Dion DB Putra |
kampung kecil di pelataran bukit Desa Wolosoko, Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 13 Juni 1969.
Dia merupakan putra keempat dari tujuh orang bersaudara anak pasangan Thomas Bata (1933-2002) dan Theresia Masi (1943-2011). Ayahnya seorang guru Sekolah Dasar (SD) dan ibunya hanya sempat mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Rakyat (SR).
Pendidikan formal terakhir diselesaikan Dion di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Nusa Cendana Kupang (Undana) tahun 1995. Pendidikan non formal pun dikecapinya baik di dalam maupun di luar negeri. Terakhir pada bulan Maret 2010, Dion mengikuti pelatihan kepemimpinan di Jerman yang difasilitasi lembaga Friedrich Naumann Stifung (FNS).
Dion terjun di dunia jurnalistik dalam usia sangat muda yaitu tahun 1989 sebagai koresponden sejumlah mingguan terbitan lokal NTT maupun nasional. Tahun 1992, Dion bergabung dengan Harian Pos Kupang (Kompas Gramedia Group). Dion menjadi wartawan koran harian pertama di Provinsi NTT sejak awal terbit 1 Desember 1992 hingga menjadi Pemimpin Redaksi (2005-2011). Dia pernah ditugaskan meliput di Australia (1995, 1996), Timor Leste (1997, 2009) dan lawatan ke Jerman (2010). Di dalam negeri Dion sudah banyak berkeliling di berbagai pelosok Nusantara terutama dalam lingkup koran jaringan Kompas Gramedia. Sejak tahun 2012 hingga sekarang Dion ditugaskan membantu manajemen Harian Pagi Tribun Manado sebagai Manajer Produksi.
Sejak tahun 1992 itu pula Dion menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Tahun 1997-2012 masuk pengurus harian, Ketua Bidang Organisasi PWI Cabang NTT (2002 2007) dan tahun 2008 terpilih secara aklamasi sebagai Ketua PWI Cabang NTT periode 2008 2012. Dalam Konfercab di Kupang tahun 2012, Dion lagi-lagi dipilih aklamasi untuk menahkodai PWI Provinsi NTT periode 2012-2017.
Pelatihan di lingkup PWI yang pernah dijalaninya antara lain Pelatihan Pelatih PWI Pusat (2001) dan pelatihan Saksi Ahli Dewan Pers tahun 2010. Tahun 2011 saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kota Kupang, Dion mampu membangun tim yang solid hingga peringatan HPN 2011 berjalan lancar dan sukses. Kala itu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tiga hari berada di NTT, termasuk bermalam di daerah perbatasan Belu-Timor Leste.
Tuan HPN pada tanggal 7-10 Februari 2011 merupakan pengalaman pertama Propinsi NTT menggelar event berskala nasional yang menghadirkan ribuan anggota delegasi dari seluruh Indonesia termasuk perwakilan dari tujuh negara asing. Akomodasi hotel di Kupang yang sangat terbatas tidak mengurangi makna peringatan HPN tahun 2011. Sejak sukses menggelar HPN 2011, geliat ekonomi Kota Kupang berubah drastis.
Dion termasuk produktif menulis. Beberapa karyanya, Buku Menjadi Lilin Bagi Sesama, Mengenang Valens Goa Doy & Julius Siyaranamual, Penerbit Pos Kupang, Juli 2005), Achtung Afrika, Buku Panduan Piala Dunia 2006, Penerbit Pos Kupang, April 2006), Buku 15 Tahun Pos Kupang: Suara Nusa Tenggara Timur, editor bersama Tony Kleden dan Maria Matildis Banda, Penerbit PT Timor Media Grafika, November 2007), Buku 50 Tahun Ziarah Pangan Nusa Tenggara Timur, editor bersama Tony Kleden dan Jonatan Lassa, Penerbit PT Timor Media Grafika, Juli 2009), Buku Bola itu Telanjang, Penerbit Lamalera Yogyakarta, Juli 2010). Bagi ayah dua orang anak ini menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan! *
Dari Buku: Hiruk Pikuk Pilkada dan Kursi Dewan, 2014