ilustrasi |
"Dari tahun ke tahun sumur bor dan sumber air permukaan mengalami penurunan hingga total 20 persen. Setiap tahun 5 sampai 6 persen. Dan ini menjadi ancaman serius keberadaan air bersih di Kota Kupang," ujar Direktur Utama PDAM Tirta Lontar Kabupaten Kupang, Johanis Oetemusu, Senin (25/1/2016).
Menurut Oetemusu, persoalan air bersih di Kota Kupang tidak hanya masalah penurunan debit air, tetapi juga carut-marutnya pelayanan, ego sektoral serta lemahnya koordinasi pembangunan jaringan perpipaan. Lebih parah lagi, daerah resapan makin sempit seiring maraknya pembangunan fisik di Kota Kupang.
Ia mengatakan bila tidak ada solusi, dalam sepuluh hingga 20 tahun ke depan, masyarakat Kota Kupang akan kembali ke zaman dahulu. Untuk mandi, warga harus berbondong-bondong ke sungai. Ia menjelaskan jangkauan pelayanan PDAM Kupang saat ini hanya mencapai 38 persen kepala keluarga yang ada di Kota Kupang. Sebelumnya, PDAM Kupang mampu menjangkau 50 persen.
"Pertambahan peduduk yang tidak diikuti tata kota yang baik. Pembangunan ruang terbuka makin meluas sementara air resapan tidak ada lagi. Sehingga air hujan yang turun langsung ke laut," kata Oetemusu.
Tak hanya itu, keberadaan sumber mata air Tilong sebenarnya bisa membantu, tetapi karena selalu dipolitisir sehingga PDAM Kabupaten Kupang tidak menggunakan sumber air dari Tilong. "Dinas PU Provinsi mau ambil PDAM Kabupaten Kupang tetapi tidak bisa sehingga mereka tidak memberikan suplai air dari Tilong ke PDAM Kabupaten Kupang," tambahnya.
Ia mengatakan sumber mata air Tilong sebenarnya belum memenuhi syarat, karena daerahnya terbuka dan banyak bakteri. Bila sumber mata air itu diberikan kepada PDAM Kabupaten Kupang maka bisa dicampur dengan berbagai sumber mata air milik PDAM Kabupaten Kupang maka bisa netral. "Makanya air sekarang warna kuning. Kalau untuk siram tanaman bisa. Tetapi air bersih belum layak," ujarnya.
Untuk mencukupi kebutuhan sumber air baku, Oetemusu mengatakan, ia melakukan survei dari rumah ke rumah. Bila terdapat potensi sumber air bersih maka akan diminta untuk pengeboran dengan ganti rugi bagi pemilik tanah.
Ia mengatakan untuk memberikan pelayanan bagi 32. 234 pelanggannya, PDAM Kupang mengandalkan 30 sumber air. Ketigapuluh sumber air itu terdiri dari 16 sumur bor dan 14 sumber mata air permukaan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, PDAM Kupang sejatinya membutuhkan total sumber air dengan kekuatan 1.200 liter per detik.
Namun faktanya, sumber-sumber air yang dimiliki PDAM Kupang hanya memiliki kekuatan 550 liter per detik. Kondisi itu menjadikan pelanggan PDAM Kupang belum bisa menikmat pelayanan air bersih setiap harinya. "Ketersediaan sumber air bersih sebenarnya menjadi tanggung jawab provinsi dan pusat. Namun dana yang ada semisal Rp 141 miliar malah untuk membangun jaringan perpipaan yang tumpang tindih," ujarnya.
Dengan jumlah pelanggan sebanyak itu, demikian Oetemusu, rata-rata setiap bulan PDAM Kupang meraup untung Rp 2,7 miliar hingga Rp 5 miliar dari 40 persen jumlah kepala keluarga di Kota Kupang yang menjadi pelanggan PDAM Kupang.
Soal pembangunan bendungan Kolhua, Oetemusu mengatakan bila pembangunannya dipolitisir maka itu akan percuma. Semestinya PDAM Kota Kupang dan provinsi membangun jaringan yang belum terlayani PDAM Kabupaten Kupang sebanyak 60 persen. Pasalnya PDAM Kabupaten Kupang sudah melayani 40 persen. Sementara yang terjadi malah sebaliknya.
Jauh dari ideal
Direktur PDAM Kota Kupang, Noldy D.P Mumu kepada Pos Kupang di ruang kerjanya, Senin (25/1/2016), menjelaskan ketersediaan air baku yang ada saat ini bagi PDAM Kota Kupang masih sangat jauh dari kebutuhan ideal. Kebutuhan ideal untuk warga Kota Kupang saat ini seharusnya debit air baku kapasitas air produksi PDAM seharusnya 1.200 liter per detik.
"Kalau seluruh warga Kota Kupang menjadi pelanggan maka total sambungan sekitar 80-an ribu. Saat ini posisi mencapai 36 ribu (total PDAM Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, Red) belum mencapai 50 persennya. Kalau mau menjangkau pelayanan sambungan bagi seluruh warga Kota Kupang maka memerlukan minimal debit produksi air 1.200 liter per detik," ujar Noldy..
Saat ini kata, Noldy, ketersediaan debit air hanya 400 hingga 500 liter per detik. Tetapi efektif sampai ke pelanggan tidak sampai 300 liter per detik. Parahnya lagi, saat musim kemarau mengalami penyusutan sehingga mengganggu pelayanan kebutuhan air bersih bagi pelanggan.
Solusinya, kata Noldy, harus dilakukan penambahan sumber air baku di berbagai titik di wilayah Kota Kupang. Sebenarnya air baku dengan penggalian sumur-sumur bor tetapi secara teknis tidak efektif dan efisien. "Memang di Kota Kupang ini kalau mau dilakukan pengeboran mesti ada air asal sudah sampai kedalaman 40 meter lebih. Tetapi bila sumber air yang dibor itu dioperasikan untuk kepentingan PDAM maka tidak efisien. Debit air yang terus menerus itu di bawah dua liter per detik. Bila dipaksakan maka bisa jadi harus membuat sekian ratus sumur bor. Padahal biaya operasionalnya sangat tidak ekonomis bagi PDAM," kata Noldy.
Untuk membantu mengatasi kurangnya ketersediaan air bersih maka pembangunan Bendungan Kolhua harus terealisasi. Dari bendungan Kolhua bisa menghasilkan debit air baku sebanyak 150 liter per detik dan terus-menerus. "Kalau dihitung dengan
pembangunan sumur bor maka bisa menghasilkan ratusan sumur bor," ujarnya.
Ia menambahkan lain halnya dengan pembangunan bendungan maka pola operasionalnya akan menjadi ekonomis, efisien dan masalah teknis distribusi akan aman dan lancar karena menggunakan sistem grafitasi. Kondisi itu berbeda dengan penggunaan sumur bor yang tersebar di berbagai titik dengan debit hanya dua hingga empat liter per detik.
Ia mengatakan PDAM Kota Kupang memiliki 18 sumber air dari 16 sumur bor dan dua sumber mata air permukaan. Dua sumber mata air permukaan itu berupa air sungai yang ditreatment yakni Sungai Dendeng dan mata air yang ditreatment yakni mata air Oeba. "Kami juga ambil beberapa titik dari Bendungan Tilong," ungkapnya.
Dengan ketersediaan air yang sekarang, Noldy mengatakan bisa mencukupi 9.000-an pelanggan. Bahkan proyeksi tahun ini PDAM Kota Kupang bisa menargetkan penambahan 2000 sampai 2500 pelanggan baru. "Hitungan kami bisa melayani, hanya tidak bisa melayani setiap hari. Namun untuk satu minggu ada dua hingga tiga hari pengaliran bisa dilakukan," katanya.
Untuk melayani setiap hari 9.000-an pelanggannya, tambah Noldy, maka membutuhkan debit air sekitar 150 liter per detik dan ketersediaan air yang saat ini mencapai 180 liter per detik. Namun, faktor teknis lain harus diperhitungkan seperti kehilangan air rata-rata di atas 20 persen, selain itu kebocoran kecil di jaringan tersier, gangguan teknis lain seperti pemadaman listrik. Kondisi itu menjadikan air yang sampai ke pelanggan bisa berkurang menjadi 60 persen kekuatan debit airnya.
"Sebenarnya debit air kami cukup untuk 10.000 pelanggan. Namun setelah diperhitungan aspek-aspek seperti itu ternyata hanya cukup sampai 5.000 pelanggan," jelas Noldy. Noldy mengatakan biaya operasional yang menyerap anggaran pada kebutuhan energi seperti bayar solar dan listrik yang mencapai 30 persen.
Ditanya untung PDAM Kota Kupang, Noldy mengatakan PDAM Kota Kupang mendapatkan laba dalam tiga tahun terakhir dan rata-rata tiga tahun terakhir di atas Rp 5 miliar/tahun. Ia menambahkan PDAM tidak fokus pendapatan lantaran mengemban dua fungsi. Selain fungsi ekonomi juga mengemban fungsi sosial. Ketika kami terlalu fokus keuntungan maka akan mengganggu fungsi sosial.
Ia mengatakan harga air PDAM jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli air tangki. Gambarannya, per satu meter kubik bila masyarakat membeli air bersih menggunakan jasa mobil tangki maka mengeluarkan biaya Rp 17.500/satu meter kubik. Sementara bila membayar langganan air PDAM harganya Rp. 4.000 per satu meter kubik. Padahal air PDAM diantar langsung hingga kamar mandi. Selain itu air tangki hanya sampai bak saja," ujar Noldy. Pelayanan bagi pelanggan dengan mengandalkan sumur bor tidak efektif lantaran curah hujan kecil sekali. Selain itu harga untuk satu sumur bor juga mahal sekitar Rp 100 - Rp 200 juta/sumur bor. (aly)
A. DATA SUMBER MATA AIR
1. PDAM KOTA KUPANG : 18 SUMBER AIR TERDIRI 16 SUMUR BOR DAN DUA SUMBER MATA AIR PERMUKAAN. MENGKOVER 39 KELURAHAN.
2. PDAM KABUPATEN KUPANG : 30 SUMBER AIR TERDIRI 16 SUMUR BOR DAN 14 SUMBER MATA AIR PERMUKAAN.
B. DATA PELANGGAN
1. PDAM KOTA KUPANG : 9.000 SAMBUNGAN
2. PDAM KABUPATEN KUPANG : 32.234 SAMBUNGAN
C. PENDAPATAN
1. PDAM KOTA KUPANG : Rp 5 milyar per tahun
2. PDAM KAB KUPANG : Rp 2,7 hingga Rp 5 milyar per bulan
D. KEKUATAN DEBIT AIR
1. PDAM KOTA KUPANG : 300 LITER /DETIK
2. PDAM KABUPATEN KUPANG : 550 LITER/DETIK
SUMBER : PDAM KOTA KUPANG DAN PDAM KABUPATEN KUPANG
Sumber: Pos Kupang 1 Februari 2016 hal 1