Ayo (NTT) Berubah!

BUKAN pertama kali kita mendengar seruan tentang revolusi mental. Presiden Joko Widodo dan seluruh jajaran pemerintahannya tiada henti menggelorakan gerakan yang intinya mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, nilai dan perilaku bangsa Indonesia demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat,  berdikari dan berkepribadian.

Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangol) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dra. Sisilia Sona, kata kuncinya adalah perubahan dan perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Tagline Ayo Berubah mengajak  setiap orang berubah. Begitulah kurang lebih makna gerakan besar tersebut.

"Ayo berubah itu mulai dari dalam diri kita sendiri,  mulai dengan perubahan pola pikir. Berpikir positif  bisa memberikan nilai-nilai dan perilaku yang baik terhadap sesama. Kata kunci dari revoluasi mental adalah berubah," kata  Sisilia Sona saat sosialisi bagi pengeloa media massa di Kupang, Sabtu (17/12/2016).

Revolusi mental bertumpu pada tiga nilai dasar, yakni integritas, etos kerja dan gotong-royong. Integritas artinya  jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggung jawab, dan konsisten dan kata dan perbuatan. Etos kerja maksudnya memiliki daya saing, optimis, inovatif dan produktif. Dan,  gotong-royong menyaratkan kerja sama, solidaritas, tolong-menolong, peka, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan.

Sisilia Sona mengatakan, revolusi mental hendaknya tidak hanya didiskusikan di ruang seminar  tetapi patut  direalisasikan melalui aksi nyata. Sebut misalnya membudayakan antre di ruang publik, tertib berlalulintas, buang sampah pada tempatnya, disiplin masuk kerja dan lainnya.

Ada lima gerakan revolusi mental di Provinsi  NTT, yakni Gerakan  NTT Bersih, NTT Tertib, NTT Melayani, NTT Mandiri dan NTT Bersatu.  Dari lima gerakan tersebut,  NTT memprioritaskan tiga gerakan pada tahun ini  yaitu NTT Tertib, NTT Bersih dan NTT Melayani. 

Kita sependapat dengan seruan Sisilia Sona bahwa gerakan tersebut harus direalisasikan dalam aksi nyata mulai sekarang. Seruan itu kiranya sangat relevan ketika hari ini, Selasa 20 Desember 2016 kita merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mari kita wujudkan NTT tertib melalui aksi konkret dalam kehidupan sehari-hari. Tertib kerja, tertib di jalan, tertib membayar pajak, tertib waktu melayani masyarakat dan sebagainya.

Pada usia 58 tahun ini, tepat pula kita menggelorakan  gerakan NTT Bersih. Bersih secara harafiah pun bersih dari perilaku koruptif. Malu kita yang dikenal daerah miskin ini ternyata praktik korupsinya pun tidaklah kecil. Dan, sangat mendesak pula kita mewujudkan gerakan NTT Melayani. Semangat melayani aparatur birokrasi di daerah ini masih jauh dari harapan ideal masyarakat.

Aparatur pemerintah masih asyik mengurus dirinya sendiri ketimbang melayani masyarakat. Hampir semua instansi publik, pelayanan kepada masyarakat belum memenuhi standar minimal. Kuat kesan ASN melayani dengan sungguh hati kalau ada imbalan uang yang masuk ke kantongnya. Padahal dia sudah mendapat gaji dari negara. Dan, uang gaji itu berasal dari pajak rakyat. Ayo Berubah!

Sumber: Pos Kupang 20 Desember 2016 hal 10

Mengapa Mereka Memilih Herman Johannes?

Herman Johannes
Pemilihan gambar pahlawan memperhatikan prioritas provinsi yang belum terakomodasi dalam uang rupiah, nilai patriotisme dan ketokohannya.

POS KUPANG.COM - Bank Indonesia (BI) meluncurkan desain baru  uang rupiah dengan menampilkan gambar utama 12  pahlawan nasional,  Senin (19/12/2016). Dari 12 nama tersebut, seorang di antaranya pahlawan nasional asal Provinsi  Nusa Tenggara Timur (NTT)  Herman Johannes. Wajah Herman Johannes diabadikan pada pecahan uang  logam Rp 100. Sedangkan pecahan lainnya yaitu  Rp 1.000 (gambar utama pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ketut Pudja), Rp 500 (gambar utama Letjend TNI TB Simatupang) dan  Rp 200 (Tjipto Mangunkusumo).

Untuk uang kertas  Bank Indonesia meluncurkan desain baru antara lain Rp100.000 (gambar utama Ir Soekarno dan Mohammad Hatta), Rp 50.000 (gambar utama Ir. H. Djuanda Kartawidjaya), Rp20.000 (gambar utama G.S.S.J Ratulangi), Rp10.000 (gambar utama Frans Kaisiepo), Rp5.000 (gambar utama K.H Idham Chalid), Rp 2.000 (gambar utama Mohammad Hoesni Thamrin) dan Rp 1.000 (gambar utama Tjut Meutia).

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi menjelaskan, pemilihan gambar pahlawan sudah melalui proses focus group discussion (FGD) dengan sejarawan, akademisi dan pejabat dari  instansi terkait yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial dan pemerintah daerah.

"Pemilihan gambar pahlawan memperhatikan prioritas provinsi yang belum terakomodasi dalam uang rupiah, pahlawan yang berjuang di lingkup nasional, mempunyai dampak besar, dan nilai patriotisme serta memiliki ketokohan seperti nama  pahlawan sudah digunakan sebagai nama fasilitas umum," ujar Suhaedi
seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Senin (19/12/2016).

Kepala Kantor Perwakilan BI NTT, Naek Tigor Sinaga mengatakan pemilihan nama pahlawan nasional telah melalui proses yang cukup panjang. BI tidak sendirian memilih tetapi melibatkan lintas instansi. "Tim yang bekerja di kantor pusat dan sifatnya rahasia," kata Tigor Sinaga di Kupang, Senin (19/12/2016).

Menurut Tigor, keterwakilan  pahlawan nasional dari berbagai daerah pada mata uang NKRI menunjukkan keberagaman sebagai pilar terbentuknya NKRI.

Lalu siapakah Herman Johannes? Prof. Dr. Ir. Herman Johannes adalah cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, guru besar Universitas Gadjah Mada. Herman lahir di Pulau Rote, NTT pada 28 Mei 1912 dan meninggal dunia pada 17 Oktober 1992 di Yogyakarta

Herman Johannes mendapat  gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Yudhoyono tahun 2009.  Sejumlah jabatan penting pernah disandang putra NTT kelahiran Rote tersebut.  Ia menjabat Rektor UGM (1961-1966), Koordinator Perguruan Tinggi (Koperti) tahun 1966-1979, anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI (1968-1978), dan Menteri Pekerjaan Umum (1950-1951).

Menurut catatan wikipedia, kendati lebih  dikenal sebagai pendidik dan ilmuwan, Herman Johannes tercatat pernah berkarier di bidang militer. Keahliannya sebagai fisikawan dan kimiawan berguna untuk memblokade gerak pasukan Belanda selama agresi militer pertama dan kedua. 

Bulan Desember 1948, Letkol Soeharto sebagai Komandan Resimen XXII TNI yang membawahi Yogyakarta meminta Herman Johannes memasang bom di jembatan kereta api Sungai Progo. Karena ia menguasai teori jembatan saat bersekolah di THS Bandung, Johannes bisa membantu pasukan Resimen XXII membom jembatan tersebut.

Januari 1949, Kolonel GPH Djatikoesoemo meminta Herman Johannes bergabung dengan pasukan Akademi Militer di sektor Sub-Wehrkreise 104 Yogyakarta. Dengan markas komando di Desa Kringinan dekat Candi Kalasan, lagi-lagi Johannes diminta meledakkan Jembatan Bogem yang membentang di atas Sungai Opak. Jembatan hancur dan satu persatu jembatan antara Yogya-Solo dan Yogya-Kaliurang berhasil dihancurkan Johannes bersama para taruna Akademi Militer. Aksi gerilya ini melumpuhkan aktivitas pasukan Belanda sebab mereka harus memutar jauh mengelilingi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu melewati Magelang dan Salatiga untuk bisa masuk ke wilayah Yogyakarta.

Pengalamannya bergerilya membuat Herman Johannes juga ikut serta dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 kota Yogyakarta di pagi buta dan bisa menduduki ibukota Republik itu selama enam jam. Johannes juga menjadi saksi sumbangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Herman Johannes menikah tahun 1955 dengan Annie Marie Gilbertine Amalo (lahir 18 Juni 1927). Pasangan ini dikaruniai empat orang anak yaitu  Christine, Henriette, Daniel Johannes dan Helmi Johannes.

Herman Johannes adalah sepupu Pahlawan Nasional Dr. Wilhelmus Zakaria Johannes. Meski sebagai pemegang Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra almarhum berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, namun sesuai amanatnya sebelum meninggal, maka keluarganya memakamkannya di Pemakaman Keluarga UGM di Sawitsari, Yogyakarta.


Pada tahun 2003, nama Herman Johannes diabadikan oleh Keluarga Alumni Teknik Universitas Gadjah Mada (Katgama) atas prakarsa Ketua Katgama saat itu, Airlangga Hartarto menjadi sebuah penghargaan bagi karya utama penelitian bidang ilmu dan teknologi, Herman Johannes Award.  Sesuai Keppres No. 80 Tahun 1996, nama Herman Johannes diabadikan menjadi  Taman Hutan Raya  seluas 1.900 hektare di Kabupaten Kupang.  Nama Herman Johannes juga diabadikan sebagai nama jalan di Yogyakarta. (yen/osi/wikipedia)

Sumber: Pos Kupang 20 Desember 2016 hal 1

Mampir Sejenak di Ayasofya Istanbul

Gerbang utama Ayasofya
SEBELUM meninggalkan Jakarta pekan terakhir bulan September 2016 menuju Istanbul, seorang teman yang sudah beberapa kali berkunjung ke kota Turki yang elok itu mengingatkan agar tidak lupa  menyambangi Hagia Sophia.

"Sebaiknya bung ke sana  untuk melihat keunikan dan terutama pesannya yang luar biasa bagi umat manusia," kata rekanku itu. Saya coba menanyakan lebih lanjut apa yang istimewa dari tempat itu sehingga dia getol mempromosikan, namun tidak mendapat jawaban. Rupanya dia sengaja membiarkan rasa penasaran terbawa hingga ke negara yang berada di dua belahan benua tersebut.

Gayung bersambut. Manajemen Karpowership, perusahaan pembuat kapal listrik yang mengundang kami 18 wartawan asal Indonesia  bertandang ke Istanbul ternyata sudah mengagendakan city tour ke Hagia Sophia. Dan, tiba saatnya city tour  hari itu, Sabtu 1 Oktober 2016. Kami sungguh terkagum-kagum melihat Hagia Sophia atau orang Turki umumnya menyapa  Ayasofya.

Selain Selat Bosporus yang elok,  Hagia Sophia adalah landmark Istanbul, kota dengan populasi 14,3 juta jiwa atau yang terpadat di Turki. Pelancong dari berbagai belahan dunia  hampir pasti berkunjung ke Ayasofya jika mereka sudah menginjakkan kakinya di Istanbul atau dulu dikenal sebagai Konstantinopel.

Wisatawan selalu menyemut di Hagia Sophia. Pada akhir pekan yang cerah 1 Oktober 2016, kami menyaksikan antrean panjang pengunjung sepanjang hari. Antrean mengular kurang lebih 200 meter terlihat di loket pembelian tiket hingga pintu gerbang masuk Ayasofya. Lantaran tiket sudah lebih dulu dibeli rekan-rekan dari Karpowership, kami tidak berlama-lama antre di pintu masuk. Dengan tiket di tangan langsung saja bergegas menikmati Ayasofya yang kini sudah menjadi museum.
Interior Ayasofya gabungan gereja dan masjid

Burak, pemandu city tour yang menemani kami hari itu menjelaskan banyak hal menarik tentang Ayasofya. Keistimewaan bangunan Ayasofya adalah usianya hampir 2.000 tahun. Saya dan rekan-rekan jurnalis sempat terkecoh oleh tampilan fisik bangunan Ayasofya. Dari luar jelas terlihat itu sebuah masjid agung yang ditandai kubahnya yang eksotik. Sama seperti kebanyakan masjid di Kota Istanbul yang menurut Burak jumlahnya lebih dari 3.000. 

Setelah masuk ke dalam kami tercengang karena interior Ayasofya ternyata  merupakan gabungan gereja dan masjid. Itulah sebabnya Unesco menjadikan Ayasofya sebagai situs warisan dunia. Di salah satu sudut bangunan itu ada semacam prasasti berisi pesan  sangat penting bagi umat manusia bahwa kekuasaan boleh datang dan pergi tetapi rumah ibadah tetap lestari. Tidak bijaksana merusak rumah ibadah karena berbeda pilihan politik.

Ayasofya berasal dari bahasa Yunani yang artinya kebijaksanaan suci.  Bangunan tersebut  merupakan saksi sejarah peradaban manusia yang patut dikagumi. Dia  menyimpan banyak kisah pahit, manis, dramatis juga heroik. Kisah paling dramatis saat Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani (Kerajaan Ottoman).
Gerbang utama Topkapi

Perancang Ayasofya adalah ilmuwan Yunani yaitu Isidorus, seorang fisikawan dan Anthemius yang dikenal sebagai pakar matematika di zamannya. Bangunan gereja itu pertama kali didirikan atas perintah Kaisar Justinian Bizantium. Konon pada tahun 360, Kaisar Constantine pernah membangun gereja besar bernama Megalo Ekklesia di tempat Ayasofya berdiri saat ini, namun terbakar pada tahun 404. Ayasofya baru dibangun  pada tahun 537.

Beberapa sumber referensi menyebutkan, Ayasofya digunakan sebagai gereja selama 916 tahun sejak dibangun tahun 537. Seiring pergantian kekuasaan Hagia Sophia  beralih fungsi sebagai masjid selama 481 tahun.  Tinggi kubah bangunan ini 55,6 meter dan dianggap sebagai lambang arsitektur Bizantium. Hagia Sophia pernah menjadi katedral terbesar di dunia selama hampir 1.000 tahun.

                    Istana Topkapi
Jika Anda berkunjung ke Ayasofya, jangan lewatkan obyek wisata sejarah lainnya yang terkenal di kawasan itu. Cukup berjalan kaki saja bisa menikmati Istana Topkapi (Topkapi Sarayi). Istana ini merupakan kediaman resmi Sultan Utsmaniyah selama lebih dari 600 tahun (1465-1856).

Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmet II. Kompleks istana terdiri dari empat lapangan utama dan banyak bangunan kecil. Pada masa kejayaannya istana ini dihuni 4.000 orang. Selain sebagai tempat tinggal kerajaan, istana digunakan untuk acara kenegaraan dan hiburan.

Interior Ayafosya
Pesona  Istana Topkapi memudar akhir abad ke-17 ketika sultan lebih suka menghabiskan waktu di istana baru bernama Dolmabahçe di bibir Selat  Bosporus. Istana Topkapi juga merupakan situs warisan dunia Unesco. Masih di kompleks Ayasofya, wisatawan dapat menikmati Masjid Biru yang terkenal. Disebut Masjid Biru karena warna cat interiornya dominan warna biru.

Kota Istanbul memang  memiliki banyak situs sejarah yang penting dan masih lestari hingga kini. Ketika masih bernama Konstantinopel, dia  merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Timur.

Menurut sejarah, ibukota Romawi Timur awalnya adalah Nikomedia di Anatolia lalu sejak tahun 330 berpindah ke Bizantium lalu berganti nama menjadi Konstantinopel.

Kekaisaran Romawi Timur merupakan kekuatan terbesar ekonomi, budaya dan militer di Eropa pada zamannya. Wilayah kekuasaannya membentang dari Armenia  hingga  Calabria di Italia Selatan bahkan sebagian wilayah Afrika termasuk negara subur   Mesir.  Kekaisaran Romawi terbagi menjadi barat dan timur tahun 395 setelah kematian Theodosius I yang merupakan kaisar yang memerintah seluruh Romawi.

Pembagian ini mengacu pada persamaan bahasa. Kekaisaran Romawi Barat penduduknya menggunakan bahasa Latin sedangkan Romawi Timur bahasa Yunani. Sejarah mencatat pemisahan ini justru menggerogoti persatuan Romawi hingga akhirnya Romawi Timur jatuh ke tangan Turki Usmani tahun 1453. (dion db putra)

Sumber: Pos Kupang 11 Desember 2016 hal 3

20 Mahasiswa di Kupang Ikut Pelatihan Jurnalistik


Peserta pose  bersama ketua PWI NTT Dion DB Putra
KUPANG, PK - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTT memberikan pelatihan kepada 20 mahasiswa di Hotel Greenia Kupang, Selasa (6/12/2016). Materi yang diberikan adalah teknik menulis berita, teknik wawancara, menulis feature, tulisan mendalam dan lainnya.

Pelatihan dibuka oleh Sekretaris PWI NTT, Zacky Wahyudi Fagih. Hadir pada acara pembukaan, Wakil Ketua I PWI NTT, Damianus Ola, Bendahara PWI NTT, Martha Kote Pa, Ketua SIWO PWI, Sipri Seko dan pengurus lainnya, Apolonia Dhiu.

Zacky Wahyudi Faqih, saat membuka kegiatan itu, mengatakan, pelatihan jusnalistik kepada mahasiswa merupakan program tahunan dari PWI NTT. Kali ini, katanya, adalah tahun ketiga PWI NTT memberikan pelatihan.

Zacky mengatakan, PWI berkomitmen agar setiap tahun melakukan pelatihan jurnaliatik. Ia mengatakan, pelatihan diberikan pada mahasiswa karena potensi penulis di Kota Kupang dari kalangan mahasiswa sangat besar.

"Kami ingin berbagi pengetahuan, ilmu dan pengalaman kepada generasi muda khususnya mahasiswa. Harapan kami, ilmu yang didapatkan langsung dari para praktisi  media ini bisa menambah pengetahuan para mahasiswa tentang jurnalistik," katanya.

Pelatihan ini menghadirkan para nara sumber dari PWI NTT, yakni Kiat Menulis Berita oleh Damianus Ola dari Harian Victoy News, Teknik Wawancara oleh Fery Jahang dari Harian Pagi Pos Kupang, motivasi dari Pater Dr. Edu Dosi, SVD dan materi dari Ketua PWI NTT, Dion DB Putra. (nia)

Sumber: Pos Kupang 7 Desember 2016 hal 5

Menjaga Kepercayaan Publik

KEBEBASAN pers akan lebih besar manfaatnya  jika disertai peningkatan professional competence, termasuk di dalamnya professional ethic. Demikian catatan tokoh pers nasional Jakob Oetama dalam bukunya berjudul "Pers Indonesia, Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus (Penerbit Kompas, 2004, hal 459).

Jakob Oetama tegas menggarisbawahi pentingnya kompetensi profesional bagi wartawan. Jakob juga mengingatkan bahwa seorang wartawan profesional dituntut melaksanakan etika jurnalistik dalam setiap karyanya bagi publik.

Kompetensi profesional  semakin dibutuhkan ketika keran kebebasan pers sangat terbuka di era Reformasi  sekarang. Pers nasional hari ini memang tidak lagi dihantui risiko pembredelan seperti pada masa Orde Baru yang represif itu. Persoalan utama justru ada dalam diri para pelaku  pers sendiri karena kebebasan yang lebih besar tidak otomatis mengubah watak pers yang mudah tergoda. Pers harus terlibat tetapi patut menjaga jarak. Singkatnya dia harus tetap independen dan kredibel. Independen dan kredibel bisa terwujud kalau dia memiliki kompetensi profesional dan junjung tinggi etika.

Bagi pekerja pers selalu diingatkan bahwa zaman boleh terus berubah, namun idealisme pers hendaknya tetap kokoh. Kebebasan pers patut disertai tanggung jawab yang konkret dalam pelayanan sehari-hari. Sekali insan media massa  mengabaikan kebutuhan publik terhadap informasi yang jujur dan benar, memetakan persoalan secara berimbang dan adil, maka pers akan ditinggalkan.

Kematian institusi pers di era keterbukaan ini bukan semata karena salah urus manajemen atau terbelit kisruh  finansial. Pers bisa mati karena tidak lagi mendapat kepercayaan yang merupakan aset utama agar dia tetap bertahan hidup. Sejak lama kaum bijak bestari mengatakan  menjaga kepercayaan publik merupakan tantangan terbesar insan pers, kapan dan di manapun dia mengabdi.

Kami keluarga besar Harian Pagi Pos Kupang yang hari ini, Kamis tanggal 1 Desember 2016  merayakan ulang tahun ke-24 menyadari sungguh pergumulan tersebut yaitu menjaga kompetensi profesional serta menjunjung tinggi etika. Pergulatan itu tidaklah enteng. Butuh komitmen serta konsistensi sikap.

Kami tahu diri. Kami belum memberikan yang terbaik kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur, medan pelayanan kami sejak terbit pertama 1 Desember 1992.  Puji Tuhan Yang Maha Kasih, terima kasih pembaca dan segenap mitra kerja karena Harian Pos Kupang tidak pernah tidak terbit selama 24  tahun ini. Terlambat terbit pernah dan berulangkali. Cukup sering karena  kendala teknis yang sulit kami hindari.
Kami menjalani hari baru. Hari pertama tahun ke-25 serta hari-hari sepanjang tahun.

Kami belum apa-apa. Baru 24 tahun mengabdikan diri untuk masyarakat daerah ini yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tentu saja banyak keterbatasan, kekurangan. Kami terus berikhtiar memberi yang terbaik sejalan dengan motto kami sebagai pemberi  Spirit Baru Nusa Tenggara Timur.

Demi pembaca kami tidak berhenti belajar. Kami akan terus berinovasi dalam hal isi berita, perwajahan serta cara penyajian. Mohon maaf atas khilaf dan salah. Kami butuh dukungan dan kritik agar prinsip independen dan kredibel  tetap tegak berdiri. Terima kasih.*

Sumber: Pos Kupang 1 Desember 2016 hal 4

Disiplin Menetapkan Anggaran

ilustrasi
BUKAN tanpa tujuan mulia ketika pemerintah pusat memberlakukan sanksi bagi daerah yang terlambat menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah pusat mematok batas waktu 30 November 2016 bagi seluruh daerah  untuk menetapkan APBD induk tahun anggaran 2017 mendatang.

Kepala daerah dan wakilnya serta semua anggota DPRD  tidak boleh menima gaji selama enam  bulan ke depan  jika sampai batas waktu 30 November tahun anggaran berjalan, belum ada penetapan perda APBD induk. Begitulah wujud sanksi yang akan diberikan pemerintah pusat. Tegas,  jelas dan langsung tertuju pada mereka yang berwenang mengambil keputusan.

Sanksi memang patut diberlakukan. Sudah menjadi pengetahuan umum banyak daerah di Tanah Air termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak disiplin dalam merancang APBD saban tahun. Cukup sering APBD suatu daerah baru diputuskan setelah tahun anggaran berjalan satu sampai tiga bulan sehingga  proses pencairannya pun terlambat. Efeknya menyebar ke mana-mana yang intinya membuat roda perekonomian daerah tidak bergulir sebagaimana mestinya.

Dalam sejumlah kasus penetapan APBD jauh  melewati batas waktu karena terjadi tarik-menarik kepentingan antara eksekutif  dan legislatif. Atas nama ego mereka mengabaikan kepentingan rakyat yang seharusnya diutamakan. Di NTT bahkan pernah terjadi di suatu kabupaten proses penetapan APBD berlarut-larut hampir setahun. Pemerintah provinsi yang menjadi penengah pun tidak berhasil mendamaikan pemerintah dan DPRD yang berseteru.

Pemerintah pusat kiranya memetik pelajaran berharga dari kenyataan seperti itu sehingga mulai tahun 2016 memberlakukan sanksi yang tegas. Masyarakat tentu menyambut baik ketegasan semacam ini sehingga para kepala daerah tersentuh hati dan pikirannya agar bekerja lebih serius mengelola permasalahan rakyat. Mereka tidak boleh lagi asyik dengan dirinya sendiri.

Dalam spirit itu pula kita memberi apresiasi kepada Bupati Kupang Ayub Titu Eki yang mengancam akan nonjobkan  Sekda Kupang, Drs. Hendrikus Paut, M.Pd dan anggota Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Kupang dari jabatannya jika sampai batas waktu 30 November 2016 belum ada penetapan APBD induk 2017 dalam sidang paripurna DPRD setempat.

"Saya sangat kesal dan marah. Setiap kali saya tanya apakah dokumen rancangan perda APBD 2017 sudah disiapkan, TAPD selalu bilang beres. Ternyata tinggal sembilan hari dari batas waktu, dokumen itu belum beres dan belum disidangkan," kata Bupati Titu Eki dengan wajah merah padam karena menahan marah ketika menggelar jumpa pers di ruang kerjanya, Senin (21/11/2016) sore.

Kiranya ancaman Bupati Ayub Titu Eki dipahami sebagai cambuk bagi Sekda dan anggota TAPD Kabupaten Kupang bekerja lebih giat lagi dalam menyiapkan dokumen rancangan APBD 2017. Dokumen tersebut harus segera sampai di tangan anggota Dewan untuk dikaji dan dibahas bersama eksekutif. Jika pemerintah telat memasukkan dokumen akan mengganggu jadwal berikutnya. Semoga semua kabupaten dan kota di NTT pun disiplin waktu menetapkan APBD 2017.*

Sumber: Pos Kupang 24 November 2016 hal 4

Berharap Banyak pada PSSI

Edy Ramayadi
PANGLIMA Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2016-2020. Edy meraih mayoritas suara dalam kongres PSSI di Hotel Mercure Ancol, Jakarta,  Kamis 10 November 2016.

Dalam kongres yang diikuti seluruh anggota PSSI tersebut, Edy mendapat dukungan 76 suara atau unggul jauh dibandingkan calon lainnya mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang mendapat dukungan 23 suara disusul Eddy Roempoko satu suara. Tiga tiga calon ketua umum PSSI lainnya yakni Sarman El Hakim, Bernhard Limbong dan mantan pemain timnas Kurniawan Dwi Yulianto tidak mendapatkan suara dalam kongres itu. Media melaporkan ada tujuh suara yang tidak sah.

Edy Rahmayadi menggantikan tugas ketua umum PSSI sebelumnya La Nyalla Mattalitti yang tidak selesai menunaikan tugasnya karena terbelit kasus hukum.  Forum kongres juga memilih Joko Driyono dan Iwan Budiawan sebagai wakil ketua umum PSSI.  menggantikan wakil ketua umum yang lama yakni Erwin Dwi Budiawan dan Hinca Pandjaitan.

Gatot S Dewa Broto dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang mewakili pemerintah  menyambut baik terpilihnya Edy. Dia mengapresiasi proses pemilihan ketua umum PSSI yang berjalan sesuai statuta FIFA, AFC, dan PSSI.

"Kami ucapkan selamat pada Pak Edy Rahmayadi  yang telah terpilih," kata  Gatot.
Masyarakat pencinta sepakbola nasional tentu ikut bergembira. Hasil kongres PSSI pada 10 November 2016 setidaknya mulai mengikis ketidakpastian yang sudah berlangsung lama di dalam tubuh organisasi tersebut. Mati surinya prestasi sepakbola Indonesia antara lain disebabkan amburadulnya organisasi PSSI selama ini. PSSI lebih banyak "ribut" secara internal daripada mengelola persepakbolaan nasional agar prestasinya minimal  bisa menyamai negara-negara di Asia Tenggara.

Kita sudah merasakan dampak buruk ketika PSSI dibekukan pemerintah. Induk olahraga sepakbola dunia, FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia. Tim nasional kita tidak boleh berlaga di event internasional. Demikian pula dengan klub peserta liga Indonesia. Liga domestik kita  tidak bergulir. Para pemain kehilangan sandaran hidup. Sejumlah klub bangkrut  serta aneka persoalan lainnya yang sangat kompleks.

Masyarakat berharap banyak pada PSSI. Terpilihnya Edy  Rahmayadi dan para pengurus lainnya memberi harapan untuk menata kembali persepakbolaan Indonesia. Pekerjaan rumah pengurus baru memang segudang. Tetapi kita percaya mereka akan mampu melakukan perbaikan dengan mengusung skala prioritas. Pertama tentu memulihkan kepercayaan masyarakat bahwa organisasi PSSI masih ada dan pengurusnya  akan bekerja keras melakukan konsolidasi. Kedua, terus berikhtiar memperbaiki prestasi sepakbola Indonesia. Semoga!*

Sumber: Pos Kupang 12 November 2016 hal 4

Ketua PWI NTT Dion DB Putra Sesalkan Hilangnya Prasasti Pers


Dion DB Putra
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyesalkan hilangnya Prasasti Pers yang ditandatangani Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2011 di Taman Nostalgia Kota Kupang.

"Kita sesalkan karena pemerintah bisa kecolongan hingga aset itu dicuri orang," kata Ketua PWI NTT Dion DB Putra kepada ANTARA News di Kupang, Sabtu (16/7/2016).

Dia meminta Pemerintah Kota Kupang dan Provinsi NTT segera membuat lagi prasasti untuk mengganti prasasti yang hilang itu untuk mengembalikan nilai sejarah bagi masyarakat umum, dan khususnya pers nasional di NTT.

"Kata-katanya bisa dikutip lagi. PWI Provinsi NTT memililki dokumen foto prasasti itu. PWI berharap pemerintah serius menanggapi masalah ini," kata Pemimpin Redaksi Harian Umum Pos Kupang itu.


Ia menilai, Prasasti Pers yang ditandatangani Presiden SBY pada puncak peringatan Hari Pers Nasional 9 Februari 2011 di Kupang itu bernilai historis tinggi.

"Para Insan Pers Indonesia, teruslah berjuang untuk mencerdaskan bangsa dan mengembangkan kehidupan demokrasi kita." Demikian pesan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada acara puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang, Rabu (9/2/2011).

Menurut dia, prasasti ini merupakan monumen pers pertama di luar Pulau Jawa yang ditandangani langsung Presiden RI setelah di Solo, Jawa Tengah.

"Prasasti ini merupakan monumen pers yang sangat bersejarah, karena merupakan pertama di luar Pulau Jawa," katanya.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Kupang dan Pemerintah NTT perlu segera membuat kembali prasasti itu dan dipasang kembali pada tempatnya sekaligus dijaga dan dirawat sebagai bagian dari sejarah.

"Kita harapkan pemerintah bisa membuat kembali prasasti itu, kemudian dijaga dan dirawat secara baik agar tetap menjadi bagian dari sejarah," demikian Dion DB Putra. (antara)

Dion: Tarman Azzam Abdikan Hidupnya Demi Kemerdekaan Pers


Tarman Azzam
POS KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nusa Tenggara Timur Dion DB Putra menilai, Tarman Azzam adalah wartawan yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri bagi tegaknya kemerdekaan pers di negeri ini.

Peran itu tidak hanya dia lakoni saat menjadi Ketua Umum PWI Pusat selama dua periode, kata Dion DB Putra yang juga pemimpin redaksi Harian Pos Kupang itu kepada Antara di Kupang, Jumat (9/9/2016).

Ketua Dewan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tarman Azzam meninggal dunia, Jumat pada pukul 09.23 WIT di Ambon.

Tarman meninggal setelah mendapat serangan jantung di Ambon, Maluku, saat ingin menghadiri peluncuran Hari Pers Nasional 2017 bersamaan dengan pembukaan pesta Teluk Ambon. Saat ini pun, Tarman menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat PWI Pusat.

"Tarman Azzam adalah salah satu di antara sedikit wartawan yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk organisasi kewartawanan. Tidak hanya di saat masih menjadi Ketua Umum PWI," kata Dion DB Putra.

Menurut dia, jauh sebelum itu, bahkan hingga akhir hayatnya beliau tak henti berjuang demi kemerdekaan pers serta profesi wartawan yang bermartabat. Bangsa ini, kata dia, khususnya masyarakat pers nasional kehilangan seorang tokoh besar.

Jasa Tarman tak terlukiskan dengan kata-kata. Dia memimpin PWI pada masa transisi antara berakhirnya Rezim Orde Baru yang Otoriter bagi pers ke rezim Reformasi yang sangat bebas bahkan cenderung kebablasan, katanya.

"Pak Tarman adalah Ketua Umum PWI yang rajin berkunjung ke semua daerah di Indonesia," katanya. Dia sangat kebapaan dan mengayomi, juga pemberi motivasi yang ulung. "Selamat jalan Pak Tarman, beristirahatlah dalam damai Tuhan," demikian Dion DB Putra. (ant)

Efektivitas Perda Kawasan Tanpa Rokok

POS KUPANG.COM - Kota Kupang mengalami kemajuan dari sisi regulasi berkaitan dengan masalah kesehatan. Pada tanggal 18 Juli 2016 sudah ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang  Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Mengacu pada regulasi tersebut, seseorang yang merokok di sembarang tempat di wilayah Kota Kupang akan dikenakan sanksi.  Dalam perda ini antara lain disebutkan, jika kedapatan merokok di KTR seperti kawasa sekolah, rumah sakit, bahkan merokok di dalam angkutan kota (angkot) atau  bemo  bisa dikenakan sanksi membayar denda hingga Rp 50 juta.  Selain itu, perokok bisa dikurung selama enam  bulan penjara.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Ari Wijana, Perda KTR Kota Kupang kini sedang disosialisasikan ke sekolah dan kelurahan. "Paling lambat sampai pertengahan tahun 2017 Perda KTR sudah bisa diterapkan secara maksimal," kata Ari.
Menurut dia, selain sosialisasi lisan, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi tertulis melalui pemasangan spanduk, pamflet dan stiker yang akan ditempelkan atau diletakkan di sejumlah kawasan KTR.  Lokasi KTR itu seperti pada  fasilitas pelayanan kesehatan, tempat  belajar-mengajar di sekolah, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, fasilitas olahraga dan tempat kerja.

Selain, kata Ari, tempat umum yang ditetapkan  dengan keputusan walikota seperti hotel, restoran, rumah makan, jasa boga, terminal, pelabuhan, pasar, pusat perbelanjaan, mini market, supermarket, mall, pertokoan, tempat wisata, tempat karaoke dan sarana olahraga. Ari mengatakan, penerapan Perda KTR dilakukan efektif bulan Juli 2017. Pengawasan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan proses hukumnya dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kota Kupang.

Kita menyambut baik kehadiran Perda KTR tersebut. Melalui proses yang berliku dan cukup memakan waktu akhirnya kota ini memiliki payung hukum yang sah terkait rokok. Harapan kita semoga Perda KTR sungguh diimplementasikan. Jangan sekadar macan kertas  sebagaimana nasib Peraturan Daerah (Perda) lainnya yang pernah ada.

Pengalaman menunjukkan banyak Perda  yang tidak efektif karena pihak berwenang tak berani bertindak sesuai ketentuan yang berlaku. Tidak boleh lagi terjadi pembiaran agar Perda Kawasan Tanpa Rokok benar-benar terlaksana.

Sebelum efektif diberlakukan pada bulan Juli 2017, Pemerintah Kota Kupang hendaknya melakukan sosialisasi secara masif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di kota ini. Tokoh agama perlu bicara tentang Perda KTR. Ajak umat masing-masing untuk mematuhi. Tokoh masyarakat, tokoh pemuda pun melakukan gerakan yang sama.  Singkat kata semua kalangan harus bergerak bersama membangun kesadaran untuk melaksanakan Perda KTR.

Partisipasi masyarakat ikut menentukan keberhasilan Perda tersebut. Tentu saja harus dimulai dari lembaga terkecil tapi sangat penting yaitu keluarga. Membentuk kebiasaan yang baik lazimnya bermula dari sana. Anak akan belajar dari orangtuanya selain menimba keteladanan dari guru di sekolah dan lingkungan sosial. Namun, di atas semua itu pilihan terbaik memang sebaiknya Anda tidak merokok. Semoga!

Sumber: Pos Kupang 1 November 2016 hal 4

Menikmati Istanbul dari Selat Bosporus

Jembatan Bosporus I
HARI itu Sabtu 1 Oktober 2016, akhir pekan yang indah di Istanbul.  Kota tergemuk di Turki dengan populasi  14 juta jiwa  seolah bergerak lebih lamban dari biasanya. Arus lalu lintas padat lancar. Banyak senyum dan tawa di mana-mana meski Istanbul masih siaga satu,  dua bulan pasca percobaan kudeta yang gagal.

Itulah hari terakhir kami sebanyak  18 wartawan asal  Indonesia berada  di Istanbul, kota unik yang berada di dua benua. Rekan-rekan dari Karpowership rupanya sudah menyiapkan agenda spesial yakni city tour yang mengasyikkan. Setelah dua hari berturut-turut kami serius bergelut tentang  kiprah  perusahaan terkemuka Turki yang membuat kapal pembangkit listrik atas pesanan pemerintah RI, akhir pekan itu saatnya piknik. Sungguh cara mengatur jadwal yang aduhai

Sabtu 1 Oktober, jarum jam baru  menunjukkan pukul 07.00,  Novi dan Ririn dari Karpowership Indonesia telah mengingatkan lewat grup WA agar kami jangan lupa sarapan pagi dan siap diri untuk jalan-jalan. Menurut jadwal city tour mulai pukul 09.00 waktu Istanbul atau sekitar  pukul 14.00 Wita di Kupang.

Kami meninggalkan Hotel Ritz Charlton Istanbul di kawasan Harbiye, Asker Ocagi Caddesi tepat pukul 09.00. City tour dipandu Burak, guide profesional dengan pembawaan  hangat dan menyenangkan. Setelah meninggalkan hotel berbintang lima itu, Burak membawa kami melewati depan Istana Dolmabache yang tak seberapa jauh dari Stadion Besiktas JK, satu di antara klub sepakbola papan atas Liga Turki.

Kami terus menyusuri kawasan Pasha House, Ciragan Palace dan  Albanian Villages  yang semuanya terletak di bibir Selat Bosporus yang elok. Mata sungguh dimanjakan oleh pedestrian area yang nyaman di pinggir pantai. Pagi itu ada banyak orang yang jogging dan bersenang-senang dengan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Benteng Rumeli Hisari yang masih kokoh.

Dan, tak kalah memikat hadirnya kerumuman orang yang sedang memancing. Anak- anak, remaja, orang tua, pria dan wanita. Selat Bosporus sungguh menghadirkan oase bagi warga Kota Istanbul dan pelancong.

Tiba waktunya tour laut menyusuri Selat Bosporus dengan kapal wisata untuk menikmati panorama Istanbul. Bosporus adalah selat yang menghubungkan dua benua, Asia dan Eropa. Juga menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Kedalaman selat sepanjang 30 km  itu bervariasi antara 36 sampai 124 meter.  Menurut data wikipedia, lebar maksimum Selat Bosporus 3.700 meter di sisi utara dan minimum 750 meter antara Anadoluhisari dan Rumelihisari.


Pemerintah Turki sudah membangun tiga jembatan melintasi selat tersebut yang mereka beri nama jembatan Bosporus I, Bosporus II dan III. Sejak tahun 1970-an Jembatan Bosporus menjadi ikon Kota Istanbul. Jembatan  Bosporus I  sepanjang 1.074 meter rampung dibangun pada 30 Oktober 1973. Pada tahun 1988 pemerintah Turki menyelesaikan pembangunan Jembatan Bosporus II sepanjang 1.090 meter. Warga Istanbul kerap menyebut jembatan kedua ini dengan nama Jembatan Fatih Sultan Mehmet.

Turki juga membangun Jembatan Bosporus Ketiga yang juga dikenal sebagai Jembatan Yavuz Sultan Selim. Pada malam hari ketiga jembatan itu diterangi lampu warna-warni yang indah. Konon pencahayaan jembatan  menggunakan sistem komputerisasi sehingga  warna ditampilkan sesuai kebutuhan dan momentumnya.
Istana Dolmabahce

Menyusuri Selat Bosporus tidak sekadar menikmati kota Istanbul yang dulu bernama  Konstantinopel dari sisi berbeda. Dari selat itu justru kami bisa melihat banyak bangunan berarsitektur Eropa, Asia dan Mediterinia yang masih terawat baik. Bangunan-bangunan bersejarah itu merupakan warisan kejayaan masa lalu sejak masa Bizantium, Romawi, Kekhalifahan Usmani hingga era Republik Turki modern di bawah kepemimpinan sang pendiri Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938).

Dari atas kapal kami melihat  sisi lain  istana Dolmabahce. Burak, sang pemandu menjelaskan tentang peran penting  Istana Dolmabahce. Dulu istana tersebut merupakan pusat aktivitas Kekaisaran Ottoman. Istana tersebut juga pernah didiami Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk hingga akhir hayatnya.

Dari Selat Bosporus kami juga melihat bangunan Topkapi Palace, istana kesultanan Uthmaniyah (Ottoman) yang ditempati antara tahun 1465-1853. Letaknya masih di kawasan Sultan Ahmet, tak seberapa jauh dari lokasi wisata ternama di Istanbul yakni Grand Mosque, Hagia Sophia (Ayasofia) dan Grand Bazaar. Dari kejauhan kami bisa melihat sisa-sisa pagar benteng istana yang ketebalannya bisa mencapai 4 meter.
Mesjid yang indah di Selat Bosporus

Peninggalan bersejarah lainnya yang bisa dinikmati dari Selat Bosporus adalah Benteng Rumeli Hisari yang masih kokoh di perbukitan. Benteng yang dibangun tahun 1452 oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih itu bertujuan mengamankan Selat Bosphorus dari ancaman musuh pada masa itu. Yang juga membuat takjub adalah bangunan mesjidnya yang indah, sebut misalnya Mesjid Ortakoy dengan taman  sekelilingnya.

Akhirnya, ketika perut minta segera isi ulang, tidak perlu cemas lantaran di sepanjang bibir Selat Bosporus yang elok itu tersedia aneka restoran dengan menu yang bisa dipilih sesuai selera. (dion db putra)

Data Singkat
Nama:  Istanbul. Dalam sejarah juga dikenal sebagai Konstantinopel dan Bizantium.
Kota terpadat di Turki yang jadi pusat perekonomian, budaya dan sejarah negara itu.

Luas: 5.343 km persegi

Ketinggian: 40 meter dpl

Jumlah Penduduk: 14,03 juta (31 Desember 2015)

Tempat Menarik: Selat Bosporus, Jembatan Bosporus, Istana Dolmabahce, Hagia Sophia, Istana Topkapi, Masjid Sultan Ahmed.

Universitas Terkenal: Universitas Istanbul,  Istanbul Aydin University, Istanbul Bilgi University.


Sumber: Pos Kupang  6 November 2016 halaman 1




   

Kapal Listrik untuk NTT Hampir Rampung

Sibel Yucel (kiri) dan Ufuk Berk (kedua dr kiri)
ISTANBUL, PK-Kapal listrik Karadeniz Powership yang akan ditempatkan  manajemen PT PLN Persero di Kupang, NTT hampir  rampung. Kapal yang dibuat perusahaan Turki, Karpowership  tersebut bakal dikirim ke Indonesia paling lambat awal tahun depan.
Demikian keterangan Koordinator Pengembangan Bisnis Karpowership, Sibel. Yucel dan Direktur Karpowership Wilayah Asia, Ufuk Berk, kepada Pos Kupang di Istanbul, Jumat (30/9/2016).

Sibel menjelaskan, sesuai kontrak antara Karpowership dengan Pemerintah Indonesia, kapal listrik yang akan ditempatkan di Kupang berkekuatan 60 MW (Megawatt). Namun kapasitasnya  bisa lebih ditingkatkan 10 persen  dari angka itu.

"Saat ini kemajuan pekerjaan fisiknya sekitar 86 persen. Untuk Kupang akan rampung dan dikirim ke Indonesia setelah kapal listrik yang akan ditempatkan di Belawan, Medan, Sumatera Utara," kata Sibel Yucel.

Sibel mengatakan, kapal listrik untuk Kupang  yang sedang dibangun di galangan kapal Istanbul tersebut panjangnya 170 meter, tinggi 50 meter dan lebar 30 meter.   
Kapal listrik Karadeniz  dengan ukuran dan kapasitas mesin  yang sama juga akan ditempatkan PLN di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)dan Ambon, Maluku.

Seperti disaksikan Pos Kupang, kapal-kapal tersebut sedang dibangun di galangan  Hat-San di kawasan Yalova, sekitar dua jam perjalanan dari pusat kota Istanbul.
Ufuk Berk menambahkan, dirinya sudah beberapa kali ke Kota Kupang dan memastikan kondisi pelabuhan di sana tidak ada masalah untuk menempatkan kapal listrik Karadeniz  nanti.

"Perizinan  sudah diurus. Pelabuhan di Kupang siap untuk menerima kapal kami sehingga bisa langsung digunakan untuk mengatasi krisis listrik di sana,"  kata Ufuk Berk.

Menurut Ufuk, dari lima kapal buatan Karpowership yang dipesan pemerintah pusat guna mengatasi krisis listrik, satu kapal berkapasitas 60 MW sudah ditempatkan di Pelabuhan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara bulan Januari 2016.
Empat kapal lainnya, kata Ufuk, akan dikirim ke Indonesia secara bertahap hingga awal tahun 2017. 

Dia mengatakan, kapal listrik untuk Lombok dan Ambon akan rampung bulan Oktober dan segera diberangkatkan ke tempat masing-masing. Kemudian menyusul kapal listrik untuk Medan dan Kupang.

"Dari semua kapal buatan kami  untuk Indonesia, kapal listrik paling besar akan ditempatkan di Belawan, Medan. Kapasitasnya 110 Megawatt," jelas Ufuk.

Seperti diketahui, untuk mengatasi krisis listrik, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK)  menjalin kontrak kerja sama dengan Karpowership, perusahaan pembuat kapal listrik di Istanbul. Kapal listrik  itu disewa dalam jangka waktu tertentu sesuai kontrak kerja sama.
Sampai saat ini Karpowership mengoperasikan sembilan kapal listrik yang menghasilkan lebih dari 1.500 MW di kawasan Timur Tengah, Asia, Afrika dan Mediterania. (osi)


18 Wartawan Kunjungi Galangan Kapal

SEBANYAK  18 orang wartawan dari beberapa provinsi di Indonesia  mengunjungi galangan kapal listrik buatan Karpowership di Istanbul Turki, Kamis (29/9/2016).

Para wartawan itu berasal dari lima provinsi di Indonesia yang sudah dan akan mendapat kapal listrik buatan Karpowership yaitu Sulawesi Utara,  NTT, NTB, Maluku  dan Sumatera Utara.
Bergabung juga wartawan media cetak dan elektronik yang berbasis di Jakarta dan Surabaya seperti Jawa Pos, Media Indonesia, The Jakarta Post, Detikcom, Metro TV, Antara dan lainnya.
Para wartawan didampingi Direktur Karpowership Wilayah Asia. Mr. Ufuk Berk,  Hendri, Lidya, Novianti dan Ririn dari Karpowership Indonesia.

Sebelum mengunjungi kapal listrik  di kawasan Tuzla dan Hat-San,  Istanbul, wartawan asal  Indonesia, termasuk Pos Kupang mampir dulu di kantor pusat Karpowership di pusat Kota Istanbul.
Dari kantor pusat Karpowership ke galangan kapal listrik apung itu perjalanan memakan waktu dua  jam.

Di galangan kapal para wartawan diajak pimpinan Karpowership  meninjau proses pembuatan kapal listrik yang akan ditempatkan di Medan, Sumatera Utara, Kupang, Lombok dan Ambon. Kapal-kapal  tersebut hampir rampung. (osi)



Bangun Transmisi Koneksi ke Kapal

GENERAL Manager PLN Persero Wilayah NTT, Richard Safkaur, kepada Pos Kupang, Jumat (30/9/2016) mengatakan, kapal listrik dari Turki akan tiba di NTT awal tahun 2017.
Richard menjelaskan, persiapan yang dilakukan oleh PT PLN Peresro melalui tiga tahap. 

Tahap pertama, proses di kantor pusat, mulai dari lelang sampai  penandatanganan kontrak. Setelah penandatangan kontrak, pihak Car Power menyiapkan kapal di Turki. Fase tersebut sudah selesai.
Tahap kedua, dari proses tersebut penugasan ke PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mempersiapkan aspek teknis yang berhubungan dengan konstruksi koneksi antara gardu induk ke kapal.

Selain itu, jelas Richard, membangun transmisi dari tiang-tiang untuk koneksi ke kapal. Interkoneksi ini dengan gardu  induk di Bolok dan Maulafa yang masuk transmisi 70 KV yang menyalurkan keluar dari gardu induk Maulafa, gardu induk Naibonat, Nenohonis dan Kefa.

Tahap ketiga, demikian Richard, menyangkut perizinan antara pihak pemilik kapal dan kantor PLN wilayah, juga terlibat berhubungan dengan pihak otoritas terkait analisa dampak lingkungan, UKL, UPL, Amdal dan hal-hal lainnya.

Richard mengatakan progressnya sedang dibangun transmisi yang menghubungkan tiang ke kapal. Proses kesiapan terutama kapal  membutuhkan waktu. Tetapi yang jelas, lanjutnya, persiapan  tahap pertama hingga terakhir, sudah di atas 75 persen.

Richard mengatakan, begitu kapal datang langsung  koneksi dihubungkan, pengujian dan lainnya serta sertifikasi untuk memastikan bahwa listrik ini aman.   Kapal ini hidup dan listrik bisa masuk ke transmisi dan peralatan listrik dapat bekerja dengan baik. 

Didampingi Manajer Perencanaan PLN Wilayah NTT, Didit, Richard berharap kehadiran kapal listrik nanti masyarakat NTT keluar dari krisis listrik dan nyaman menggunakan listrik.
Ia menjelaskan, jalan tol PLN sudah ada dan dalam penyelesaian transmisi 70 KV Bolok - Maulafa untuk suplai Kota Kupang, Naibonat, Oesao, Nonahonis ke So'E, Kefa sampai ke perbatasan Mota'ain.

"Ini bukan kapal PLN, skema di dalam kontrak jual dan beli kami terima listrik. Kalau tidak disuplai sesuai beban yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama, maka dikenakan penalti. Begitu juga sebaliknya, kalau tidak pakai penuh 60 Mega, maka kami membayar kembali. Tapi di dalam kapal disiapkan 120 Mega," tuturnya.

Richard menjelaskan, untuk sistem Kupang penambahan pembangkit baru 60 MW. Sedang dibangun juga listrik swasta di kawasan Bolog 2 x 15 MW.

Sebelum Juni tahun depan, kata richard,  akan ada penambahan sistem Timor 90 MW. Kalau melihat gabungan beban puncak antara sistem Timor, sekarang belum mencapai 70 MW, ditambah Atambua sampai 85 MW.

"Itu beban untuk malam dengan durasi empat jam. Kalau siang beban puncak Kupang hanya 47-48 MW, belum So'E dan Kefa, mungkin naik sekitar 55 MW.  Kami punya 40 MW akan siap di sini siang hari. Namanya over suplay. Melihat seperti ini, siang 70 MW sisa beban 30 MW, setiap bulan harus dibayar," jelas Richard.

Dampaknya, kata Richard, investor dan dunia usaha di Timor harus bertumbuh. Timor harus tumbuh karena kelebihan listrik sekitar 30 MW. (yen)

Sumber: Pos Kupang 1 Oktober 2016 hal 1

Melihat Pembuatan Kapal Listrik di Istanbul (1)

Sibel Yucel (kiri) dan Ufuk Berk (kedua dari kiri)
POS KUPANG.COM - Koordinator Pengembangan Bisnis Karpowership, Sibel Yucel menyambut hangat Noviana Baharuddin, Dearina, Lidya dan Hendri Satrio, rekan-rekannya dari  Karpoweship Indonesia pagi itu. Dia memeluk mereka satu persatu kemudian  menempelkan pipi kiri dan kanan.

Senyum pun merekah di wajah wanita itu ketika Hendri memperkenalkan 18 wartawan asal  Indonesia  yang diundang Karpowership. "Selamat datang di Istanbul. Senang sekali bertemu Anda," kata Sibel saat menyambut kami di ruang pertemuan kantor pusat Karpowership di Merkez Mahalessi, Davel Sok No.14 Kagithana Kota Istanbul, Turki, Kamis (29/9/2016) pagi.

Sibel Yucel tidak sendirian. Di pagi yang cerah itu dia didampingi staf pemasaran Karpowership,  Asli Surek, Asli Acturk  serta Direktur Karpowership Wilayah Asia, Ufuk Berk. Ufuk Berk sebelumnya bersama-sama dengan kami menghabiskan waktu 12 jam penerbangan tanpa transit dengan Turkish Air dari Bandara  Soekarno-Hatta Jakarta menuju Bandara Ataturk Istanbul.

Sekitar 10 menit berselang pemimpin tertinggi perusahaan pembuat kapal listrik itu keluar dari ruang kerjanya menuju tempat kami berkumpul. Dengan ramah Chief Executive Officer (CEO) Karpoweship, Orhan Remzi Karadeniz  menyapa kami.
Beberapa rekan wartawan seperti Budhi Santoso dari Kantor Berita ANTARA, Hermasyah dari Harian Analisa Medan dan Eries Adlin (Bisnis Indonesia) berniat mengajukan pertanyaan kepada Orhan.

Namun, kami diingatkan Hendri agar menahan dulu hasrat bertanya tentang apa saja terkait Karpowership dan produknya. Sebab agenda hari pertama adalah mengunjungi tempat pembuatan kapal listrik yang akan diberangkatkan ke Indonesia. "Sesi wawancara dengan Pak Orhan kita agendakan besok. Sekarang rekan-rekan melihat dulu kapalnya sehingga ada gambaran secara teknis," kata Hendri dari Public Relation Karpowership Indonesia.

Seusai berkenalan dengan pimpinan Karpowership di lantai tiga kantor itu kami  bergegas menuju bus yang akan mengantar ke kawasan Tuzla, kurang lebih satu setengah jam perjalanan dari kantor pusat Karpowership. Pukul 09.50 waktu setempat bus membelah keramaian lalulintas Kota Istanbul yang berbalut suhu udara 23 derajat Celcius. Ufuk Berk berperan sebagai pemandu. Dia menjelaskan tempat-tempat penting yang kami lewati seperti stadion klub sepakbola Galatasaray, jembatan Bosporus yang menghubungkan wilayah Asia dan Eropa di Istanbul dan lainnya.
Tak terasa kami tiba di galangan kapal Sedef di kawasan Tuzla. Setelah mengenakan rompi dan topi khusus untuk keamanan, Sibel Yucel dan Ufuk mengajak kami berkeliling melihat galangan kapal tersebut. Ratusan pekerja yang hampir 99 persen pria sedang beraktivitas.

Ada yang menyiapkan bahan, mengelas, merakit dan sebagainya. Tujuan utama kami di sini adalah melihat proses pembuatan kapal listrik yang akan ditempatkan PT PLN (Persero)  di Pelabuhan Belawan, Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Seperti disaksikan Pos Kupang, secara fisik pembuatan kapal listrik yang akan ditempatkan di Medan baru sekitar 85 persen. Para pekerja masih merakit 24 mesin pembangkit listrik tenaga diesel di kapal itu. Pekerja juga membenahi ruang panel kontrol, ruang rekreasi serta bagian lain dari genset apung raksasa ini.

Dari lima kapal yang disewa pemerintah Indonesia melalui kontrak kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan Karpowership,  kapal untuk Medan merupakan yang terbesar. Ukurannya lumayan jumbo. Tinggi 65 meter, lebar 46 meter, panjang 295 meter dan berat 50.000 ton. Kapasitas instalasi kapal ini 470 Megawatt (MW). "Kapal untuk Medan namanya Orhan Ali Khan," kata Ufuk Berk.

Sesuai branding Karpowership, nama kapal itu selengkapnya yakni Karadeniz Powership Orhan Ali Khan. Menurut Sibel Yucel, kapal Orhan Ali Khan akan diberangkatkan dari Istanbul ke Medan pada bulan Januari  2017 dan dijadwalkan tiba di Belawan pada bulan Februari 2017.

Setelah melihat pembangunan fisik kapal litrik untuk Medan, Sibel Yucel dan Ufuk Berk mengajak kami bergerak lagi ke bagian lain kota Istanbul. Kami menuju  Hatsan di kawasanYalova. Perjalanan ke Hatsan memakan waktu sekitar satu jam dari lokasi perakitan kapal untuk Medan. Kali ini kami melewati jembatan Bosporus III, jembatan terpanjang dari tiga jembatan Bosporus di Kota Istanbul.

Karyawan Karpowership sungguh bekerja keras merampungkan semua kapal listrik yang akan diberangkatkan ke Indonesia. Sama seperti Kapal Orhan Ali Khan, kapal yang akan ditempatkan PT PLN (Persero)  di Kupang, Ambon dan Lombok hampir rampung. "Saat ini kemajuan pekerjaan fisiknya sekitar 86 persen. Kapal untuk Kupang akan diberangkatkan ke Indonesia setelah Medan," kata Sibel Yucel.

Kapal listrik untuk Kupang  panjangnya 170 meter, tinggi 50 meter dan lebar 30 meter. Kapasitas instalasi 60 MW. Kapal listrik Karadeniz  dengan ukuran dan kapasitas mesin  yang lebih besar daripada Kupang akan ditempatkan PLN di Ambon, Maluku dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kapasitasnya  110 MW.
Pemberian nama kapal listrik produksi Karpowership punya kisah tersendiri. Semua diambil dari nama anggota keluarga besar Karadeniz, sang pendiri perusahaan raksasa Turki tersebut. Kapal listrik untuk Kupang akan diberi nama Karadeniz Powership Ibrahim Bey. Kapal untuk Lombok bernama Gokhan Bey dan untuk Ambon namanya Yasin Bey. Satu dari lima kapal listrik yang sudah dioperasikan Karpowership di Amurang, Provinsi Sulawesi Utara bulan Januari 2016 diberi nama Karadeniz
Powership Zeynep Sultan.

Si cantik Zeynep inilah yang akan berbagi cerita tentang keunggulan kapal  produksi Karpowership yang telah menghalau kegelapan malam dan krisis energi listrik  di sejumlah negara Asia, Afrika, Mediterania dan Timur Tengah. (dion db putra/bersambung)


Sumber: Pos Kupang 7 Oktober 2016 hal 1

Melihat Pembuatan Kapal Listrik di Istanbul (2)

Zeynep Harezi (kanan)
Karpowership bisa menjual listrik murah karena perusahaan tersebut memilih bahan bakar yang lebih efisien yaitu HFO.

POS KUPANG.COM - Sosok perempuan muda paling ditunggu yang namanya diabadikan pada kapal listrik  yang beroperasi di Pelabuhan Amurang, Sulawesi Utara awal Januari 2016  itu akhirnya hadir juga ketika kami menikmati menu makan siang ala Turki yang lezat di kafe kantor Karpowership,  Jumat (30/9/2016).

Makan siang berlangsung pukul 14.10 waktu setempat setelah teman-teman Muslim menunaikan sholat Jumat di Masjid An Nur Istanbul. Dialah Zeynep Harezi, Direktur Eksekutif Pengembangan Bisnis Karpowership. Dua hari sebelumnya dia masih di Myanmar. Dia terbang ke Istanbul untuk sesi wawancara dengan kami 18 wartawan asal Indonesia. "Senang bertemu denganmu. Saya sudah bebeberapa kali ke Indonesia,"  kata Zeynep saat menyalami Pos Kupang. Disalaminya pula rekan wartawan lain dengan hangat dan ramah.

Didahului sesi  wawancara khusus dengan jurnalis televisi (Metro TV dan TV One), Zeynep kemudian memaparkan tentang keunggulan kapal listrik produksi Karpowership yang telah dan akan beroperasi di berbagai negara termasuk Indonesia. Zeynep menegaskan, manajemen Karpowership pantas percaya diri karena  bisnis mereka merupakan solusi terbaik guna mengatasi krisis listrik di negara berkembang.

Zeynep menjamin, harga jual listrik Karpowership kepada pelanggan PLN di Indonesia lebih murah ketimbang pembangkit lainnya. Menurut data yang dikutip  detik.com, PLN menyatakan mereka membeli setrum dari Karpowership dengan harga Rp 870 per kilowatt hour (kwh) selama lima tahun.

Karpowership bisa menjual listrik lebih murah memang dimungkinkan lantaran perusahaan tersebut memilih bahan bakar yang lebih efisien. Semua kapal buatan Karpowership memakai bahan bakar jenis HFO (Heavy Fuel Oil) dan gas.

Menurut Zeynep, pasokan HFO berlimpah dan harganya jauh lebih murah ketimbang minyak diesel. Dia menyebut harga HFO sekitar 270 dolar AS (Amerika Serikat) per ton atau kurang dari separuh harga minyak diesel sebesar 600 dolar AS  per ton.

Mesin pembangkit listrik (generator) buatan perusahaan Finlandia, Wartsila, yang dirakit pada kapal-kapal Karpowership juga hemat bahan bakar. Generator hanya menyedot 209 gram HFO dibanding rata-rata generator minyak diesel yang butuh bahan bakar 250 gram untuk mendapatkan setrum 1 kwh.

 "Itulah sebabnya biaya generator HFO hanya US  5,6 sen dolar AS dibanding 15 sen dolar AS pada pembangkit listrik berbahan bakar minyak diesel," kata Zeynep yang menjelaskan kepada wartawan sambil menuliskan angka-angka tersebut di papan.

Jaminan bahwa kapal listrik produksi perusahaan Turki itu lebih efisien, praktis dan tidak fleksibel  sebelumnya disampaikan Chief Executive Officer (CEO) Karpowership, Orhan Remzi Karadeniz di kantornya, Jumat (30/9/2016) pagi.
Proses pembuatan kapal Karpowership, kata Orhan,  hanya butuh waktu kurang dari satu tahun. Artinya jauh lebih cepat daripada membangun pembangkit listrik di darat yang butuh lahan luas serta memakan waktu bisa lebih lama setahun.

Orhan mengatakan, kapal Karpowership tidak memerlukan persiapan yang lama untuk mengoperasikannya. Setelah kapal tiba di tempat yang ditentukan suatu negara bisa langsung dipasang untuk menghasilkan energi listrik bagi masyarakat. Gardu bertenaga tinggi ada di kapal, koneksinya terhubung ke jaringan di darat. Keunggulan lainnya, lanjut Orhan, penyimpanan bahan bahan dan akomodasi pun di atas kapal dengan operasi pemeliharaan selama 24 jam.

Sebagai genset  raksasa apung, kapal buatan Karpowership pun gampang bergerak ke manapun tempat yang membutuhkan pasokan listrik segera. Misalnya saat terjadi bencana alam atau musibah tak terduga. "Daerah kepulauan seperti Indonesia sangat tepat menggunakan kapal listrik buatan kami," kata Orhan Karadeniz.

Orhan juga menjamin kapal-kapal buatan mereka ramah lingkungan. Di setiap lokasi penempatan kapal listrik tersebut akan dilengkapi alat pengolah limbah yang memenuhi syarat dan standar pemerintah setempat. "Kami sangat peduli terhadap aspek lingkungan dan pengurangan polusi," katanya.

"Dengan pendekatan pertumbuhan secara kontinu Karpowership menjaga kualitas dan efisiensi terbaik. Dan, dengan kepeloporan dan pendekatan kreatif  kami juga memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan kami," kata Orhan lagi.
Menurut Orhan, soal lain yang tidak luput dari perhatian manajemen Karpowership adalah melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada sumber daya manusia (SDM) lokal. "Transfer ilmu dan teknologi itu sudah menjadi agenda kami," ujarnya.

Orhan juga menyinggung tanggung jawab sosial perusahan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Karpowership melalui kantor cabangnya di Indonesia, kata Orhan, sudah merealisasikan  hal tersebut. Saat memaparkan visi dan misi perusahannya di Istanbul, Jumat pekan lalu, Orhan sempat memperlihatkan foto-foto kegiatan CSR Karpowership di beberapa tempat seperti di Lombok, NTB dan Sulawesi Utara. (dion db putra/habis)

Sumber: Pos Kupang 8 Oktober 2016 hal 1

Masyarakat Desa Perlu Disentuh Media Massa

Pimpinan DPRD Sumbar di Pos Kupang
KUPANG, PK -Pimpinan DPRD Sumba Barat terdiri dari Ketua, Gregorius Pandango,SE, Wakil Ketua,  Samuel Kaha Heo dan Daniel Bili, S.H, meminta media massa, termasuk Pos Kupang menyentuh masyarakat desa dengan berita-berita terkait persoalan pembangunan dan kemasyarakatan.

"Kalau koran masuk desa itu sudah biasa, tapi desa masuk koran itu jarang. Jika orang desa diberitakan di koran, mereka akan mencari dan membeli korannya, sekaligus berita koran tentang desa seperti gedung sekolah yang reot, dapat membantu DPRD saat melakukan reses dan memperjuangkannya dalam anggaran pembangunan," kata Samuel Kaha Heo saat mengunjungi Redaksi Pos Kupang, Sabtu (22/10/2016) siang.

Pimpinan DPRD Sumba Barat terdiri dari Ketua, Gregorius Pandango, Wakil Ketua, Samuel Kaha Heo dan Daniel Bili didampingi Sekwan, Sebulon Palundun yang sedang melaksanakan tugas legislasi di Kupang,  meluangkan waktu berkunjung ke Redaksi Pos Kupang. Kehadiran pimpinan DPRD Sumba Barat, diterima langsung Pemimpin Redaksi, Dion Bata Putra bersama para news editor.     

Ketua DPRD Sumba Barat, Gregorius Pandango mengatakan, silaturahmi yang dilakukan DPRD Sumba Barat ke dapur Redaksi Pos Kupang untuk membuat Kabupaten Sumba Barat lebih dikenal lagi. "Ini merupakan tahap awal dalam kemitraan, ke depan akan tetap terjalin, baik itu dengan legislatif, eksekutif dan yudikatif, " ujar Gregorius.

Wakil Ketua,  Samuel Kaha Heo mengharapkan, Pos Kupang menggali berbagai potensi yang ada di Sumba Barat untuk diplubikasikan. Dia berharap potensi itu dipromosikan terus menerus, apalagi Pos Kupang memiliki jaringan yang cukup luas.

Sedangkan Wakil Ketua, Daniel Bili, mengatakan di Sumba sudah mulai dibangun pemahaman bahwa Bali itu masa lalu, Labuan Bajo masa sekarang dan Sumba itu masa depan untuk pariwisata.

Daniel menambahkan, perlu dibangun sinergitas untuk sama-sama mempromosikan berbagai potensi pariwisata di Sumba. Di sini peran yang diharapkan dari Pos Kupang dan jaringannya.

Sekretaris DPRD Sumba Barat, Sebulon Palundun, mengatakan, kegiatan Dewan Sumba Barat belum dikenal luas karena selama ini kurang diberitakan. Dia berharap ke depan Pos Kupang membantu mempublikasikan kegiatan-kegiatan Dewan sehingga dikenal luas oleh masyarakat Sumba Barat.(gem)


Sumber: Pos Kupang 24 Oktober 2016 hal 14

Jangan Halalkan Segala Cara

Kontingen atlet dan ofisial Provinsi   Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan berlaga di  PON XIX 2016 di Jawa Barat 17-29 September 2016 sudah dilepas secara resmi oleh Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya di Kupang, Selasa (13/9/2016). Menurut rencana para atlet dan ofisial akan berangkat ke Bandung hari Kamis (15/9/2016).

Kita bersyukur  kontingen  NTT berangkat ke PON Bandung dengan kekuatan yang lumayan besar. Melalui perjuangan berat sebanyak 76 atlet NTT dari 12 cabang olahraga (cabor) berhak tampil pada pesta olahraga tertinggi di Indonesia tersebut.
Dari 12 cabor itu, ada tiga cabang permainan atau perlombaan dan sembilan cabang pertandingan.

Tiga cabang perlombaan yakni atletik, berkuda dan binaraga. Sejak puluhan tahun lalu NTT sudah  dikenal sebagai gudang atlet atletik. Cabang olahraga terukur  ini biasanya menjadi lumbung medali bagi kontingen Flobamora. NTT juga mengandalkan cabang pertandingan seperti tinju, kempo, karate, pencak silat, taekwondo dan tarung derajat. 

KONI NTT mematok target yang realistis yaitu menyamai  menyamai prestasi PON XVIII 2012 di Pekanbaru, Riau, yakni tiga medali emas, sembilan perak dan lima perunggu. Target itu tidak muluk-muluk karena KONI NTT tentu menyadari persaingan di arena PON Jabar 2016  tidaklah mudah. Semua daerah telah mempersiapkan atletnya dengan baik setidaknya dalam waktu satu tahun terakhir.

Secara khusus kita beri acungan jempol untuk KONI NTT. Guna memotivasi atlet meraih prestasi terbaik,  KONI sudah menyiapkan bonus.  Semua peraih medali, entah medali emas, perak maupun perunggu bakal  mendapat bonus rumah dan uang. Untuk peraih medali emas Rp 100 juta dan rumah tipe 36. Medali perak Rp 75 juta dan rumah tipe 36 dan medali perunggu Rp 50 juta dan rumah tipe 36.

Mantan Ketua Harian KONI NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si melukiskan  kebijakan pemberian hadiah dan penghargaan ini sangat spektakuler, luar biasa. "Resonansi dan gaung pemberian penghargaan kepada atlet oleh Ketua Umum KONI NTT, Bapak Frans Lebu Raya dengan lokomotifnya Ketua Harian KONI NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, perlu diapresiasi secara positif. Mengapa? Perjuangan memperoleh dana, tidak saja bersumber dari APBD sebagai anggaran pemerintah, tetapi juga sumbangan dari berbagai pihak, komunitas dan bantuan perorangan," kata Esthon.

Atlet NTT yang bertanding di PON 2016 tentu  bersyukur mendapat perhatian yang demikian besar dari KONI dan masyarakat olahraga NTT. Tetapi kita perlu mengingatkan bahwa bonus bukan tujuan. Dia sekadar stimulan agar patriot olahraga NTT  mempersembahkan prestasi terbaik demi keharuman nama Flobamora. Kalau bonus menjadi tujuan atlet, sangat   dikhawatirkan mereka akan menghalalkan segala cara demi meraih medali emas, perak atau perunggu.  Dia mengabaikan sportivitas yang menjadi roh patriot olahraga. 

Sebut misalnya menggunakan doping agar stamina tetap oke atau mencurangi lawan tanding.  Hal-hal seperti ini sangat tidak dianjurkan bagi atlet NTT. Kita mengharapkan mereka tetap bertanding dengan sportif. Meraih medali karena memang dialah yang terbaik. Selamat berjuang!*

Sumber: Pos Kupang 14 September 2016 hal 4

Tim WVI Kunjungi Pos Kupang

Tim WVI di Pos Kupang 29-8-2016
KUPANG, PK - Kepala Desa (Kades) Wolomotong, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Romanus Rabu mengatakan, kehadiran Wahana Vivi Indonesia (WVI) di Kabupaten Sikka telah banyak membantu masyarakat dan pemerintah untuk memberi  perhatian terhadap anak. Keterlibatan anak dalam pembangunan pun mulai nyata, bahkan anak-anak berani mengkritik pemerintah.

"Di bidang kesehatan, misalnya, masih banyak warga yang tidak memiliki MCK, dan anak-anak berani teriak minta diadakan diadakan MCK. Ini karena dalam musyawarah anak-anak kita libatkan. Lebih baik kita belajar dari anak," kata Romanus saat bersama tim WVI berkunjung ke Redaksi Pos Kupang, Senin (29/8/2016).

Menurutnya, ketika menjadi kepala desa, semua program yang dilakukan berfokus pada anak. Itu dilakukan dalam keterbatasan. Namun, dalam keterbatasan itu, dia terbantu oleh kehadiran WVI yang juga memberi fokus pada anak.

"Fakta di masyarakat lain, mereka lupa soal anak dan anak dianggap nomor sekian. Karena itu, kami pemerintah desa melihat, alangkah baiknya kita libatkan anak-anak dalam musywarah mulai dari dalam rumah," katanya.

Kepala Desa Nita, Antonius B Luju mengatakan, ketika memulai tugas sebagai kepala desa dia mengalami kesulitan karena partisipasi masyarakat sangat minim. Namun setelah dilakukan diskusi terus menerus dengan masyarakat dan sosialisasi sampai di RT/RW, akhirnya bisa mendapatkan hasil yang baik.

Operational Director WVI, Irene Marbun, Zonal Manager Timor, Sumba dan Alor, Enifora Rambe, mengatakan, apa yang mereka lakukan, termasuk mengunjungi Pos Kupang, adalah langkah awal untuk mengabarkan apa yang mereka lakukan bersama masyarakat.  Dalam waktu dekat lembaga ini akan menggelar Festival Praktik Cerdas Pembangunan di Neo Hotel Kupang, yang akan melibatkan masyarakat yang mereka dampingi. Dalam festival itu, masyarakat akan menceritakan berbagai praktik cerdas yang mereka miliki dan mereka lakukan di tempat mereka.

"Investasi sosial jauh lebih dahsyat karena kia bertemu dengan tokoh-tokoh yang punya visi untuk membangun masyarakatnya," kata Enifora.

Pemred Pos Kupang, Dion DB Putra, meminta agar WVI jangan terkesan bekerja diam-diam. WVI juga perlu menyatakan karyanya kepada publik agar masyarakat tahu dan belajar dari karya tersebut.

Kunjungan ini diikuti Operational Director WVI, Irene Marbun, Zonal Manager Timor, Sumba dan Alor, Enifora Rambe, Zonal Manager Flores, Eben Sembiring, Project Manager, Andreas Sihotang dan Advocacy Coordinator, Rikardus Wawo. (yel)

   
Sumber: Pos Kupang 30 Agustus 2016 hal 2

Janes: Terima Kasih Sudah Membantu

Panitia Jelajah Sepeda Kompas
KUPANG, PK - "Terima kasih buat Pos Kupang, karena teman-teman sudah banyak membantu kami dalam event ini sejak awal persiapan dan survei tahun lalu hingga pelaksanaan. Kami sadari tanpa teman-teman kegiatan ini tidak bisa kami lakukan dengan lancar dan aman."
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Jelajah Sepeda Flores -Timor, Janes Eudes Wawa saat acara syukuran di Kantor Harian Pagi Pos Kupang, Rabu (24/8/2016) malam.

Menurut Janes, Pos Kupang turut memberi kontribusi dalam event Jelajah Fores-Timor mulai dari Labuan Bajo-Atambua dan semua bisa berjalan lancar dan aman. "Tanpa bantuan teman- teman kami tidak bisa laksanakan kegiatan ini dengan lancar dan aman," kata Janes.

Dia menjelaskan, mereka akan kembali ke Jakarta pada Kamis (25/8/2016), namun sebagai induk perusahaan, dirinya bersama teman-teman harus menyambangi Pos Kupang. "Sebagai kapal induk, tidak mungkin kami datang dan pergi begitu saja, karena itu kami datang untuk sampaikan berterima kasih serta makan malam bersama. Kami sepakat sebelum pulang harus makan bersama dan makan malam tidak boleh di tempat lain, harus di Pos Kupang," katanya.

Dikatakannya, ada tiga event yang digelar Kompas, yakni Dana Kemanusaian Kompas (DKK ) melalui pengobatan gratis dengan operasi katarak di Maumere dan Atambua. Kemudian jelajah yang telah selesai digelar.

"Dengan even ini kami juga banyak belajar dari apa yang ada di NTT, meski saya dan beberapa panita berasala dari sini, tapi tidak tahu selera dari warga NTT," ujarnya.

Janes mengatakan, kegiatan yang dilakukan itu, masih dilihat sama seperti Tour de Flores (TdF), terutama oleh aparat. Meski  sudah diberi pengertian bahwa event ini hanya sebagai ruang untuk orang bersenang-senang, namun ada juga yang melihat sebagai kejuaraan.

"Kami juga akan buat Festival Kopi Flores yang akan berlangsung pada 15-17 September 2016 di Jakarta. Kami akan mengundang Pos Kupang untuk turut meliput dan Kompas akan menanggung biaya transportasi dan penginapan," kata Janes .  

Pemred Harian Pagi Pos Kupang, Dion DB Putra mengatakan, momen Jalajah Flores-Timor turut mengangkat Pos Kupang. "Kita diangkat oleh Kompas sehingga  kita juga ikut melanbung, karena itu kita  berterima kasih kepada Kompas. Melalui panitia tolong sampaikan terima kasih kami kepada pimpinan di Jakarta. Branding Kompas ini turut mengangkat Pos Kupang," kata Dion. (yel)

Sumber: Pos Kupang 25 Agustus 2016 hal 2

Diskusi Forum Media di Kupang

Suasana diskusi Forum Media 19 Sept 2016
KUPANG, PK --Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTT mengingatkan  para pengelola keuangan desa agar mengelola dana yang begitu besar sesuai aturan yang berlaku.

Kepala BPK Perwakilan NTT, Dewi Ciantrini menyampaikan itu ketika membuka kegiatan dialog Forum Media tentang Permasalahan dan Harapan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa di Kantor BPK Perwakilan NTT, Senin (19/9/2016).

Dialog yang dimoderator I Gede Putra Wijaya ini menghadirkan empat orang nara sumber yakni, Dosen UKAW Kupang  Frits Fanggidae, Kepala Desa Manusak, Kupang Timur,  Arthur Ximenes,  Kepala LPP RRI Kupang, Enderiman Butar Butar dan Pemimpin Redaksi Harian Pagi Pos Kupang, Dion DB Putra.

Menurut Dewi, tahun 2015 seluruh desa di NTT memperoleh dana desa dengan nilai total  sebesar Rp 0,8 triliun. Angka ini meningkat tahun 2016 dimana semua desa mendapat Rp 1,8 triliun. Kabupaten TTS memperoleh porsi tertinggi yaitu Rp 73 miliar tahun 2015 dan tahun 2016 mendapat Rp 165 miliar. Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Sabu Raijua yaitu Rp 17 miliar (2015) dan Rp 38 miliar (2016).

Saat ini, beber Dewi,  pemeriksaan BPK terhadap keuangan desa dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota, namun hanya berdasarkan laporan yang diterima oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa.

"Fokus pemeriksaan BPK tahun 2016-2010  adalah pembangunan kewilayahan desa dan kawasan pedesaan sehingga BPK juga berperan untuk mendorong pengelolaan dana desa secara transparan dan akuntabel. Untuk itu BPK merencanakan pemeriksaan yang lebih intensif pada masa mendatang termasuk melalui pemeriksaan kinerja atau pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas dana desa," ujar Dewi.

Dewi berharap media forum ini memberikan gambaran permasalahan dan harapan atas pengelolaan keuangan desa. Selain sebagai masukan kepada BPK, juga sebagai momentum bersama untuk mencegah terjadinya  penyimpangan dalam pengelolaan dana desa.

Pakar ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang (UKAW), Dr. Frits O Fanggidae membeberkan bahwa hasil kajian dan observasi mahasiswa UKAW saat melakukan KKN yang baru kembali dua pekan lalu diketahui adanya keterbatasan kemampuan aparatur desa dalam menetapkan perencanaan sehingga belanja desa kehilangan fokus atau prioritas.

Keterbatasan aparatur ini diakui Kepala Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Arthur Ximenes. "Kendala kapasitas aparatur muncul sejak pengaturan syarat seorang Kepala Desa minimal lulusan SMP, sedangkan Sekretaris Desa minimal SMA. Perbedaan ini tentu menimbulkan beban psikologis hubungan Kades dan Sekdes, serta menjadi gap kapasitas antara keduanya," tegas Ximenes.

Kepala LPP RRI Kupang, Enderiman Butar Butar dan Pemred Harian Pagi Pos Kupang, Dion DB Putra sepakat agar perlu dilakukan sosialisasi secara masif terkait pengelolaan dana desa. Dengan demikian, masyarakat dan aparat pelaksana di desa dapat menjalankan program untuk kesejahteraan masyarakat dan meminimalisir terjadinya penyimpangan. (yon/ery)

Sumber: Pos Kupang 20 September 2016 hal 1

Film Karya Anak NTT Ikut Festival di Kazakhstan

Salah satu adegan dalam film NOKAS
POS KUPANG.COM, KUPANG - Sebuah film dokumenter karya Manuel Alberto Maia dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)   akan mengikuti Eurasia International Film Festival 2016 di Almaty, Kazakhstan, 27 September 2016. Dalam festival ini, Film NOKAS akan diputar untuk pertama kalinya.

Demikian siaran pers tim humas produksi film yang diterima Pos Kupang, Selasa (20/9/2016). 

Film ini berkisah mengenai seorang pemuda yang bernama Nokas yang ingin menikahi kekasihnya, seorang gadis Timor bernama Ci. Tidak mudah menikahi gadis Timor. Pihak lelaki biasanya diminta untuk membayar mahar kepada orangtua dan saudara pihak perempuan. Jumlahnya tidak tentu, tetapi seringkali memberatkan.

Film ini berawal dari pertemuan pertama Abe, sapaan akrab Manuel Alberto Maia, dengan Nokas pada bulan April 2013. Abe tertarik dengan Nokas ketika mengetahui dirinya adalah seorang petani muda dan belum menikah.

"Ini tentu saja menarik karena saat ini jarang menjumpai anak muda Kupang yang mau berkebun. Kebanyakan anak muda Kupang lebih memilih menjadi perantau ataupun nongkrong di tempat biliard yang bersebaran hampir di setiap gang," ujar Abe.

Setelah melakukan proses riset selama 8 bulan, akhirnya Abe memulai produksi film dengan merekam keseharian keluarga Nokas. "Awalnya saya yang ingin merekam kehidupan seorang anak muda yang bertani di tengah ancaman perampasan lahan. Namun dalam proses syuting, saya dibawa ke dalam kompleksitas kehidupan keluarga Nokas dalam mempersiapkan pernikahan Nokas. Akhirnya diputuskan film ini berfokus pada usaha Nokas untuk menikahi pacarnya di tengah budaya Timor yang mengharuskan Nokas membayar mahar kawin yang ditetapkan oleh keluarga perempuan," ujar Abe.

Dalam proses produksi film ini, Manuel Alberto Maia mendapat dukungan Shalahuddin Siregar sebagai produser dan editor. Shalahuddin Siregar sendiri dikenal sebagai seorang pembuat film dokumenter yang merupakan alumni Eagle Awards serta sutradara film Negeri di Bawah Kabut.

"Banyak film yang diproduksi di luar Jawa, tetapi oleh pembuat film dari Jawa dengan sudut pandang Jawa. Sedikit sekali pembuat film dari luar Jawa yang 'suaranya' bisa terdengar di tingkat nasional, apalagi internasional. Persoalannya adalah perkembangan produksi film ini masih membutuhkan dukungan infrastruktur lain selain teknologi, yaitu dana, jaringan dan keahlian. Adalah penting untuk pembuat film lokal mewakili diri mereka sendiri, dengan sudut pandang mereka dan kultur mereka sendiri," ungkap Shalahuddin Siregar mengenai alasan keterlibatan dirinya dalam mendukung produksi film NOKAS.

Setelah melalui proses produksi selama kurang lebih tiga tahun, akhirnya film NOKAS diselesaikan. Film ini akan diputar dalam festival pada program Eurasia Docs. Program Eurasia Docs adalah sesi program pemutaran film-film dokumenter dari wilayah Eropa dan Asia.  Dalam program ini, NOKAS bergabung dengan film-film dokumenter seperti Where To Invade Next karya Michael Moore, Fire at Sea karya Gianfranco Rossi, serta Under the Sun karya Vitaly Mansky.

Abe berharap dengan diputarnya NOKAS di Eurasia International Film Festival dapat memberikan gambaran kecil mengenai kondisi budaya Timor hari ini kepada masyarakat Kazakhstan. Setelah pemutaran di Eurasia International Film Festival, film NOKAS rencananya akan diputar di beberapa kota di Indonesia pada awal tahun depan. (*/eko)


Sumber: Pos Kupang.Com

Potong Uang Makan PNS

TENTU ada yang merasa terkejut mendengar kebijakan Bupati Kabupaten Kupang, Ayub Titu Eki memotong uang makan Rp 600 ribu per bulan per orang terhadap 6.400 lebih Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah itu.  Pemotongan uang makan mulai dilaksanakan bulan September hingga Desember 2016.

Bupati Ayub Titu Eki menyadari kebijakan tersebut  tidak populer. Langkah ini dengan terpaksa diambil guna mengantisipasi pemotongan DAU (Dana Alokasi Umum) senilai Rp 25,4 miliar oleh pemerintah pusat sebagai implikasi diterapkannya  Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 125/PMK.07/2016.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), selain Kabupaten Kupang,  ada tiga  kabupaten lainnya yang juga bernasib sama terkait pemotongan DAU yaitu Kabupaten Ende, Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Manggarai Barat.
"Terpaksa kita potong uang makan Rp 600 ribu per bulan dari masing-masing PNS.  Ini perintah dari Bupati Kupang," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten  Kupang, Drs. Hendrikus Paut, M.Pd kepada wartawan di Oelamasi, Selasa (30/8/2016) pagi.

Selain memotong uang makan, kata Sekda,  pihaknya  sedang mengidentifikasi beberapa program dan kegiatan pemerintahan termasuk beberapa proyek yang tidak strategis dan tidak mendesak untuk ditunda pelaksanaannya tahun ini. "Meski demikian, kami tetap optimistis  dan tetap berpikir positif. Sebab pada bulan Desember nanti usai evaluasi ulang dari pemerintah pusat, kemungkinan penundaan pencairan DAU itu bisa dihentikan," kata Paut.

Rencana pemotongan uang makan tersebut mendapat tanggapan beragam dari PNS. Sejumlah PNS terutama pegawai golongan II umumnya keberatan. "Ini terlalu berat bagi kami," kata seorang pegawai. "Dalam kondisi normal saja, saya dan suami sudah kewalahan atur pengeluaran uang. Saya harus buat kue untuk dititipkan di warung-warung sekolah," kata pegawai lainnya.

Wakil Ketua 2 DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe memberikan saran yang patut dipertimbangkan yaitu pemotongan uang makan sebaiknya hanya berlaku untuk pejabat eselon II dan III. Manafe tidak sependapat jika pemotongan uang makan Rp 600 ribu per bulan diberlakukan bagi PNS golongan kecil.

"Pegawai kecil itu tinggalnya di Kota Kupang. Setiap hari harus keluarkan uang untuk ongkos bus atau mikrolet ke Oelamasi. Dan harus beli makan. Pulang kantor sudah jam lima sore. Sampai rumah hampir malam. Mereka tidak punya kesempatan untuk cari kerja sampingan sebab sudah lelah," jelas Manafe.


Menurutnya, masih banyak opsi yang bisa diambil pemerintah agar keluar dari kemelut itu. Misalnya, mengurangi perjalanan dinas.

Kita berharap pimpinan pemerintah Kabupaten Kupang mendengar usul saran serta suara hati para pegawai negeri yang uang makannya bakal dipotong selama empat bulan ke depan. Jika masih ada opsi lain yang bisa diambil untuk mengantisipasi pemotongan DAU tersebut kiranya bisa dipilih agar tidak mengambil hak ribuan pegawai negeri sipil di daerah tersebut. *


Sumber: Pos Kupang 1 September 2016 hal 4

Kita Beri Apresiasi untuk Polisi

PELARIAN Bripka Januarius Tahu sejak kematian istrinya Yustina Beci Matelda Saleh pada 28 Juli 2016 di kediaman mereka di Jalur 40, Sikumana Kupang berakhir sudah. Oknum anggota Sabhara Polres Sumba Barat itu ditangkap polisi saat berada di kebun milik warga  Desa Tunfeu, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Rabu (17/8/2016) pagi.

Kisah pelariannya menarik nian. Selama kurang lebih tiga pekan menjadi buronan polisi, Januarius terus berpindah-pindah lokasi persembunyian di wilayah Kolbano, Boking di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) hingga ke wilayah Kabupaten Malaka. Dia bahkan sempat berniat masuk ke negara tetangga Timor Leste.

Agar tidak ketahuan selama pelarian itu dia tidak pernah tidur di rumah penduduk. Januarius memilih tidur di pinggir pantai atau di dalam hutan agar tak terlacak jejaknya.  Untuk bertahan hidup, dia berbekal biskuit dan jeriken berisi  bahan bakar kendaraan yang membantunya terus bergerak menjauh dari incaran polisi.

Tidak semata kisah pelarian Januarius  yang menarik perhatian. Publik justru menunggu pengakuannya. Apakah benar dia merupakan tersangka utama yang membunuh istrinya Yustina Beci Matelda? Seperti diungkapkan Kapolres Kupang Kota, AKBP Johanes Bangun saat jumpa pers, Rabu (17/8/2016) siang, Januarius mengakui membunuh Yustina Beci karena menduga istrinya itu selingkuh dengan pria idaman lain hingga hamil satu bulan.

"Faktor pemicu tersangka membunuh istrinya lantaran cemburu dan emosi. Tersangka menuduh istrinya berselingkuh dengan pria lain hingga hamil. Dari hasil otopsi dan keterangan dokter menyatakan korban memang sementara hamil satu bulan," ungkap Johanes Bangun. Sebelum menghabisi nyawa korban, kata Johanes, korban sempat adu mulut dengan Januarius. Pertengkaran itu terjadi lantaran Yustina tidak mau diajak suaminya Januarius pindah domisili ke Sumba Barat,  tempat tugas tersangka.

Kita patut memberikan apresiasi positif atas keberhasilan aparat Polres Kupang Kota menangkap Bripka Januarius Tahu. Kasus pembunuhan yang menarik perhatian publik NTT ini sempat melahirkan sejumlah pertanyaan. Misalnya, mengapa polisi seolah kesulitan membekuk tersangka? Apa mungkin karena dia anggota Polri sehingga mendapat perlakuan istimewa? Keraguan itu sirna sudah dengan penangkapan Januarius dua hari lalu. Terungkap jelas polisi memang tidak mudah mencari keberadaan Januarius. Berbagai cara telah mereka tempuh untuk menangkapnya. Polisi tidak tebang pilih dalam menegakkan hukum.

Kini masyarakat menunggu proses hukum yang adil bagi Januarius Tahu. Aparat penegak hukum kita pastilah  sudah tahu apa yang mesti mereka kerjakan dalam menangani kasus pembunuhan ini.

Namun, yang tidak kalah penting adalah  nasib ketiga anak pasangan Januarius- Yustina Beci. Anak-anak yang masih polos itu sontak menjadi yatim piatu. Ibu sudah meninggal dunia, sementara sang ayah menghadapi proses hukum. Kita berharap keluarga tetap memberikan kasih sayang yang utuh kepada anak-anak itu agar mereka tumbuh sehat baik fisik maupun mentalnya. Semoga tragedi keluarga semacam ini tidak terulang.*

Sumber: Pos Kupang 19 September 2016 hal 4
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes