Bukit Cinta Lembata |
Ada lagi butir-butir pasir putih memanjang sepanjang pantai mulai dari Tanjung SGB Bungsu hingga di Tanjung Mingar, Kecamatan Nagawutun. Sementara di kejauhan sana, samar-samar terlihat bayang-bayang putih yang juga membentuk garis panjang membingkai pantai Ile Ape.
Panorama alam itu hanya ada di tanah Lomblen dan hanya dapat disaksikan dari puncak Bukti Cinta, "bukit teletabis" yang baru ditemukan beberapa tahun terakhir. Bukit yang satu ini memang sungguh luar biasa.
Selain didekorasi oleh bukit yang berderet-derat di belakangnya, dari bukit ini pula kita merasakan seolah ada "mukjizat" yang sedang terjadi. Bayangkan, arus maut di Selat Watowoko seketika berubah tenang tatkala ditatap dari Bukit Cinta.
Hilir mudik kapal-kapal nelayan, lalulalang bus-bus laut, juga kapal-kapal barang dan kapal penumpang lainnya, seolah-olah sedang melukisi permukaan laut. Belum lagi deburan ombak berbuih putih tak henti-hentinya membingkai daratan, memagari hijaunya pepohonan dan melingkari mutiara-mutiara putih yang terhampar manja di depan mata.
Mungkin karena "mukjizat" itulah, orang-orang Lembata selalu menyebutkan, bahwa bila Anda berkunjung ke kabupaten ini, tidaklah lengkap bila Anda melewatkan Bukit Cinta. Sebab dari bukit inilah Anda akan menyaksikan hebatnya ciptaan Tuhan.
Bukit Cinta tak jauh dari Lewoleba. Bisa dengan mengendarai sepeda motor, bisa pula dengan kendaraan lain. Hanya butuh waktu beberapa saat, Anda sudah tiba di tempat tersebut.Memang, ruas jalan ke lokasi ini masih dihiasi aneka kekurangan. Pertama, di sisi kiri dan kanan jalan beraspal, sudah penuh dengan rerumputan yang tinggi-tinggi. Rerumputan yang tumbuh liar tersebut membuat badan jalan semakin sempit.
Kedua, kondisi jalan ke Bukti Cinta juga berlubang-lubang. Bahkan pada beberapa titik, kerusakannya sudah sangat parah. Lubang-lubang itu semakin lebar, semakin dalam dan semakin memrihatinkan. Bila tubuh Anda kurang fit, misalnya, maka Anda bisa mabuk gara-gara kondisi jalan tersebut. Bila kurang istirahat pun Anda so pasti akan mabuk, karena keadaan jalan itu cukup mengganggu kenyamanan selama berkendara.
Tapi Anda jangan risau. Nasib jalan ini akan segera diakhiri oleh keseriusan Pemerintah Kabupaten Lembata. Terbetik kabar, Komisi V DPR RI telah menyetujui permintaan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur agar ruas jalan dari Wulandoni-Lamalera-Puor-Boto-Labalimut-Bukit Cinta hingga di Balauring, ditingkatkan statusnya menjadi jalan negara.
Jikalau benar kabar ini, maka ruas jalan itu nantinya berubah menjadi jalan negara. Bila telah menjadi jalan negara, berarti keadaannya pasti akan membaik. Kalau begitu, maka sungguh pantas dan layak bila mulai saat ini kita harus melakukan yang terbaik untuk Bukit Cinta.Bukit Cinta tak menuntut sesuatu yang luar biasa. Bukit Cinta juga tak mengharuskan terobosan yang hebat. Yang didambakan hanyalah hal-hal mudah dan sederhana. Misalnya, tak boleh membakar rerumputan di tempat itu. Sebab membakar rerumputan sama artinya dengan mencampakkan keindahan Bukit Cinta.
Berikutnya, Bukit Cinta perlu dijamah lebih serius. Menata Bukit Cinta tak harus dengan mendirikan banyak bangunan. Memoles Bukit Cinta tak selamanya dengan menjadikan lokasi itu sebagai obyek untuk diproyekkan. Yang paling penting untuk dilakukan, adalah memangkas rerumputan secara teratur. Memangkas rerumputan merupakan kunci utama melestarikan kemolekan Bukit Cinta. Mengapa? Karena daya tarik utama tempat itu adalah padangnya yang hijau oleh rerumputan liar.
Memangkas rerumputan itu bukan untuk semua bukit dan lereng di tempat itu. Memangkas rerumputan itu hanya pada area yang saat ini sedang dibangun. Bila rerumputan dipangkas secara baik dan teratur, maka Bukit Cinta itu akan semakin menampilkan keindahan yang tiada duanya.
"Tidak ditata saja Bukit Cinta sudah indah, apalagi kalau ditata secara lebih serius. Saya yakin Bukit Cinta akan menarik semakin banyak orang untuk datang dan menghabiskan waktu di tempat ini," ujar James salah seorang wisatawan mancanegara asal Inggris, yang mendatangi Bukit Cinta, baru-baru ini.
Ungkapan wisatawan tersebut memang benar adanya. Yang jadi pertanyaan, adalah mampukah kita merawat Bukit Cinta dengan hal-hal yang sederhana tadi?
Sanggupkah kita untuk tidak membakar rerumputan sebagaimana yang terjadi selama ini? Sanggupkah kita memangkas rerumputan secara teratur pada area yang biasa ditapaki untuk menyaksikan panorama alam tanah Lomblen dan sekitarnya? Bila dua pertanyaan ini dapat kita jawab bersama-sama dengan kemauan dan komitmen yang tinggi, maka suatu hari nanti Bukit Cinta akan menjadi ikon baru pariwisata Kabupaten Lembata, bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya. Dan, keindahan Bukit Cinta itu akan membawa semakin banyak cinta untuk Lembata yang lebih baik. (frans krowin)
Sumber: Pos Kupang 7 Juni 2015 halaman 2