Oleh Dion DB Putra
Bola sepak berwarna putih dekil itu melayang tinggi melewati pagar sebuah rumah besar lalu mendarat entah di mana. Tidak kelihatan lagi. Mereka berlima, (para bocah) pemain bola jalanan, berderet di depan pintu gerbang sebuah rumah besar yang tampak sepi. Kelimanya memegang pagar dengan dua tangan dan melayangkan pandang ke segala penjuru. Untuk sesaat mereka terpesona dan melupakan bola sepak tadi.
Begitulah novelis terkemuka Indonesia kelahiran Bogor, V Lestari memulai ceritanya yang bikin penasaran dalam novel Warisan Masa Silam. Bagi Anda penggemar cerita detektif-kriminal tentu tidak asing lagi dengan gaya bertutur V Lestari yang memang sejak tahun 1980-an memfokuskan karyanya pada jalur ini. Dia bisa dilukiskan sebagai Sidney Sheldon-nya Indonesia.
V Letari sangat detil dan teliti dalam meramu ceritanya.Warisan Masa Silam bermula dari aktivitas bocah pemain bola jalanan. Saat mencari bola sepak yang jatuh di halaman rumah kuno dan besar, si bocah laki-laki bernama Kiki menemukan pintu ruang bawah tanah.
Ia penasaran lalu turun ke ruang bawah tanah tersebut. Di sana Kiki menemukan peti antik dengan isi yang membuatnya terkejut dan ketakutan. Ada tengkorak dan tulang-belulang manusiadi peti tersebut!
Dengan gaya bercerita yang mengalir, V Lestari kemudian menguak misteri peti antik tersebut. Isi peti tersebut ternyata warisan masa lalu yang mengerikan dari nenek moyang David, si pemilik rumah kuno tersebut.
Lebih serunya lagi David harus mewarisi bukti kejahatan dari generasi pendahulunya. Bumbu horor pun terus merebak dalam petualangan bocah Kiki selanjutnya. Ada kisah mistis. Hadir pula sosok hantu. Sungguh sebuah cerita fiksi yang menantang sekaligus merangsang pembaca terus mengecapi cerita dari halaman pertama hingga akhir.
Seperti dalam beberapa karya lain sebelumnya, V Lestari pun mewarnai jalan cerita Warisan Masa Silam dengan unsur cinta. Cinta segitiga antara tokoh Kiki, Nana dan Imelda. Imelda adalah kakak Lala yang tinggal di Belanda dan setahun sekali mengunjungi orangtuanya yang merupakan pemilik rumah kuno tersebut. Tokoh Imelda menjadi salah di antara bumbu penyedap jalan cerita.
Kehadiran Imelda yang cantik itu membuat kisah cinta novel ini lebih seru dan menjadikan detik-detik akhir pengungkapan atas warisan jahat masa lalu amat menarik. Misalnya, saat Kiki dan Nana malu-malu kucing berpegangan tangan, Kiki berpaling pada Imelda serta ungkapan perasaan cinta mereka via telepon dan pesan singkat (SMS).
Lalu apa pesan yang bisa kita petik dari novel yang lumayan tebal ini? Satu di antaranya adalah tentang kejahatan dan kebaikan. Sebuah tindak kejahatan itu meskipun Anda bungkus seindah dan secantik mungkin akan terungkap juga suatu ketika. Demikian halnya dengan kebaikan akan menghasilkan buah-buah kebajikan dan kebahagiaan bagi mereka yang menjalaninya.
V Lestari melalui nama para tokoh yang sangat Indonesia seperti Ani, Fani, Budiman, Imelda, Sukri pun bercerita tentang cinta dan keluarga. Juga kerinduan akan keluarga yang harmonis, keluarga yang kuat ikatan cinta kasihnya. Melalui kemasan bahasa yang encer, siapa pun mudah mencernanya dengan baik. (*)
Data Buku
Judul : Warisan Masa Silam
Penulis : V Lestari
Editor : Eka Pudjawati
Jenis : Fiksi (Novel)
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Januari 2013
Halaman : 666
Sumber: Tribun Manado cetak 6 Oktober 2013