SBY Tanya Modal Usaha Pedagang

KUPANG, PK--Calon Presiden (Capres) RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanyakan modal usaha yang diperoleh para pedagang di Pasar Kasih Naikoten I, Kupang. Kepada para pedagang SBY menyarankan meminjam modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke BRI. Syaratnya mudah dan bunganya ringan.

"Dari mana modal usaha yang kalian miliki?" tanya SBY. "Modal pribadi bapak," jawab pedagang. "Kalau kalian membutuhkan tambahan modal pinjam di BRI. Di sana ada KUR," kata SBY.

Selain menanyakan modal usaha, SBY juga menanyakan keadaan putra-putri para pedagang. "Putra-putrinya baik-baik? Sampaikan salam saya," pesan SBY. SBY yang berkunjung ke Pasar Kasih Naikoten I, Kota Kupang pukul 10.30 Wita, Minggu (14/6/2009), disambut hangat oleh para pedagang dan pembeli di pasar yang sehari- hari padat itu. Warga berdesakan merebut kesempatan berjabatan tangan dengan SBY dan Ibu Ani Yudhoyono.

Ketika SBY dan Ibu Ani Yudhoyono bersama rombongan tiba di pelataran parkir yang berada di tengah areal pasar, warga yang menunggu sejak pagi langsung menyerbunya. "Lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan," teriak para pedagang dan warga sekitar pasar yang berkumpul di pasar.

Dikawal ketat pasukan pengaman presiden (Pampres), SBY dan Ibu Ani Yudhoyono melangkah menuju ke basar-basar milik pedagang. SBY terus melambaikan tangan kepada ribuan warga yang mengerumuninya.

SBY sempat membeli bawang putih satu karung plastik sekitar kurang lebih 20 kg, milik Ruben Bunga (51), seharga Rp 110.000,00, tapi ajudan SBY membayar Rp 200.000,00.

"Bapak SBY menanyakan harga barang-barang, lalu saya bilang tidak tentu, sering turun naik. Lalu beliau menanyakan harga bawang dan membelinya satu karung seharga Rp 110.000,00, tapi saya dibayar Rp 200.000,00. Ini berkat khusus buat usaha saya. Saya senang karena berjabatan tangan dengan presiden," kata Ruben Bunga yang ditemui usai kunjungan SBY tersebut.

Ruben meminta SBY melanjutkan programnya, jangan hanya mengumbar janji. "Kita perlu bukti," katanya.


Ruben juga mengharapkan SBY menurunkan bantuan presiden (Banpres) untuk relokasi pasar yang terkesan kumuh itu. "Saya berharap beliau melanjutkan programnya dan membantu dana untuk relokasi pasar menjadi lebih baik. Beliau sudah melihat langsung, pasti tergerak hatinya membantu kami," kata Ruben.

Harapan yang sama disampaikan Marsel, Yuliana Lobo dan Aminah. Mereka mengaku senang bertemu dengan SBY. "Kami senang bertemu dengan bapak, sudah pegang tangan lagi. SBY lanjutkan," kata Marsel, Yuliana dan Aminah.

Lain halnya dengan Benimin Pole, Yohanes Lusi, Riky Sanam, Anton Pelokila, Samuel Lende, Yeli Sodak. Mereka mengaku senang, tapi juga kecewa karena kehadiran SBY di pasar membuat warga berdesakan dan menginjak tempat jualan serta barang-barang hingga hancur.

Benimin Pole dan Yohanes Lusi mengalami kerugian sekitar Rp 100.000,00 karena meja tempat jualan jeruk keprok soe diinjak sampai jatuh dan jeruk berserakan hingga hancur. Riky Sanam juga rugi sekitar Rp 100.000,00 karena tahu dan tempe yang dijualnya diinjak hingga rusak. Adi Punga harus gigit jari karena meja tempat jualnya hancur diinjak massa. Selain tenda, sayur-sayur yang dijajakan diinjak hingga hancur, ember tempat tauge hilang dan taugenya hancur diinjak massa.

Anton Pelokila dan Yeli Sodak rugi sekitar Rp 100.000,00 karena barang jualan diinjak hingga hancur. Demikian Samuel Lende, mengalami kerugian karena tomat dan masako hancur diinjak wartawan yang hendak memotret SBY yang membeli bawang.
Sedangkan Halimah (61) dan Ramlah Mahben (60), mengaku senang berjabat tangan dengan SBY. Ramlah menitip harapan agar SBY terpilih kembali dan membuka banyak lapangan kerja sehingga anak-anak mereka bisa bekerja untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

SBY juga diharapkan memperhatikan masalah pendidikan yang masih mahal. Diharapkan janji sekolah gratis pada 2009 ini, benar-benar direalisasikan baik sekolah negeri maupuj swasta. Jika benar demikian, kata Ramlah, meringankan beban tanggungan mereka yang hanya mengharapkan berjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga itu. Untuk kesehatan, mereka sudah bisa dibantu dengan jamkesmas. Selama ini, kata Ramlah, sudah dibuktikan.

SBY dan rombongan berada di Pasar Kasih Naikoten, sekitar 15 menit. Sekitar pukul 10.45 Wita, SBY dan rombongan kembali ke Hotel Kristal, Kupang untuk istirahat siang selanjutnya berkampanye di GOR Oepoi, Kupang.

Perlu Pemerataan
SBY saat kampanye di GOR Oepoi, Kupang, Minggu (14/6/2009), menekankan pemerataan pembangunan secara adil dan merata, termasuk pembangunan di NTT yang masih tertinggal.

Pemerataan pembangunan yang adil dan merata, kata SBY, merupakan salah satu misi yang diembannya bersama Cawapres Boediono untuk membangun bangsa ini lima tahun ke depan, jika dipercayakan rakyat pada Pemilu Presiden, 8 Juli 2009.

SBY menegaskan, untuk memimpin Indonesia lima tahun ke depan adalah melaksanakan pembangunan yang adil dan merata. "Pembanguan lima tahun mendatang tidak boleh membedakan antara Pulau Jawa dan luar Jawa atau antara perkotaan dan pedesaan. Pembangunan harus dilakukan secara merata dan adil di semua daerah," tegas SBY, disambut tepuk tangan massa yang memadati GOR Oepoi.
SBY mengatakan, ada lima aspek yang akan dilakukan untuk membangun Indonesia lima tahun ke depan, jika terpilih, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik (good gouvernance), mewujudkan negara yang demokratis, menegakkan hukum dan berantas KKN serta melaksanakan pembangunan yang adil dan merata.

Pembangunan yang adil dan merata, demikian SBY, adalah pembangunan yang tidak membeda-bedakan antara daerah yang maju dan daerah tertinggal, karena pembangunan itu harus mencakupi seluruh wilayah di Indonesia.

SBY mengatakan, ia telah menjalankan pembangunan yang adil dan merata di Indonesia selama menjabat sebagai presiden. Karena itu, lanjutnya, pembangunan yang adil dan merata akan diteruskan jika dipercayakan memimpin lagi lima tahun ke depan. "Selama lima tahun mendatang hal-hal baik yang telah dilakukan akan dilanjutkan, sedangkan yang kurang akan kita perbaiki dan tingkatkan hasilnya," kata mantan Menko Polkam ini.

Menurut SBY, ada beberapa program pro-rakyat yang telah ia jalankan dan akan dilanjutkan lima tahun mendatang, seperti program bantuan langung tunai (BLT), pelayanan kesehatan masyarakat gratis dan Program Nasional Pembangunan Masyarakat (PNPM) Mandiri. "Untuk program PNPM, pemerintah telah menyalurkan dana sebesar Rp 1,5 miliar sampai Rp 3 miliar kepada setiap kecamatan dan desa/kelurahan," katanya.


Dia menegaskan, sejak lama dirinya membicarakan soal kemandirian dan daya saing dengan mengupayakan agar Indonesia jangan hanya bergantung pada dunia luar dalam mengekspor beras, bila perlu Indonesia harus swasembada beras.

Selain itu, kata SBY, banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, karena itu ia tetap membuka kerja sama dengan negara lain. "Saya tetap membuka kerja sama dengan negara lain, namun itu bukan berarti kita tidak mandiri," katanya.
Menjalin hubungan kerja sama dengan negara lain, kata SBY, sangat penting, namun untuk menjalin kerja sama tentu ada komitmen yang dibangun antara kedua negara yang saling menguntungkan. Jika kerja sama itu menguntungkan, demikian SBY, maka hubungan antar-negara perlu dipererat.

SBY mengemukakan, sejak awal kepemimpinannya ia berobsesi agar Indonesia bisa swasembada pangan. Tahun lalu, obsesi itu telah tercapai, dan saat ini Indonesia tidak lagi menghimpor beras. "Ini bagian dari kemandirian pangan," kata SBY. (gem/aa/den)

Pos Kupang edisi Senin, 15 Juni 2009 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes