Pencarian Korban Sitaro Dihentikan

SIAU, TRIBUN  - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro) Provinsi Sulawesi Utara resmi menghentikan pencarian terhadap 31 korban hilang akibat puting beliung Sabtu pekan lalu.

Hal ini berdasarkan kesepakatan dengan pihak keluarga korban yang sebagian besar tinggal di Desa Nameng, Kecamatan Siau Barat Utara. Demikian Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Sitaro James Marthin kepada Tribun Manado, Jumat (31/1/2014).

"Bupati dan jajaran pimpinan Pemkab Sitaro menghadiri ibadah pemakaman di Nameng tadi siang dan sejak hari ini Pemkab menghentikan proses evakuasi berdasarkan kesepakatan dengan keluarga-keluarga korban," ujarnya.

Ia menjelaskan, sejak bencana itu terjadi Sabtu (25/1), Bupati Sitaro Tonny Supit setiap hari ke lokasi kejadian yaitu di dermaga Desa Nameng. Bahkan bupati  ikut mencari para korban bersama tim gabungan Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat.

"Bupati  selalu mendampingi keluarga korban. Keputusan untuk ibadah pemakaman hari ini juga berdasarkan permintaan dari keluarga korban," katanya.
Usai ibadah kemarin,  kata,  James, Pemkab Sitaro  resmi menghentikan pencarian tetapi jika ada relawan yang mau melakukan pencarian dipersilahkan. "Lokasi bencana sangat sulit. Terlalu beresiko untuk evakuasi karena kemungkinan besar para korban tertimbun material padat dan ada di dasar laut," ujarnya.

Sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sitaro Gandha Mulalinda menambahkan,  banyak pejabat Sitaro yang ikut ibadah di Nameng. "Banyak yang hadir dan sampai sore masih ada di lokasi kejadian," katanya. Ia mengatakan, keluarga korban sudah ikhlas. "Para korban tertimbun material di dasar laut  berupa palung. Arus masih deras jadi sangat berbahaya  untuk menyelam mencari para korban," ujarnya.

Seperti diwartakan sebelumnya,  Sabtu (25/1) pagi,  puluhan warga Desa Nameng, Siau turun dari kampung mereka menuju dermaga di pantai antara Desa Nameng dan Bukide. Mereka hendak ke Pasar Ulu Siau menggunakan perahu motor. Sekitar pukul 09.00 Wita saat ABK perahu masih menunggu kedatangan seorang penumpang, hujan turun di wilayah itu disertai angin kencang.

Menurut saksi mata, angin puting beliung yang datang tiba-tiba membuat air laut seperti terangkat ke atas lalu terhempas di atas sela-sela lereng perkampungan di pantai itu. Air kembali tercurah dari lereng ke arah laut, berubah seperti banjir bandang yang menghantam perahu di pantai. Perahu terguling, tercabik-cabik. Para penumpang diterjang air bah bercampur material  batu, pasir dan kayu. Sebagian besar penumpang terhempas ke laut dan sebagian tertimbun material longsoran dari perkampungan. Hingga kini baru tiga korban tewas yang ditemukan, sedangkan lima korban yang terluka menjalani perawatan di RSUP Kandou Manado .(dit)

Sumber: Tribun Manado 1 Februari 2014 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes