Bermodal sepatu boots, Rabu pagi kemarin Gubernur Sarundajang menyambangi kawasan Tikala, Paniki, Paal Dua dan lokasi bencana lainnya
HARI ini, Kamis 16 Januari 2014, Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHA) genap berusia 69 tahun. Jauh hari sebelumnya SHS berencana menggelar acara pesta HUT di Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara. Namun, acara itu mendadak ia batalkan setelah banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah Sulut, Rabu (15/1/2013).
Menurut gubernur, tidak pantas dia merayakan ulang tahun di tengah penderitaan korban banjir dan tanah longsor. "Saya tidak merayakan ulang tahun dengan keadaan bencana seperti ini. Cukup ibadah kecil dengan keluarga dan staf," ujar Sarundajang kepada Tribun Manado di rumah dinas Gubernur Sulut seusai memantau lokasi bencana di Manado, Rabu (15/1).
SHS mengatakan, dia tetap bersyukur dapat merayakan ulang tahun ke-69. "Kendati dalam keadaan bencana tetapi harus tetap bersyukur, tapi untuk pelaksanaan terbuka sampai menerima tamu yang banyak di Desa Tatelu saya batalkan," ungkap anggota dewan pembina Partai Demokrat ini.
Saat banjir bandang melanda Kota Manado, Gubernur SHS bersama sejumlah staf langsung meninjau lokasi. Bermodal sepatu boots, Rabu pagi kemarin SHS menyambangi kawasan Tikala. Meski mau turun dari mobil, namun keadaan tak memungkinkan. Siang harinya, Gubernur SHS menuju Kantor BMKG di Paniki. Setelah itu, berturut turut ia meninjau banjir di Kelurahan Paal 2, Ranotana Weru,
dan Tanjung Batu.
Gubernur mengaku prihatin. "Memang ini gejala alam, tak bisa kita hindari. Betul- betul sangat memrihatinkan karena ada yang rumahnya hanyut, mereka cuma punya pakaian di badan," ujarnya lirih. Sejumlah warga yang ia kunjungi memohon bantuan darurat. "Kiranya para korban bisa segera menempati rumah yang nyaman. Itu memang tidak begitu cepat, tidak seminggu dua minggu. Tapi kita akan segera komunikasikan dan koordinasikan dengan pemerintah Lota Manado, Minut, Minahasa, Tomohon," kata SHS.
Dari kunjungannya ke BMKG ia memperoleh informasi , bencana di Sulut kali ini merupakan imbas dari tekanan rendah di Mindanao Selatan, Filipina. "Kebetulan siklus yang sering terjadi di bulan Januari. Menurut prediksiBMKG, ini bisa berlangsung sehari atau dua hari ke depan, tapi mudah-mudahan tidak," ujarnya.
Diakuinya, curah hujan yang terjadi pada pukul 10.00 hingga 11.00 Wita, Rabu (15/1) sangat tinggi "Saya saksikan tadi luar biasa (penumpukan awan). Tidak menyangka terjadi seperti ini, ini melebihi dari beberapa tahun lalu. Korban manusia ada, saya dapat laporan," katanya.
Informasi ia peroleh ada kendaraan masuk jurang diseret material tanah longsor
di daerah Tambulinas Tomohon. "Saat kendaraan berhenti karena macet, datanglah air tanah bebatuan dari tebing, mereka terjebak tidak bisa berbuat apa-apa. Tim SAR turun ke sana," beber mantan Wali Kota Bitung ini.
Sebab itu, tindakan pertama pemerintah menyelamatkan jiwa manusia. Setelah itu, menolong korban yang kehilangan rumah. "Ada kurang lebih saya tahu 200 rumah itu pun perhitungan kasar. Besok (hari ini) kita belum tahu persis berapa sebenarnya rumah yang hanyut. Saya pikir lebih dari itu (200 rumah) dan jumlah KK sekitar 500. Tapi ini belum pasti," katanya. Untuk kebutuhan makan minum, kata SHS, pemerintah sudah mendirikan dapur umum dan posko bencana "Sudah dibangun agar pengungsi bisa dilayani makan. Yang penting tanggap darurat sudah dilakukan sesuai kemampuan," demikian gubernur. (riyo noor)
Sumber: Tribun Manado 16 Januari 2014 hal 1