Sibel Yucel (kiri) dan Ufuk Berk (kedua dr kiri) |
Demikian keterangan Koordinator Pengembangan Bisnis Karpowership, Sibel. Yucel dan Direktur Karpowership Wilayah Asia, Ufuk Berk, kepada Pos Kupang di Istanbul, Jumat (30/9/2016).
Sibel menjelaskan, sesuai kontrak antara Karpowership dengan Pemerintah Indonesia, kapal listrik yang akan ditempatkan di Kupang berkekuatan 60 MW (Megawatt). Namun kapasitasnya bisa lebih ditingkatkan 10 persen dari angka itu.
"Saat ini kemajuan pekerjaan fisiknya sekitar 86 persen. Untuk Kupang akan rampung dan dikirim ke Indonesia setelah kapal listrik yang akan ditempatkan di Belawan, Medan, Sumatera Utara," kata Sibel Yucel.
Sibel mengatakan, kapal listrik untuk Kupang yang sedang dibangun di galangan kapal Istanbul tersebut panjangnya 170 meter, tinggi 50 meter dan lebar 30 meter.
Kapal listrik Karadeniz dengan ukuran dan kapasitas mesin yang sama juga akan ditempatkan PLN di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)dan Ambon, Maluku.
Seperti disaksikan Pos Kupang, kapal-kapal tersebut sedang dibangun di galangan Hat-San di kawasan Yalova, sekitar dua jam perjalanan dari pusat kota Istanbul.
Ufuk Berk menambahkan, dirinya sudah beberapa kali ke Kota Kupang dan memastikan kondisi pelabuhan di sana tidak ada masalah untuk menempatkan kapal listrik Karadeniz nanti.
"Perizinan sudah diurus. Pelabuhan di Kupang siap untuk menerima kapal kami sehingga bisa langsung digunakan untuk mengatasi krisis listrik di sana," kata Ufuk Berk.
Menurut Ufuk, dari lima kapal buatan Karpowership yang dipesan pemerintah pusat guna mengatasi krisis listrik, satu kapal berkapasitas 60 MW sudah ditempatkan di Pelabuhan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara bulan Januari 2016.
Empat kapal lainnya, kata Ufuk, akan dikirim ke Indonesia secara bertahap hingga awal tahun 2017.
Dia mengatakan, kapal listrik untuk Lombok dan Ambon akan rampung bulan Oktober dan segera diberangkatkan ke tempat masing-masing. Kemudian menyusul kapal listrik untuk Medan dan Kupang.
"Dari semua kapal buatan kami untuk Indonesia, kapal listrik paling besar akan ditempatkan di Belawan, Medan. Kapasitasnya 110 Megawatt," jelas Ufuk.
Seperti diketahui, untuk mengatasi krisis listrik, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjalin kontrak kerja sama dengan Karpowership, perusahaan pembuat kapal listrik di Istanbul. Kapal listrik itu disewa dalam jangka waktu tertentu sesuai kontrak kerja sama.
Sampai saat ini Karpowership mengoperasikan sembilan kapal listrik yang menghasilkan lebih dari 1.500 MW di kawasan Timur Tengah, Asia, Afrika dan Mediterania. (osi)
18 Wartawan Kunjungi Galangan Kapal
SEBANYAK 18 orang wartawan dari beberapa provinsi di Indonesia mengunjungi galangan kapal listrik buatan Karpowership di Istanbul Turki, Kamis (29/9/2016).
Para wartawan itu berasal dari lima provinsi di Indonesia yang sudah dan akan mendapat kapal listrik buatan Karpowership yaitu Sulawesi Utara, NTT, NTB, Maluku dan Sumatera Utara.
Bergabung juga wartawan media cetak dan elektronik yang berbasis di Jakarta dan Surabaya seperti Jawa Pos, Media Indonesia, The Jakarta Post, Detikcom, Metro TV, Antara dan lainnya.
Para wartawan didampingi Direktur Karpowership Wilayah Asia. Mr. Ufuk Berk, Hendri, Lidya, Novianti dan Ririn dari Karpowership Indonesia.
Sebelum mengunjungi kapal listrik di kawasan Tuzla dan Hat-San, Istanbul, wartawan asal Indonesia, termasuk Pos Kupang mampir dulu di kantor pusat Karpowership di pusat Kota Istanbul.
Dari kantor pusat Karpowership ke galangan kapal listrik apung itu perjalanan memakan waktu dua jam.
Di galangan kapal para wartawan diajak pimpinan Karpowership meninjau proses pembuatan kapal listrik yang akan ditempatkan di Medan, Sumatera Utara, Kupang, Lombok dan Ambon. Kapal-kapal tersebut hampir rampung. (osi)
Bangun Transmisi Koneksi ke Kapal
GENERAL Manager PLN Persero Wilayah NTT, Richard Safkaur, kepada Pos Kupang, Jumat (30/9/2016) mengatakan, kapal listrik dari Turki akan tiba di NTT awal tahun 2017.
Richard menjelaskan, persiapan yang dilakukan oleh PT PLN Peresro melalui tiga tahap.
Tahap pertama, proses di kantor pusat, mulai dari lelang sampai penandatanganan kontrak. Setelah penandatangan kontrak, pihak Car Power menyiapkan kapal di Turki. Fase tersebut sudah selesai.
Tahap kedua, dari proses tersebut penugasan ke PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mempersiapkan aspek teknis yang berhubungan dengan konstruksi koneksi antara gardu induk ke kapal.
Selain itu, jelas Richard, membangun transmisi dari tiang-tiang untuk koneksi ke kapal. Interkoneksi ini dengan gardu induk di Bolok dan Maulafa yang masuk transmisi 70 KV yang menyalurkan keluar dari gardu induk Maulafa, gardu induk Naibonat, Nenohonis dan Kefa.
Tahap ketiga, demikian Richard, menyangkut perizinan antara pihak pemilik kapal dan kantor PLN wilayah, juga terlibat berhubungan dengan pihak otoritas terkait analisa dampak lingkungan, UKL, UPL, Amdal dan hal-hal lainnya.
Richard mengatakan progressnya sedang dibangun transmisi yang menghubungkan tiang ke kapal. Proses kesiapan terutama kapal membutuhkan waktu. Tetapi yang jelas, lanjutnya, persiapan tahap pertama hingga terakhir, sudah di atas 75 persen.
Richard mengatakan, begitu kapal datang langsung koneksi dihubungkan, pengujian dan lainnya serta sertifikasi untuk memastikan bahwa listrik ini aman. Kapal ini hidup dan listrik bisa masuk ke transmisi dan peralatan listrik dapat bekerja dengan baik.
Didampingi Manajer Perencanaan PLN Wilayah NTT, Didit, Richard berharap kehadiran kapal listrik nanti masyarakat NTT keluar dari krisis listrik dan nyaman menggunakan listrik.
Ia menjelaskan, jalan tol PLN sudah ada dan dalam penyelesaian transmisi 70 KV Bolok - Maulafa untuk suplai Kota Kupang, Naibonat, Oesao, Nonahonis ke So'E, Kefa sampai ke perbatasan Mota'ain.
"Ini bukan kapal PLN, skema di dalam kontrak jual dan beli kami terima listrik. Kalau tidak disuplai sesuai beban yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama, maka dikenakan penalti. Begitu juga sebaliknya, kalau tidak pakai penuh 60 Mega, maka kami membayar kembali. Tapi di dalam kapal disiapkan 120 Mega," tuturnya.
Richard menjelaskan, untuk sistem Kupang penambahan pembangkit baru 60 MW. Sedang dibangun juga listrik swasta di kawasan Bolog 2 x 15 MW.
Sebelum Juni tahun depan, kata richard, akan ada penambahan sistem Timor 90 MW. Kalau melihat gabungan beban puncak antara sistem Timor, sekarang belum mencapai 70 MW, ditambah Atambua sampai 85 MW.
"Itu beban untuk malam dengan durasi empat jam. Kalau siang beban puncak Kupang hanya 47-48 MW, belum So'E dan Kefa, mungkin naik sekitar 55 MW. Kami punya 40 MW akan siap di sini siang hari. Namanya over suplay. Melihat seperti ini, siang 70 MW sisa beban 30 MW, setiap bulan harus dibayar," jelas Richard.
Dampaknya, kata Richard, investor dan dunia usaha di Timor harus bertumbuh. Timor harus tumbuh karena kelebihan listrik sekitar 30 MW. (yen)
Sumber: Pos Kupang 1 Oktober 2016 hal 1