC Milan, Paolo Maldini, menjadi pemain dengan menit bermain terbanyak di Piala Dunia.

Paolo Maldini mengoleksi 2.217 menit bermain untuk timnas Italia. Messi berpeluang melampaui rekor Maldini tersebut. La Pulga sudah menorehkan 2.104 menit bermain di Piala Dunia bersama timnas Argentina.

Apabila Messi bermain dalam laga Argentina vs Kroasia hingga babak perpanjangan waktu selama 120 menit, maka mantan bintang Barcelona itu melewati  rekor Paolo Maldini.

Lionel  Messi juga berpeluang memecahkan rekor  legenda Brasil, Pele yaki pemberi assist terbanyak di  fase gugur Piala Dunia. Pele menjadi pemberi assist paling banyak di fase gugur yaitu enam assist.

Lionel Messi hanya terpaut satu assist dari Pele. Apabila dia membuat dua assist dalam laga Argentina vs Kroasia, Messi melampaui rekor Pele.

Rekor  terakhir adalah pencetak gol terbanyak Argentina di Piala Dunia Messi sebenarnya sudah menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa timnas Argentina di Piala Dunia.

Namun,   penyerang Paris Saint Germain masih memiliki catatan sama dengan seniornya, Gabriel Batistuta. Keduanya sama menorehkan 10 gol untuk La Albiceleste.

Terakhir, Lionel  Messi akan  menobatkan diri sebagai raja gol Argentina di Piala Dunia bila mencetak satu gol saja dalam duel Argentina vs Kroasia, Rabu dini hari WITA 14 Desember 2022.

Kita tunggu bersama.  (*)

Sumber: Tribun Lombok



Maroko Mewakili Mimpi Afrika dan Arab

Fans timnas Maroko di Qatar 2022

Oleh  Trias Kuncahyono 

Wartawan Kompas 1988-2018 dan Penulis Buku 

KETIKA pada 2010, Qatar diputuskan sebagai negara penyelenggara Piala Dunia 2024, saat itulah sejarah baru ditulis. 

Tidak hanya sejarah baru bagi Piala Dunia karena pertama kali digelar di negara Timur Tengah, tetapi juga bagi Timur Tengah sendiri, khususnya Qatar, yang tidak memiliki tradisi kuat dalam sepak bola, yang belum pernah lolos ke Piala Dunia.

 Qatar menjadi negara Islam pertama, negara Arab pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia. Sejarah baru tidak berhenti sampai di sini. 

Tetapi ternyata, "beranak-pinak", melahirkan sejarah yang lebih baru lagi. 

Di Qatar, juara dua kali Piala Dunia (1978 dan 1986) Argentina dikalahkan Arab Saudi; Jerman juara empat Piala Dunia (1954, 1974, 1990, dan 2014) lebih tragis dikalahkan Jepang dan Korsel. Yang lebih spektakuler adalah keberhasilan Maroko.

 Di fase grup, Maroko menyisihkan Belgia di babak fase grup: 2-0. Lalu, Maroko menekuk salah raksasa bola Eropa, Spanyol, lewat adu penalti, 3-0. 

Dengan kemenangan itu, Maroko menjadi negara Afrika pertama, setelah Ghana (2010), tembus perempat final. Dan, yang tak kalah dahsyat lagi, Maroko menghancurkan impian tim bertabur bintang, Portugal, dengan skor 1-0. 

Dengan itu, Maroko-- al-magrib, tempat matahari terbit--mencetak sejarah gemilang: negara Afrika pertama tembus semifinal, negara Arab pertama masuk semifinal. 

Maroko - al-Andalus 

Kemenangan Maroko terutama atas Spanyol, negara tetangga beda benua yang dipisahkan Selat Gibraltal dan yang titik paling dekat berjarak delapan kilometer, memiliki nilai historis dan politis tinggi. 

Keberhasilan Maroko menundukkan Spanyol lalu Portugal seperti telah mengajak orang untuk kembali membuka-buka lembaran sejarah lama, ketika wilayah Spanyol dan Portugal bernama Andalusia, al-Andalus. 

Hal itu terjadi setelah penguasa Dinasti Almoravid atau al-Murabitun (1062-1150)--etnik Berber; Maroko sekarang ini beretnik Arab dan Berber--kerajaan Islam yang berkuasa atas kawasan Afrika Utara menaklukan Maroko dan menjadikan Marrakesh (1062) sebagai ibu kotanya. 

Dari Maroko mereka melompati Selat Gibraltal dan menundukkan wilayah yang sekarang ini Spanyol dan Portugal. 

Pada pertengahan abad ke-12, Dinasti Almoravid digantikan Dinasti Almohad atau al-Muwahhidun (1150-1269), dinasti Berber baru dari Afrika Utara. 

Dinasti Almohad menjadikan Seville sebagai ibu kota mereka di al-Andalus. Tetapi, tetap mempertahankan Marrakesh sebagai pusat kekuasaan mereka di Afrika Utara. 

Kekuasaan al-Andalus mulai pudar pada akhir abad ke-15. Setelah pada 1492, Raja Ferdinand II dari Aragon dan istrinya Ratu Isabella dari Castille menaklukkan Kerajaan Granada, menjadi awal berakhirnya kekuasaan Muslim di al-Andalus yang berlangsung 800 tahun.

 Mereka lalu mengusir orang Arab, Berber, dan Yahudi dari Spanyol pada akhir abad tersebut (marocco world news, 19 Maret 2022). 

Ingat akan catatan sejarah itu, maka setelah Maroko mengalahkan Spanyol, al-Monitor (10/12/2022) menulis, ada yang membuat joke di Twitter dengan cuitan, "Spanyol harus mengganti namanya menjadi al-Andalus (Iberia)." 

Dari sinilah kemenangan kesebelasan Maroko atas Spanyol dan Portugal, memiliki nilai selain historis, tapi juga politis yang sangat penting. Kemenangan itu memberikan semangat baru bagi, tidak hanya Maroko, tetapi juga Afrika dan Timur Tengah.

 Dalam dunia sepakbola, tim-tim Afrika juga Timur Tengah, selama ini selalu dipandang sebelah mata, dianggap tim mediocre bila dibandingkan dengan tim-tim Eropa dan Amerika Latin. 

Maka kemenangan itu telah menimbulkan rasa bangga yang kuat menyebar ke seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara. Karena itu, tidak benar ujar-ujaran yang berbunyi, "tidak ada tim kecil yang tersisa" di semifinal.

 Maroko adalah tim kecil dibandingkan Spanyol, Portugal, Brasil, Jerman, Belgia, dan juga Belanda yang harus pulang lebih dahulu.

 Tetapi, "yang kecil itu" sekarang menjadi yang terbesar di seluruh Afrika dan Timur Tengah. 

Bahkan, merupakan salah satu dari empat besar tim yang bertarung di semifinal. 

Menyatukan Front 

Dalam peta politik dunia, Maroko negara kerajaan yang berpenduduk 36,9 juta jiwa itu adalah salah satu sahabat (sekutu) terlama AS di Afrika Utara dan Timur Tengah; serta sekutu utama non-NATO. 

Sejak 1957, Maroko menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan AS. Sementara dalam percaturan kekuatan di Timur Tengah, Maroko berkawan baik dengan Arab Saudi. 

Bahkan, di tengah fluiditas yang sulit diselesaikan di kawasan itu Afrika Utara dan Timur Tengah, Maroko menjadi kartu truf Arab Saudi di Afrika Utara. Itu berarti, Maroko penting bagi Arab Saudi.

 Selain lebih stabil dibandingkan Tunisia, Aljazair apalagi Libya, Maroko juga tidak memiliki hubungan baik dengan Iran. Tidak baiknya hubungan Maroko dengan Iran, juga penting bagi AS. 

Menurut Al Jazeera, pada 2018, Maroko memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Dadakannya adalah adanya kolusi Hezbollah dukungan Iran dengan Front Polisario, kelompok bersenjata yang berusaha menguasai wilayah Sahara Barat yang sekarang di bawah kekuasaan Maroko. 

Hezbollah mengirimkan rudal SAM9, SAM11, dan Strela pada Front Polisario. Maroko juga tidak memiliki hubungan baik dengan tetangganya, Aljazair (Carnegie Endowment for International Peace, 3/5/2022).

 Pada Agustus 2021, Aljazair secara sepihak memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko. Sebenarnya, permusuhan dan persaingan antara kedua negara tetangga telah berlangsung lama. 

Namun, ketegangan semakin meningkat pada Desember 2020 ketika Maroko--salah satu penandatangan Abraham Accords--menormalisasi hubungannya dengan Israel sebagai imbalan atas pengakuan AS atas kedaulatan kerajaan atas wilayah Sahara Barat, dan sejak saat itu, Aljazair tampak semakin terisolasi secara diplomatis.

 Maret ini, rezim Aljazair mengalami kekalahan baru ketika Spanyol menyatakan dukungannya terhadap rencana otonomi Maroko untuk Sahara Barat.

 Namun, persoalan-persoalan atau perbedaan politik tersebut tenggelam oleh kemenangan Maroko atas Spanyol dan Portugal. 

Maroko telah mengibarkan dua bendera: bendera Afrika dan Timur Tengah. Maka, kemenangan Maroko, untuk sebagian besar wilayah Afrika dan Timur Tengah, dirasakan sebagai kemenangan bagi seluruh rakyat Arab, termasuk Aljazair.

 Ini menegaskan bahwa olah raga, sepakbola adalah bahasa universal. Sepakbola telah melampaui batas-batas politik, sentimen politik, kepentingan politik. -

 "Politik adalah urusan para politisi, tetapi rakyat hanya memiliki satu hati. Rakyat dan pemerintah 'beda entitas'," tulis Middle East Eye. "Maroko mewakili mimpi Arab yang indah yang membuat kita semua bahagia," kata seorang pemuda di Doha kepada AFP. 

Apalagi kalau kemenangan itu masih berlanjut. Maka, benar kata Presiden FIFA Gianni Infantino, "Sepak bola memiliki kekuatan untuk menyatukan orang, melampaui semua batas, melintasi semua batas."

Sumber: Kompas.com


Untung ada Maroko

Fans Maroko di Qatar 2022

Catatan  Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM - Untung  ada Maroko. Kalau tidak, Qatar 2022 terasa hambar saja bukan? 

Maklumlah, dari delapan tim yang  sudah memastikan diri lolos ke babak perempat final Piala Dunia 2022, hanya Maroko anak pendatang baru. 

Pasukan Afrika itu  terbukti masih bertahan di negeri para emir setelah menyingkirkan mereka yang dipandang  lebih perkasa dan hebat. 

Korban Maroko teranyar adalah tetangganya  Spanyol, negara sepak bola dengan liga terbaik dunia.

Tujuh  tim lainnya sarat reputasi dan prestasi.  Zona Eropa dominan dengan lima wakil. Dua dari Amerika Selatan.  Afrika terkepung di antara dua sumbu bola dunia.

Seandainya Spanyol  lolos ke babak delapan besar, maka kisah Piala Dunia 2022 sesungguhnya telah berakhir. Tak ada kejutan lagi. Sensasinya menipis.

Toh di sana  telah bertengger gagah tim Oranye  Belanda, tim juara tanpa mahkota yang penampilannya lazim memikat hati. Mereka runner-up 1974, 1978 dan 2010.  

Argentina pemegang  dua bintang, juara 1978 dan 1986.   Prancis,  sang juara bertahan 2018 dan kampiun 1998.  Inggris jawara 1966, tim dari kompetisi bola paling glamour dan hebat sejagat raya. Skuat The Three Lions 2022 sedang bagus-bagusnya.

Krosia bukanlah yang terkecil di antara gema gaung  Piala Dunia. Luka Modric dkk runner-up di Rusia empat tahun silam. 

Pasukan berkostum mirip papan catur tersebut merupakan peringkat ketiga Piala Dunia 1998 di Prancis.  Dunia mencatat elok kepiawaian Davor Suker, top skor Piala Dunia 1998 dengan koleksi enam gol.

Portugal  juara Eropa 2016, satu-satunya yang belum mereka cicipi adalah final Piala Dunia. Sekadar babak semifinal Piala Dunia sudah  biasa. 

Selecao das Quinas, julukan Portugal  bahkan peringkat ketiga di Meksiko 1986, dan peringkat keempat 2006. Hari ini  Cristiano Ronaldo masih bersinar di senja usianya.

Terakhir Brasil, siapa tidak merasa ngeri ngeri sedap menatap reputasi dan prestasi Selecao di ajang FIFA World Cup?  

Brasil adalah satu-satunya negara berlabel lima bintang di jersey tim nasionalnya. Tak pernah absen sejak Piala Dunia pertama tahun 1930 di Uruguay.  Tim Samba lima kali meraih trofi:  1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002.   

Pasukan Samba 2022 tampil trengginas sejak laga awal, kecuali kekalahan 0-1 melawan Kamerun pada 3 Desember 2022 ketika Tite agak berjudi  menurunkan semua pemain lapis kedua.

Melihat Neymar dkk menghancurkan Korea Selatan 4-1,  Brasil memberi pesan kuat betapa mereka sangat siap untuk mengoleksi trofi keenam Piala Dunia.

Kiranya benar pernyataan Pelatih Kroasia, Zlatko Dalic bahwa Brasil memiliki skuat  menakutkan di Qatar 2022. Kroasia akan melawan Brasil di babak perempat final, Jumat malam 9 Desember 2022.

"Brasil adalah tim terbaik di turnamen ini, mereka memiliki pilihan pemain yang hebat-hebat, skuat  hebat, ini menakutkan, jadi akan menjadi ujian yang sangat besar bagi kami." 

"Brasil memiliki lebih dari 200 juta orang, penduduk kami hanya empat juta, jadi kami seperti pinggiran suatu kota di Brasil," kata Zlatko Dalic dikutip AFP.

Minim prestasi

Dari delapan tim pemegang tiket babak perempat final Piala Dunia 2022, prestasi Maroko paling minim.

Negeri Afrika utara itu sungguh terkecil dan terjepit di antara para raksasa bola. Maroko ikut Piala Dunia 1970, 1986, 1994, 1998 dan 2018. Prestasi terbaik sebelumnya adalah masuk babak 16 besar pada Piala Dunia  1986 di Meksiko.

Qatar 2022 merupakan catatan  emas bagi Maroko. Pertama kali dalam sejarah negeri itu mencapai babak perempat final FIFA World Cup.

Datang ke Piala Dunia 2022, tim asuhan Walid Regragui bukan favorit. Yang dijagokan dari Afrika adalah Senegal (juara bertahan Piala Afrika), Kamerun dan Ghana. Maroko hanya anak bawang.

Hasilnya semua sudah tahu. Maroko yang bergabung di Grup F Piala Dunia 2022 bersama Belgia, Kanada, dan  Kroasia tampil meyakinkan. 

Di babak penyisihan grup, Hakim Ziyech dan kawan-kawan menahan Kroasia 0-0, mengalahkan Belgia 2-0 dan menekuk Kanada 2-1. 

Maroko  keluar sebagai juara grup dengan koleksi poin 7. Belgia, peringkat kedua FIFA, dan Kanada tersingkir.

Lawan Maroko di babak 16 besar adalah Spanyol.  Kejutan  berlanjut.   Maroko lolos ke perempat final Piala Dunia 2022 setelah menyingkirkan La Furia Roja lewat adu penalti di Stadion Education City, Al Rayyan, Qatar, Selasa malam 6 Desember 2022.

Mengusung formasi klasik 4-4-3, Walid Regragui  menurunkan komposisi terbaiknya. Yassine Bounou alias Bono berada di bawah mistar gawang.

Lini belakang ditempati Achraf Hakimi, Nayef Aguerd, Romain Saiss,dan Noussair Mazraoui.  Di lini tengah, Hakim Ziyech bahu membahu bersama Azzedine Ounahi,Sofyan Amrabat dan Selim Amallah. 

Lini serang Maroko mengandalkan Youssef En-Nesyri  dan Sofiane Boufal. Strategi dan  taktik  Walid Regragui patut diacungi jempol. Anak asuhnya tidak buru-buru menggempur.

Mereka tahu Spanyol sangat  ofensif melalui aksi tiki taka Jordi Alba, Marcos Llorente, Rodri, Gavi, Sergio Busquets, Pedri, Ferran Torres, Marco Asensio  dan Dani Olmo.

Hakim Ziyech dan kawan-kawan bermain sabar. Mereka menanti serangan Spanyol tanpa memberi celah mereka masuk dari lini kedua menuju kotak penalti.  Anak-anak Maroko mengurangi kesalahaan seminim mungkin.

Timnas Spanyol kesulitan menerobos pertahanan Maroko yang kokoh. Jordi Alba dan kawan-kawan kehilangan daya kreasi yang mumpuni. Setelah imbang 0-0 selama 90 menit, di masa perpanjangan waktu, daya gempur Tim Matador habis. 

Petaka bagi Spanyol saat adu penalti. Algojo Matador ompong.  Sebaliknya para pemain Maroko sukses menjalankan tugasnya.  Badr Benoun merupakan satu-satunya pemain  Maroko yang tendangannya ditepis  kiper Spanyol, Unai Simon. 

Sementara tiga eksektor  Spanyol yaitu  Sergio Busquets, Carlos Soler, dan Pablo Sarabia, gagal menjebol gawang Maroko yang dikawal Yassine Bounou yang tampil cemerlang. 

Bono tiga kali sukses menepis sepakan penalti, mirip aksi kiper Kroasia, Dominik Livakovic ketika menggagalkan tiga tendangan penalti pemain Jepang.

Spanyol, juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan pulang kampung lebih lekas. Mengikuti jejak tim favorit Jerman dan Belgia.  

Skuat asuhan Pelatih Luis Enrique yang menang telak 7-0 atas  Kosta Rika pada laga perdana Grup E, terbukti inkonsistensi.

Hasil manis menyertai Portugal yang melawan Swiss untuk mendapat tempat terakhir di babak perempat final Piala Dunia 2022.

Duel Portugal  vs Swiss berakhir 6-1 untuk kemenangan Portugal. Tiga dari enam gol Portugal disumbangkan  anak muda Goncalo Ramos  menit ke-17, 51, dan 67',  Pepe (33'), Raphael Guerreiro (55'), dan Rafael Leao (90+2'). 

Satu-satunya gol  hiburan bagi  Swiss dicetak  Manuel Akanji pada menit ke-58. 

Selanjutnya Portugal akan melawan Maroko untuk meraih satu tempat di babak semifinal Piala Dunia 2022. Dunia menanti bagaimana kiprah Maroko di delapan besar. 

Saat lolos ke babak 16 besar,  Reragui dengan yakin mengatakan timnya bermimpi meraih trofi Piala Dunia. 

"Kami mengincar langit, kami tidak akan berhenti di sini, tetapi kami akan menjadi tim yang sulit dikalahkan, jadi mengapa tidak bermimpi memenangkan trofi,” ujarnya dilansir dari ESPN, Jumat 2 Desember 2022  lalu.

"Kita adalah pemimpi dan wujudkanlah mimpi itu."  Demikian sepenggal syair lagu  Jeon Jungkook, BTS dalam soundtrack Piala Dunia 2022.  Maroko mewujudkan mimpi bukan muskil.

Kiranya bukan harapan berlebihan agar  lahir juara baru di Piala Dunia 2022. Peluang tersebut  ada di tangan Maroko, Belanda, Kroasia dan Portugal. 

Inggris juara pun bolehlah. Sudah lama sekali Tiga Singa menjadi kampiun. Penantian selama 56 tahun mestinya tuntas di Qatar sepekan menjelang Natal 2022.  

Harry Kane dan kawan-kawan memiliki kesempatan emas tersebut.  Selamat berjuang!  (*)

Sumber: Tribun Lombok

Maroko Mengincar Langit

Tim nasional Maroko 2022

Catanan  Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM - Sinar kebangkitan Asia Afrika terpancar dari Qatar 2022. Siapa sangka Jepang menaklukkan dua raksasa Eropa, Jerman dan Spanyol?

Siapa pernah menduga Maroko bisa sedemikian gemilang?

Bergabung di Grup E, tim Samurai Biru itu dipandang sulit bersaing dengan tim Matador dan Der Panzer yang semua orang sudah tahu reputasi dan prestasinya di ladang bola.

Tak banyak yang menyebut nama Maroko saat melihat hasil undian pembagian grup Piala Dunia 2022. 

Maroko, negara eksotik di Afrika Utara yang  berbatasan langsung dengan Aljazair tersebut hanya dilirik sebagai penggembira  di Grup F bersama Belgia, Kroasia dan Kanada. 

Belgia adalah tim nomor dua dunia FIFA. Kroasia merupakan runner-up Piala Dunia di Rusia 2018.  Kekuatan mereka dahsyat.

Maroko membalikkan keadaan. Merusak semua prediksi pengamat sepak bola dunia.  

Pada laga perdana grup melawan Kroasia 23 November 2022, Maroko membuat Luka Modric dkk frustrasi.  Skor akhir 0-0.

Pada laga kedua makin menggila. Tim asuhan Walid Regragui menorehkan luka buat Romelu Lukaku dkk. Maroko mempermalukan Belgia 2-0 pada 27 November 2022. 

Maroko menutup laga penyisihan grup dengan manis. Menekuk Kanada 2-1 untuk memimpin klasemen akhir grup, mengoleksi total  poin 7.  Pendampingnya di babak 16 besar adalah  Kroasia. 

Belgia tersingkir. Lukaku menangis. Timnas Belgia menelan pil pahit lantaran hanya mengoleksi 4 pon. The Red Devils tersingkir dari Piala Dunia 2022 bersama tim unggulan lainnya, Jerman. 

Luka hati Romelu Lukaku berganda di Qatar 2022. Sebab dia gagal mencetak gol selama babak penyisihan Grup F Piala Dunia 2022. 

Dia memperoleh tiga peluang emas pada laga terakhir  Kroasia vs Belgia. Tapi semuanya nihil.  Setelah peluit panjang wasit berbunyi, Lukaku  menunduk sedih. 

Suasana kontras merebak di Al Thumama Stadium, Qatar, Kamis (1/12/2022) malam. Pelatih Maroko Walid Regragui dielu-elukan anak asuhnya. 

 Mereka bersukaria setelah menekuk Kanada lewat gol Hakim Ziyech (4') dan Youssef En-Nesyri (23').  Gol Kanada hasil bunuh diri bek Maroko, Nayef Aguerd (44'). 

Mengincar langit

Maroko menjadi simbol kebangkitan Afrika. Sampai hari ini zona Afrika sudah menempatkan dua wakilnya di babak 16 besar yaitu Maroko dan Senegal. 

Pelatih Maroko Walid Reragui mengungkapkan kunci sukses timnya. Menurut dia, anak asuhnnya selalu bersemangat mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik setiap pertandingan.

Reragui kini bermimpi meraih trofi Piala Dunia. "Kami mengincar langit, kami tidak akan berhenti di sini, tetapi kami akan menjadi tim yang sulit dikalahkan, jadi mengapa tidak bermimpi memenangkan trofi,” ujarnya dilansir dari ESPN, Jumat (2/12/202).

Kita adalah pemimpi dan wujudkanlah mimpi itu. Demikian sepenggal syair lagu  Jeon Jungkook, BTS. dalam soundtrack Piala Dunia 2022. Wujudkan mimpimu Maroko!

Reragui memuji penampilan Achraf Hakimi. Meskipun dia bermain dengan rasa sakit akibat cedera paha tetap ia berperan penting dalam kemenangan tersebut. Hakimi membuka peluang emas terjadinya  gol Youssef En-Nesyri di babak pertama.

Reragui  menyayangkan terjadi gol bunuh diri Nayef Aguerd karena   sedikit mengguncang tim. Tapi dia sudah melupakannya. Tak penting lagi bagi tim.

"Saya  ucapkan selamat kepada tim. Ini adalah keluarga - kami memiliki mentalitas yang baik. Sudah waktunya untuk melakukan hal-hal baik dengan generasi ini. Kami pantas mendapatkan sejarah dan hari ini kami membuat sejarah," ujarnya.

Sinar kebangkitan pun datang dari   Asia. Tak mau ketinggalan dengan Afrika, zona yang memiliki populasi terbanyak di dunia telah menempatkan dua wakil di babak 16 besar yaitu Australia dan Jepang.

Jepang hebat!  Skuat negeri Sakura itu menaklukkan dua tim raksasa yaitu Jerman dan Spanyol dan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 sebagai juara Grup E.

Pada laga terakhir grup Kamis malam waktu Qatar atau Jumat dini hari WITA (2/12/2022), Jepang mengalahkan Spanyol 2-1. Skor identik saat mereka menekuk Jerman pada laga perdana Grup E.

Duel Jepang vs Spanyol di Stadion Internasional Khalifa, Ar-Rayyan, Qatar, berlangsung sengit.

Jepang tertinggal lebih dulu setelah pemain Spanyol,  Alvaro Morata mencetak gol pada menit ke-11. 

Akan tetapi tim berjuluk Samurai Biru tidak kendor memberikan tekanan ke jantung pertahanan Spanyol.

Tim asuhan  Hajime Moriyasu berhasil menyamakan kedudukan lewat gol  Ritsu Doan pada menit ke-48.  Tiga menit kemudian Ao Tanaka mencetak gol kedua Jepang.

Setelah tertinggal 1-2, timnas Spanyol memberikan tekanan bergelombang. Namun, hingga akhir pertandingan skor  tidak berubah. Jepang meraih kemenangan kedua atas tim yang juara Piala Dunia 2010.

 Walaupun kalah dari Jepang, tim Matador Spanyol tetap lolos sebagai runner-up grup berkat keunggulan selisih gol atas Jerman yang sama-sama mengoleksi 4 poin.

Kosta Rika dan Jerman tersingkir. Kemenangan Jerman  4-2 atas Kosta Rika tidak menolong mereka melangkah lebih jauh di Qatar 2022.  

Kekalahan 1-2 atas Jepang pada laga perdana sungguh  meruntuhkan nama besar Der Panzer.  

Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Jerman kandas di babak penyisihan grup yaitu Piala Dunia 2018 dan 2022. Untuk negara bola seperti Jerman, kekalahan itu sungguh menyesakkan dada.

Apalagi mengingat di antara pemain timnas Jepang yang mempermalukan Jerman jusrtu bermain di Bundesliga. Anak-anak Jepang belajar di Jerman dan mempraktikkannya di Qatar 2022. 

Sejarah Piala Dunia sudah mencatat dengan tinta emas,  Jepang mengalahkan Jerman dan Spanyol. Keberhasilan ini akan terkenang selamanya.

Kiranya bukan hanya Walid Reragui yang mengincar langit. Meski tak terkatakan, Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu  mengimpikan hal yang sama.  

Jepang jangan lekas pulang ke pangkuan Gunung Fujiyama.  Shuichi Gonda dan kawan-kawannya  hendaknya terus melaju lebih jauh di Qatar 2022.  Demikian pula Maroko.

Asia Afrika bangga pada kalian yang memberi pesan kuat internasionalisasi sepak bola itu mesti diringi pemerataan kualitas. 

Tak elok monopoli prestasi karena sepak bola akan membosankan.  Asia Afrika tak mesti minder menatap kehebatan Eropa dan Latin Amerika.  

Proficiat buat Maroko dan Jepang.  Kita masih menanti kiprah wakil Asia Afrika lainnya yang  berjuang hari ini 2 Desember 2022. 

Di sana ada Staria Taeguk, Korea Selatan melawan Portugal,  Ghana vs Uruguay dan Kamerun vs Brasil.  (*)

Sumber: Tribun Lombok

Sekeping Kisah dari Iran

Antonee Robinson memeluk Ramin Rezian

Catatan Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM -  Iran sudah terlempar dari gelanggang Qatar 2022. Sang penakluk adalah musuh politiknya selama puluhan tahun, Amerika Serikat.

Keceriaan Amerika Serikat pun sudah usai. Langkah The Yanks berakhir di babak 16 besar. Melawan Tim Oranye Belanda,  Amerika Serikat menyerah 1-3.

Iran dianggap sebagai satu dari 15 negara  tempat lahirnya kebudayaan manusia.  Duel Iran vs Amerika Serikat,  Selasa malam 29  November 2022, meninggalkan kisah yang menyentuh kemanusiaan.

Respek seorang pemain Amerika Serikat terhadap lawan yang dia taklukkan  telah membuat banyak  hati terenyuh.   Mereka memuji dan bersyukur bahwa kasih sayang antar sesama indah nian.

NDTV menulis, tak lama setelah memulangkan  Iran dari Piala Dunia Qatar 2022, sebuah klip di Twitter menunjukkan pemain sepak bola tim Amerika Serikat, Antonee Robinson memeluk lawannya dari Iran, Ramin Rezian. 

Rezian menangis setelah kekalahan timnya. Robinson yang melihat kepiluan itu mendekat lalu memeluknya erat.

Pelukan emosional Robinson dan Rezian  dirayakan  banyak pengguna Twitter. 

"Kemanusiaan terbaik yang ditampilkan, setelah AS mengalahkan Iran di Piala Dunia, para pemain berbagi momen emosional, menunjukkan bagaimana sportivitas dapat melampaui geopolitik," kata yang lain. 

Begitulah olahraga. Sportivitas mempesona dunia selama berabad-abad karena dia menyembulkan kemanusiaan hakiki hingga detik ini.

Olahraga melintasi batasan suku, agama, ras dan golongan. Melampaui permusuhan politik atau percaturan ekonomi. 

Kompetisi atau rivalitas  hanya berlangsung selama periode waktu tertentu yang disepakati bersama sebagai rule of the game. Tatkala duel usai di panggung arena,  persaudaraan tetaplah nomor satu. 

Lihatlah sikap dan aksi para pemain, pelatih, ofisial tim peserta Piala Dunia Qatar 2022. Saat bertanding menjadi yang terbaik mereka bertarung sehabis-habisnya. 

Namun, pelukan hangat dan bersalaman  di akhir laga tetap menyertai. Tak penting siapa kalah atau menang. Mereka saling berbagi senyum. Saling meneguhkan.  Pemenang tidak jemawa. Yang kalah pun bisa menerima dengan lapang dada.

Tidak baik-baik saja

Pelukan emosional Robinson dan Rezian sungguh relevan dengan situasi dalam negeri Iran dewasa ini. Iran tidak sedang baik-baik saja. 

Suhu politik di negeri  yang berbatasan dengan lebih dari enam negara itu sedang panas. Ada indikasi kerenggangan sosial di negara multibudaya yang memiliki banyak kelompok suku dan bahasa tersebut.

Masih kental sikap anti pemerintah dari sebagian kelompok masyarakat  sejak insiden yang menimpa  perempuan Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, bulan Sepetember 2022 lalu.

Cara mereka memprotes antara lain dengan merayakan kekalahan tim negara mereka dari Amerika Serikat di ajang FIFA World Cup 2022. 

Di kampung halaman Mahsa Amini, misalnya, yang kematiannya pada 16 September 2022, memicu protes meluas di Iran, pengunjuk rasa melepaskan kembang api. 

Sebuah video yang dibagikan di Twitter oleh aktivis Kurdi, Kaveh Ghoreishi menunjukkan di Kota Sanandaj, sejumlah orang bersorak sorai. 

Bunyi klakson menggelegar setelah Amerika Serikat mencetak satu-satunya gol kemenangan ke gawang Iran dalam pertandingan tersebut.

Mengutip warta Kompas.com, perayaan kemenangan Amerika atas Iran menelan korban jiwa. 

Seorang warga Iran ditembak mati  pasukan keamanan gara-gara  merayakan kekalahan tim nasionalnya dari Amerika.

Kekalahan tersebut menimbulkan tanggapan beragam dari pendukung pro dan anti-rezim Iran.

Banyak warga Iran enggan mendukung perjuangan Mehdi Taremi dkk di Qatar  sebagai tanggapan atas tindakan keras pemerintah terhadap protes lebih dari dua bulan, yang dipicu  kematian Mahsa Amini dalam tahanan. 

Warga Iran bernama Mehran Samak ditembak mati setelah dia membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, kota di pantai Laut Kaspia barat laut Teheran. 

Demikian menurut laporan kelompok hak asasi pada Rabu 30 November 2022, sebagaimana dilansir kantor berita AFP. 

"Mehran Samak (27 tahun)  menjadi sasaran langsung dan ditembak di kepala oleh pasukan keamanan... menyusul kekalahan tim nasional melawan Amerika", kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.

Pusat Hak Asasi Manusia di Iran (CHRI) yang berbasis di New York juga melaporkan Samak dibunuh pasukan keamanan saat perayaan kekalahan timnas Iran.

Tidak ada komentar segera tentang insiden tersebut dari pihak berwenang Iran. Fakta  mengejutkan kemudian muncul, setelah gelandang internasional Iran Saeid Ezatolahi mengungkapkan bahwa dia mengenal Mehran Samak. 

Anggota timnas Iran yang bermain  melawan Amerika dan berasal dari Bandar Anzali itu mengunggah fotonya dengan korban, bersama di tim sepak bola remaja. 

 "Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita meninggalnya Anda membakar hati saya," kata Ezatolahi di Instagram, yang menggambarkan Samak sebagai rekan setim masa kecil. 

Dia tidak mengomentari keadaan kematian temannya tetapi berkata, "Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap." 

"Ini bukan yang pantas didapatkan kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita," tambah  Saeid Ezatolah.

Ezatolahi, yang kecewa dengan hasil pertandingn terakhir timnya di Piala Dunia Qatar,  dihibur  rekan setimnya maupun para pemain AS setelah peluit akhir wasit berbunyi

Lagu kebangsaan

Kontroversi memang menyertai langkah timnas Iran di Piala Dunia 2022.  Mereka  memilih  diam, tidak mau menyanyikan lagu kebangsaan saat laga perdana Grup B melawan  Inggris pada 21 November 2022.

Hari itu Inggris permalukan Iran 6-2. Pascakejadian tersebut muncul laporan penguasa Iran memberikan tekanan keras kepada timnas Iran dan ofisialnya.

Akhirnya para pemain timnas Iran kembali menyanyikan lagu kebangsaan  di dua pertandingan berikutnya, saat melawan Wales dan Amerika Serikat. 

Kematian Mehran Samak yang dibunuh karena merayakan kekalahan timnas Iran dari Amerika Serikat, melahirkan ketegangan baru di negara yang berbatasan dengan Azerbaijan, Armenia, dan Laut Kaspia di utara tersebut.

Para pelayat terdengar meneriakkan kata-kata, "Matilah diktator" saat pemakaman  Samak hari Rabu November 2022.  

Seruan dalam video yang dibagikan CHRI itu ditujukan untuk pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

IHR mengatakan pihak berwenang  Iran menolak  menyerahkan jenazah pria itu kepada keluarga. 

BBC Persia melaporkan, pemakaman Samak di Bandar Anzali   tanpa pengumuman sebelumnya, dan mendapat penjagaan ketat guna menghindari insiden besar. 

Menurut IHR, pasukan keamanan Iran telah menewaskan sedikitnya 448 orang dalam tindakan keras terhadap protes dalam lebih dari dua bulan, termasuk 60 anak di bawah usia 18 tahun dan 29 wanita.

Seorang jenderal Iran mengatakan pada Senin 28 November 2022 bahwa lebih dari 300 orang tewas dalam kerusuhan itu. 

Pemerintah Republik Islam Iran telah mengerahkan pasukan keamanan negara untuk melawan apa yang disebut sebagai "kerusuhan" setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022. 

Mahsa Amini tewas di dalam tahanan setelah tiga hari dia ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian perempuan Iran, yakni tak memakai jilbab secara sempurna.

Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo mengatakan setidaknya 448 orang telah dibunuh  pasukan keamanan Iran dalam tindakan keras terhadap protes selama lebih dari dua bulan. (*)

Sumber: TribunLombok.com

Senja yang Merindu

Cristiano Ronaldo dan Bruno Fernandes
Catatan  Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM - Cristiano Ronaldo berada di remang senja kariernya sebagai pemain sepak bola. Tak seorangpun yang bisa memungkiri. Usia Ronaldo sudah 37 tahun.

Tapi senja menjelma indah  justru karena kepergiannya yang amat lekas, bukan? 

CR7 sedang berjuang mewariskan keindahan senja yang merindu  kepada adik-adiknya, penerus kejayaan Portugal di masa depan.

Cristiano Ronaldo tidak mencetak gol saat Portugal membekap Uruguay 2-0 pada laga kedua Grup H, Senin malam 28 November 2022. 

Sepasang gol Portugal yang mengantar  Selecao das Quinas ke babak 16 besar,  persembahan pemain  Manchester United, Bruno. Bruno Fernandes.

Bruno Fernandes bikin gol menit ke-54 dan menit ke-90 dari titik penalti. 

FIFA sempat mencatat gol  menit ke-54 itu milik Cristiano Ronaldo. FIFA meralat beberapa saat kemudian.

Terciptanya gol Bruno memang ada sedikit kontribusi Cristiano Ronaldo di depan gawang Uruguay. Aksi CR7 melompat tinggi  untuk menyambar umpan Bruno mengelabui kiper Uruguay, Sergio Rochet.

Menerima umpan Raphael Guerreiro di ujung kanan luar kotak penalti Uruguay, Bruno Fernandes bermaksud mengirimkan umpan lambung ke arah Cristiano Ronaldo. 

Ronaldo  melompat untuk menyundul. Bola masuk mulus menembus jaring Sergio Rochet. 

Dalam tayangan ulang dan foto yang beredar luas di media sosial, Cristiano Ronaldo memang melompat untuk menyundul bola umpan lambung Bruno Fernandes. 

Akan tetapi, pemain yang baru saja mengucapkan sayonara kepada  Manchester United itu tidak menyentuh bola sedikitpun. 

Alhasil, gol tersebut murni milik Bruno Fernandes yang sejak enam tahun silam sudah disebut-sebut sebagai penerus CR7.

Cristiano Ronaldo mengagumi  karakter juniornya. Bruno anak yang manis dan rendah hari. Pekerja tekun di lapangan. Punya jiwa kepemimpinan.  Kalau dia pensiun setelah Piala Dunia 2022, sudah ada pengganti yang tepat.

Mimpi  juara masih hidup

Cristiano Ronaldo sulit menyembunyikan sukacita hatinya menyambut sukses menuju 16 besar Qatar 2022. Dia melukiskan pencapaian tersebut sebagai mimpi juara yang masih hidup.

"Kita berada di babak 16 besar Piala Dunia! Kerja yang hebat, tim!" cuit Cristiano Ronaldo di akun media sosialnya.

Megabintang berusia 37 tahun itu memang bertekad membawa Portugal meraih trofi  Piala Dunia, gelar yang belum dia raih selama kariernya yang panjang.

Apalagi ini merupakan Piala Dunia terakhir bagi  Ronaldo. Piala Dunia 2026, CR7 hampir pasti sudah pensiun sebagai pemain tim nasional.

Wajar mimpi besar CR7 terus menyala. Toh mereka sudah berada di babak 16 besar. 

Di akun twitternya, CR7 menulis dalam bahasa ibu.  "Estamos nos oitavos do Mundial! Grande trabalho, equipa! Frente a um adversário de grande mérito, fizemos valer a nossa força e a nossa qualidade. Vamos em frente! Estamos na luta e o nosso sonho continua bem vivo! Força, Portugal!

"Melawan tim yang memiliki prestasi besar, kami menegaskan kekuatan dan kualitas kami. Ayo melaju! Kami sedang berjuang dan impian kami masih hidup! Kekuatan, Portugal!" demikian Cristiano Ronaldo.

Tambahan tiga poin membuat Portugal memimpin  klasemen sementara Grup H Piala Dunia 2022 dengan enam poin unggul tiga angka atas Ghana yang berada di peringkat dua. 

Uruguay yang baru mengoleksi satu poin menduduki posisi juru kunci Grup H, kalah selisih gol dari Korea Selatan yang menempati peringkat ketiga. 

Pada laga pamungkas Grup H, Jumat 2 Desember 2022 mulai pukul 22.00 WIB, Portugal akan melawan Korea Selatan, sedangkan Uruguay melakoni duel hidup mati kontra Ghana.

Korea Selatan, Uruguay dan Ghana berjuang mendampingi Cristiano Ronaldo dkk ke babak knock out alias babak 16 besar.

Tiket babak 16 besar merupakan kesempatan emas bagi Cristiano Ronaldo menambah koleksi golnya di ajang Piala Dunia.

Lawan Portugal adalah juara atau runner-up Grup G yang dihuni Brasil, Serbia, Swiss, dan Kamerun. 

Brasil sudah memastikan diri lolos. Masih dinanti siapa pendamping Brasil. Bisa Swiss, Swedia atau Kamerun lantaran mereka sama berpeluang.

Bagi pemain aktif seangkatannya, Cristiano Ronaldo merupakan sedikit pria yang beruntung. Dalam usia seuzur sekarang dia masih menjadi andalan tim nasional.

Dia bahkan sudah mencatat rekor istimewa.  Pada pekan pertama pesta bola  Piala Dunia 2022 Qatar,  Cristiano Ronaldo dan bintang Argentina, Lionel Messi (35) sama-sama mengukir catatan bersejarah. 

CR7 dan La Pulga, julukan Messi, menorehkan rekor setelah  memimpin tim negara masing-masing meraih kemenangan di Piala Dunia 2022. 

Cristiano Ronaldo memimpin skuat Portugal pada laga pertama Grup H Piala Dunia 2022 melawan Ghana di Stadion 974, Doha, Kamis 24 November 2022. Dalam laga super ketat, Portugal sukses menaklukkan Ghana dengan skor tipis 3-2.

Gol pembuka Selecao das Quinas ke gawang Ghana dicetak Ronaldo dari titik penalti   pada menit ke-65. Itu adalah gol kedelapan Cristiano Ronaldo dalam lima kali penampilannya di ajang Piala Dunia sejak tahun 2006 di Jerman. 

Ronaldo merupakan   pemain pertama dalam sejarah yang mampu mencetak gol pada lima edisi Piala Dunia berbeda. 

Lionel Messi tak mau ketinggalan. Dua hari berselang,  Lionel Messi mencetak satu gol saat membantu Argentina menang  2-0 atas Meksiko pada laga kedua Grup C, Sabtu 26 November 2022  malam waktu Qatar atau Minggu dini hari WIB, 27 November 2022. 

Melawan musuh bebuyutannya Meksiko di Stadion Ikonik Lusail, Messi memecahkan kebuntuan Argentina lewat golnya pada menit ke-64. 

Dua puluh tiga menit kemudian, Messi memberikan assist untuk gol Enzo Fernandez yang mengunci kemenangan La Albiceleste jadi 2-0.  Jika Cristiano Ronaldo mengukir catatan bersejarah soal gol, Messi mengukir  rekor dalam hal assist. 

Dilansir Kompas.com dari Squawka, Messi menjadi pesepak bola pertama dalam sejarah Piala Dunia yang mampu mencetak assist dalam lima turnamen berbeda.

Lionel  Messi mencatatkan assist perdana di Piala Dunia 2006 Jerman, dalam laga debutnya kontra Serbia-Montenegro yang berakhir 6-0 untuk  kemenangan Argentina. 

Sama-sama mengukir catatan bersejarah, Messi dan Ronaldo kini berdiri sejajar dalam urusan koleksi gol di Piala Dunia.

Dua megabintang  kini sama-sama telah mencetak delapan gol di Piala Dunia. Cristiano Ronaldo mencapai catatan delapan gol di Piala Dunia dalam 18 pertandingan, sedangkan Lionel Messi membutuhkan 21 laga untuk berada di level yang sama. 

Siapa yang terbesar di antara mereka? Fans Messi dan CR7 pasti punya pendapat masing-masing. Bisa sama, dapat pula berbeda bak langit dan bumi. Soal pujaan hati sebaiknya jangan dikau perdebatkan, kawan!  

Sisi paling  ekstrem dari psikologi idola adalah  hanya mengenal prinsip tahi kucing pun rasa cokelat.

Satu hal pasti, dunia hari ini  patut berterima kasih kepada dua anak bola yang usianya hampir sepantaran itu. Messi dan CR7 adalah karunia terindah  yang membuat jutaan hingga miliaran orang jatuh cinta pada sepak bola.

Seturut hukum alam, mereka berdua sedang berada di remang senja pemain aktif.  Piala Dunia berikut mungkin dikau tidak menjumpainya lagi. 

Percaya deh, engkau akan merindukan gocekan Messi yang aduhai, mendambakan liukan  menawan Cristiano Ronaldo. Gol!  (*)

Sumber: Tribun Lombok


Jogo Bonito ala Tite


Catatan Dion DB Putra

TRIBUNLOMBOK.COM - Nama lengkapnya Richarlison de Andrade. Lebih populer Richarlison. Dia lahir 25 tahun lalu di Nova Venecia, Espirito Santo, Brasilia. 

Klub yang dia bela Tottenham Hotspur  masuk kelompok medioker di Liga Inggris. Prestasi tak sehebat Liverpool, Man City atau Manchester United.

Pemain timnas Brasil kelahiran 10 Mei 1997  tersebut belum setenar Neymar Jr atau Dani Alves. Tapi di Qatar 2022, namanya lebih mendunia.

Popularitas sedang menyelimuti  Richarlison de Andrade berkat keindahan golnya ke gawang Serbia pada laga perdana  Grup G Piala Dunia 2022.

Di Stadion Lusail Doha, Kamis malam 24 November atau  Jumat dini hari waktu Indonesia, 25 November 2022, Richarlison  mencetak brace menit ke-62 dan ke-73. 

Gol  pertama Richarlison biasa saja.  Gol kedua bikin dunia tercengang. Dia menjebol gawang Serbia lewat sentuhan  akrobatik manis di kotak penalti memanfaatkan umpan empuk Vinicius Junior. 

"Gol akrobatik, terbaik dalam karier saya.  Saya sangat senang telah melakukannya di Piala Dunia. Ini merupakan  malam yang indah," kata Richarlison dilansir dari laman TyC Sports.

Kemenangan malam itu merupakan laga ke-110 Brasil sepanjang partisipasi mereka di Piala Dunia sejak 1930. Rekor terbanyak dari semua negara.

Brasil pun menambah rekor  tak terkalahkan pada pertandingan pembuka mereka di Piala Dunia dalam 80 tahun terakhir.  

Tim Samba menghadapi Swiss di Stadion 974  Doha,  Senin malam 28 November 2022, dan duel akhir grup melawan Kamerun pada  2 Desember 2022 waktu Qatar.

Merindukan jogo bonito

Brasil adalah simbol keindahan.  Keindahan permainan sepak bola yang membuat miliaran  pemuja  bola jatuh hati padanya.

Jogo bonito atau total football ala Belanda membuat sepak bola selalu mampu mencuri hati banyak penggemar di seluruh dunia dari zaman ke zaman. Sampai hari ini.

Frasa jogo bonito pertama kali trending ketika diucapkan megabintang Brasil di masa silam, Edson Arantes do Nascimento alias Pele. 

Pele menggunakan frasa jogo bonito atau permainan indah dalam bahasa Portugis, untuk merujuk pada olahraga sepak bola. 

Bleacher Report menyebut, Pele  tidak hanya  pencetus tetapi mewujudkan frasa jogo bonito lewat aksinya yang memukau saat bermain membela timnas Brasil. 

Ketika memperkuat timnas Brasil, Pele sukses mengantarkan timnya meraih gelar juara Piala Dunia sebanyak tiga kali yakni pada 1958, 1962, dan 1970.

Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) sudah memberikan gelar pemain terbaik abad ke-20 kepada Pele, bersama Maradona, pada Desember 2000. 

Kembali ke Qatar 2022, gol Richarlison ke gawang Serbia  menghidupkan kerinduan akan jogo bonito yang selama lebih dari dua dekade terakhir cenderung meredup dari goyang Samba Brasil.

Pengamat bola hampir sepakat bahwa Brasil meninggalkan filosofi permainan indah yang menjadi ciri khasnya. Belakangan ini Brasil memilih pragmatis, lebih mengutamakan hasil akhir ketimbang proses yang elok menawan.

Mengutip Goal, anggapan tersebut muncul melihat penampilan timnas Brasil setelah era keemasan Pele, yakni pada Piala Dunia 1994 dan 2002.

Trofi juara Brasil di USA 1994 dipandang berasal dari dominasi permainan lini tengah yang sangat apik dikoordinir Dunga, sang kapten  timnas Brasil saat itu.

Ketika Brasil berjaya di Piala Dunia 2002,  penampilan mereka tak beda jauh dari tim asal Eropa. Maklum kala itu Brasil bermodal  trio bintang yang berkiprah di kompetisi negara Eropa yaitu Ronaldinho, Ronaldo Nazario, dan Rivaldo.

Bahkan  saat Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014, bentuk permainan elok  ala jogo bonito tidak lagi terlihat di negeri asalnya.  

Brasil malah dipermalukan timnas Jerman, yang akhirnya meraih gelar juara, dengan skor 1-7 di semifinal. Sudah bermain pragmatis,  eh kalah telak  lagi di kandang sendiri. Memalukan!

Parreira, Scolari  hingga Tite

Jogo bonito Brasil memang mulai memudar sejak tim nasional negara itu diasuh  Carlos Alberto Parreira awal 1990-an.

Di Piala Dunia 1994, tim Samba asuhan Carlos Alberto Parreira menjadi kampiun turnamen empat tahunan tersebut setelah mengandaskan Italia di babak final.

Sebelum itu, Parreira hanya melatih timnas Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA). Kuwait pernah ia asuh di Piala Dunia 1982 dan kandas di fase grup. 

Sedangkan di Piala Dunia 1990,  Parreira membawa UEA gugur di fase grup setelah menelan tiga kekalahan beruntun. 

Tatkala  mengasuh timnas Brasil 1994, Parreira mengutamakan hasil akhir. "Keindahan bermain bola tidak menyelamatkan kehormatan kita," katanya saat itu.

Di Piala Dunia 1998, pelatih Mario Zagallo pun tidak begitu mementingkan keindahan dalam permainan sepak bola Brasil.

Zagallo sukses mengantar Ronaldo dkk hingga ke babak final. Namun, Brasil gagal mempertahankan gelar karena kalah melawan tuan rumah Prancis di final.

Brasil takluk 0-3 dari Prancis setelah gol-gol Les Bleus –julukan Prancis– dicetak Zinedine Zidane pada menit 27, (45+1) dan Emmanuel Petit (90+3).

Luiz Felipe Scolari yang menjadi pelatih Brasil di Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan, mirip pula karakternya.

Luiz Felipe Scolari yang terkenal keras kepala tidak sudi pemain Brasil mementingkan jogo bonito. "Orang ingat kalau kita menang dan jadi juara," ujarnya.

Scolari  menerapkan gaya sepak bola menyerang dan timnya mengobarkan semangat juang tiada duanya.  Terbukti Felipe Scolari sukses memberikan Brasil trofi kelima pada tahun 2002. Sejak itu Brasil belum mencicipi lagi pesta juara Piala Dunia.

Pelatih pragmatis Brasil di era 2000-an adalah Dunga. Selain menjadi satu di antara pemain paling berprestasi di Brasil, Dunga  merupakan manajer terbaik.  Dunga memiliki karier cemerlang bersama tim nasional Brasil.

Dia bermain selama hampir 11 tahun untuk Selecao dan memenangkan 4 trofi utama termasuk Piala Dunia FIFA 1994 dan Piala Konfederasi.

Karier manajerial Dunga dimulai tahun 2006 saat ia memimpin tim nasional Brasil.

Dunga memenangkan Copa America dan Piala Konfederasi sebagai manajer selama tugas pertamanya bersama tim Samba.

Dia diangkat kembali sebagai manajer tim utama setelah kekalahan memalukan Brasil di Piala Dunia 2014 melawan Jerman. 

Dunga mengasuh skuat Samba selama 2 tahun guna mengembalikan moral tim yang ambruk. 

Sejak tahun 2016 Federasi Sepak Bola Brasilia mempercayakan Adenor Leonardo Bacchi atau yang akrab disapa Tite sebagai pelatih timnas.

Tite sedang menjalani ujian jogo bonito di Qatar 2022. Apakah dia mengembalikan Brasil yang bermain indah sekaligus berjaya atau pragmatis saja asalkan menang.

Tuan dan puan akan menjadi saksi bagaimana Brasil  hasil racikan Tite saat  melawan Swiss malam ini  28 November 2022  mulai pukul 23.00 WIB, dan Sabtu dini hari 3 Desember 2022 menghadapi Kamerun di laga terakhir Grup G. 

Selamat menonton! (*)

Sumber: Tribun Lombok

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes