134.958 Pemilih di Flotim Coblos 31 Mei

LARANTUKA, PK -- Sebanyak 134.958 pemilih yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Flores Timur (Flotim) siap mencoblos hari ini, Selasa (31/5/2011). Mereka memilih enam paket calon Bupati-Wakil Bupati Flotim yang mengikuti Pemilu Kada Flotim priode 2011-2016.

Pemilih terbanyak didominasi perempuan sebanyak 74.475 orang dan laki-laki 60.483 pemilih. Para pemilih itu menggunakan haknya mencoblos hari ini di 373 tempat pemungutan suara (TPS) yang sudah dibangun di 226 desa.



"Pada H minus satu (H-1), semua TPS sudah dibangun. Dan KPU telah menyelesaikan dana untuk pembangunan TPS," kata Juru Bicara KPUD Flotim, Ernesta Katana.

KPUD, katanya, tidak membuat TPS khusus di rumah sakit maupun rumah tahanan (rutan) sebagaimana peraturan KPU Nomor 19/2008. Para pasien rawat inap dan keluarganya yang mendampingi, serta para petugas medis yang sedang bertugas, mencoblos di TPS terdekat.

Kapolres Flotim, AKBP Eko Kristianto, SiK, M.Si, didampingi wakilnya, Kompol Agustinus Nggana, Senin (30/5/2011), mengatakan, semua personel polisi, baik di Polres Flotim maupun personel yang di-BKO Polda NTT ke Flotim, yaitu total 686 personel, telah disebar di lapangan untuk mengawal proses pendropingan logistik maupun menjaga keamanan pada pemungutan suara sampai penghitungan suara.

"Untuk pengamanan, satu TPS satu anggota polisi yang dibantu aparat TNI dan Linmas. Sedangkan untuk kecamatan ditempatkan satu perwira sebagai pengendali di tingkat kecamatan. Hingga saat ini, situasi di lapangan dalam kondisi aman," kata Eko.

Pantauan Pos Kupang, kemarin, di Larantuka, warga bersama membangun TPS untuk digunakan hari ini. Ada TPS menggunakan kompleks sekolah, kantor dan ada yang membangun tenda di pekarangan warga

Belum Terima Kartu Pemilih
Sebanyak 100 lebih pemilih di kompleks Perumahan Batu Ata, Kelurahan Pohon Bao, Kecamatan Larantuka, hingga Senin (30/1/2011) malam belum menerima kartu pemilih dan surat undangan untuk mencoblos, hari ini.
Warga yang belum menerima kartu pemilih umumnya sudah menetap di kompleks perumahan tersebut. 

Sebelum menghuni perumahan tersebut, mereka sudah mengantongi surat pindah dari kelurahan asal, seperti Kelurahan Posto, Kampung Baru, Amagarapati dan Lewerang. Sebagian lain masih didata sebagai pemilih di kelurahan asal, Postoh.


Beberapa warga kepada Pos Kupang, mengaku kecewa terhadap kinerja petugas pendata karena tidak mendata mereka menjadi pemilih. "Kami merasa rugi dan kecewa karena hak kami diabaikan. Kami sudah lama tinggal di perumahan tapi tidak didata. Di kelurahan asal pun nama kami sudah dicoret. Kami minta kebijakan KPU untuk mengakomodir kami," kata Ny. Asty, dibenarkan juga oleh Abdullah, Ny. Esti, Ama Kia dan sejumlah warga lainnya.

Menurut Abdullah, dalam keluarganya tidak ada satu pun yang menerima surat undangan. Sama juga dengan Ny. Esti dan suaminya dan sejumlah warga lainnya di Perumahan Batu Ata.

Ketua RT 20, RW 03, Abdul Kadir mengakui banyak warga yang mengadu kepadanya karena tidak terakomodir sebagai pemilih. "Banyak warga yang mengadu ke saya bahwa mereka tidak didaftarkan menjadi pemilih. Saya cek ternyata banyak. Ini baru di RT saya, belum di RT lain. Perumahan ini adalah 200 lebih kepala keluarga," kata Abdul Kadir.

Ia berharap ada kebijakan KPUD untuk mengakomodir pemilih yang belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap. "Memang ada yang cuek, anggap tidak penting. Tapi banyak juga yang merasa rugi karena hak mereka diabaikan," katanya.

Menurut Ernesta Katana yang dihubungi sebelumnya, pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT tidak bisa mencoblos, kecuali pemilih yang terdaftar di DPT namun tidak menerima kartu pemilih dan surat undangan.
"Kalau yang tidak punya kartu pemilih dan surat panggilan tapi nama mereka dalam DPT boleh memilih dengan membawa KTP atau SIM. Namun, yang tidak ada nama dalam DPT maka tidak dapat memilih," katanya. (iva)

Dinsos Drop Beras

SEHARI sebelum pemungutan suara Pemilu Kada Flotim, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Flores Timur (Flotim) mendrop beras bantuan sosial (bansos) ke Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong dan ke Pantai Besar, Kecamatan Larantuka.

Sekitar 50-an pendukung paket calon Hironimus Semau Johny Odjan-H. Ludin Lega (JOIN) memrotes dinas tersebut. Mereka menuding paket calon tertentu memanfaatkan kesempatan untuk menuai simpati masyarakat dengan mendrop beras bansos pada hari Senin (30/5/2011) itu.

Syaiful Sengaji yang mengkoordinir pendukung paket JOIN, mempertanyakan alasan Dinsos mendrop beras bansos pada masa tenang.

"Kami menduga ada muatan politik dalam pembagian 
beras bantuan yang dilakukan Dinas Sosial. Kalau mau bagi mestinya bukan saat ini, tapi jauh-jauh hari atau nanti dulu setelah pemilu," kata Syaiful.

Dari kantor Dinsos, pendukung JOIN menemui Kapolres Flotim, AKBP Eko Kristianto, di kantornya. Mereka diterima Kapolres dan sejumlah perwira di Polres Flotim.
Kepada Kapolres Kristianto, para pendukung JOIN mengatakan bahwa bantuan sosial apapun harusnya tidak didrop pada masa tenang karena dapat menimbukan konflik. 

"Kami minta polisi untuk menangani masalah ini agar tidak terjadi konflik di tengah-tengah masyarakat. Apalagi bantuan di saat masa tenang Pemilu Kada Flotim," kata Syaiful.

Kapolres Kristianto usai pertemuan dengan para pendukung JOIN, melakukan pertemuan dengan Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Flotim, Kor Carfallo. "Kita minta proses bantuan lanjutan menunggu selesai pemilu kada," kata Eko.

Kor Carfallo menjawab wartawan, mengatakan, bantuan yang disalurkan pada hari Senin (30/5/2011) tidak ada hubungannya dengan masa tenang Pemilu Kada karena ditujukan kepada panitia Gereja Lewokluok dan panitia pembangunan Kapela Pantai Besar.

"Bantuan untuk Gereja Lewokluok semestinya diambil pada tanggal 26 Mei 2011 lalu namun kepala desanya minta ambil tanggal 30 Mei. Karena itu, sebagai pemerintah kami melayani ketika mereka ambil. Apakah salah kami melayani masyarakat. Tidak ada pikiran untuk kepentingan politik karena beras bantuan dua ton itu untuk gereja, bukan masyarakat. Sementara beras untuk Kapela Pantai besar ditujukan ke panitia, bukan masyarakat. Dan beras ini bantuan dari Gubernur NTT ketika gubernur melakukan kunjungan kerja di Flotim dan dijanjikan bantuan untuk kapela. Apakah ini salah? Kami melayani masyarakat tanpa melihat apakah hari tenang atau tidak, karena hari itu adalah hari kerja, bukan hari libur," tambahnya.

Ketua Panwas Permilu Kada Flotim, Mardan Patiraja, S.H mengaku sudah menyelesaikan masalah tersebut. "Masalahnya sudah selesai. Kebetulan beras tersebut belum didrop sehingga kami minta tidak didrop hingga Pemilu Kada selesai. Dan, permintaan itu disetujui pemerintah," katanya. (iva)

Pos Kupang, Selasa 31 Mei 2011 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes