KABAR ini tentu saja menggegerkan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut). Virus flu burung kini positif ditemukan pada unggas yang mati mendadak di Kabupaten Minahasa. Selama tiga bulan terakhir, tercatat sebanyak 596 ekor ayam dan bebek milik warga Desa Panasen Kecamatan Kakas Barat Kabupaten Minahasa mati beruntun. Berdasarkan pemeriksaan cepat dari Dinas Peternakan, unggas yang mati tersebut terkena virus flu burung (H5N1).
Kita kutip kembali pernyataan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulut, Ir Johanis Panelewen sebagaimana diberitakan media massa. Panelewen menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan timnya, virus flu burung telah menjangkiti unggas di Panasen. Laporan kasus ini baru dia terima Senin (12/8/2013) malam dan dia langsung menurunkan tim ke Panasen untuk mengambil tindakan awal.
"Kami langsung bereaksi melakukan penanganan pada kasus flu burung ini agar tidak menyebar lebih luas. Tahap awal kami memberlakukan status karantina unggas di Panasen. Artinya, tidak boleh ada ternak unggas yang keluar atau masuk," tegasnya.
Selain melakukan karantina unggas, tim dari Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan sebagai lembaga yang punya otoritas memeriksa virus flu burung sudah berada di Panasen kemarin.Hasil pemeriksaan tim tersebut tentunya akan memberikan sejumlah rekomendasi terkait penanganan selanjutnya.
Pemerintah melalui instansi terkait serta segenap komponen masyarakat Sulut hendaknya tidak memandang remeh temuan flu burung di Panasen ini. Sebagaimana kita ketahui bersama virus tersebut telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit di berbagai belahan dunia dalam kurun waktu empat sampai lima tahun terakhir. Di Indonesia sudah banyak korban manusia akibat serangan flu burung.
Pengalaman pahit di masa lalu hendaknya mengajarkan kita untuk benar-benar serius menyikapi wabah virus mematikan ini. Segala daya dan upaya mesti dikerahkan untuk mencegah virus itu menyebar ke daerah lain di Sulut dan terutama mutasi virus ke tubuh manusia yang hampir pasti akan menyebabkan kematian.
Kepada masyarakat pemilik unggas di Sulut kita imbau agar rutin memeriksa kesehatan ternak piaraannya. Jika ditemukan indikasi flu burung, sebaiknya segera menghubungi aparat yang berkompeten agar diambil tindakan yang tepat.
Kita juga menangkap kesan kuat masih ada sejumlah warga pemilik unggas di Minahasa yang enggan memusnahkan hewan piaraannya karena secara ekonomis jelas merugi. Untuk itu dibutuhkan sosialisasi pengetahuan agar masyarakat tercerahkan dan mendapat pemahaman yang memadai tentang bahaya virus flu burung tersebut. Dalam kasus ini semua pihak harus cepat bergerak. Jangan sampai menunggu ada korban jiwa. Mari kita canangkan tekad membebaskan bumi Nyiur Melambai dari epidemi virus flu burung.*
Sumber: Tribun Manado 15 Agustus 2013 hal 10