Dandim Manado Hanya Tidur 3 Jam Sehari

Banjir Manado 15 Januari 2014
Pascabanjir di Manado,  Dandim 1309 Manado Letnan Kolonel (Inf) Indarto Kusnohadi jarang  pulang ke rumah dinasnya

SEKITAR pukul 17.00 Wita,  Sabtu (18/1/2014),  Komandan Kodim (Dandim) 1309 Manado Letkol (Inf)  Indarto Kusnohadi terlihat  menaiki mobil dinas dan bergegas  posko bencana dan dapur umum di samping Markas Kodim Manado. "Jadi tolong diingat, saya tunggu hasilnya," katanya kepada anak buahnya.

Dandim bergegas pergi karena ingin menghadiri rapat untuk membahas penanggulan bencana alam. Dia menuju Markas Korem Santiago. Dandim berada  di posko tersebut tak lama. Dia baru saja mengantarkan Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar dan Danrem 131 Santiago Brigjen Musa Bangun  mengunjungi korban banjir dan menyerahkan bantuan.

Seusai menemani Pangdam dan Danrem, Indarto kembali ke Pos Dapur Umum dan Informasi Kodim. Hanya 30 menit berada di situ, Dandim  pergi lagi dan sekitar pukul 19.00 Wita datang kembali mengecek pasukannya yang sedang mendata korban banjir dan logistik. "Kamu sudah makan? Makan dulu sana," ajak Dandim kepada Tribun Manado.

Dandim dan personelnya bekerja tak kenal lelah demi membantu korban bencana banjir dan tanah longsor. Waktu tidur mereka pun berkurang drastis. Dandim  sendiri malam itu  bahkan tidur di posko bencana banjir dan dapur umum dan sudah bangun  pukul 05.00 Wita kemudian pergi mengecek lokasi dan kembali lagi ke posko sekitar pukul 06.00 Wita.

"Wah, saya ini paling lama tidur tiga jam. Saya tidur terkadang jam tiga subuh. Tidur pun di situ," kata Indarto sambil menujuk tempat tidur lipat  di posko tersebut. Ketika banjir melanda, Rabu (15/1), Indarto  ikut turun melakukan evakuasi warga. Dia bahkan merupakan orang pertama turun ke lokasi bersama personel dari Kompi 712. Selain itu, dia juga ikut mengangkat potongan kayu di jembatan Paal 2 yang telah menutupi akses jalan.

Personel TNI memang sudah teruji. Mereka sigap melakukan pekerjaan dalam situasi gawat darurat. Saat arus banjir begitu deras, mereka berenang menembus arus air guna  menolong korban. Pasiter Kodim Manado,  Kapten Inf Vincentius Mamarodia merupakan satu di antara mereka yang melakukan tindakan mulia itu.
Saat banjir bandang menerjang Manado, dia bersama anggota Basarnas dan masyarakat menaiki perahu karet. Tiba-tiba perahu tersebut bocor akibat tertusuk benda tajam di Sungai Tanjung Batu Sario. Mereka pun merapat di daerah tinggi. "Saya harus menyelamatkan warga tapi arus cukup kuat," terangnya.

Vincentius meminta seseorang untuk berenang menuju sebatang pohon besar guna mengikatkan tali. "Tapi sayang orang itu tak tahu berenang. Terpaksa saya yang berenang ke arah pohon. Kami melakukan penyelamatan warga yang rumahnya tenggelam ke rumah. Jadi tali tersebut untuk membantu masyarakat. Dengan memegang tali itu mereka berjalan melewati arus air," ungkap perwira berumur 49 tahun itu. Ketika berenang, dia pun harus melawan arus ombak yang kuat. Keselamatannya dipertaruhkan.

Dandim 1309 Manado Letkol (Inf)  Indarto Kusnohadi  mengatakan,  sebanyak 150 personel anggotanya diturunkan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban musibah tersebut.  Kodim juga menggerakan istri-istri anggota TNI memasak di dapur umur buat korban. Ibu-ibu tersebut memasak untuk kebutuhan 2.500 orang. "Setiap kali keluar ada 2.500 nasi bungkus. Bahan-bahannya pun dari sumbangan warga pihak swasta dan juga warga," urainya.

 Dandim berharap  para korban banjir bersabar karena tidak semua bisa terpenuhi seperti air bersih. "Ini kan situasinya tanggap darurat," tuturnya.  Saat ini, katanya banyak bantuan yang sudah masuk ke posko bencana banjir di Kodim. Oleh karena itu, para korban  tak perlu khawatir. "Jangan dinilai dari barangnya. Mudah-mudahan 14 hari ke depan sudah ada pemulihan dan kemudian bisa dilanjutkan rehabilitasi," tandasnya. (kevrent sumurung)

Sumber: Tribun Manado 20 Januari 2014 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes