Banjir di Manado 15 Januari 2014 |
Demikian kalimat pembuka berita utama Tribun Manado edisi Kamis 13 Februari 2014. Usaha perhotelan merasa terpukul karena mereka kehilangan pemasukan dalam jumlah besar. Tak sedikit event berskala nasional yang sudah direncanakan berlangsung di Manado pada bulan Januari dan Februari ini, dibatalkan atau ditunda pelaksanaannya gara-gara bencana banjir tersebut.
Para penyelanggara event menganggap Kota Manado belum kondusif untuk menggelar acara. Kerusakan akibat banjir bandang sebulan lalu masih terlihat jamak di berbagai sudut kota. Kalaupun tetap dipaksakan pelaksanaannya berpeluang besar tidak sesuai harapan karena banjir masih menghantui Manado mengingat cuaca ekstrem yang bisa datang kapan saja.
Begitulah fakta yang hadir di depan mata kita semua. Fakta miris itu juga sudah kita rasakan dampak negatifnya. Banjir bandang yang melanda Manado dua tahun terakhir sungguh merupakan promosi buruk bagi ibu kota Bumi Nyiur Melambai ini. Setahun yang lalu, tepatnya tanggal 17 Februari 2013, banjir bandang dan tanah longsor menelan korban jiwa sebanyak 17 orang. Hampir setahun kemudian bencana alam yang sama terulang dengan daya rusak jauh lebih dahsyat!
Maka hari-hari ini memori kolektif masyarakat Indonesia pun komunitas internasional tentang Manado adalah daerah bencana. Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang merenggut korban nyawa serta harta benda tidak sedikit.Sejenak mereka lupa betapa indahnya Manado, betapa mengasyikkan menyelami keindahan bawah laut di Taman Nasional Bunaken, Pulau Bangka dan Lembeh. Mereka pun untuk sementara tak lagi mengingat nikmatnya menu khas Manado yang amat menggoda selera seperti tinutuan. Manado hari ini adalah Manado yang mencemaskan. Manado bukan kota yang menyenangkan.
Kita sedih. Pastilah! Tapi kita tidak boleh menyerah dan berputus asa. Manado harus segera bangkit dari keterpurukan akibat banjir bandang sebulan yang lalu. Mari kita bergandengan tangan, bahu-membahu, saling menguatkan untuk segera bangkit. Mari kita sama-sama kembalikan citra positif tentang Kota Manado yang membuat orang merasa at home ketika berkunjung ke sini. Kembalikan image bahwa Manado adalah destinasi wisata unggulan di Tanah Air yang kelasnya tak berbeda dengan Bali atau destinasi unggulan lainnya di Pulau Sulawesi.
Setelah masa darurat bencana berlalu, kini saatnya kita bekerja lebih keras untuk menuntaskan berbagai masalah yang prioritas. Sebut misalnya, merampungkan pembersihan kota dari sampah dan lumpur, merealisasikan program relokasi pengungsi korban banjir serta revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano. Belum saatnya untuk bersenang-senang. Justru sekarang waktunya bagi pemerintah dan warga Kota Manado bekerja lebih keras dan bekerja secara cerdas. Dalam sprit kebersamaan Kawanua kita yakin Manado bisa! *
Sumber: Tribun Manado 14 Februari 2014 hal 10