Roberto Di Matteo |
PRAHARA Chelsea! Itulah hot news bola pekan ketiga November 2012. Pemilik klub juara Liga Champions Eropa musim 2011-2012 itu, Roman Abramovich memecat pelatih Roberto Di Matteo hanya beberapa saat setelah Chelsea menyerah 0-3 atas Juventus dalam babak penyisihan grup Liga Champion di Turin.
Tiga pemain Juventus, Fabio Quagliarella, Arturo Vidal, dan Sebastian Giovinco sukses menjebol gawang Petr Cech di Turin Selasa malam 20 November 2012 atau Rabu (21/11/2012) dini hari Wita. Tiga angka merupakan hasil positif bagi klub "Si Nyonya Besar" yang malam itu menjadi tuan rumah.
Namun, tiga gol pada menit ke-38, ke-61, dan ke-90 itu menjadi pedang tajam yang memutus hubungan manis Roberto Di Matteo, sang manajer, dengan klub yang hanya delapan bulan dia tukangi, Chelsea.
Ya. Tuan Roman Abramovich, juragan minyak asal Rusia, sang pemilik, telah bersabda. Di Matteo dipecat!
Tak ada yang mengetahui benak sang pemilik. Pemecatan Di Matteo tergolong sangat cepat, belum 24 jam setelah Chelsea dihajar Juventus. Situs resmi klub Chelses mengumumkan pemecatan tersebut.
Posisi Chelsea di Liga Inggris sebenarnya tergolong aman. Menjalani 12 laga, "The Blues" masih berada di posisi ke-3 klasemen sementara dengan nilai 24, terpaut tiga angka dari Manchester United yang berada di peringkat kedua dan empat angka dari Manchester City yang kini memuncaki klasemen.
Hanya saja, tak pernah menang dalam laga sebulan terakhir membuat suasana di Stadion Stamford Bridge, markas Chelsea, agak sedikit panas. Kekalahan dari West Bromwich Albion, klub yang pernah diarsiteki Di Matteo, pekan lalu, membuat percikan bara api itu semakin terasa.
Semasa bermain, setahun setelah bergabung dengan Chelsea dari klub Italia, Lazio, pada tahun 1996, Di Matteo mempersembahkan trofi Piala FA 1997 melalui golnya yang spektakuler. Tendangannya ke gawang Middlesbrough, hanya 42 detik setelah peluit babak pertama dimulai, adalah salah satu gol tercepat yang pernah terjadi sepanjang Piala FA.
Setelah itu, bersama penggawa lainnya, Di Matteo mempersembahkan beberapa trofi berharga lain, di antaranya dua titel Piala FA (1996-1997, 1999-2000), Piala Liga (1997-1998), Piala Winners (1998), UEFA Super Cup 1998, dan Charity Shield 2000. Tahun 2002, Di Matteo memutuskan pensiun karena cedera kaki berkepanjangan.
Sukses sebagai manajer klub divisi 1, Milton Keynes Dons (2008), membuat manajemen West Bromwich menariknya sebagai manajer pada tahun 2009. Namun, dia tak beruntung dan hanya mampu menangani klub ini selama delapan bulan sebelum akhirnya dipecat.
Tahun 2011, Di Matteo kembali ke Chelsea. Kali ini untuk mendampingi Andre Villas-Boas yang dipilih sebagai Manajer Chelsea. Bersama manajer yang sukses menangani klub asal Portugal, FC Porto, itu, Di Matteo kembali membangun kekuatan The Blues.
Namun, naik turunnya prestasi Chelsea membuat sang juragan, Abramovich, mendepak Villas-Boas dan membiarkan kursi manajer kosong hingga akhir musim 2011-2012. Dengan skuad yang tersisa, Di Matteo mampu menghadirkan dua trofi sekaligus, yaitu Piala FA dan Liga Champions. Titel terakhir, juara Liga Champions, adalah titel yang belum pernah dirasakan oleh sang juragan sejak mengambil alih kepemilikan The Blues tahun 2003.
Trofi terakhir ini juga tak pernah dipersembahkan delapan manajer yang didepak sang juragan pada tahun 2003-2011. Ruud Gullit, Manajer Chelsea tahun 1996-1998, mengaku geli dengan keputusan sang juragan. Baginya, pemecatan Di Matteo tidak masuk akal. "Kalau Anda memenangi sebuah gelar bagi klub, Anda akan dipecat," kata pemain legendaris Belanda tersebut. Namun, sang juragan telah bersabda. Mau bilang apa lagi.
Roberto Di Matteo sendiri tak menunjukkan kesedihannya setelah dipecat dari jabatannya sebagai manajer Chelsea. Ia justru merasa terhormat mendapat kesempatan menangani klub yang ia cintai itu.
"Sebuah kehormatan bagi saya pernah ditunjuk sebagai manajer sebuah klub yang saya cintai dan ini salah satu klub yang sangat dekat dengan hati saya," kata Di Matteo dalam pernyataan yang dikeluarkan lewat League Managers Association.
Di Matteo bangga karena dia langsung menghadirkan prestasi dengan menjuarai Piala FA dan Liga Champions. "Saya benar-benar bangga atas sukses dan trofi yang kami bawa ke klub dalam bulan-bulan terakhir ini. Membawa Chelsea menjuarai Liga Champions di Muenchen merupakan prestasi terbesar di sejarah klub ini. Tanpa ragu ini memperindah catatan karier saya baik sebagai pemain maupun pelatih. Ini kenangan yang akan menjadi harta dalam sisa hidup saya," kata Di Matteo yang posisinya sekarang digantikan Rafael Benitez.
Sejak memiliki Chelsea pada tahun 2003, Roman Abramovich gemar mengganti pelatih. Dalam waktu sembilan tahun dia sudah memecat tujuh orang pelatih termasuk Roberto Di Matteo. Dengan kekuatan uangnya, libido sepakbola Roman Abramovich hanya semata soal kemenangan dan meraih juara. Tidak penting baginya memelihara seorang manajer dalam waktu lama. Toh dengan uangnya yang banyak, taipan asal Rusia tersebut merasa bisa menghadirkan pelatih berkelas kapan saja.
Sejak mengambil alih Chelsea pada 2003, Abramovich memang membawa perubahan besar di klub itu. Prestasi demi prestasi pun mulai hadir. Namun, dia terkenal tangan besi untuk posisi pelatih. Penampilan buruk merupakan mimpi mengerikan bagi seorang manajer. Sejak tahun 2003, hanya pelatih asal Belanda Guus Hiddink yang tidak dia pecat. Hiddink meninggalkan Chelsea karena masa pinjamannya memang sudah habis.
Berikut para manajer yang pernah menangani Chelsea di era Abramovich. Claudio Ranieri (2000-2004). Melatih Chelsea sejak September 2000, Ranieri tak pernah mendatangkan trofi. Dia hanya menikmati kebersamaan dengan Abramovich selama setahun dan dipecat pada Mei 2004.
Jose Mourinho (2004-2007). Setelah memecat ranieri, Abramovich mengontrak mantan pelatih FC Porto, jose Mourinho. Pelatih yang baru saja membawa Porto juara Liga Champions itu mulai menangani Chelsea pada Juni 2004.
Kehadirannya membuat Chelsea memasuki masa panen gelar. Mourinho membawa klubnya juara Premier League 2004-05, 2005-06, juara Piala FA 2007, dan juara Piala Liga 2005 dan 2007. Selain itu, Mourinho juga mendatangkan gelar Community Shield 2005. Namun, pada September 2007, Mourinho dipecat Abramovich.
Avram Grant (2007-2008). Avram Grant melatih Chelsea mulai September 2007. Kehadirannya langsung membawa Chelsea masuk final Liga Champions 2008. Ini pengalaman pertama Chelsea ke final kompetisi antarklub Eropa kelas satu itu. Namun, di final Chelsea dikalahkan Manchester United 5-6 lewat adu penalti. Namun, penampilan Chelsea tak juga memuaskan Abramovich dan tak ada gelar yang dihadirkan. Pada Septemer 2008, ia pun dipecat.
Luiz Felipe Scolari - (2008-2009). Sebelum memecat Avram Grant, Roman Abramovich terlihat bertemu pelatih timnas Portugal asal Brasil, Luiz Felipe Scolari. Ternyata benar. Pada Juli 2008, dia mengangkat Scolari sebagai pelatih.
Namun, pelatih yang membawa Brasil juara Piala Dunia 2002 itu tak bisa langsung memuaskan sang pemilik. Pada Februari 2009, masa kerjanya di Stamford Bridge pun berakhir, karena dipecat Abramovich.
Guus Hiddink (Februari-Mei 2009). Abramovich punya hubungan dekat dengan pelatih timnas Rusia, Guus Hiddink. Untuk mengisi kekosongan pelatih, ia pun meminjam Hiddink menangani Chelsea, sementara dia juga masih berstatus pelatih Rusia. Masa kerja Hiddink di Chelsea sangat singkat, Februari hingga Mei 2009. Namun, ia bisa menghadirkan gelar Piala FA 2009.
Kali ini, Hiddink bukan dipecat, tapi memang harus kembali melatih Rusia. Sempat ada kabar bahwa dia akan dipermanenkan melatih Chelsea, namun kemudian tak terbukti.
Carlo Ancelotti (2009-2011). Chelsea kemudian mengontrak pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti sejak Juni 2009. Dia cukup sukses bersama "The Blues". Selama dua tahun di Stamford Bridge, Ancelotti menghadirkan tiga gelar. Selain juara Premier League 2009, Chelsea juga juara Piala FA 2010 dan Community Shield 2009.
Andre Villas-Boas (2011-2012). Chelsea mencoba keberuntungan dengan mengangkat pelatih muda dari Portugal, Andre Villas-Boas, pada Juni 2011. Publik berharap dia akan mengikuti sukses Jose Mourinho. Apalagi, dia juga mantan pelatih Porto dan sukses bersama klub itu. Baru melatih Porto pada 2 Juni 2010, dia langsung menghadirkan gelar Piala Super Portigal, dan Liga Portugal, juga Liga Europa. Namun, performa Chelsea belum juga memuaskan. Pada maret 2012, dia pun dipecat. Praktis, dia hanya 10 bulan menangani Chelsea.
Roberto Di Matteo (Maret-November 2012). Setelah tanpa pelatih, Chelsea menunjuk asisten Andre Villas-Boas, Roberto Di Matteo, untuk menangani tim. Perjalanan Chelsea tampak mulai memuaskan. Apalagi, Chelsea mampu menjuarai Piala FA.
Tak hanya itu, Chelsea akhirnya juara Liga Champions. Ini gelar pertama Chelsea dan sangat diharapkan Abramovich. Maka, Di Matteo pun kemudian dipatenkan sebagai manajer Chelsea. Namun, cerita musim ini berbeda. Sempat bagus di awal musim, Chelsea mulai menurun. Bahkan, posisinya di Liga Champions mulai terancam, setelah kalah 0-3 dari Juventus, Selasa atau Rabu (21/11/2012). Selepas pertandingan itu, Di Matteo langsung dipecat. (dari berbagai sumber)