Mari Mencintai Pekerjaan Kita

Lilin Natal di Novotel Manado, Jumat 14-12-2012
IBADAH  Natal yang digelar Keluarga Besar Tribun Manado bersama para agen di GKIC Novotel Manado, Jumat (14/12/2012) malam, benar-benar penuh makna. Kehadiran remaja Gereja Mawar Sharon dan anak-anak SD Permata Hati menambah makna suasana ibadah.

Kali ini tema yang diusung, Yesus Baik bagi Semua Orang, Dengan Sukacita Natal, Kita Wartakan Damai dan Kasih bagi Sesama.  Dalam ibadah malam tadi, Pendeta Gina Budiman mengingatkan makna Natal yang sesungguhnya tak sekadar pada perayaan semata.
Mejeng

"Makna Natal sesungguhnya bukan pada saat perayaan hari ini. Makna Natal yang sesungguhnya bagaimana kita setia kepada pasangan kita sendiri, mencintai keluarga, mencintai sekitar kita, bahkan mencintai pekerjaan kita," tutur Pdt Gina.

VG Tribun Manado
Tak hanya sekedar makna Natal, Pdt Gina turut mengingatkan kepada seluruh hadirin untuk tidak pernah menyepelekan perkara-perkara kecil. Jika memang perkara-perkara kecil dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya maka, Tuhan akan turut mempercayakan menyelesaikan segala perkara-perkara besar.

Dalam kesempatan menyampaikan makna Natal, Manajer Produksi Tribun Manado, Dion DB Putra mengatakan, satu hal yang selama ini menjadi tanda tanya adalah lahirnya Yesus Kristus di kandang. Mendengar makna Natal dari Pdt Gina sebelumnya, akhirnya Dion Putra menyimpulkan bahwa kelahiran Yesus Kristus di kandang Bethlehem  tak lain untuk solider dengan  umatnya di dunia. Makna Natal, kata Dion, manusia diajak untuk selalu  care (peduli) dengan sesamanya sebagaimana Tuhan peduli dengan manusia dengan mengutus putraNya yang tunggal.

Dalam konteks Tribun Manado, lanjut Dion, bagaimana seluruh kru Tribun care terhadap pergumulan masyarakat Sulawesi Utara lewat pemberitaan setiap hari.Apakah produk Tribun Manado mampu memberikan jalan keluar, memberikan inspirasi bagi pembaca? Secara internal, bagaimana sesama awak Tribun Manado peduli satu sama lain sehingga menghasilkan karya yang produktif dan bermanfaat.

Momen hikmah Natal lainnya yang diperoleh adalah dimana sukacita Natal turut disertai dengan pemasangan lilin. Ruangan yang gelap nampak terang benderang dengan kecantikan pancaran lilin. Pemasangan lilin dijadikan sebagai simbol bahwa Natal adalah bentuk penyembahan manusia kepada Allah.

Seluruh pimpinan Tribun Manado turut terlibat dalam kegiatan pemasangan lilin. Dimulai Pemimpin Perusahaan, Fahmi Setiadi, Pemimpin Redaksi Ribut Raharjo, Manager Produksi, Dion Putra, Wakorlip, Aswin Lumintang, Manager Iklan, Windy Hapsarani, Manager Keuangan, Theonardo Assa, Manager Sirkulasi Dian Nagara, Manager Percetakan, Abdul Rahman, dan Manager SDM Vinda Novita.

Sukacita Natal turut dihadiri oleh General Manager Toko Buku Gramedia Manado, Wahyu Raharjo, Sekretaris PWI Sulut, Voke dan kru Pasific TV, serta undangan lainnya. (nty)

Sumber: Tribun Manado 15 Desember 2012 hal 8

Mereka Rindu Papa Mama

Keluarga Besar TM bersama anak Panti Wale Ni Oki Tomohon
TAWA riang para bocah itu menyambut kedatangan keluarga besar Tribun Manado di Panti Asuhan Wale Ne Oki Bethesda yang berada di Jln Nasaret No 346 Desa Matani III Lingkungan VIII Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon, Sabtu (15/12/2012).

Tawa anak-anak beusia satu sampai lima tahun itu klop dengan suasana riang gembira kru Tribun Manado sepanjang perjalanan dari Manado menuju Tomohon untuk berbagi kasih dengan menyerahkan bantuan kepada anak-anak panti.
Fahmi Setiadi dan Amel

Selain di Panti Asuhan Wale Ne Oki Bethesda Tomohon, rombongan juga datang ke Panti Asuhan Putera Wisma Anugerah Tompaso Minahasa. Acara ini merupakan rangkaian ibadah Natal yang sebelumnya digelar di GKIC Novotel Manado.

Kejar - kejaran satu dengan yang lain, tingkah para bocah ini memang menggemaskan. Karyawan Tribun Manado pun meraih mereka satu-satu untuk digendong.

Bayi bernama Amelia yang baru berusia satu tahun jadi rebutan untuk digendong. Bayi itu lucu dan tidak menangis meski jatuh ke pelukan satu per satu karyawan Tribun Manado.

Elizabeth Sambur dan Amel
Bahkan, ada juga anak-anak yang meghibur dengan gerak tari. Lenda Tumbel Rambitan, Kepala Panti Asuhan yang bernaung di bawah Yayasan Sosial Ds A.Z.R Wenas GMIM menyatakan, para bocah ini memang tengah menirukan gerak Cherrybell. "Mereka memang menirukan artis idola mereka," katanya.

Dijelaskannya, anak-anak ini kebanyakan datang dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, meski ada juga yang memang tak puanya orangtua. Jika jelang Natal, banyak pihak yang datang memberi bantuan.

Kesulitan kadang dialaminya serta 12 pengasuh yang merawat 42 anak yang ada di situ, meski panti asuhan itu mendapat bantuan dari gereja dan pemerintah setempat. "Saat kesulitan kami berdoa dan bantuan Tuhan selalu tepat pada waktunya.Terima kasih Tribun Manado," katanya lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke  Panti Asuhan Putera Wisma Anugerah Gereja Bala Bala Keselamatan di Desa Liba Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Ternyata anak-anak sudah menanti di Aula William Booth yang terletak di samping panti asuhan.

Anak Panti Asuhan Bala Bala Keselamatan Tompaso
Suasana haru tercipta ketika belasan anak membawakan sebuah lagu tentang Natal yang indah.  Karyawan Tribun Manado  yang mendengar lagu itu menangkap kisah sedih anak-anak itu, yang oleh nasib terpaksa merayakan Natal jauh dari orang tua dan kampung halaman.

'Tangisan yang dinyanyikan' itu membuat beberapa karyawan berlinang air mata.
Salah satu anak yang menyanyikan lagu itu adalah Dwiki. Siswa SMP berusia 14 tahun ini berada di panti asuhan itu sejak masih di bangku SD. "Saya di sini sejak SD," kata bocah berkulit hitam manis itu.

Tri Prasetyo, Asisten Panti Asuhan menyatakan, ada 44 anak yang ditampung di panti asuhannya. Umumnya mereka berasal dari keluarga ekonomi lemah, broken home serta yatim piatu.  "Mereka cuci baju sendiri, setelah pulang sekolah ada yang menjadi loper koran yang menjual Tribun Manado," sebutnya.

Nelson Nau, Pemimpin Panti Asuhan menyebutkan, kedatangan Tribun Manado sangat dinanti-nanti oleh anak-anak, terlebih mereka yang biasa jadi loper koran. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Tribun Manado," ujarnya.

Fahmi Setiadi, Pemimpin Perusahaan Tribun Manado menyatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan sosial menjelang Natal yang rutin dilaksanakan oleh Tribun Manado. "Semoga ini bisa memberi manfaat bagi anak anak," katanya. (art)

Sumber: Tribun Manado edisi Minggu 16 Desember 2012 hal 1

Nazaruddin, Angie, Andi dan ...?

Angelina Sondakh
Saudara Nazar Nazaruddin adalah orang paling jahat yang pernah saya temui (Angelina Sondakh)

"Soal kasus Hambalang, dulu kan saya dikira bohong, tapi akhirnya terbukti kan Yang Mulia?” kata Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, saat bersaksi untuk terdakwa kasus dugaan korupsi proyek wisma atlet di Palembang, Angelina Sondakh, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, akhir November lalu.

Ada-ada saja, di tengah panasnya sidang yang mempertaruhkan nasib Angie, panggilan Angelina Sondakh, Nazaruddin masih bisa mengobral berbagai ”sengatan”.

Ketua Majelis Hakim Sujatmiko yang memimpin sidang pun mengomentari pernyataan Nazaruddin. ”Kalau itu kan masih dalam proses, belum bisa dikatakan terbukti,” katanya.

Sujatmiko kemudian menanyakan kepada Nazaruddin soal kebenaran adanya kebiasaan penggiringan anggaran di DPR, juga soal kasus wisma atlet. ”Soal penggiringan anggaran itu benar. Soal wisma atlet juga benar,” kata Nazaruddin.

Nazaruddin memang ”ember” dan ceplas-ceplos, tetapi ia konsisten menyebut nama-nama yang terlibat dalam proyek penggiringan anggaran. Nama Anas Urbaningrum selalu disisipkan dalam setiap kesaksiannya, seolah Anas adalah sosok paling bertanggung jawab dalam penggiringan anggaran di DPR, terutama yang dilakukan kader Partai Demokrat.

Bahkan, kata Nazaruddin, penggiringan anggaran ada yang mengoordinasi dan uang hasil penggiringan anggaran juga ada yang mengelolanya untuk kepentingan partai. ”Dikoordinasi oleh pimpinan fraksi, Mas Anas waktu itu,” katanya.

Imbalan dari setiap proyek nilainya 3-5 persen. ”Kalau uang yang dikelola untuk pribadi saya enggak tahu, tapi kalau untuk kepentingan fraksi memang benar ada dan itu digunakan untuk maju Mas Anas sebagai Ketua Umum Demokrat,” paparnya.

Ceplas-ceplos Nazaruddin jelas membuat Angie tertekan. Gaya Nazaruddin yang santai dan cenderung menggoda dengan mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu mengundang rasa sewot Angie. Apalagi, Nazaruddin mengungkapkan, Angie terima uang Rp 9 miliar dari proyek Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

”Saya mau disumpah sekarang juga, disumpah kalau saya bohong saya mati. Saya tahu yang antar uang itu Paul Nelwan dan dibenarkan Wafid Muharam. Waktu itu Ibu (Angie) jelaskan ada uang Rp 9 miliar dari Menpora (Andi Mallarangeng), langsung Ibu terima dan diserahkan ke Mirwan Amir,” kata Nazaruddin.

”Sudahlah Yang Mulia, saya tak mau tanya lagi, banyak bohongnya dia,” kata Angie dengan nada ngambek.

Namun, Nazaruddin justru makin bersemangat. ”Setiap saya minta uang ke Ibu, saya selalu tanya uang itu dari mana. Ibu ingat enggak, uang…”

Belum Nazaruddin menyelesaikan kalimatnya, Sujatmiko melerai, ”Sudah… sudah… ke mana-mana.”

Angie memohon agar Nazaruddin tak memperkeruh situasi. ”Jangan saya dijadikan korban antara hanya untuk membidik Anas. Saya menghormati istri Saudara, tapi Saudara Nazar (Nazaruddin) adalah orang paling jahat yang pernah saya temui,” kata Angie terisak.

Selama persidangan, Nazaruddin sering ”menggoda” Angie dengan berbagai pertanyaan. ”Setiap anggota fraksi yang urusan anggaran harus lapor ke saya. Tiap anggota dapat Rp 100 miliar, Rp 50 miliar, nanti dikelola fraksi, ingat enggak Bu?” tanya Nazaruddin.

Hari itu, entah berapa ”sengatan” yang dilontarkan Nazaruddin untuk kolega-koleganya dulu di DPR hingga Angie yang didakwa ikut menggiring anggaran di Kementerian Pendidikan Nasional dan Kemenpora. Orang yang paling banyak ”disengat” Nazaruddin adalah Anas, koleganya dulu di DPR yang kini Ketua Umum Partai Demokrat.

Giliran dicecar penasihat hukum Angie, Tengku Nasrullah, Nazaruddin dengan santai mengelak. Nasrullah menanyakan, apakah betul Nazaruddin meneror pejabat di Universitas Haluoleo, Ali Bain. Ali mengatakan, sekitar dua pekan setelah Mindo Rosalina Manulang, Direktur Pemasaran Grup Permai, ditangkap, ia diteror orang bernama Udin. Udin mengatakan, jika Ali tidak kooperatif maka ia dan keluarganya akan dibunuh.

”Apa pernah Saudara pakai nama Udin?” tanya Nasrullah.

”Tak pernahlah. Kenal aja enggak, macam mana melakukan teror,” jawab Nazaruddin.

”Pernah mengaku bernama Burhan?” tanya Nasrullah lagi.

”Tidak pernah, nama saya Muhammad Nazaruddin itu sudah keren,” jawab Nazar lagi.

Sujatmiko pun bertanya, ”Saudara ada enggak titip proyek universitas?”

Sejenak berpikir, Nazaruddin menjawab, ”Saya lupa Yang Mulia.”

”Saudara kalau untuk diri sendiri lupa, tapi kalau untuk orang lain ingat,” bentak Sujatmiko. ”Saudara saksi ini kalau sebut Anas semangat banget,” ujarnya.

Sengatan Nazaruddin untuk Hambalang baru saja membuahkan hasil dengan ditetapkannya Menpora sebagai tersangka oleh KPK. Kini, apakah sengatan Nazar untuk Anas bisa mempan atau mental karena hanya isapan jempol? Kita tunggu saja kerja KPK. (Amir Sodikin)

Sumber: Kompas.Com

TERKAIT:

Demokrat: Nazaruddin Melakukan Pembusukan Nama Ibas
Nazaruddin Sebut Angie Lebih Banyak Kontribusinya Saat Kongres
Angie: Kebencian Anda kepada Anas Jangan Dilimpahkan kepada Saya
Benny: Omongan Nazaruddin Kayak Nasi Basi
Angie: Nazaruddin Penting Membuat Terang Kasus Ini

Lulin Sering Dikira sebagai Orang Lain


Kembar identik Yanfei (kiri) dan Lulin
SELAMA tiga tahun Bao Lulin mendapati dirinya selalu dikira orang lain oleh sejumlah orang yang tidak pernah dia kenal. Lulin, seorang waitress (pelayan) dari Jiuyang di Guizho, China bagian selatan, bingung dengan jumlah orang yang mendekati dan berbicara kepadanya seolah-olah mereka kenal dia.

Mereka bertanya tentang pekerjaannya di Provinsi Fujian, mengira dia menantu dari seseorang yang tidak dia kenal atau bertanya mengapa dia tidak mengenali mereka. Namun, Lulin belum pernah sekali pun melihat orang-orang itu dalam hidupnya.

Perempuan 24 tahun itu bersumpah untuk melacak sosok misterius yang menyerupai dirinya itu dan sangat terkejut saat menemukan bahwa dia punya saudara kembar identik yang telah dipisahkan darinya sejak lahir. Kisah luar biasa Lulin soal penemuan itu dimulai pada Juni 2009, saat dia membantu seorang saudaranya menjaga lapak buah. Ketika itu, empat nenek mendekatinya. "Kamu sudah kembali dari Provinsi Fujian? Kenapa kamu tidak memberi tahu kami?" kata salah seorang dari mereka.

Saat Lulin bingung dan bertanya siapa mereka, seorang nenek mengejek, "Ya sudah, kamu pasti telah mendapatkan uang banyak, dan tidak ingin kenal kami lagi."

Mereka memiliki bekas luka yang sama
Selang beberapa bulan, seorang pria setengah baya mendekati Lulin, yang saat itu bekerja sebagai kasir di sebuah restoran di Jiuyang. Pria itu mengatakan kepadanya, "Kamu terlihat benar-benar identik dengan salah seorang kerabat saya."

Tidak lama setelah itu, seorang remaja yang tampak bingung makan malam di restoran itu mendekati Lulin lalu berkata, "Yanfei, kamu bekerja di sini sekarang?" Lulin memutuskan untuk mencari Yanfei yang misterius itu. Namun, ia kemudian hamil dan harus menunda rencana tersebut.

Perempuan yang telah menikah dan punya seorang anak itu berkata, "Ide untuk mencarinya selalu ada dalam pikiran saya. Saya ingin mencari dia setelah anak saya sedikit lebih besar."

Akhirnya, Lulin mulai mencari orang yang katanya mirip dengan dirinya itu tiga tahun sejak kali pertama dikira sebagai kenalan, keluarga, atau teman dari orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal itu.

Pada Oktober, Lulin sekali lagi dikira seabgai Yanfei di tempat kerjanya, dan kali ini dia melihat kesempatan. Ia berhasil mendapatkan alamat perempuan bernama Yanfei itu.

November lalu, Yang Yanfei, yang juga tinggal Jiuyang, sedang bermain dengan putranya di rumah ketika tiba-tiba mendengar ibu mertuanya berteriak, "Yanfei, kemari sekarang!"

Yanfei khawatir dengan nada mendesak ibu mertuanya. Ketika ia berlari keluar, seorang perempuan yang berdiri memunggunginya tiba-tiba berbalik. Yanfei kaget, Lulin hampir identik dengan dirinya.

Ibu satu anak itu berkata, "Saya merasa saya sedang melihat ke cermin." Lulin menambahkan, sebagaimana dikutip Mail Online, Selasa (4/12), "Kami merasa seperti kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun."

Yanfei dan Lulin kemudian tahu bahwa mereka diadopsi saat masih bayi dan menyadari bahwa mereka pasti kembar yang dipisahkan sejak lahir. Ada banyak kemiripan yang tampak luar biasa di antara mereka selain kemiripan fisik.

Keduanya menikah tahun 2007, suami mereka punya nama panggilan yang sama yaitu Bin, dan anak-anak mereka juga terlihat mirip. Keduanya memiliki warna suara yang sama, sama-sama ramah, berkepribadian menyenangkan, punya sejumlah hobi yang sama, gaya berpakaian sama, dan menyukai makanan yang sama. Mereka bahkan punya bekas luka yang sama di jari mereka setelah mengalami jenis kecelakaan yang sama ketika mereka berusia enam tahun.

Bayi-bayi perempuan sering diberikan untuk diadopsi di China karena kebijakan Anak Satu. Anak laki-laki lebih dihargai di masyarakat China karena mereka yang akan mewarisi nama leluhur, dan hukum waris hanya mewariskan harta kepada anak laki-laki. Karena itu, ratusan ribu bayi perempuan ditelantarkan di China setiap tahun. (*)

Sumber: Kompas.Com

TERKAIT

Bertemu Kebetulah, Eh ternyata Bersaudara
Kembar Indonesia Bertemu Lagi Setelah 30 Tahun

Bertemu Kebetulan, Eh Ternyata Bersaudara!


Dakotah Zimmer (tengah), Isaac Noltin (kanan) dan Ashley
DUA anak laki-laki yang sedang bermain di sebuah kolam renang pada musim panas lalu menyadari bahwa mereka tampak sangat mirip. Cara berjalan mereka bahkan sama.

Namun, Isaac Noltin, 12 tahun, dan Dakotah Zimmer, 13 tahun, terguncang begitu mengetahui bahwa mereka bukan hanya sekadar mirip: mereka memang bersaudara.

Dakotah menceritakan kepada Ishak bahwa ia tahu ia punya saudara. Namun, dia tidak pernah bertemu saudaranya itu yang diadopsi oleh seorang perempuan bernama Dawn. "Hah, itu nama ibu saya," kata Ishak.

Kisah mengharukan tentang bagaimana Dakotah dan Ishak bertemu merupakan salah satu kecemasan ibu angkat Ishak, Dawn Noltin.

Noltin, yang bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan binatu, menceritakan kisahnya kepada TODAY.com dan eMissourian. Dia mengatakan, dirinya memikirkan soal kapan harus memberitahu anaknya bahwa ia diadopsi.

Selama berminggu-minggu sebelum Ishak dan Dakotah bertemu, dia telah meminta saran teman-temannya dan pendeta tentang bagaimana cara memberitahu anaknya bahwa ia punya saudara. Ia tahu soal itu harus disampaikan sebelum kedua anak itu mulai sekolah. Mereka akan memasuki sekolah menengah yang sama di Washington, Missouri, dan pasti, entah bagaimana caranya, akan menemukan satu sama lain.

Pada malam setelah Ishak dan Dakotah bertemu, Isaac mendekati ibunya dan bertanya apakah dia diadopsi. Ketika Nolting, 42 tahun, bertanya mengapa ia berpikir begitu, anaknya menjawab, "Karena saya pikir saya telah menemukan kakak saya."

Ibu dan anak itu mulai menangis. "Saya sangat senang bahwa saya punya saudara," kata Ishak kepada TODAY.com. "Saya selalu meminta seorang saudara."

Nolting bertemu ibu Isaac beberapa tahun lalu ketika ia sedang keluar untuk makan malam dengan mantan suaminya. Seorang teman mantan suaminya itu kemudian mengundang mereka untuk bertemu dengan pacarnya dan putra mereka yang baru lahir. Ibu berumur 16 tahun itu baru saja melahirkan Ishak sembilan hari sebelumnya, dan sudah punya seorang putra berusia satu tahun, yaitu Dakotah.

Noltin sendiri telah menjadi ibu tunggal. Ia sendiri punya anak perempuan pada usia 19 tahun. Dia mengatakan kepada TODAY.com bahwa naluri keibuan mendorongnya. Ia pun menawarkan diri untuk mengurus bayi yang baru lahir itu.

Beberapa bulan berlalu, Noltin menerima telepon bahwa ibu kandung Ishak hamil lagi. Nenek perempuan itu bertanya apakah Noltin ingin mengadopsi Ishak secara legal. Delapan belas bulan kemudian, Ishak secara legal menjadi anaknya.

Ibu kandung Ishak dan Dakotah meninggal tahun 2007, dan ayah biologis mereka meninggal setahun kemudian.

Dakotah dan saudari, Ashley, tinggal bersama nenek biologis Ishak, Debi Bay.

Bay mengatakan, Dakotah selalu tahu dia punya saudara. "Saya senang mereka bertemu," katanya tentang pertemuan dua cucunya itu.

Meski keduanya tidak tahu keberadaan satu sama lain selama lebih dari satu dekade, mereka seolah-olah tumbuh bersama, kata Noltin. "Sepertinya mereka tidak pernah berpisah," kata dia setelah mengamati kedua bocah itu.  (*)

Sumber: Kompas.Com


TERKAIT

Kembar Indonesia Bertemua Lagi Setelah 30 Tahun 
Lulin Sering Dikira sebagai Orang Lain

Andi Mallarangeng Mundur

Andi Mallarangeng
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara resmi telah memberikan pernyataan terkait status hukum yang dikenakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)  Andi Alfian Mallarangeng. Andi dicekal dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

Hari Jumat 7 Desember 2012, Andi mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Menpora dan Presiden SBY menerima pengunduran diri tersebut. "Setelah mendengar dengan seksama dan membaca surat pengunduran diri yang bersangkutan, maka saya menerima dan menyetujui pengunduran diri itu," kata Presiden SBY dalam keterangan pers di Istana Negara, kemarin siang.

Menurut SBY ada tiga alasan yang diajukan Andi sebagai dasar pengunduran diri. Pertama, dengan dikenakannya status cekal, ia tidak bisa menjalankan tugas secara efektif. "Dengan tidak efektifnya dalam mengemban tugas sebagai Menpora, tentu akan mengganggu Kabinet Indonesia Bersatu II dan dikhawatirkan justru akan memberikan beban pada  Presiden dan Kabinet," ujar Presiden SBY. Alasan ketiga, Andi ingin berkonstrasi menghadapi masalah hukum terhadapnya.

Kita patut memberi apresiasi terhadap KPK di bawah pimpinan Abraham Samad. Setelah melalui proses panjang dan berliku bahkan sempat dihantui keraguan publik,  KPK akhirnya menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka terkait kasus proyek Hambalang di Bogor, Jawa Barat. Dalam sejarah keberadaan KPK di negeri ini,   Andi merupakan menteri aktif pertama yang ditetapkan lembaga pemberantasan korupsi tersebut.

Sudah pantas dan selayaknya KPK bertindak demikian. Di mata hukum semua orang sama kedudukannya. Tidak boleh ada pilih kasih, tebang pilih  atau diskriminasi. Penetapan Andi sebagai tersangka kiranya membuka tabir lebih jelas tentang dugaan korupsi proyek Hambalang. Patut diduga masih ada tersangka lain yang terlibat dalam kasus yang sama. Salah satu nama yang sudah lama menjadi konsumsi publik adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Kita tunggu langkah KPK selanjutnya. Status apa yang bakal dikenakan kepada Anas

Tak kalah penting kita mencermati sikap Andi Mallarangeng pasca penetapan dirinya sebagai tersangka. Acungan jempol pantas kita berikan untuk mantan juru bicara Presiden SBY tersebut. Andi dengan jiwa besar mengatakan mundur dari jabatannya sebagai Menpora. Dia pun mundur dari jabatan sebagai ketua dewan pembina partai. Kebesaran hati semacam ini yang diharapkan masyarakat. Tidak banyak pejabat tinggi negara yang bersikap seperti Andi.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang yang sudah jelas tersangkut kasus hukum tetap berusaha dengan segala cara guna mempertahankan jabatannya. Sisi keteladanan telah diberikan Andi Mallarangeng. Secara moral langkah itu positif bagi dirinya dan keluarga. Andi masih terbilang muda. Dia pasti belajar dari peristiwa ini untuk menata kembali hidupnya di masa datang.*

Sumber: Tribun Manado 8 Desember 2012 hal 10

Kelangkaan Tabung Gas Elpiji

ilustrasi
MENJELANG hari raya Natal dan Tahun Baru fenomena kelangkaan tabung gas elpiji khusus ukuran 3 kilogram sulit terbantahkan di berbagai wilayah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Selain langka,  harga tabung gas pun terus bergerak naik secara bervariasi,  jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah.

Fakta kelangkaan paling parah sudah terjadi selama sebulan terakhir di Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon. Sepekan terakhir kejadian serupa melanda Kota Manado. Di Kota Manado, misalnya harga jual tabung gas elpiji 3 kg sudah mencapai Rp 17.500 hingga Rp 20 ribu. Jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15 ribu. Kenaikan harga pun terjadi di daerah lain seperti Bolaang Mongondow (Bolmong), Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan Bitung.

Pemilik pangkalan tabung gas elpiji ukuran 3 kg  baik di Minahasa maupun Kota Manado mengakui jatah yang mereka terima dari agen mengalami pengurangan jumlah sampai 50 persen. Sementara permintaan dari masyarakat pada bulan Desember ini grafiknya terus meningkat.

Masih menjadi pertanyaan sampai saat ini mengapa terjadi pengurangan jatah dari agen ke pangkalan? Apalagi pengurangan tersebut justru berlangsung di tengah meningkatkan permintaan masyarakat menjelang hari raya.  Sementara Pertamina dan pemerintah  telah berulangkali menjamin ketersediaan stok tok tabung gas elpiji sesuai kebutuhan masyarakat Sulut. Kalau demikian di mana letak soalnya sehingga masyarakat mengeluh sangat sulit mendapatkan tabung gas elpiji?

Kita berharap Pertamina serta pemerintah daerah di Sulut tidak tinggal diam melihat kenyataan tersebut. Perlu ditelusuri lebih mendalam mengapa stok tabung gas elpiji begitu lekas habis terjual. Fakta semacam ini mengandung dua sisi yang menarik.

Pertama, meningkatnya permintaan masyarakat terhadap tabung gas elpiji menunjukkan bahwa program pemerintah tentang konversi bahan bakar dari minyak tanah ke gas elpiji  telah berhasil. Sosialisasi yang dilakukan pemerintah selama ini memberikan hasil positif. Masyarakat makin paham menggunakan tabung gas yang selain harganya terjangkau juga praktis penggunaannya. Beban pemerintah memberikan subsidi untuk minyak tanah berkurang secara signifikan.

Kedua, fakta kelangkaan tersebut boleh jadi menunjukkan kenyataan bahwa pemerintah belum siap beradaptasi dengan keberhasilan program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Permintaan masyarakat makin meningkat tidak diikuti dengan penambahan stok sesuai kebutuhan yang terus berkembang.

Kita menyarankan pemerintah daerah di Sulut serius menangani permasalahan ini. Jangan memandang remeh mengingat semua orang butuh bahan bakar untuk memasak makanan dan minuman sehari-hari. Terobosan kebijakan harus ditempuh segera, misalnya menggelar operasi pasar atau langkah lain yang bisa mengatasi kelangkaan tabung gas elpiji saat ini. Semoga! *

Sumber: Tribun Manado 6 Desember 2012 hal 10

Sepakbola Gaduh

EKSPETASI masyarakat Indonesia yang luar biasa terhadap tim nasional (timnas) sepakbola berakhir tragis di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur Sabtu 1 Desember 2012. Timnas Indonesia yang hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak semifinal Piala AFF 2012 justru keok dengan skor 0-2 atas juara bertahan Malaysia. Irfan Bachdim dan kawan-kawan meninggalkan Bukit Jalil dengan langkah gontai.

Indonesia tersingkir di babak penyisihan grup dan pulang kampung lebih awal bersama tiga tim lainnya yaitu Laos, Vietnam dan Myanmar. Empat tim akan merebut tiket final yaitu Malaysia vs Thailand dan Singapura menghadapi Filipina.

Sejak awal keberangkatan timnas ke Piala AFF 2012 memang telah dibayangi keraguan publik. Maklum saja para pemain yang masuk tim asuhan Pelatih Nilmaizar itu rata-rata minim pengalaman bertanding serta kualitasnya  pas-pasan.
Pertikaian tiada ujung di tubuh PSSI menyebabkan lebih dari separuh pemain inti timnas Indonesia yang masuk final Piala AFF 2010 serta runner-up SEA Games 2011  hanya menjadi penonton.Nilmaizar harus meramu kekuatan tim yang sangat
terbatas. Namun, Andik Vermansah Cs tidaklah buruk memulai kompetisi ini.

Mereka bermain imbang 2-2 dengan Laos pada laga perdana Grup B dan secara mengejutkan mengalahkan Singapura 1-0 sehingga sempat memimpin klasemen. Kemenangan atas Singapura pun cukup bersejarah, diraih timnas setelah 14 tahun!

Hasil  dua laga tersebut sempat membangkitkan lagi harapan ratusan juta pecinta sepakbola nasional.Ternyata harapan yang demikian besar itu pupus. Belum ada cerita indah tentang prestasi sepakbola Indonesia di level internasional. Indonesia kalah segalanya menghadapi tuan rumah Malaysia yang tampil solid, tenang dan taktis. Kematangan mereka sebagai juara bertahan tidak diragukan meski sempat kalah 0-3 melawan Singapura pada partai pembuka Grup B Piala AFF 2012.

Kita patut berterima kasih  kepada para pemain timnas 2012. Mereka kalah tetapi kekalahan yang elegan karena perjuangan mereka sudah habis-habisan.  Segala kemampuan terbaik telah mereka persembahkan untuk kehormatan Merah Putih. Apresiasi yang sama pun patut kita berikan kepada Pelatih Nilmaizar. Dia tidak menyalahkan siapa-siapa atas kekalahan itu. Dia memikul tanggung jawab penuh.

Pelatih dan pemain tidak bermasalah. Masalah terbesar sepakbola kita justru pada diri para pengurus yang egois yang gaduh tiada akhir. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) sama-sama mengklaim sebagai yang paling berhak mengurus sepakbola nasional.

Redupnya prestasi timnas merupakan imbas nyata dari konflik kedua lembaga tersebut. Bohong besar prestasi sepakbola bisa terukir di tengah konfilik. Selama PSSI dan KPSI terus berselisih, harapan masyarakat Indonesia agar timnas  mencetak prestasi hanya mimpi di siang bolong. Ketika bangsa lain kian maju, pengurus sepakbola kita justru tidak malu merawat sepakbola gaduh.*

Sumber: Tribun Manado 3 Desember 2012 hal 10

Lokon: Gunung Api Teraktif di Dunia

Gunung Lokon meletus, September 2012
WARGA panik. Ribuan orang berhamburan keluar rumah sesaat setelah mendengar dentuman keras layaknya suara bom. Mereka berteriak-teriak mengajak sanak keluarga menyelamatkan diri. Saat itu, warga Kota Tomohon benar-benar panik menghadapi dahsyatnya letusan Gunung Lokon.

Meski sudah akrab dengan Gunung Lokon yang sering 'batuk', namun warga Tomohon tetap saja panik ketika mendengar ledakan. Mereka juga terus siaga terhadap bencana erupsi gunung yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. "Kami sampai berhamburan keluar rumah, karena kami kira ada bom meletus," ujar Oscar Lolowang, warga Tinoor.

"Saya terkejut karena mendengar letusan keras, dikira bom, ternyata Gunung Lokon yang meletus," ungkap Ruddy Pitoy, warga Kolongan.

Rabu 28 November 2012 sekitar pukul 10.05 Wita, Gunung Lokon kembali meletus. Kali ini letusan cukup dahsyat karena menimbulkan suara keras hingga menggetarkan rumah-rumah warga.

Abu vulkanik pun menyembur hingga 3.500 meter, sebuah ketinggian yang tidak biasa. Beberapa kali meletus, semburan abu vulkanik hanya mencapai 500-2.500 meter. Ini ada peningkatan ketinggian yang cukup signifikan.

"Abu vulkanik yang keluar akibat letusan Gunung Lokon mencapai ketinggian 3.500 meter," ujar Suwarno, petugas Pos Pemantau Gunung Lokon kepada Tribun Manado.

Abu vulkanik yang keluar dari Kawah Tompaluan belum menjangkau wilayah Tomohon karena masih berada dalam posisi vertikal ke udara. "Untuk sementara abu vulkanik belum bisa diprediksi akan jatuh ke mana, karena masih dalam posisi vertikal ke udara," jelasnya.

Sejak sehari sebelumnya, tanda-tanda akan terjadinya letusan memang sudah terlihat dengan meningkatnya kegempaan pada sesmograf di Pos Pemantau, baik gempa tremor maupun vulkanik.

"Supply energy masih terus berlangsung setelah letusan, jadi warga harus terus berhati-hati, dengan tidak melakukan aktivitas dalam radius bahaya 2,5 kilometer atau mendaki hingga ke puncak," pintanya.

Abu Lokon kemarin memang tidak menyasar Tomohon, melainkan melayang hingga Tanawangko. Seorang warga yang melakukan perjalanan dari Minahasa Selatan ke Manado, Martino Limpong mengaku mengalami gangguan pandangan mata akibat abu vulkanik.

Perjalanan dari rumahnya di Minsel menuju Manado saat melewati Tanawangko, Minahasa terlihat cuaca seperti berkabut. "Abu lokon bikin kabut tebal, jarak pandang terganggu," ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung dalam pesan pendeknya menjelaskan Gunung Lokon masih berstatus Siaga. "Ketinggian asap letusan mencapai tiga kilometer dari Kawah Tompaluan. Condong mengarah ke Barat Daya Tombariri-Tanawangko," ujarnya.

Meski demikian saat letusan gunung terjadi berbarengan dengan hujan di tempat-tempat tertentu sehingga efek dari keluarnya abu tak banyak berikan pengaruh buruk. Selain itu, menurutnya koordinasi instansi dan monitoring serta pemantauan petugas telah dilakukan.

Sejak ditetapkan dengan status Siaga pada Juli 2011, menurut Kepala Pos Pemantau Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid Ruskanda Bina, ini adalah letusan terbesar. Dan sejak status Siaga, Lokon sudah meletus lebih dari 800 kali. Ini menandakan Lokon sebagai salah satu gunung api teraktif di dunia.

Wali Kota Tomohon Jimmy Eman mengaku bersyukur sebab kendati terjadi letusan besar, namun Gunung Lokon tak sampai memberi dampak buruk bagi daerah ini. "Tomohon ini memang daerah yang diberkati dan dilindungi, lihat saja kendati Lokon meletus, tapi tak satu pun dampak yang dirasakan masyarakat. Lokon menjadi berkat bagi Tomohon, karena semakin dikenal dunia luar," katanya.
(war/rob)

Sumber: Tribun Manado 29 November 2012 hal 1

Menguji Nyali di Nimanga River

Sungai Nimanga, Minahasa, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara benar-benar memiliki pesona luar biasa. Sungai yang membelah Desa Timbukar, Kabupaten Minahasa menjadi bukti pesona itu.

SEBANYAK 24  wartawan, di antaranya lima jurnalis Harian Tribun Manado masing- masing Anton Iwan, Arthur Rompis, Charles Imanuel Komailing, Wastef Abisada dan Dion DB Putra  berkesempatan menjajal arung jeram sungai di Desa Timbukar dalam gelaran Media Gathering PT Daya Adicipta Wisesa, Sabtu 24 November 2012.

Sebelum meluncur ke lokasi gathering, para jurnalis berkumpul dulu di main dealer Honda PT Daya Adicipta Wisesa yang berada di Maumbi.

Persiapan
Pada kesempatan itu, dipaparkan sistem PGM-FI yang akan berlaku pada semua motor Honda mulai tahun depan. Erik Winata Sugiarto, Marketing and Promotion Departement Head menyatakan, hal ini dilakukan Honda untuk mendukung kampanye lingkungan bersih yang sedang berlangsung di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Ini merupakan teknologi Honda yang ramah lingkungan," kata Erik seraya menambahkan,  teknologi PGM-FI sudah nyantol di motor Honda sejak 1982. "Ada motor tertentu yang sudah memakai teknologi ini," sebutnya.

Setelah 1982, berturut-turut pada 1993, 2002 hingga akhirnya dicanangkan semua motor Honda akan menggunakan teknologi ini pada 2013.

Para wartawan juga diajak menengok aktivitas di gudang Honda pada bagian sparepart dan unit. Masuk ke dalam 'area rahasia" Honda, para jurnalis dilarang bawa kamera.
Simak penjelasan instruktur

Mereka hanya dapat mencatat pada BlackBerry atau secarik kertas, hal-hal yang dijelaskan oleh penjaga gudang. Dijelaskan tentang barang-barang sparepart sewaktu diterima lalu dipak untuk dijual ke distributor yang ada di tiga daerah yaitu Sulut, Maluku dan Gorontalo.

Pada ruangan yang mampu menampung ribuan sepeda motor, para peserta gathering sempat terkejut begitu tahu motor-motor itu sudah terjual semua. Pada sisi kanan ruangan berkapasitas 1.500 motor itu, ada satu ruang berukuran kecil yang difungsikan sebagai tempat reparasi motor yang masuk.

Keluar gudang, para jurnalis langsung digiring menuju dua buah bus yang akan membawa mereka ke Timbukar.

Selama satu setengah jam lebih, perjalanan ditempuh dari Maumbi menuju Timbukar masuklah di daerah perbukitan dengan jalan sangat sempit. Namun di kanan kiri, pemandangan begitu indah. Bahkan beberapa kali ditemui air terjun.

Dan akhirnya tibalah di tempat rafting bernama Karapi Rafting Nimanga River Timbukar itu. Sungai sudah menderu-deru serta pepohonan menari-nari di pelupuk mata seperti memanggil-manggil, tapi "adu nyali" belum dimulai.

Sesudah makan siang yang riang, suasana jadi "mencekam" ketika para peserta gathering yaitu para jurnalis dan karyawan PT DAW mengambil perlengkapan rafting satu per satu mulai dari pelampung, helm pelindung hingga dayung.

Adrenalin para peserta membara ketika mendengar pasal demi pasal aturan rafting dibacakan. "Ada beberapa komando yaitu dayung depan, dayung belakang, pindah kiri dan kanan, buum yang berarti menunduk, buum, buum, buum yang artinya duduk. Juga pegang dayung ada caranya yaitu pegang ujung dan bagian tengahnya," kata seorang instruktur panjang lebar.

Penjelasan itu disambut anggukan kepala, tanda paham. Perahu karet sebanyak delapan buah sudah terparkir di tepi Sungai Nimanga.  Peserta menghampirinya dan mengambil posisi, dua di belakang, satu di tengah serta sang kapten yang bertugas mengawasi, duduk pada posisi paling belakang.

Jeram Say Goodbye


Puluhan wartawan dan karyawan PT Daya Adicipta Wisesa itu terjun ke sungai yang membelah Desa Timbukar. Lalu mereka meluncur menumpang perahu karet.
Siap meluncur dari titik start

Delapan perahu karet itu ditumpangi 4-6 orang. Satu orang merupakan pemandu dari Karapi Rafting Nimanga River Timbukar. Air sungai mengalir tenang diiringi rintik hujan.

Setengah jam setelah meluncur, tiba-tiba muncul arus deras dari atas. Air berwarna hitam dan membawa berbagai material, utamanya batang pohon ukuran sedang. Air semakin deras dan mereka yang ada di lokasi start pun panik.

Pengelola rafting yang stand by di lokasi start pun meluncur dengan sepeda motor, menyusul mereka yang mengikuti rafting. Tujuannya meminta mereka minggir dan melihat situasi, apakah perjalanan bisa dilanjutkan atau harus dihentikan. Semua untuk keselamatan peserta.

Di awal-awal perjalanan, semua merasa tegang. Saat dijelaskan mereka menganggu-anggukkan kepala, tapi medan yang beringas itu membuat teori di kepala buyar.

"Saya perintah dayung ke belakang, tapi kamu kamu dayung ke depan," hardik sang kapten bernama Doni kepada seorang peserta yang gugup.

Berbagai kesalahan mendasar dilakukan pada awalnya, mulai dari salah dengar komando hingga salah pegang dayung. "Pegang dayung baik-baik," kata sang kapten.

Jeram pertama dilalui dengan mulus karena bisa dilewati dengan mudah. Namun kala jeram kedua dan ketiga terlewati, itu pasti karena ketrampilan dan kekompakan.

Takut yang sempat muncul di awal perjalanan lenyap berganti nyali untuk terus menjajal rute sepanjang 12 kilometer melintasi dua desa beda kabupaten yaitu Desa Timbukar Kabupaten Minahasa dan Desa Tangkunei, Kabupaten Minahasa Selatan.

"Bole sampe jembatan Maruasei kalu bagini," seloroh seorang peserta. Perahu terus  bergerak mengikuti arus. Tak melulu ke depan, para peserta juga mengayuh ke belakang mengikuti perintah sang kapten.

Gerak perahu kadang terhalang oleh batu besar di tengah sungai, atau tersendat - sendat kala melalui permukaan air yang melapisi hamparan batu kecil di bawahnya.
Tiba selamat di finish

Tegak, lalu oleng lagi, para peserta harus berjuang keras melawan arus. Hingga suatu ketika, perahu memasuki area tenang.

Tak perlu berkelahi dengan arus, para peserta meletakkan dayung masing-masing di sisi perahu. Perahu kemudian menepi dan berhenti pada suatu tempat.

Di sini, para peserta beristirahat dengan cara duduk pada tepi perahu. Sambil menyudut rokok atau meminum air mineral yang dibawa, para peserta berbagi pengamalan seru yang barusan dialami.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang pria yang tak lain pengelola yang menyusul akibat ada gelombang besar. Sang pengelola minta menunggu arus sampai tenang kembali.

Para peserta tegang lagi mendengar peringatan itu, apalagi mengetahui rute yang dijalani baru tiga kilometer. Berarti masih ada sembilan kilo lagi sebelum peserta benar-benar finish. "Di depan, tantangan yang ada makin ekstrem, " kata Donny.

Benar saja, ketika perahu dilepas sudah terasa adanya sesuatu yang seram menanti di depan sana. Bebatuan berukuran besar maupun kecil, jumlahnya lebih banyak ketimbang tiga kilometer pertama tadi.
Awak Tribun Manado

Arus yang makin kencang memukul bebatuan itu membuat gelombang makin besar. Bukan hanya oleng, perahu kadang berputar-putar hingga 180 derajat.

Perlu usaha ekstra keras untuk mengembalikan perahu pada posisi semula. Keadaan sempat tenang lagi, ketika peserta tiba pada suatu tempat yang tidak terlindung pepohonan.

Dari situ, tampak matahari bersinar cerah, perahu melaju mulus pada area yang tak banyak batunya itu. Kayuh dicelupkan pada permukaan air dan teraba dasarnya tanda air di situ tak dalam.

 Namun, seperti bunyi pepatah, tenangnya air di situ hanya pertanda sebelum datangnya badai. Tak jauh dari situ terdapat salah satu jeram maut bernama Say Goodbye.  Nama itu merujuk pada seringnya peserta jatuh dari perahu usai melalui tempat itu. Dari jauh, buih sudah terlihat. Perahu pun goyang kembali. Saking bahayanya, perahu yang datangnya berombongan harus melewati jeram maut itu satu per satu.

Satu perahu, kemudian dua, tiga dan empat perahu melewati jeram itu dengan cara meluncur dari atas ke bawah. Sial bagi perahu kelima. Seorang peserta  terlempar dari perahu, dayungnya pun terlepas dibawa air sungai.

Namun semua tantangan itu berhasil dilalui hingga tiba di garis finish. Mereka pun bergembira. Ronald Manueke, Marketing Communication PT Daya Adicipta Wisesa menyatakan, kegiatan ini digelar sebagai wujud apresiasi perusahaan terhadap insan pers yang telah menjalin kerja sama dengan baik. (arthur rompis)

Sumber: Tribun Manado 25-26 November 2012 hal 1

Momen Bagus untuk Investasi

PUNCAK peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Manado pada  awal tahun depan akan menjadi gelaran yang meriah sekaligus momen yang sangat berharga untuk menumbuhkan investasi di Provinisi Sulawesi Utara. Pernyataan lugas ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono saat berkunjung ke Manado dalam rangka launching logo HPN 2013.

"Melihat pertumbuhan Manado yang luar biasa sekarang ini rasanya HPN nanti akan didorong ke arah bagaimana mendatangkan investasi di Sulawesi Utara," tutur Margiono di Manado, Selasa 27 November 2012 lalu.

Secara khusus Margiono membuat perbandingan dengan pelaksanaan HPN tahun 2011 di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasca HPN 2011 iklim investasi di NTT bertumbuh. Dampak langsung yang dirasakan Provinsi NTT  adalah makin besarnya perhatian pemerintah pusat ke daerah tersebut. "Ini momen yang sangat baik bagi pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara," katanya.

Margiono tidak sedang berbasa-basi membesarkan hati Sulawesi Utara (Sulut) sebagai tuan rumah HPN 2013. Pernyataannya memiliki bukti empiris yang layak menjadi patokan bagi daerah Nyiur Melambai mengemas momen HPN sedemikian rupa agar menarik sebanyak mungkin investor ke daerah ini.

Pengalaman menunjukkan HPN tidak hanya menghadirkan para tokoh pers, pemilik media massa nasional serta para wartawan, baik media cetak, elektronik maupun online. Momen HPN selalu menjadi magnet yang luar biasa bagi pemilik modal di negeri ini  untuk mengenal lebih jauh potensi ekonomi suatu daerah yang menjadi tuan rumah. 

Karakter pebisnis itu unik. Awalnya mereka sekadar jalan-jalan ke suatu daerah seperti  pelancong. Namun, naluri bisnisnya akan jalan bareng. Bila melihat peluang emas, dia langsung menangkap peluang tersebut lewat aksi nyata. Sekali dia tertarik lalu jatuh cinta, dia takkan berpaling.

Sulawesi Utara setidaknya dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir telah menjadi magnet baru di Timur Indonesia. Sulut memiliki modal sosial yang membuat investor mudah jatuh cinta. Pemerintah daerah ini tak henti-hentinya membangun infrastruktur, kemudahan birokrasi serta iklim yang kondusif bagi dunia usaha. Pesatnya pembangunan fisik di Kota Manado serta kota lain di Sulut belakangan ini  merupakan bukti betapa Sulut bukanlah medan yang sulit untuk berinvestasi. Maka peringatan HPN 2013 di Manado merupakan momen emas bagi Sulut  mempromosikan kemudahaan berinvestasi.

HPN jangan sekadar acara seremonial tahunan insan pers nasional. Pesta itu mesti meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah ini. Jika investor masuk Sulut, akan terbuka lapangan kerja baru, peluang-peluang baru yang niscaya akan melahirkan senyum di bibir putra-putri Sulut yang merindukan kehidupan yang lebih baik. Mari kita sukseskan HPN Manado 2013! *

Sumber: Tribun Manado 29 November 2012 hal 1

Pesona Flores yang Mematikan

Maria Susana Flores Gomez
MEREKA adalah ratu-ratu kecantikan tinggi-langsing yang kadang-kadang jatuh ke pelukan para pengedar narkotika Meksiko yang kaya-raya dan kejam. Beberapa dari mereka beralih dari catwalk yang mengagumkan ke perp walk (parade memamerkan tersangka pelaku kejahatan di depan umum) yang memalukan.

Namun, bagi Maria Susana Flores Gomez, Putri Sinaloa 2012, hal itu menjadi sebuah contoh kasus tentang pesona yang mematikan. Gadis berambut coklat berumur 22 tahun itu tewas dalam baku tembak antara sebuah geng obat bius dengan tentara di negara bagian Sinaloa di Meksiko barat laut, pekan lalu.

Flores sedang naik mobil dengan para tersangka anggota geng, termasuk pacarnya, ketika kelompok itu terlibat baku tembak dengan tentara. Empat warga sipil, termasuk Flores, dan seorang prajurit tewas dalam baku tembak tersebut.

Tentara melaporkan, model itu keluar dari mobil dengan senjata di tangannya, tetapi dia tampaknya telah digunakan sebagai "perisai manusia," kata seorang pejabat kantor kejaksaan. Pihak berwenang menduga, kelompok itu merupakan sebuah kelompok kecil yang sedang bekerja untuk kartel narkotika Sinaloa yang dipimpin Joaquin "El Chapo" Guzman, orang yang paling dicari di Meksiko, yang menikah dengan seorang ratu kecantikan.

Orang-orang di Culiacan, ibu kota Sinaloa, mengklaim bahwa perempuan dari wilayah mereka adalah perempuan-perempuan paling cantik di Meksiko, terkenal sebagai perempuan berpostur tinggi dengan karakter yang tangguh. Namun, beberapa dari mereka berakhir pada hubungan tragis dengan para pengedar narkotika yang melimpahi mereka dengan pakaian-pakaian mahal dari desainer papan atas, sepatu hak tinggi, dan berlian.

Para gangster "selalu ingin didampingi perempuan cantik, dan mereka mengubah para perempuan itu sesuai selera mereka melalui operasi plastik," kata Elmer Mendoza, penduduk asli Sinaloa yang menulis novel tentang kartel narkoba, kepada AFP.

Tahun 2007, enam tahun setelah melarikan diri dari penjara dalam sebuah keranjang cucian, Guzman menikahi Emma Coronel Aispuro yang berusia 18 tahun, yang telah ia bantu meraih kemenangan dalam kontes kencantikan di sebuah kontes lokal di negara bagian Durango, tetangga Sinaola. Coronel dilaporkan telah melahirkan anak perempuan kembar di California pada Agustus 2011, tetapi tidak ditangkap.

Kasus Laura Zuniga, pemenang kontes kecantikan Nuestra Belleza Sinaloa tahun 2008, menginspirasi film Miss Bala (Miss Bullet) tahun 2011, yang mengisahkan seorang calon ratu kecantikan yang dipaksa masuk ke dunia kelam geng narkotika. Dalam kehidupan nyata, Zuniga ditangkap pada Desember 2008 di negara bagian Jalisco bersama tujuh tersangka anggota kartel Juarez. Dia kemudian dibebaskan.

Tahun 2011, model Kolombia, Juliana Sossa Toro, ditahan bersama pacarnya, tersangka pengedar narkoba asal Meksiko, Jose Jorge Balderas, di Mexico City. Dia kemudian dibebaskan. Balderas dituduh telah menembak mantan pemain sepak bola Paraguay, Salvador Cabanas, di sebuah bar Mexico City tahun 2010.

Pertalian antara para perempuan cantik Sinaloa dengan para anggota gangster yang berkuasa bermula beberapa dekade lalu. Dalam salah satu kasus yang paling tua, Kenya Kemmermand Bastidas, "Senorita Sinaloa 1958", ditemukan tewas di Sisilia enam tahun setelah memenangi kontes. Dia menikah dengan Vittorio Giancana, keponakan seorang bos mafia Italia-Amerika.

Tahun 1990, raja obat bius Francisco Arellano Felix menculik Carmen Lizarraga yang berusia 18 tahun demi mencegah ratu kecantikan Mazatlan Carnival itu menikahi seorang saingan. Tiga tahun kemudian, Arellano ditangkap dan dikirim ke penjara dengan keamanan maksimum. Ia dibebaskan tahun 2008.

Jose Carlos Ceniceros, salah seorang penulis bersama buku Las Jefas del Narco (The Women Narco Chiefs), mengatakan, dunia berbahaya perdagangan narkotika dapat menjadi sebuah daya tarik ampuh buat para perempuan dengan kondisi ekonomi yang kurang menjanjikan. "Ini bukan hanya tentang uang. Ini juga tentang kekuasaan," katanya. "Ada pembunuh bayaran perempuan, misalnya, yang mungkin tidak secantik para kontestan ratu kecantikan," kata dia.

"Mereka terbiasa dengan sebuah kehidupan yang mewah dan (berani) mengambil risiko, dengan asumsi mereka akan segera mati, tetapi mereka menginginkan kemuliaan yang sesaat." (*)

Sumber: Kompas.Com

TERKAIT

    Ratu Kecantikan Itu Tewas karena Dijadikan "Perisai"
    Ratu Kecantikan Meksiko Tewas dalam Baku Tembak

Selamatkan Hutan Sulawesi Utara

ilustrasi
TIDAK mengejutkan lagi bila kita mendengar kabar tentang praktik illegal logging di negeri ini. Peramabahan kawasan hutan secara liar berlangsung hampir saban hari dan merata di seluruh pelosok Nusantara termasuk di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Akibat perambahan hutan yang terus bergulir itu, hutan Indonesia semakin mengalami deforestasi, kerusakan serta alih fungsi tak terkendali.

Fakta adanya perambahan hasil hutan secara melawan hukum terungkap dua hari lalu, Selasa 20 November 2012. Tim Terpadu Pengamanan Hutan Sulawesi Utara menyita sedikitnya 72 kubik berbagai jenis kayu hasil perambahan secara liar (illegal logging). Seorang oknum aparat negara ditangkap dalam operasi yang berlangsung pekan lalu. Operasi digelar tim terpadu yang terdiri dari Dinas Kehutanan, Polda Sulut, Badan Intelejen Nasional (BIN) dan Korem. Mereka beroperasi di sejumlah titik kawasan hutan di  Kabupaten  Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan dan Bolaang Mongondow.

Kita memberi apresiasi terhadap operasi tim terpadu yang masih berlangsung saat ini. Operasi rutin diikuti dengan penegakan hukum diyakini dapat menekan praktik illegal logging di Sulut. Tertangkapnya oknum aparat negara dalam operasi tersebut mengindikasikan bahwa ada yang pihak bermain-main dengan regulasi. Regulasi sekadar dipakai sebagai tameng untuk melindungi perbuatan mereka merambah hutan secara sembrono demi kepentingan diri sendiri.

Kita sepakat dengan penegasan Kepala Polda Sulut Brigjen Dicky Atotoy bahwa kepolisian tidak pandang bulu dalam menangani masalah ini. Aparat negara yang terlibat sudah selayaknya ditindak dan perbuatannya diproses secara hukum agar memberikan efek jera. Kita pun  sependapat dengan  sikap Komandan Korem  Brigjen Johny Tobing yang akan menindak oknum bawahannya yang terlibat.

Menyelamatkan hutan di Sulawesi Utara mesti menjadi komitmen semua pihak. Kita tidak mungkin hidup nyaman tanpa hutan yang lestari. Hutan bukan sekadar  sumberdaya alam yang menunjang pembangunan ekonomi, tetapi juga sumberdaya alam yang menunjang pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup. Hutan akhirnya terkait dengan hidup matinya manusia.

Maraknya praktik illegal logging di Sulut mencerminkan kegagalan. Dan, sikap terbaik adalah berusaha bangkit dari kegagalan tersebut. Mari kita belajar dari  egoisme masa lalu ketika orang mencuri hasil hutan secara berlebihan untuk memperkaya diri hingga tidak lagi memperhatikan keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungannya. Kerusakan DAS Tondano, perambahanan hutan di Gunung Klabat serta kawasan lain di Sulawesi Utara harus dicegah. Berat memang tetapi harus kita lakukan agar  kehidupan warga Sulut hari ini terjamin juga demi masa depan anak cucuk kelak. *

Sumber: Tribun Manado 22 November 2012 hal 10

Pedang Tajam dari Turin

Roberto Di Matteo
Catatan sepakbola Dion DB Putra

PRAHARA
Chelsea! Itulah hot news bola pekan ketiga November 2012. Pemilik klub juara Liga Champions Eropa musim 2011-2012 itu,  Roman Abramovich memecat pelatih Roberto Di Matteo hanya beberapa saat setelah Chelsea menyerah 0-3 atas Juventus dalam babak penyisihan grup Liga Champion di Turin.

Tiga pemain Juventus, Fabio Quagliarella, Arturo Vidal, dan Sebastian Giovinco sukses menjebol gawang Petr Cech di Turin  Selasa malam 20 November 2012 atau  Rabu (21/11/2012) dini hari Wita. Tiga angka merupakan hasil positif bagi klub "Si Nyonya Besar" yang malam itu menjadi tuan rumah.

Namun, tiga gol pada menit ke-38, ke-61, dan ke-90 itu menjadi pedang tajam yang memutus hubungan manis Roberto Di Matteo, sang manajer, dengan klub yang hanya delapan bulan dia tukangi, Chelsea.

Ya. Tuan Roman Abramovich, juragan minyak asal Rusia, sang pemilik, telah bersabda. Di Matteo dipecat!

Tak ada yang mengetahui benak sang pemilik. Pemecatan Di Matteo tergolong sangat cepat, belum 24 jam setelah Chelsea dihajar Juventus. Situs resmi klub Chelses mengumumkan  pemecatan tersebut.

Posisi Chelsea di Liga Inggris sebenarnya tergolong aman. Menjalani 12 laga, "The Blues" masih berada di posisi ke-3 klasemen sementara dengan nilai 24, terpaut tiga angka dari Manchester United yang berada di peringkat kedua dan empat angka dari Manchester City yang kini memuncaki klasemen.

Hanya saja, tak pernah menang dalam laga sebulan terakhir membuat suasana di Stadion Stamford Bridge, markas Chelsea, agak sedikit panas. Kekalahan dari West Bromwich Albion, klub yang pernah diarsiteki Di Matteo, pekan lalu, membuat percikan bara api itu semakin terasa.

Semasa bermain, setahun setelah bergabung dengan Chelsea dari klub Italia, Lazio, pada tahun 1996, Di Matteo mempersembahkan trofi Piala FA 1997 melalui golnya yang spektakuler. Tendangannya ke gawang Middlesbrough, hanya 42 detik setelah peluit babak pertama dimulai, adalah salah satu gol tercepat yang pernah terjadi sepanjang Piala FA.

Setelah itu, bersama penggawa lainnya, Di Matteo mempersembahkan beberapa trofi berharga lain, di antaranya dua titel Piala FA (1996-1997, 1999-2000), Piala Liga (1997-1998), Piala Winners (1998), UEFA Super Cup 1998, dan Charity Shield 2000. Tahun 2002, Di Matteo memutuskan pensiun karena cedera kaki berkepanjangan.

Sukses sebagai manajer klub divisi 1, Milton Keynes Dons (2008), membuat manajemen West Bromwich menariknya sebagai manajer pada tahun 2009. Namun, dia tak beruntung dan hanya mampu menangani klub ini selama delapan bulan sebelum akhirnya dipecat.

Tahun 2011, Di Matteo kembali ke Chelsea. Kali ini untuk mendampingi Andre Villas-Boas yang dipilih sebagai Manajer Chelsea. Bersama manajer yang sukses menangani klub asal Portugal, FC Porto, itu, Di Matteo kembali membangun kekuatan The Blues.

Namun, naik turunnya prestasi Chelsea membuat sang juragan, Abramovich, mendepak Villas-Boas dan membiarkan kursi manajer kosong hingga akhir musim 2011-2012. Dengan skuad yang tersisa, Di Matteo mampu menghadirkan dua trofi sekaligus, yaitu Piala FA dan Liga Champions. Titel terakhir, juara Liga Champions, adalah titel yang belum pernah dirasakan oleh sang juragan sejak mengambil alih kepemilikan The Blues tahun 2003.

Trofi terakhir ini juga tak pernah dipersembahkan delapan manajer yang didepak sang juragan pada tahun 2003-2011. Ruud Gullit, Manajer Chelsea tahun 1996-1998, mengaku geli dengan keputusan sang juragan. Baginya, pemecatan Di Matteo tidak masuk akal. "Kalau Anda memenangi sebuah gelar bagi klub, Anda akan dipecat," kata pemain legendaris Belanda tersebut. Namun, sang juragan telah bersabda. Mau bilang apa lagi.

Roberto Di Matteo sendiri tak menunjukkan kesedihannya setelah dipecat dari jabatannya sebagai manajer Chelsea. Ia justru merasa terhormat mendapat kesempatan menangani klub yang ia cintai itu.

"Sebuah kehormatan bagi saya pernah ditunjuk sebagai manajer sebuah klub yang saya cintai dan ini salah satu klub yang sangat dekat dengan hati saya," kata Di Matteo dalam pernyataan yang dikeluarkan lewat League Managers Association.

Di Matteo bangga karena dia langsung menghadirkan prestasi dengan menjuarai Piala FA dan Liga Champions. "Saya benar-benar bangga atas sukses dan trofi yang kami bawa ke klub dalam bulan-bulan terakhir ini. Membawa Chelsea menjuarai Liga Champions di Muenchen merupakan prestasi terbesar di sejarah klub ini. Tanpa ragu ini memperindah catatan karier saya baik sebagai pemain maupun pelatih. Ini kenangan yang akan menjadi harta dalam sisa hidup saya," kata Di Matteo yang posisinya sekarang digantikan  Rafael Benitez.

Sejak memiliki Chelsea pada tahun 2003, Roman Abramovich gemar mengganti pelatih. Dalam waktu sembilan tahun dia sudah memecat tujuh orang pelatih  termasuk Roberto Di Matteo. Dengan kekuatan uangnya, libido sepakbola Roman Abramovich hanya semata soal kemenangan dan meraih juara. Tidak penting baginya  memelihara seorang manajer dalam waktu lama. Toh dengan uangnya yang banyak, taipan asal Rusia tersebut merasa bisa menghadirkan pelatih berkelas kapan saja.

Sejak mengambil alih Chelsea pada 2003, Abramovich memang membawa perubahan besar di klub itu. Prestasi demi prestasi pun mulai hadir. Namun, dia terkenal tangan besi untuk posisi pelatih. Penampilan buruk merupakan mimpi mengerikan bagi seorang manajer. Sejak tahun 2003, hanya pelatih asal Belanda Guus Hiddink yang tidak dia pecat. Hiddink meninggalkan Chelsea karena masa pinjamannya memang sudah habis.

Berikut para manajer yang pernah menangani Chelsea di era Abramovich. Claudio Ranieri (2000-2004). Melatih Chelsea sejak September 2000, Ranieri tak pernah mendatangkan trofi. Dia hanya menikmati kebersamaan dengan Abramovich selama setahun dan dipecat pada Mei 2004.

Jose Mourinho (2004-2007)
. Setelah memecat ranieri, Abramovich mengontrak mantan pelatih FC Porto, jose Mourinho. Pelatih yang baru saja membawa Porto juara Liga Champions itu mulai menangani Chelsea pada Juni 2004.

Kehadirannya membuat Chelsea memasuki masa panen gelar. Mourinho membawa klubnya juara Premier League 2004-05, 2005-06, juara Piala FA 2007, dan juara Piala Liga 2005 dan 2007. Selain itu, Mourinho juga mendatangkan gelar Community Shield 2005. Namun, pada September 2007, Mourinho dipecat Abramovich.

Avram Grant (2007-2008
). Avram Grant melatih Chelsea mulai September 2007. Kehadirannya langsung membawa Chelsea masuk final Liga Champions 2008. Ini pengalaman pertama Chelsea ke final kompetisi antarklub Eropa kelas satu itu. Namun, di final Chelsea dikalahkan Manchester United 5-6 lewat adu penalti. Namun, penampilan Chelsea tak juga memuaskan Abramovich dan tak ada gelar yang dihadirkan. Pada Septemer 2008, ia pun dipecat.

Luiz Felipe Scolari - (2008-2009). Sebelum memecat Avram Grant, Roman Abramovich terlihat bertemu pelatih timnas Portugal asal Brasil, Luiz Felipe Scolari. Ternyata benar. Pada Juli 2008, dia mengangkat Scolari sebagai pelatih.

Namun, pelatih yang membawa Brasil juara Piala Dunia 2002 itu tak bisa langsung memuaskan sang pemilik. Pada Februari 2009, masa kerjanya di Stamford Bridge pun berakhir, karena dipecat Abramovich.

Guus Hiddink (Februari-Mei 2009). Abramovich punya hubungan dekat dengan pelatih timnas Rusia, Guus Hiddink. Untuk mengisi kekosongan pelatih, ia pun meminjam Hiddink menangani Chelsea, sementara dia juga masih berstatus pelatih Rusia. Masa kerja Hiddink di Chelsea sangat singkat, Februari hingga Mei 2009. Namun, ia bisa menghadirkan gelar Piala FA 2009.

Kali ini, Hiddink bukan dipecat, tapi memang harus kembali melatih Rusia. Sempat ada kabar bahwa dia akan dipermanenkan melatih Chelsea, namun kemudian tak terbukti.

Carlo Ancelotti (2009-2011)
. Chelsea kemudian mengontrak pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti sejak Juni 2009. Dia cukup sukses bersama "The Blues". Selama dua tahun di Stamford Bridge, Ancelotti menghadirkan tiga gelar. Selain juara Premier League 2009, Chelsea juga juara Piala FA 2010 dan Community Shield 2009.

Andre Villas-Boas (2011-2012).
Chelsea mencoba keberuntungan dengan mengangkat pelatih muda dari Portugal, Andre Villas-Boas, pada Juni 2011. Publik berharap dia akan mengikuti sukses Jose Mourinho. Apalagi, dia juga mantan pelatih Porto dan sukses bersama klub itu. Baru melatih Porto pada 2 Juni 2010, dia langsung menghadirkan gelar Piala Super Portigal, dan Liga Portugal, juga Liga Europa. Namun, performa Chelsea belum juga memuaskan. Pada maret 2012, dia pun dipecat. Praktis, dia hanya 10 bulan menangani Chelsea.

Roberto Di Matteo (Maret-November 2012
). Setelah tanpa pelatih, Chelsea menunjuk asisten Andre Villas-Boas, Roberto Di Matteo, untuk menangani tim. Perjalanan Chelsea tampak mulai memuaskan. Apalagi, Chelsea mampu menjuarai Piala FA.

Tak hanya itu, Chelsea akhirnya juara Liga Champions. Ini gelar pertama Chelsea dan sangat diharapkan Abramovich. Maka, Di Matteo pun kemudian dipatenkan sebagai manajer Chelsea. Namun, cerita musim ini berbeda. Sempat bagus di awal musim, Chelsea mulai menurun. Bahkan, posisinya di Liga Champions mulai terancam, setelah kalah 0-3 dari Juventus, Selasa atau Rabu (21/11/2012). Selepas pertandingan itu, Di Matteo langsung dipecat. (dari berbagai sumber)

Pengembaraan Seno Gumira Ajidarma

Seno Gumira Ajidarma
SUARA dan tawanya meledak-ledak. Rambutnya, yang sebagian berwarna keperakan, masih dibiarkan memanjang. Sebuah anting-anting keemasan terlihat pula menggantung di telinga kirinya.

Itulah Seno Gumira Ajidarma, sosok serba bisa di bidang sastra, jurnalistik serta fotografi, yang sejumlah karya cerita pendeknya pernah menghipnotis banyak orang -- dan meraih berbagai penghargaan beberapa diantaranya.

Pria kelahiran 19 Juni 1958 ini juga dikenal melalui karya sastranya yang berwarna politik, selain kemampuannya yang luar biasa dalam melahirkan karya-karya sastra secara produktif.

Namun demikian, ketika berasyik-masyuk dengan "dunianya", sosok Seno Gumira tiba-tiba membetot perhatian khalayak di luar dunianya, tatkala media ramai-ramai memberitakan sikapnya menolak sebuah penghargaan kesusastraan dari Freedom Institute yang diberikan kepada dirinya.

Ketika saya utarakan persoalan ini sebagai salah-satu materi pertanyaan, Seno semula terlihat enggan. "Saya tidak akan bilang alasannya," ujarnya ringan, dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Senin 27 Agustus 2012  lalu. Senyum kemudian menyungging di bibirnya.

Dalam keterangan persnya pada pekan ketiga Juli lalu, Doktor Ilmu Sastra Universitas Indonesia (2005) ini menyatakan, bahwa Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) 2012 bidang kesusastraan "sebaiknya diberikan kepada orang lain yang dianggap layak, karena saya tidak dapat menerimanya."

Freedom Institute, dalam penilaiannya, menyebut Seno mampu menggunakan logika dongeng untuk menyatakan aneka masalah Indonesia mutakhir. Penulis Cerpen Terbaik Kompas 2010 ini disebut pula mencapai kelancaran bercerita dengan bahasa yang tertib dan transparan.

Dalam berbagai cerita pendeknya yang berwarna politik, peraih Khatulistiwa Literaly Award 2005 ini dianggap mampu "membuktikan bahwa sastra jadi bernilai sastra dengan mengaduk kutipan dan bentuk dari berbagai subkultur, termasuk budaya massa".

Kucoba membujuknya untuk mengungkapkan alasan penolakannya, Seno akhirnya berujar singkat: "Coba lihat saja alasan orang-orang yang menolak (Penghargaan Achmad Bakrie) sebelum saya".

"Saya kira pendengar (BBC Indonesia) akan mengerti". Tapi saya tidak menyerah. Di akhir wawancara, bapak satu anak ini akhirnya mau membeberkan alasannya -- secara filosofis.

"Ada kalanya," ujarnya dengan mimik serius, "dunia politik menyentuh kita, sehingga saya atau kita harus bersikap..."

Sebagai seorang penulis, lanjutnya, pilihan "bertapa" di wilayah bernama menara gading, tidak dapat berlangsung selama-lamanya.

"Ada keputusan saya harus turun (dari menara gading). Ada titik tertentu tidak bisa menghindar lagi (dari politik). Sehingga (aktivitas melalui) tulisan saja, tidak cukup." paparnya.


Memilih status wartawan


Walaupun dikenal luas sebagai penulis (cerpenis, novelis atau eseis), Seno Gumira mengaku paling nyaman menyandang status wartawan. Berbagai catatan memang menyebutkan, lelaki berperawakan tinggi ini telah menjadi wartawan sejak usia 19 tahun.

Kepada wartawan BBC Indonesia Heyder Affan, Seno mengaku lebih nyaman menyandang status wartawan. Pernah bekerja sebagai wartawan lepas di harian Merdeka (1977) serta mingguan Zaman, Seno ikut berperan menerbitkan (kembali) Majalah Jakarta Jakarta (1985).

Di sela-sela kesibukannya dalam dunia jurnalistik, dia tetap menyalurkan bakat menulisnya dalam bentuk cerpen atau eseis, selain mengambil kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) bidang sinematografi. Namun sampai sekarang, Seno mengaku sebutan wartawan adalah "paling praktis" ketimbang sebutan lainnya.

"Wartawan bisa menulis kan," tandasnya. "Jadi wartawan itu seolah-olah mewakili semuanya." Alasan lainnya, Seno mengaku wartawan merupakan profesinya sampai sekarang.

"Nah, kalau sastrawan, itu beban maknanya terlalu apa ya...buat saya tidak menyenangkan. Istilah itu seolah-olah keluhur-luhuran, keagung-agungan, dan saya nggak suka."

Sebaliknya, walaupun telah melahirkan puluhan karya sastra, dia tetap merasa jengah apabila istilah sastrawan ditahbiskan pada dirinya.

"Nah, kalau sastrawan, itu beban maknanya terlalu apa ya...buat saya tidak menyenangkan. Istilah itu seolah-olah keluhur-luhuran, keagung-agungan, dan saya nggak suka," katanya menjelaskan.

Sebutan sebagai budayawan, penulis atau penyair juga kurang disukainya. "Penulis pun buat saya itu kok feminin, meskipun saya sangat salah. " "Juga penyair, misalnya, paling feminin," katanya yang kemudian disusul ledakan tawanya.

Namun demikian, imbuhnya cepat-cepat, "Tapi saya tidak berusaha membuktikannya benar. Ini soal selera saja..."

Ketika jurnalisme dibungkam


Ada empat buku kumpulan cerpen karya Seno Gumira, diantaranya Saksi Mata (1994), yang kubawa saat saya bertemu sang pengarang di ruangan lantai dua Gedung Gramedia di Jakarta Barat.

Buku yang berisi tiga belas cerpen ini diakui banyak pihak sebagai salah-satu karya monumental Seno - dan karenanya dia diganjar Dinny O'Hearn Prize for Literary (1997) atas karyanya itu

Buku kumpulan cerpen Saksi Mata (1994) merupakan salah-satu karya monumental Seno Gumira Ajidarma.

Walaupun tidak pernah disebut satu kata yaitu Timor Leste dalam 116 halaman buku itu, para pembaca yang kritis akan memahami bahwa mereka tengah disuguhi kisah-kisah - meminjam istilah pengantar penerbit buku itu -- "konflik berdarah, teror.. dan kesepian mencekam." kekerasan yang berlatar dari wilayah itu.

Satu kalimat yang tak pernah saya lupakan: "Katakanlah padaku, wahai Fernando," kata dokter itu sambil melihat hasil rontgen,"Bagaimana sampai rosario ini ngendon 20 bulan di perutmu."

Itulah kalimat pertama dalam cerpen Rosario (yang sebelumnya dimuat Kompas, 27 Juni 1993).

Patut diketahui, semua cerpen itu pernah dimuat sejumlah media massa sebelum akhirnya dibukukan. "Jadi ya, tidak ada cara lain buat saya, yang kebetulan mengetahui semua faktanya (di Timor Leste), datanya (tindak kekerasan oleh aparat) untuk mengungkapnya lewat permainan wacana antar media ini."

Kehadiran cerpen-cerpen berlatar belakang "fakta kekerasan" di Timor Leste itu, merupakan salah-satu siasat Seno ketika dia dihadapkan kenyataan bahwa saat itu "jurnalisme dibungkam".

(Di awal 1992, Seno pernah dibebastugaskan dari jabatan Redaktur Pelaksana Jakarta Jakarta, berkaitan dengan pemberitaan tentang "insiden kekerasan Dili" pada 1991).

Apakah ini artinya Anda mengakui keterbatasan jurnalisme? Tanya saya, membuka lagi istilah "ketika jurnalisme dibungkam, sastra harus bicara" yang diperkenalkan Seno dan menjadi judul buku kumpulan eseinya, 1997.

"Tepatnya jurnalisme masa orde baru. Dan lebih tepat lagi adalah jurnalisme dalam konteks Kompas Gramedia," tegasnya.

Dan menurutnya, "tidak ada media satu pun saat itu yang bisa mengungkap hal itu secara terbuka".

"Jadi ya, tidak ada cara lain buat saya, yang kebetulan mengetahui semua faktanya (di Timor Leste), datanya (tindak kekerasan oleh aparat) untuk mengungkapnya lewat permainan wacana antar media ini," jelasnya, mengenang.

Menyembunyikan fakta


Dalam situasi sekarang, apakah masih relevan menggunakan medium sastra untuk menyampaikan fakta politik? Tanya saya lagi. "Cerpen saya terakhir yang dimuat Kompas (8 Januari 2012), itu saya menyembunyikan fakta," ungkap Seno Gumira.

Cerita pendek itu berjudul Mayat Yang Mengambang Di Danau, yang seperti diakui Seno, ditulis saat dia berada di Jayapura, 12-14 November 2011.

Seno Gumira masih menyamarkan fakta dalam beberapa cerpennya yang berlatar politik.

("Yang berlatar Papua?" Tanya saya. "Ya." kata Seno)

Sejumlah pihak menganalisa, cerpen itu lahir dari situasi politik kontemporer di Papua, yang ditandai kegetiran warga asli Papua akibat kekerasan politik yang tak kunjung padam.

Dalam cerpen itu, seperti cerpen-cerpennya berlatar politik sebelumnya, Seno Gumira tidak pernah menyebut Papua atau pihak-pihak yang terlibat konflik.

Seno tidak memungkiri, dia menyembunyikan fakta dalam cerita pendeknya, karena situasi politik Indonesia sekarang "lebih kacau".

"Kalau dulu musuh satu, bahaya dari satu arah. Sekarang kita nggak pernah tahu siapa lawan kita, " katanya, menjelaskan.

Sehingga, "bahkan dalam cerpen pun saya menyembunyikan (fakta)nya". Jadi, semua karya-karya Anda dibuat juga berdasarkan kebutuhan?

"Ya betul berdasarkan kebutuhan," tandas Seno yang suka menulis sejak SMA (1974) ini, mengenai pilihannya untuk menyamarkan fakta dalam sebagian cerpen-cerpennya yang berlatar politik.

Realisme magis

Namun mengatakan semua karya-karya cerita pendek Seno Gumira Ajidarma melulu berwarna politik, tentu salah besar! Cobalah tengok kumpulan cerpennya seperti Negeri Kabut (1996) atau Sepotong Senja untuk Pacarku (2002), yang disebut bercorak realisme magis atau fantastik.

Sebagian besar karya sastra Seno bercorak fantastik dan realis.

Bagaimana Anda bisa berkarya di satu sisi bercorak realisme magis tapi di sisi lain tetap ber-genre realis?

"Itu tergantung kebutuhan," ungkapnya, menegaskan kembali sikapnya dalam menelorkan karya-karya tulisannya.

"Jadi ketika saya ingin membicarakan persoalan orang banyak, demi kepentingan mereka juga, nah saya tidak menggunakan bahasa saya."

Dalam situasi seperti ini, lanjutnya, "Saya meminjam wacana yang dikenal."

"Kalau kebutuhannya adalah ide-ide saya pribadi, ya saya tidak peduli dimengerti atau tidak. Tapi kalau urusannya persoalan orang banyak, demi kepentingan orang banyak, maka saya tentu menggunakan bahasa yang sebisa mungkin pasti dimengerti."

Jadi lagi-lagi berdasarkan kebutuhan Anda ya?

"Kebutuhan! Kalau kebutuhannya adalah ide-ide saya pribadi, ya saya tidak peduli dimengerti atau tidak. Tapi kalau urusannya persoalan orang banyak, demi kepentingan orang banyak, maka saya tentu menggunakan bahasa yang sebisa mungkin pasti dimengerti".

Dengan kata lain, kata Seno, dia punya "semangat tukang" untuk menggeluti dan mendalami semua corak (genre) penulisan.

"Tukang itu terima semua pesanan. Jadi, saya belajar menulis puisi, tapi belajar juga menulis esai, dan belajar juga bikin berita.

"Nah, saya katakanlah berusaha untuk mengungkapkan dengan segala cara itu, tergantung kepada gagasan apa yang sedang ada, momentum apa yang sedang membuat saya menulis," jelasnya.

Berenang dan memotret


Ketika pencapaiannya dalam dunia menulis sebagian sudah tertuntaskan, tentu ada pertanyaan menggoda yang penting dijawab oleh Seno Gumira, yaitu bagaimana dia menjaga energinya - sehingga banyak tulisan lahir dari dirinya hingga kini.

"Ya, menjaga antusiasme saya terhadap dunia," katanya, agak filosofis.

Seno Gumira mengaku rutin olah raga renang untuk mengimbangi kegiatan membacanya. Saya tidak puas, tentu saja. Bagaimana caranya?

"Artinya selalu tertarik," imbuhnya, masih terkesan abstrak.

Di kalimat berikutnya, Seno akhirnya berterus-terang.

"Tentu ada kiat tertentu ya, setelah fisik mulai menua, terutama ketika load saya makin lama makin banyak," ungkapnya, seperti membuka rahasia.

"Kalau dulu saya bisa dari satu tulisan ke satu tulisan lain. Satu tulisan selesai, tulisan lain, dan seterusnya," katanya.

"Nah, sekarang nggak bisa".

Alasannya, dia saat ini harus menyelesaikan sejumlah judul tulisan, sambil membaca, serta menyelesaikan pekerjaan lain - seperti mengajar di perguruan tinggi.

"Jadi saya membaca dan menulis simultan, apalagi harus mengajar segala".

    "Jadi saya mengembangkan fotografi.... kamera itu membuat saya pergi keluar, membuat mata saya memandang, membuat mata saya bekerja."

Untuk itulah, Seno punya kiat untuk menyiasati kondisi seperti itu, yaitu membagi secara seimbang antara kehidupan di dalam rumah (atau kantor) dan kegiatan di luarnya (outdoor).

"Jadi saya mengembangkan fotografi.... kamera itu membuat saya pergi keluar, membuat mata saya memandang, membuat mata saya bekerja", jelas Seno yang meraih gelar magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia (2000).

Kiat lainnya? Seno mengaku olah raga renang secara rutin untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam saat membaca.

"Saya usahakan (berenang) tiga atau dua kali seminggu. (Tapi) saya tidak menghitung berapa kali lap. Yang penting, saya sudah merasa olahraga, sudah cukup."

Pengembaraan ala Karl May


Di usia sekitar enam atau tujuh tahun, Seno Gumira kali pertama berkenalan dengan karya-karya penulis terkenal asal Jerman, Karl May.

Melalui sang ibu, yang membacakan kisah petualangan tokoh-tokoh seperti Old Shatterhand dan kepala suku Apache, Winnetou, karya-karya Karl May (yang lahir di Jerman, 25 Februari 1842) akhirnya "merasuki" Seno - hingga sekarang.

"Bukan hanya memotivasi, tetapi merasuki saya dan menjadikan saya sebagai orang yang menganggap, pengembaraan adalah tujuan hidup manusia," tegas Seno Gumira, dengan gamblang.

Penulis cerita petualangan Karl May (lahir 1842) merasuki Seno Gumira sehingga membuatnya bertujuan hidup mengembara.

Dalam sebuah tulisannya, Seno menggambarkan Karl May mahir menjelaskan keadaan hutan, mengendus jejak, sampai menguliti binatang. "Bahkan secara detil, dia dapat menggambarkan jarak antara satu desa dengan desa lainnya, sekaligus bahasa yang dipakai suku-suku itu." tulis Seno.

Semenjak membaca buku-buku Kar May itulah, Seno terpikat luar biasa pada kata mengembara. "Lah wong di sampulnya tertulis `Wasiat Winnetou, Kisah pengembaraan Karl May'. Jadi, (saat itu) kata pengembaraan itu sudah ada di kepala saya".

"Dia memberikan nilai sangat amat tinggi, sangat berharga pada traveling (perjalanan)".

Dari perjalanan panjang perkenalannya dengan Karl May dan karya-karyanya itulah, Seno Gumira kemudian berkata "saya ingin selalu pergi mengembara".

    "Bukan hanya memotivasi, tetapi merasuki saya dan menjadikan saya sebagai orang yang menganggap, pengembaraan adalah tujuan hidup manusia."

"Nah, memotret maupun menulis itu hanya, katakanlah, kebetulan. Jadi kalau saya nggak bisa memotret atau menulis, apapun pekerjaan saya, saya kira, saya ingin selalu pergi mengembara".

Karenanya, tidak sedikit kemudian laporan-laporan yang menyebutkan bahwa pengembaraan Seno sudah sampai ke Medan, Sumatra Utara, ketika dia masih remaja tanggung.

Keinginannya untuk selalu "mengembara" itu tetap tidak lekang, walaupun belakangan dia mengetahui bahwa Karl May tidak pernah pergi kemana-mana ketika menuliskan kisah Old Shatterhand. "Saya marah ketika tahu dia cuma mengarang" katanya agak tergelak.

"Tapi sudah terlanjur...."

Bagaimanapun, demikian pengakuan Seno, imajinasi Karl May itu mengilhaminya ketika membuat cerita pendek sekitar peristiwa kekerasan di Dili, Timor Leste.

Dia mengaku, saat tulisan-tulisan itu lahir dan mengalir dari tangannya, dia tidak berkunjung ke Dili sama sekali.

"Kalau Karl May bisa berimajinasi, saya boleh dong," akunya, yang diiringi ledakan tawanya.

`Tidak ada yang orisinal'

"Tidak ada yang orisinal di dunia ini.. saya selalu dalam bayang-bayang Karl May, Hemingway atau Budi Darma sekalipun...," Seno Gumira mengungkapkan kalimat ini, ketika saya tanya siapa penulis lain yang menginspirasinya.

Penulis Amerika Serikat, Ernest Hemingway (1899 - 1961) banyak menginspirasi Seno Gumira. Secara khusus Seno menyebut penulis asal Amerika Serikat Ernest Hemingway, yang tulisan-tulisannya yang "deskriptif dan penuh "ironi".

Karya-karya penulis klasik Jepang, demikian Seno, ikut mempengaruhi gaya penulisannya. "Kalau penulis klasik Jepang itu detil dan juga penuh ironi."

Di luar Hemingway dan penulis klasik Jepang, dia mengaku terinspirasi penulis-penulis lain. "Tapi saya secara sadar meniru dua orang itu".

"Saya selalu ingin se-kualitas seperti Hemingway dan penulis Jepang itu..."

Bagaimana dengan penulis Indonesia? Seno kemudian menyebut beberapa nama, yang ikut mewarnai gaya penulisannya, seperti Umar Kayam, Budi Darma, atau Hamsad Rangkuti.

    "Tidak ada yang orisinal di dunia ini.. saya selalu dalam bayang-bayang Karl May, Hemingway atau Budi Darma sekalipun."

"Jika kesulitan untuk memulai tulisan, saya biasanya membaca tulisan Putu Wijaya," akunya.

"Untuk yang irasional, saya terpengaruh Danarto," tambahnya.

Menyinggung sebagian karya-karya sastranya yang belakangan disebut "tidak mementingkan keindahan", Seno Gumira membenarkannya.

Perubahan ini terjadi, ungkapnya, setelah dia menuntaskan magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia (2000). "Dari sanalah, penulisan indah dan tidak indah, tidak lagi penting," katanya.

"Boleh kering, asal ada ketajaman," katanya menambahkan.

Dia mengaku, dengan pendekatan barunya itu, karya-karyanya sekarang barangkali tidak akan semudah dipahami seperti membaca tulisannya terdahulu.

"Tapi bukankah membaca itu sebuah perjuangan. Saya sendiri selalu tertantang untuk menaklukkan bacaan yang sulit sekalipun," kata Seno.
Buku perjalanan

Seno Gumira saat ini tengah menyiapkan buku terbarunya yaitu isinya mengisahkan kisah perjalanannya (travelogue) ke Korea Utara, sekitar sepuluh tahun silam.

Buku ini akan berisi foto-foto hasil jepretannya tentang situasi Ibukota Pyongyang (dan orang-orangnya) dan beberapa kota lainnya.

Seno Gumira berencana menerbitkan buku tentang perjalanannya ke Korea Utara.

Dia mengaku, memotret di negara seperti Korut merupakan halangan terbesar. "Meski dibilang free, tapi dilarang melulu," katanya mengenang.

Namun Seno mengaku tidak mengambil peduli, dan terus memotret, walaupun sempat "dikasari" aparat Korut.

"Jadi saya makin dilarang, saya semakin melawan. Jadi saya memotret gila-gilaan pada akhirnya."

Menurutnya, buku berisi foto-foto tentang kehidupan warga negara tertutup itu layak diterbitkan saat ini.

"Saya kira ketika masalah Pyongyang kini diramaikan, saya kira harus berbagi soal itu," ujar Seno menjelaskan latar belakang penerbitan bukunya itu.

Sepuluh tahun silam, Seno berkunjung dan tinggal cukup lama di Korut, ketika dia dipercaya sebagai juri sebuah festival film "dunia ketiga".

"Karena sebelum festival dimulai, saya harus melihat semua film, dan itu saya hayati benar," ungkapnya. "Ini negara paling beda di dunia, paling unik dan bukan dalam pengertian yang turistik ya..." Wawancara akhirnya berakhir, seraya kuminta Seno Gumira membubuhkan tanda tangan pada empat buku karyanya yang menjadi koleksiku. *

Sumber: BBC Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes