Darurat Bencana Sudah Berakhir

Banjir di Manado 15 Januari 2014
Pemerintah Kota (Pemko)  Manado memastikan masa tanggap darurat bencana tidak diperpanjang lagi dan berakhir pada hari Rabu 12 Februari 2014. Masa darurat itu berlangsung hampir satu bulan sejak  banjir bandang menerjang Kota Manado 15 Januari 2014 silam. Meski begitu, pemerintah tetap bertanggung jawab terhadap kebutuhan para pengungsi dan kebersihan kota.

Menurut Wali Kota Manado Vicky Lumentut, masa darurat bencana itu berakhir setelah upaya pembersihan sampah dan lumpur  mencapai angka 90 persen dan akses jalan yang sempat tertutup pascabanjir sudah normal kembali. Kini bencana Manado masuk tahap transisi. Selama periode ini sebanyak 6.896 warga di pengungsian akan tetap mendapatkan makan tiga kali sehari melalui 18 posko dapur umum. Sementara pemerintah menyiapkan relokasi ke tempat tinggal sementara.

"Semua posko tetap masih diaktifkan untuk melayani kebutuhan pengungsi termasuk menerima bantuan untuk korban banjir," kata Lumentut.

Dia juga mengatakan, di masa transisi kegiatan pembersihan masih terus dilakukan  pemerintah bekerja sama dengan semua pihak, termasuk masyarakat. "Termasuk kami juga akan konsentrasi untuk membenahi sejumlah saluran drainase yang tersumbat dan tertutup lumpur dan sampah. Semua trotoar di wilayah terimbas banjir akan dibuka dan dibersihkan," tambah Lumentut.

Kita bersyukur Kota Manado kini berangsur pulih. Aktivitas masyarakat mulai bergairah kembali meskipun masih ribuan orang yang berada di pengungsian dan belum tahu hendak pulang ke mana setelah rumah mereka lenyap diterjang banjir atau tidak layak ditinggali lagi. Penderitaan para korban banjir belumlah berakhir. Masih banyak pekerjaan rumah  (PR) yang harus segera dituntaskan.

Untuk kebutuhan jangka pendek, langkah prioritas setelah berakhirnya masa darurat bencana adalah relokasi pengungsi ke tempat tinggal sementara. Pemko Manado antara lain  sudah menyiapkan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kelurahan Tingkulu. Bagi korban banjir yang berniat pindah ke sana dipersilakan. Mau menetap sementara atau permanen pun diberi kesempatan. Rusunawa di Tingkulu sebanyak 94 unit. Keputusan sekarang ada di tangan warga sendiri. Pindah atau memilih pengungsian atau ke lokasi yang lain.

Untuk relokasi sementara Pemko Manado sebelumnya berencana menggunakan fasilitas umum seperti asrama haji, gedung pameran di Kairagi, gedung KONI di Sario atau GOR Arie Lasut. Warga korban banjir tentu menunggu kepastian kapan mereka boleh pindah ke sana agar tidak berlama-lama berada di pengungsian.

Selain langkah jangka pendek tersebut, kerja besar yang patut diseriusi pemerintah adalah program revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano serta membangun rusunawa di tujuh kecamatan untuk kediaman permanen para korban banjir yang mengikuti program relokasi.

Kita berharap Pemko Manado bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bahu- membahu menuntaskan kedua program prioritas itu. Waktu akan terus bergulir. Jangan sampai rencana mulia tersebut tidak terwujud atau sekadar hiasan kata-kata manis di atas kertas kerja. Masyarakat menunggu bukti keseriusan pemerintah. *

Sumber: Tribun Manado 13 Februari 2014 hal 10
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes