Fosil Gajah Ditemukan di Mata Menge Ngada

Fosil Gajah dari Cekungan Soa
BAJAWA, FS -- Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) bersama Tim Geologi Bandung serta peneliti dari Australia menemukan beberapa fosil gajah di situs Mata Menge, Desa Menggeruda, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Fosil yang ditemukan terdiri dari scapula (tulang belikat) fosil RIB (tulang rusuk) fosil gading, fosil pelvis (tulang pinggul), fosil vertebrae atau tulang belakang. Sebelum dibawa ke laboratorium di Jakarta, temuan ini dipresentasikan kepada pemerintah Kabupaten Ngada di Bajawa, Selasa (19/7/2011).

Seperti disaksikan FloresStar, dalam presentasi di Aula Setda Ngada itu, temuan fosil dipaparkan sejumlah arkeolog, yaitu Drs. Imanuel Wahyu Saptono, M.Hum, Drs. Jatmiko, M.Hum, Dr. Ery Setyabudi dan Prof. Mike Morwood dari Australia. Presentasi disaksikan Bupati Ngada, Marianus Sae, Wakil Bupati Paulus Soliwoa, Ketua DPRD Ngada Kristoloko, pimpinan SKPD dan anggota DPRD Ngada.


Dr. Ery Setyabudi menjelaskan, fosil-fosil yang ada di cekungan Soa adalah fosil jenis pigmy tegodon yang berasal dari buaya dan tikus besar yang hidup sejak 800.000 tahun yang lalu.

Bupati Ngada, Marianus Sae mengucapkan terima kasih kepada peneliti atas hasil kerja mereka yang berhasil menemukan fosil gajah di cekungan Soa. Temuan baru tersebut bisa menjadi kebanggaan masyarakat Ngada yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bupati Marianus berharap temuan tersebut bisa menjadi aset daerah sehingga tidak dibawa ke daerah lain.

“Saya minta hasil temuan itu disimpan di Kabupaten Ngada sebagai asset daerah sehingga generasi penerus Kabupaten Ngada tidak hanya mengenal nama saja tetapi bisa melihat secara langsung fosil-fosil tersebut,” pinta Marianus.

Menanggapi permintaan Bupati Ngada, tim arkeolog dan geologi menyetujui hal itu dengan syarat Kabupaten Ngada harus memiliki museum situs untuk menyimpan alat-alat purbakala. Menurut tim peneliti, fosil-fosil tersebut akan dibawa ke laboratorium di Jakarta untuk pembersihan dan perawatan khusus agar fosil tetap awet. Perawatan fosil membutuhkan tenaga khusus dan biaya tinggi.
“Setelah museum situs dibangun di Kabupaten Ngada maka fosil tersebut dikembalikan. Kami bawa fosil ini untuk perawatan dan pembersihan di laboratorium,” jelas salah seorang anggota tim peneliti. (hh)

Ngada Bangun Museum

BERKAITAN dengan penemuan fosil yang sangat berlimpah di wilayah Kabupaten Ngada, pemerintah setempat berencana membangun museum situs daerah. Menurut Bupati Ngada, Marianus Sae pemerintah segera membangun situs yang representatif. Namun, sambil menunggu bangunan situs baru, pemerintah akan menggunakan gedung yang ada untuk menyimpan alat-alat purbakala.

Keberadaan museum, kata bupati, akan menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Ngada. Wisatawan akan mengunjungi situs tersebut untuk melihat benda-benda bersejarah seperti fosil, alat-alat purbakala atau artefak yang telah berusia ribuan tahun. “Temuan ini menjadi salah satu kekuatan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata,” kata Bupati Marianus Sae.

Ketua DPRD Kabupaten Ngada, Kristoforus Loko menambahkan, DPRD memberikan dukungan politis untuk membangun museum itu. Berkaitan dengan rencana pemerintah membangun situs di Ngada, Loko mengharapkan agar Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) mengirim beberapa tenaga ahli untuk membantu pemerintah daerah dalam hal merawat peralatan purbakala. (hh)

Harian FloresStar Minggu, 24 Juli 2011 halaman 1

Tentang Flobamora

Pria-pria Nusa Bunga
berderap perkasa bagai kuda jantan...
Bergerak lincah bak kijang sabana..
Wajah mereka magnetis seperti Kelimutu
Kharismati​s mendayu ibarat Laut Sawu
Para perempuan Nusa Nipa bernapas dengan cinta semesta.
Menari seelok liukan angin tenggara..​ Tersenyum seindah rona cakrawala.​.

Tentang korupsi, mereka satu kata:
Tidak!
Karena pejabat tak berarti jadi kaya.
Karena pemimpin tak mesti kumpul harta.



"Tidak" bukan cuma sebutir kata, bukan.
"Tidak" pada korupsi mesti merasuk raga.
Menjadi pendar api di sukma,
Berkobar pantang padam,
Menjalar dari jiwa ke jiwa
Dalam pelukan cinta untuk bangsa..

Flobamora,
Derita panjangmu cukuplah sudah.
Aku ingin menatap wajahmu bersinar,
Tubuhmu berbalur aroma cendana
Tak lagi habis darahmu disantap malaria,
Bukan cuma jadi obyekan para investor raya,
Mereka yg gagah datang dan pergi tanpa cinta,
Membangun kerajaan sambil membiarkan​ dikau nista dan papa...

Wahai,
Para pria Timor yg berjiwa ksatria
Matamu setajam elang merobek angkasa,
Dadamu bidang, kokoh menerima hempasan badai dan topan,
Berdirilah​ tegak menahan tsunami korupsi,
Yang bikin negeri hancur jatidiri..
Para dara Nusa Cendana,
Tak cukup lagi gemulai menari Likurai,
Tapi tiuplah api keberanian​ di dada kami,
Berdoalah bagi para pejuang sejati,
Mereka yg tak peduli dengan kursi,
Karena kekuasaan tak pernah abadi...

Aku rindu merengkuh Tanah Sumba,
Mendengar rintihan kembang sabana,
Mereka yg belum tersentuh kemajuan zaman,
Atau ketakutan tanahnya dirajam deru pembanguna​n tanpa angkat martabat,
Aku ingin berteriak saat gelar Pasola,
"Hei dengarkan,​ aku keturunan leluhur agung,
Lemparkan tombakmu ke arah musuh, Mereka yg menjarah Bunda Pertiwi di bawah langit lembayung,
Bukan untuk membunuh,
Tapi agar tanah ini kian maju,
Nama leluhur kami tak ditelan waktu,
Dan anak-anak kami tetap bangga punya kuda Sandelwood​..."

Oooh, Rote Ndao, letakmu di bibir samudera,
Pratanda keluasan dan keluhuran jiwa,
Kecil tapi menawan di gerbang Nusantara,
Iya, engkau bukan sekadar pulau,
Tapi hidungnya Indonesia di depan Australia:​ mancung dan gagah, siapa berani lawan???

Dan, Tuhan..
Terima kasih utk Sabu Raijua..
Engkau pasti senyum lebar saat bikin ini kembang di tengah laut luas..
Para gadisnya memendar pesona,
Terlukis di wajah eksotis dan keindahan tenun ikat,
Pria-pria berotot keras dengan ketangguha​n jiwa-raga,

Mari kita bangun kembali Flobamora!
Baku pegang tangan,
Baku gamit hati,
Baku jaga nama,
Kita mesti satu dalam segala
Untuk kebaikan bersama,

Flobamora,
Satu untuk Indonesia!

Matraman, 26 Juli 2011
Valens Daki-Soo

Oepoi

IZINKAN beta bergumam tentang sekilas wajah bola. Sekilas wajah bola di kampung halaman tercinta, Flobamora dalam sepekan yang baru lewat. Beta mulai dari sudut Stadion Oepoi, Kupang, tak jauh dari GOR Flobamora yang hari-hari ini sedang bergelora lewat permainan bola hebat berlabel kejuaraan Gubernur Cup 2011. Pemain bercucuran keringat, penonton senang tak terkira.

Senang sekali melihat Kupang terus bergeliat dalam urusan sepakbola, baik sepakbola lapangan besar maupun lapangan kecil bernama futsal. Futsal patut dicatat khusus karena telah menorehkan perkembangan dashyat. Dari tiada menjadi ada. Futsal sudah menjadi idola baru di kota ini. Laga futsal ada di mana-mana, mulai dari lorong gang kampung hingga kampus-kampus. Dari laga antarkelurahan sampai level klub tingkat propinsi.

Terima kasih buat mereka yang selama ini bekerja dengan hati memajukan futsal Kota Kupang dan NTT. Kepercayaan badan futsal nasional terhadap NTT menjadi tuan rumah babak prakualifikasi PON 2012 wilayah Nusra bulan Juli mendatang merupakan bukti bahwa Flobamora pun bisa! Kita sudah meraih kepercayaan itu. Salut!


Di lapangan luas, Kupang pun mulai menuai hasilnya, antara lain merebut juara El Tari Memorial Cup tahun silam setelah sekian lama miskin gelar dan selalu berada di bawah dominasi tim-tim asal daratan Flores, bahkan Sumba. Kompetisi perserikatan lokal Kota Kupang pun sudah berjalan rutin. Stadion Oepoi tak henti-hentinya bergetar oleh teriakan histeris penonton, tawa dan juga tangis. Ya, sudah seharusnya begitu. Sebagai ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang mesti menjadi barometer sepakbola dan juga bidang hidup lainnya.

Sekarang Oepoi lagi-lagi berpesta. Ribuan penonton memadati stadion itu setiap petang menyaksikan laga sepakbola Gubernur NTT Cup 2011. Awal mendengar kemudian menikmati kejuaraan itu, hatiku riang tak terkira. Kompetisi rutin menunjukkan pengurus PSSI bekerja sungguh-sunguh. Konsisten. Cuma batin sontak terusik melihat wakil Kota Kupang bernama Kosgoro 57. Sungguh mati beta terkejut karena nama itu terasa asing. Boleh jadi beta yang kurang gaul. Kurang mengikuti perkembangan terkini klub bola di kota ini sehingga merasa asing sendiri? Maafkan beta jika salah.

Ke mana gerangan klub juara kompetisi PSKK? Mengapa bukan tim juara atau runner-up kompetisi perserikatan Kota Kupang yang menjadi wakil di kejuaraan Gubernur Cup 2011 atau kumpulan pemain terbaik hasil seleksi dari klub-klub asuhan PSKK?

Bukankah Kosgoro itu nama ormas? Kalau benar sebuah ormas bisa membentuk "klub dadakan" serta gonta-ganti nama dan dipercaya menjadi wakil Kota Kupang, terus bagaimana nasib klub perserikatan PSKK yang mengelola klub sejak lama dengan penuh pengorbanan?

Kalau benar ormas bisa diusung untuk nama klub, baiklah dalam kejuaraan Gubernur Cup berikutnya beta usul agar nama tim naik setingkat lebih tinggi. Pakai saja nama partai biar lebih ramai, lebih seru dan lebih dashyat bobot kompetisinya. Misalnya kesebelasan Golkar 100 Kota Kupang, PDIP 200 Timor Tengah Utara, Gerindra 300 Kabupaten Kupang, Demokrat 400 Manggarai Barat, Hanura 500 Sumba Timur, PKB 600 Flores Timur, PAN 700 Ngada dan seterusnya.

Bayangkan tuan dan puan kalau itu sungguh terjadi. Kompetisi niscaya lebih ramai dari biasanya dan para politisi bakal tumpah ruah ke stadion menonton tim kesayangan mereka masing-masing. Anggap saja kompetisi tersebut sebagai pemanasan menjelang pemilu kada di Kota Kupang, Pemilu Kada NTT tahun 2013 serta Pemilu Nasional 2014 mendatang.

Tapi ah.. sudahlah. Jangan dipikirkan terlalu serius, kawan! Beta percaya pengurus cabang PSSI Kota Kupang dan pengurus propinsi PSSI NTT tentu lebih paham soal aturan main dan punya pertimbangan sendiri yang masuk akal dan hati sehingga nama Kosgoro 57 masuk sebagai salah satu kontestan dalam kompetisi Gubernur Cup musim ini. Toh apalah arti sebuah nama? Yang penting bisa bermain bola. Yang utama agenda kompetisi berjalan. Anggap saja gumamanku sebagai angin lalu. Sekadar gumaman penggemar bola di bibir lapangan. Beta kutip komentar seorang penonton saat menonton laga Persena Nagekeo pekan lalu. "Aue.. ini pemain hampir semua dari Kota Kupang ko..." Apa iya? Walahualam.

Sebagai penggemar bola, impian beta simpel saja. Silakan saja Indonesia karut-marut mengurus bola. Biarkanlah PSSI di level nasional amburadul karena salah urus. Toh pasti ada orang lain yang akan mengurus benang kusut itu. Kita yang hidup di beranda kampung ini mestinya bisa memberi teladan yang baik. Biar di kampung, walau prestasi sepakbola kita sayup-sayup, tapi kita urus dia bae-bae. Punya nilai dan harga diri. Ikut aturan main. Menjunjung tinggi fair play.

Geliat persepakbolaan di Kota KASIH sedang bagus-bagusnya. Dia terus bertumbuh. Bertumbuh dan berbiak. Kasihan sekali kalau keburu remuk karena salah urus. Bila tidak segera diperbaiki dengan niat baik, maka bersiaplah menerima prahara ini. Nila setitik merusak susu sebelanga. Panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Bola mengajarkan sikap ksatria. Kalau saja salah langkah, mengapa tidak mengakuinya? (diondbputra@yahoo.co.id)

Pos Kupang, Senin 27 Juni 2011 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes