Anomali Salju

 


Pertama dalam 103 tahun Gunung Fujiyama Jepang tanpa sehelai salju di puncaknya yang menawan. Pertama dalam sejarah dunia, hujan salju jatuh berlumuran di Al-Jawf, padang gurun di Saudi Arabia.

Ada apa gerangan dengan bumi? Perubahan iklim tak mungkin tuan dan puan mungkiri. Ini masalah kita. Masalah anda dan saya. Bukan orang lain!

Mari kita tengok Fujiyama. Di bulan Oktober 2024 puncak Gunung Fuji tak tertutupi salju. Padahal Gunung Fuji lazim  tertutup salju hampir sepanjang tahun hingga mencair pada musim panas. 

Setelah musim panas berlalu, salju kembali menyelimuti gunung tersebut.  Saban tahun biasanya salju mulai terbentuk rata-rata pada tanggal 2 Oktober.

Namun, sampai Selasa 30 Oktober 2024, tidak tampak  salju di puncak gunung berapi setinggi 3.776 meter di atas permukaan laut tersebut. 

Itu menandakan Gunung Fuji mengalami periode puncak tanpa salju paling lama dalam 130 tahun terakhir bila dihitung sejak 1894, tahun ketika Kantor Meteorologi Lokal Kofu memulai pengamatan di gunung itu. 

Seperti diwartakan Kompas.co,  Yutaka Katsuta dari Kantor Meteorologi Lokal Kofu mengatakan, belum adanya salju di puncak Gunung Fuji disebabkan cuaca yang lebih hangat daripada periode sebelumnya. 

Tahun lalu, salju di puncak Gunung Fuji terbentuk pada 5 Oktober, sedikit telat daripada rata-rata. Selimut salju di puncak Gunung Fuji juga sempat telat dalam waktu lama sebanyak dua kali, masing-masing tahun 1955 dan 2016, yakni pada 26 Oktober. 

"Suhu tinggi pada musim panas ini menghalangi udara dingin," kata Katsuta kepada AFP. Dia tidak memungkiri terlambatnya salju yang menutupi gunung tersebut kemungkinan disebabkan perubahan iklim. 

Tahun ini merupakan musim terpanas yang pernah tercatat di Jepang, menyamai kejadian 2023. Panasnya musim panas di negara tersebut tak lepas dari gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim yang juga melanda banyak bagian dunia. 

Dilansir dari The Smithsonian Magazine, rendahnya tutupan salju di Gunung Fuji merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pertanda musim dingin yang lebih hangat. 

Sebuah studi yang diterbitkan bulan Januari 2024 menunjukkan, pemanasan akibat ulah manusia menjadi penyebab kurangnya salju di belahan Bumi Utara selama empat dekade terakhir. 

Andrew Schwartz dari Universitas California Berkeley mengatakan, jika emisi gas rumah kaca global tidak dikurangi, sebagian besar dunia akan mengalami musim dingin tanpa salju pada tahun 2100. 

Wow. Tidak lama lagi. Tersisa 76 tahun dari sekarang. Gawat!

Anomali juga terjadi di gurun pasir Arab Saudi pekan pertama November 2024.  Padang pasir yang biasanya kering kerontang berubah menjadi pemandangan musim dingin yang mengejutkan.  

Butiran salju yang menutupi bukit pasir telah memenuhi media sosial dengan foto-foto yang memukau dan video-video viral, memperlihatkan kontras tajam antara hamparan salju putih dengan warna emas khas gurun. 

Dilansir CNBCTV18, salju ini bukanlah kejadian biasa. Menurut laporan dari Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Uni Emirat Arab, salju muncul setelah badai hujan deras dan hujan es yang melanda beberapa daerah di Arab Saudi.  

Sistem tekanan rendah yang berkembang di Laut Arab diyakini membawa massa udara lembap yang ketika bertemu dengan panasnya gurun menghasilkan kombinasi hujan, es, dan akhirnya, salju.

Foto-foto dan video yang tersebar di media sosial memperlihatkan bukit-bukit pasir yang tertutup salju, mengubah suasana gurun yang gersang menjadi pemandangan bak Pegunungan Alpen Swiss.

“Siapa yang menyangka bisa menikmati pemandangan salju di gurun?” ujar seorang pengguna media sosial. 

Namun, cuaca ekstrem belum berakhir. Badan cuaca Arab Saudi memperingatkan penduduk bersiap menghadapi badai petir, hujan es, dan angin kencang yang diprediksi melanda beberapa hari ke depan.  

Meskipun turunnya salju memberikan momen mengejutkan, warga setempat diminta waspada karena cuaca ekstrem dapat mengurangi jarak pandang dan berpotensi mengganggu transportasi. (*)

Sumber: Pos Kupang

Wakil Tuhan Tergiur Uang

 



Kasus Ronald Tannur dalam perkara pembunuhan yang menjadi perhatian publik Indonesia masih terus bergulir sampai akhir bulan 2024 ini. 

Perkembangan teranyar malah semakin menarik karena berkaitan dengan integritas hakim yang kerap disebut sebagai wakil Tuhan di bumi.

Wakil Tuhan diduga tergoda dolar. Tergiur uang miliaran rupiah. Singkat cerita perkembangan perkara Ronald Tannur adalah sebagai berikut.

Mahkamah Agung (MA) dalam putusan kasasi  menjatuhkan vonis 5 tahun penjara terjadap Ronald Tannur dalam  perkara pembunuhan kekasihnya Dini Sera Afriyanti.

Putusan hakim MA menggugurkan  vonis bebas terjadap Ronald Tannur yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. 

Pada 23 Oktober 2024 aparat Kejaksaan Agung (Kejagung) Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap tiga hakim PN Surabaya yang menangani perkara Ronald Tannur.

Ketiga hakim tersebut yaitu Erintuah Damanik (ED) selaku hakim ketua, serta Mangapul (M) dan Heru Hanindyo (HH) sebagai hakim anggota. 

Selain ketiga hakim, tim Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus  menangkap pengacara Gregorius Ronald Tannur, Lisa Rahmat  di Jakarta pada hari yang sama.

Keempatnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung terkait kasus dugaan suap agar hakim agung  MA menyatakan Ronald Tannur tidak bersalah dalam putusan kasasi.  

Tak hanya empat orang. Tim Kejagung juga menahan mantan pejabat tinggi MA, Zarof Ricar di Bali pada 24 Oktober 2024. Selain menahan para tersangka, tim Kejagung menyita uang puluhan miliar rupiah.

Jaksa pun sudah mengeksekusi terpidana Ronald Tannur setelah terbitnya putusan Mahkamah Agung yang  menjatuhkan vonis 5 tahun penjara.

Kita patut memberi apresiasi tinggi untuk Mahkamah Agung  dan Kejaksaan Agung yang bertindak sigap terhadap kasus Ronald Tannur. Rasa keadilan memang terusik ketika Ronald Tannur mendapat vonis bebas.

Sejumlah elemen masyarakat kala itu merasa ada sesuatu yang kurang berkenan. Bukti-bukti yang diajukan jaksa di persidangan sudah kuat  namun tidak meyakinkan majelis hakim. 

Hakim malah berpendapat lain yakni membebaskan Ronald Tannur dari jeratan hukum. Hakim berlindung di balik kebebasan dan keyakinan mereka sendiri.

Operasi Tangkap Tangan pada 23 Oktober 2024  semakin memperkuat dugaan adanya praktik suap-menyuap dalam perkara ini. Kita dukung penuh tim Kejaksaan Agung memproses kasus tersebut sampai tuntas. 

Semua pihak yang terlibat harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.  

Tak elok memberi ruang kepada mereka yang merasa punya uang berlimpah bahwa uangnya bisa membeli apa saja termasuk keadilan di negeri ini. Kasih uang habis perkara.

Perkara Ronald Tannur mesti menjadi momentum untuk membersihkan oknum-oknum hakim yang mempermainkan keadilan sesuka hati. Juga aparat penegak hukum lainnya yang bertindak sewenang-wenang.

Kita yakin masih banyak hakim yang punya integritas tinggi di negeri ini. Mereka bekerja secara profesional. Mereka tidak tergiur godaan uang, kuasa atau kepentingan  sesaat lainnya. 

Hakim bersih dan berintegritas baik kita beri tempat yang layak. Sedangkan hakim yang buta hati tak patut menyidangkan perkara karena cenderung bertindak tidak adil. 

Kiranya tetap digarisbawahi bahwa hakim yang kerap disapa sebagai wakil Tuhan di bumi, yang  menentukan benar dan salah perbuatan manusia, harus sungguh-sungguh bertindak adil. Hakim yang tidak mudah tergiur godaan duniawi seperti uang dan kuasa. Semoga. (*)

Sumber: Pos Kupang


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes