MANADO, TRIIBUN - Pemulihan psikologi pascabanjir bandang di Kota Manado 15 Januari 2014 merupakan kebutuhan yang tak kalah penting dibandingkan bantuan makanan, minuman dan lainnya. Hingga sepekan pascabanjir, Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Utara (Sulut) memberikan pemulihan psikologi bagi 300 anak.
"Sudah 300 anak yang terlayani dalam program pemulihan psikologi pasca banjir. Kami sudah turun ke lokasi seperti di Paal 2, Ranotana Weru, Banjer, Pumorow dan Dendengan Dalam," tutur Irwan Lalegit, Komandan Tanggap Darurat PMI wilayah Manado, Jumat (24/1/2014).
Menurutnya, tim akan turun lagi ke sejumlah daerah lain yang terimbas banjir untuk memberikan pelayanan pemulihan psikologi, khususnya bagi anak-anak. "Kegiatan yang diadakan sederhana saja yaitu mengajak mereka bermain, menggambar, berinteraksi, hingga membagikan susu cair. Ini merupakan bagian dari upaya memulihkan trauma psikis pascabencana," demikian Irwan.
Program ini dilaksanakan secara terjadwal di setiap posko kesehatan yang dibangun PMI di lokasi-lokasi terimbas banjir. "Kami juga libatkan dokter anak untuk ikut bersama kami, termasuk untuk pemeriksaan kesehatan anak," ujarnya.
Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut mengaku mendapat laporan ada 200 korban banjir yang mengalami stres. Bagi korban yang mengalami tekanan stres bisa mendatangi Rumah Sakit Ratumbusyang Manado melakukan konsultasi dan mungkin pengobatan. "Semua layanan di rumah sakit bagi korban banjir gratis. Di Rumah Sakit Ratusmbusyang ada psikiater, piskolog yang dapat membantu. Bahkan kita juga dibantu piskolog dari Universitas Kristen Indonesia Tomohon," jelasnya, Jumat (24/1).
Lumentut menyadari bahwa pemulihan mental sangat penting. Untuk itu dia menyampaikan apresiasinya kepada orang-orang yang membantu korban banjir karena meringankan beban, termasuk membantu pemulihan mentalnya.
Terkait pemulihan psikologi korban banjir, Rumah Sakit Ratumbuysang Manado telah membentuk tim khusus. Ketika ditemui Tribun Manado, Jumat (24/1), Elis Ratnawati, SPsi, M.Si, psikolog rumah sakit itu baru kembali dari lokasi banjir. Dia mengakui, trauma para korban jika tidak ditangani secara serius akan memberikan dampak negatif bagi kejiwaan mereka.
Dikatakannya, selain bantuan sandang dan pangan, memberikan motivasi untuk bangkit kembali setelah kehilangan anggota keluarga serta harta benda merupakan langkah urgen bagi para korban. "Kami menemukan pasien sakit jiwa karena adanya peristiwa banjir ini penyakitnya kambuh lagi," ucapnya.
Menurut Elis, dia juga menerima telepon ada pasien di Sario yang rumahnya terkena banjir. Saat banjir melanda, pasien itu berada di luar kota. Ketika ia melihat rumahnya telah hancur penyakitnya kambuh lagi. "Tim kami berupaya lebih pada kesehatan jiwa masyarakat. Kami berikan motivasi dan suport agar bisa mengatasi langsung dampak psikologis," tuturnya.
Elis mengatakan, dia bersama anggota tim lainnya turun ke lapangan dan menemui para korban banjir. "Intinya memberikan motivasi dan semangat. Bagaimana (korban banjir) mempertahankan diri dan mampu menghadapi masalah ini. Jika dia bisa atasi sesuai dengan pertahanan dirinya maka dia akan akan mampu melewati musibah tersebut," ungkapnya.
Dari para korban banjir di Manado, Elis menangkap dua kenyataan. "Ada dua hal yang saya tangkap. Pertama orang yang mau menerima keadaan bahwa memang sudah terjadi dan harus bangkit. Kedua, tidak menerima pada awalnya lalu berusaha membiasakan diri. Kelompok ini membutuhkan suport dari orang-orang seperti kita agar tidak dimakan trauma," tandasnya.
Ditemui secara terpisah, Wadir Yanmed dan Keperawatan RSJ Ratumbuysang Manado dr Enriko Rawung, MARS membenarkan saat ini tim khusus RS Ratumbuysang sedang bekerja secara mobile untuk memberikan pelayanan psikologis kepada para korban banjir. Dia menyebutkan, tim khusus yang beranggotakan delapan orang sudah bekerja sejak Kamis (16/1) atau sehari pascabanjir bandang melanda Kota Manado.
"Mereka bekerja di lapangan dengan turun langsung ke lokasi-lokasi bencana, memberikan pelayanan psikologis dan kesehatan bagi korban banjir bandang. Tim kami juga ke rumah-rumah korban banjir dan mendampingi korban banjir yang berpotensi terganggu kejiwaannya," kata Enriko.
Enriko menyebut lima kelompok yang mendapat pelayanan pascabencana dari timnya. "Pertama korban lanjut usia, kedua ibu hamil melahirkan, ketiga anak-anak balita, keempat orang-orang sakit yang ada di rumah dan kelima orang-orang cacat. Jadi, kelima orang-orang yang lemah ini perlu dapatkan akses bantuan makanan, minuman, pakaian dan layanan kesehatan," ujarnya.
Anak-anak Harus Gembira
Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, kemarin mengunjungi anak-anak yang menjadi korban bencana banjir bandang di Manado. Untuk mencegah trauma, Kak Seto menghibur anak-anak yang terkena bencana. Kata dia, walau dalam keadaan darurat bencana sekalipun, anak-anak harus tetap ceria, gembira dan tidak bersedih."Kepercayaan diri mereka harus selalu konstan dan tidak boleh luntur. Sebab mereka masih dalam usia yang dini dan harus terus disemangati," katanya.
Selama di Manado, Kak Seto memberikan semangat dan pelatihan kepada anak-anak korban banjir. Anak-anak tersebut diberikan layanan perlindungan awal dan pemulihan psikososial serta pemulihan kondisi traumatis. "Bukan hanya makanan dan pakaian yang mereka butuhkan," kata pencipta lagu Si Komo itu. Diungkapkannya, bersama tim dari Jakarta KPAI ia mengunjungi sejumlah lokasi pengungsian anak termasuk di Kelurahan Ranotana Weru, Tikela dan Paal 4.
Kak Seto pun mengimbau kepada para orang tua agar dalam situasi bencana seperti ini jangan emosional meladeni anak. "Hadapi mereka dengan cinta kasih. Orang tua jangan emosional. Jangan menjewer, apalagi pukul," imbaunya. (ika/kel/kev/rbt)
Tombeg: KBM Bisa Tertunda Lagi
KEPALA Dinas Pendidikan Kota Manado Dante Tombeg menegaskan kegiatan belajar mengajar (KBM) baru bisa dilakukan jika sekolah yang diterjang banjir sudah benar-benar bersih dari sampah dan lumpur.
"Memang sesuai jadwal hari Selasa (28/1/2014) depan KBM untuk sekolah-sekolah yang kena banjir akan dimulai. Kita semua berupaya sebelum hari Selasa semua sekolah sudah bersih. Tetapi jika memang masih ada sekolah belum bersih maka KBM belum boleh dilakukan," kata Tombeg, Jumat (24/1/2014).
Menurut Tombeg, kebersihan ruang sekolah dari sampah dan lumpur perlu mendapat perhatian demi kesehatan siswa dan guru. Memaksakan tetap belajar dalam kondisi sekolah kotor justru membuat siswa sakit. "Dari hasil pantauan kami masih puluhan sekolah yang belum benar-benar bersih. Jika demikian, KBM masih bisa ditunda hingga sekolah sudah benar-benar bersih," katanya.
Diakui Tombeg, selain merobohkan ruang kelas, banjir bandang 15 Januari lalu ikut merusak meja dan kursi. "Dana perbaikan sementara diupayakan ke pemerintah pusat. Tapi hal ini jangan sampai jadi halangan untuk belajar. Kami tetap upayakan yang terbaik dan secepatnya menyediakan sarana prasarana belajar," tandasnya.
Akibat banjir bandang, Rabu (15/1) lalu, sebanyak 111 gedung sekolah di Manado mulai dari TK hingga SMA yang rusak. Menurut data Pemko Manado, sekitar 8.000 pelajar terkena dampak banjir bandang dan hingga kemarin belum ikut KBM.
Sesuai anjuran Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang untuk fokus membersihkan sekolah, sebanyak 20 personel dari Kodim 1309 Manado diterjunkan ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 98 Manado di Jalan A Yani Sario Manado, Jumat (24/1). Mereka ditugaskan Dandim Manado, Letkol Inf Indarto Kusnohadi untuk membantu pihak sekolah dan warga sekitar membersihkan sampah dan lumpur.
Prajurit TNI yang dipimpin dua perwira masing-masing Kasi Intel Kapten Inf Yantje Walangitan dan Kasi Ops Kapten Jakob Wenas. Dengan menggunakan sepatu boot, 20 prajurit bahu-membahu membantu masyarakat dan pihak sekolah membersihkan lokasi sekolah dan sekitarnya. Kodim Manado juga membawa dua alkon untuk mengangkat lumpur. Daerah tersebut belum tersentuh tim relawan untuk mengangkat sampah dan lumpur.
Kapten Inf Jakob Wenas mengatakan, pihaknya langsung bergerak setelah mendapatkan informasi bahwa lokasi tersebut belum tersentuh. "Kami diperintahkan Dandim ke sini. "Kasihan anak-anak ketinggalan pelajaran.
Jadi kami usahakan agar hari Senin nanti mereka bisa sekolah," ucapnya.
Aksi bersih sekolah pada Jumat (24/1) juga dilakukan karyawan-karyawati PT Angkasa Pura 1 dan Harian Tribun Manado di SD Negeri 56 Manado. Amina Husain S.Pd, wakil kepala sekolah SD Negeri 56 Manado mengucapkan terima kasih atas kepedulian PT Angkasa Pura 1 dan Tribun Manado. Tim relawan ini bersama para guru membersihkan lumpur dan sampah.
"Setelah bakti sosial di pemukiman warga, kali ini kami bersih-bersih di SDN 56 Manado di jalan Pingkan Matindas," kata General Manager Angkasa Pura Maslin Panggabean melalui Humas Allan Pusung. Terlihat ikut aksi pembersihkan itu Pemimpin Perusahaan Tribun Manado Fahmi Setiadi serta karyawan Tribun Manado. Amina Husain mengatakan, pihaknya terus berusaha agar pada Senin lusa KBM sudah mulai berjalan di sekolah tersebut. "Kami akan berupaya agar siswa bisa kembali belajar," katanya. (ika/kev/fer)
Sumber: Tribun Manado 25 Januari 2014 hal 1