Alfred Taubman |
Beberapa CEO sukses di dunia tidak lulus kuliah bahkan ada dari mereka yang tidak pernah merasakan bangku kuliah. Dari perusahaan komputer hingga pelayaran, inilah dia 10 CEO sukses dunia yang tak bergelar sarjana namun bisa menerapkan gagasannya hingga membuat perusahaan yang dipimpinnya berhasil. Berikut ini 10 CEO hasil kutipan detikFinance, Kamis (23/8/2012) dari CNBC.
1. Alfred Taubman
Alfred Taubman merupakan pendiri dan mantan CEO Taubman Center yaitu sebuah perusahaan properti yang saat ini memiliki aset US$ 3,3 miliar. Taubman memulai karirnya pada usia 11 tahun di sebuah pusat perbelanjaan kemudian Ia bekerja sambil bersekolah hingga SMA.
Setelah lulus SMA, Taubman masuk ke Universitas Michigan namun kurang dari setahun, Ia dipanggil untuk mengikuti wajib Militer ketika perang dunia II terjadi. Setelah usai mengabdi di militer, Taubman kembali melanjutkan kuliahnya di Universitas Michigan untuk belajar arsitektur dan seni.
Seiring berjalannya waktu, kemudian Ia mengusulkan untuk pindah mengambil kuliah malam. Bukannya menyelesaikan kuliah dan menerima gelar sarjana, Taubman malah melihat peluang pada bisnis properti atau real estate.
Menurut bukunya yang berjudul "Treshold Resistance" Taubman melihat pertumbuhan yang tinggi dari kelas menengah di Amerika Serikat pasca perang dunia II, kemudian Ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan properti bernama Taubman Center.
Hingga berjalan 50 tahun, Taubman kemudian melanjutkan ekspansi usahanya menjadi perusahaan publik pada tahun 1992. Saat ini CEO dari Taubman Center adalah putra tertua Taubman yaitu Robert Taubman. Untungnya Robert berhasil lulus dari perguruan tinggi dan tidak mengikuti jejak ayahnya.
2. Richard Schultz
Richard Schultz |
Usai mengikuti program wajib militer, Ia membantu ayahnya menjual peralatan elektronik. Beberapa tahun kemudian, Ia mendirikan sebuah perusahaan bernama The Sound of Music yaitu perusahaan yang menjual perlengkapan audio, kaset dan instrumen musik.
Pada tahun 1980-an, Schultz menyadari perusahaannya yang kecil tidak akan cukup kuat untuk bisa bertahan menghadapi persaingan, kemudian Ia mengganti nama perusahaannya menjadi Best Buy dan memperbanyak jenik produk yang dijual. Ia merasa konsumennya akan merasa senang jika bisa menemukan semua produk yang dicari pada rak-rak yang ada di toko daripada menaruhnya pada gudang. Taknik tersebut ternyata berhasil menciptakan pengalaman baru untuk berbelanja.
Kemudian setelah usahanya berhasil, Ia melepas posisinya sebagai CEO namun tetap duduk sebagai seorang Komisaris. Schultz memang tidak sempat mengenyam bangku kuliah di Universitas St. Thomas namun Ia memperoleh penghargaan Doktor bidang hukum.
3. Ralph Lauren
Ralph Lauren |
Berdasarkan situs Ralp lauren, Luren berkata, "Saya tidak pernah mengenyam pendidikan fashion, saya hanya anak muda yang menyukai berbagai style. Saya tidak pernah membayangkan jika Polo akan menjadi pemain fashion terkemuka di dunia. Saya hanya mengikuti insting dalam menjalankan bisnis,"
Hanya berbekal ijazah SMA, Lauren mengikuti instingnya untuk menjalan bisnis fashion. Keputusannya tidak masuk bangku kuliah dan fokus menjalankan bisnis fashion membuat Polo menjadi salah satu pemain fashion terkemuka di dunia. Dari mendirikan sebuah butik fashion untuk pria di pusat perbelanjaan Bloomingdale di 1969, Lauren kemudian membangun kerajaan bisnisnya hingga berkembang yang melayani fashion untuk wanita dan anak-anak, parfum dan furnising untuk rumah tangga.
4. Richard Branson
Richard Branson |
Ia mendirikan sebuah studio rekaman pertamanya. Pada tahun 1977, Branson berani mensponsori sebuah grup musik besar yaitu Sex Pistol dan dilanjutkan dengan mensponsori Rolling Stones dan Culture Club. Pada tahun 1984, Branson mengembangkan Virgin Atlancti dan kemudian merek usaha ini berkembang begitu pesat. Saat ini Virgin Grup memiliki beberbagai unit bisnis seperti layanan penyedia jasa telepon seluler, broadband, TV, radio, keuangan, kesehatan, wisata, dan perjalanan.
5. Micky Arison
Mickey Arison |
Karirnya terus naik, Ia kemudian ditunjuk menjadi Vice President lalu lintas penumpang dan tiga tahun kemudian Ia menjadi President lalu lintas penumpang di Carnival. Selain itu Arison juga berperan dalam membantu Carnival untuk mengakuisisi Holand America Line, Windstar Cruises, dan Westours sehingga membuat carnival menjadi salah satu pemain utama dalam industri kapal pesiar.
Pada tahun 1987, ia ditunjuk menjadi dewan komisaris dan kemudian pada tahun 2003, Ia berhasil menduduki posisi tertinggi di Carnival sebagai CEO. Arison berhasil menujukkan jika semua orang bisa menjadi sukses dari posisi paling bawah hingga menjadi CEO tanpa harus menyandang gelar sarjana.
6. Michael Dell
Michael Dell |
Pendiri dan CEO Dell mengembangkan usahnya dengan berdasar pada sebuah ide "Teknologi merupakan bagaimana memanfaatkan kemampuan manusia." Pada tahun 1992, Ia menjadi pria termuda yang masuk rangking majalah Fortune dalam daftar "Fortune 500."
Karyawannya juga berkembang hanya dalam waktu 8 tahun, dari hanya satu keryawan menjadi 100.000 karyawan dan memiliki aset US$ 30 miliar. Saat ini Dell menyediakan layanan teknologi informasi untuk perusahaan global, pemerintahan, penyedia layanan kesehatan, UKM, lembaga pendidikan, dan organisasi kemanusian dunia.
Dell bukan hanya sekedar perusahaan bisnis semata. Dell pada tahun 1998 mendirikan MSD Capital dan setahun kemudian diubah menjadi Michael dan Susan Dell Foundation yaitu sebuah organisasi amal yang peduli terhadap isu-isu global.
7. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg dan istrinya |
Setelah diterima di Universitas Harvard, kemudian disana Zuckerberg berhasil membuat program bernama Facemash yaitu program yang bisa menampilkan gambar mahasiswa dan boleh mengijinkan rekannya untuk memilih foto teman-teman mereka yang paling atraktif.
Kemudian, bakat yang dimiliki Zuckerberg menyebar ke mana-mana dan rekannya di Harvard yaitu Cameron dan Tyler Winklevoss mengajak Zuckerberg untuk bekerja dan membuat sebuah situs jejaring sosial yang diberi nama Harvard Connection. Namun Zuckerberg memutuskan untuk keluar dan kemudian memulai mendirikan situs jejaring sosial lainnya yang bernama TheFacebook.com
Zuckerberg berhenti berkuliah di Harvard dan fokus mengembangkan Facebook hingga perusahaanya bernilai US$ 100 miliar.
8. Paul Allen
Paul Allen |
Berdasarkan pengakuan Allen dalam "Idea Man," Allen terinspirasi menulis bahasa pemrograman ketika melihat "the Altair 8800 computer" pada sebuah cover majalah komputer terkenal. Allen mengenal Gates dan mereka berdua memiliki kemampuan untuk merancang bahasa program untuk Altair. Keduanya akhirnya berhasil mengantarkan kita memasuki sebuah era teknologi terbaru.
Saat ini, Allen memiliki surat berharga yang mencapai ratusan miliar dolar yang diantaranya ada saham perusahaan teknologi dan media serta perusahaan properti di Seattle. Allen juga memiliki tim sepakbola bernama Seattle Seahawks, tim basket bernama Portland Trail Blazers serta menjadi salah satu pemilik untuk klub sepak bola Seattle Sounders Football Club.
Allen juga telah menyumbangkan lebih dari US$ 1 miliar untuk kegiatan amal dan Ia berencana meninggalkan aktifitas bisnisnya untuk terjun ke dunia amal.
9. Bill Gates
Bill Gates |
Bill Gates merupakan salah satu pendiri Microsoft, Ia terdaftar sebagai mahasiswa di Harvard pada tahun 1973. Pada tahun pertamanya di Harvard, Ia belajar tentang bahasa pemrograman dan menciptakan BASIC.
Kemudian Gates memutuskan keluar dari Harvard untuk fokus mendirikan dan mengembangkan perusahaan bernama Microsoft bersama teman masa kecilnya, Paul Allen hingga perusahaannya memiliki aset US$ 226,2 miliar.
Aktivitas Gates tidak berhenti di Microsoft saja, kemudian Ia mendirikan Corbis yaitu salah satu suberdaya informasi visual terbesar di dunia. Selain itu, Ia juga memperoleh gaji dari posisi direktur di Berkshire Hathaway, yaitu sebuah perusahaan investasi yang masuk ke berbagai lini bisnis.
Saat ini Gates duduk sebagai komisaris Microsoft dan sebagai dewan pembina yang terhadap project yang dikembangkan Microsoft.
10. Steve Jobs
Steve Jobs |
Ketika Hewlett menjawab, Jobs mengatakan, " Hallo nama saya Steve Jobs, Saya berusia 12 tahun dan saya pejalar pada sekolah menegah pertama. Saya ingin membuat penghitung frekuensi. Saya berharap anda memiliki peralatan yang saya butuhkan?"
Hewlett kemudian memberikan Jobs peralatan yang diperlukan dan mengangkat Jobs untuk bekerja pada masa liburan di perusahaanya. Pada waktu bekerja paruh waktu tersebut, Jobs memiliki sahabat bernama Stephen Wozniak, yang baru saja keluar dari Universitas California di Barkley.
Kemudian Jobs masuk di Reed College setelah lulus SMA, namun beberapa waktu kemudian Ia memutuskan untuk keluar. Suatu ketika ia kembali berhubungan dengan Wozniak dan Wozniak memutuskan keluar dari pekerjaannya untuk memulai memproduksi komputer di garasi rumah Jobs.
Ada 3 versi yang mengatakan Jobs bersama rekannya memberi nama Apple. Cerita yang paling santer terdengar ketika Jobs menghabiskan masa liburannya di kebun apel dan ia menyukai buah tersebut. Gigitan pada sisi lambang Apple berarti Apple menjadi pemain dalam dunia komputer "byte."
Pada buku biografinya, Jobs mengatakan kekayaannya pada saat usia 23 tahun lebih dari US$ 1 juta, lalu pada usia 24 tahun mencapai US$ 10 juta, dan usia 25 tahun mencapai US$ 100 juta. Apple merupakan perusahaan yang didirikan dari sebuah garasi rumah kemudian berubah menjadi perusahaan beraset US$ 362,4 miliar dan beroperasi di seluruh dunia, semua ini berkat dua anak muda yang keluar dari perguruan tinggi. (*)
Sumber