I Gede Siman Sudartawa |
PERENANG andalan Indonesia asal Bali I Gede Siman Sudartawa kembali menorehkan prestasi membanggakan. Dialah yang pertama menyumbangkan medali emas dari cabang olahraga (cabor) renang SEA Games 2019.
Siman Sudartawan meraih medali emas nomor 50 meter gaya punggung putra. Persembahannya itu merupakan emas ke-51 bagi Indonesia. Siman tercepat menyentuh finish dengan catatan waktu 25,12 detik di New Clark City Aquatic Arena Filipina, Sabtu (7/12).
Siman juga memperbaiki rekor SEA Games yang ia ciptakan pada tahun 2017 yaitu 25,20 detik. Selain Siman, atlet asal Bali yang menyumbang medali emas bagi Indonesia adalah Maria Londa (lompat jauh) dan pedujo Ni Kadek Anny (perak).
Prestasi itu membanggakan Ni Made Sri Karmini, ibu kandung Siman Sudartawa.
"Ini merupakan partisipasi Siman kelima kalinya di ajang SEA Games sejak tahun 2011 lalu di Palembang," ujar Ni Made Sri Karmnini kepada Tribun Bali, Minggu (8/12).
Prestasi Siman relatif stabil sejak 2011. Hampir di semua event, pemuda asal Desa Tegak, Kabupate Klungkung, Bali tersebut menyumbang medali emas untuk Indonesia. Hanya pada tahun 2015 di SEA Games Singapura, Siman meraih medali perak.
"Sebelum kembali turun di SEA Games 2019 di Manila, Siman mendapat kesempatan ikut pemusatan latihan di Amerika Serikat sejak September lalu," kata Sri Karmini. Selama tiga bulan, Siman mengasah kemampuannya di Virginia Tech University. Selain latihan, dia juga mengikuti beberapa perlombaan di negeri Paman Sam.
Disiplin merupakan kunci sukses Siman mempertahankan prestasinya. Menurut sang ibu, Siman memiliki semangat berlatih yang luar biasa dan patuh pada instruksi pelatih.
Siman sendiri dalam suatu kesempatan pernah mengatakan, meski sibuk latihan dia tidak meninggalkan pelajaran sekolah. Setela pulang latihan dia tetap belajar.
"Siman juga rendah hati. Saya sebagai orangtua selalu mendukung dan berpesan agar tidak lupa berdoa dan apapun hasilnya tetap disyukuri," ujarnya.
Ia berharap Siman terus berprestasi. Tahun depan Siman akan mengikuti PON dan Olimpiade. "Meraih medali Olimpiade tentu menjadi impian bagi setiap atlet, begitu juga Siman," kata Sri Karmini.
Dijelaskannya, Siman tertarik dengan olahraga renang sejak kecil. Ketika Siman di SDN 1 Semarapura Kangin, ia minta izin ikut ekstrakulikuler renang. Dia tertarik pada cabang olahraga ini setelah melihat teman-temannya berenang di kolam Lila Harsana Klungkung.
"Kalau dia renangnya di sungai, saya jadi takut juga. Apalagi jika hujan, jadi saya izinkan untuk ikut ekstrakulikuler renang,” ujar Ni Made Sri Karmini.
Siman mengalami perkembangan pesat. Baru dua bulan mengikuti privat renang, Siman dipercaya mengikuti perlombaan renang di tingkat kabupaten yang dilaksanakan TNI. Siman memperoleh medali.
“Meraih medali di perlombaan tersebut membuat Siman semakin semangat latihan renang. Kelas IV SD, Siman mendapat kesempatan mengikuti perlombaan renang usia dini di Jakarta,” jelas Ni Made Sri Karmini.
Di sinilah perjuangan dimulai. Tidak hanya Siman, namun juga orangtua dan keluarganya. Saat mengikuti kompetisi renang di Jakarta, seluruh biaya ditanggung sendiri peserta.
Demi mendukung sang putra tunggal, kedua orangtua Siman menjual seluruh barang berharganya, mulai dari sapi, mobil, tanah, hingga perhiasan emas. Bahkan keluarga Siman berutang, hingga minta bantuan ke kerabat untuk menutupi biaya tiket dan biaya hidup selama Siman bertanding di Jakarta.
“Saat itu tiket bolak-balik, latihan, hingga biaya hidup semua kita yang tanggung. Kira-kira sampai 25 kali saya dan Siman bolak-balik Jakarta. Saya rela seperti itu karena saya lihat prestasi Siman di renang terus mengalami peningkatan, sehingga kita harus dukung itu,” ujarnya.
Siman akhirnya direkrut bergabung dengan klub renang di Jakarta dan mengikuti pemusatan latihan. Siman mulai berlatih di kolam sepanjang 50 meter.
Tahun 2009, Siman sudah menetap di Jakarta dan memperoleh emas Porprov Bali tahun 2009. Pada tahun 2010, Siman ikut Asian Games di Guangzhou Tiongkok. Namun, ia belum memperlihatkan prestasi mentereng.
Setahun kemudian barulah Siman menyumbang medali emas bagi Indonesia di ajang SEA Games 2011. Bahkan dia memborong 4 medali emas.
Tahun 2012, pemuda kelahiran 8 September 1994 tersebut ikut Olimpiade London. “Walau tidak mampu mendulang prestasi, namun di usianya yang ke 18 tahun, dia bisa ikut ajang dunia seperti itu sudah merupakan prestasi yang luar biasa bagi Siman," kata Ni Made Sri Karmini.
Setelah berbincang tentang segala prestasi Siman di kediamannya, Sri Karmini mengajak Tribun Bali ke perkebunan durian di Desa Tegak, Klungkung. Di lokasi itu, ayah Siman yakni I Ketut Sudartawa sedang memberi pakan ratusan ekor bebek peliharaan.
Kedua orangtua Siman tetap menjadi peternak bebek dan usaha telur asin. “Seperti inilah kesibukan kami. Kalau ada waktu, salah satu dari kami, bisa saya atau ayahnya menyempatkan diri untuk menengok Siman di Jakarta. Kami gantian, kalau Ayahnya ke Jakarta, jadi saya yang mengurus kandang dan sembahyang di rumah. Kalau saya yang ke Jakarta menengok Siman, ayahnya yang di rumah,” kata Sri Karmini
Meskipun sudah berprestasi hingga ajang internasional, Siman tetap anak sederhana dan semua penghasilannya diserahkan pada ayah dan ibunya.
“Apapun yang dia dapat, itu untuk membahagiakan orangtua. Ia hanya membawa sedikit uang untuk jajan, sisanya pasti orangtuanya yang diminta untuk mengaturnya,” jelas Made Sri Karmini.
Di mata sang ibu, Siman adalah remaja pendiam namun mudah akrab dengan orang lain. Siman juga suka humor dan supel bergaul.
“Dia itu dekat dan terbuka dengan ibunya. Saat persiapan SEA Games tahun ini, mes untuk cabor renang kebetulan ada di Mengwitani, dan latihannya di Blahkiuh. Jadi Siman hampir setiap Sabtu pulang dan hari Minggu balik lagi karena Senin kan harus latihan lagi,” demikian Sri Karmini.
(eka mita suputra)
Biodata
Nama Lengkap : I Gede Siman Sudartawa
Nama Panggilan : Siman
TTL : Klungkung, 8 September 1994
Bidang Atlet : Renang
Alamat : Dusun Tengah Desa Tegok Klungkung
Ayah : I Ketut Sudartawa
Ibu : Ni Made Sri Karmini
Sumber: Tribun Bali 9 Desember 2019 halaman 1