Diskusi dengan Danrem 161 WS, A Yuliarto (ist) |
"Untuk menyegarkan suasana sebaiknya saya buka dengan sebuah lagu," kata Danrem disambut aplaus. Diiringi alunan musik lembut, jenderal murah senyum itu pun melantunkan lagu Flobamora yang sungguh menghangatkan suasana pertemuan di Markas Korem 161 Wirasakti di Jl. WJ Lalamentik Kupang.
"Saya baru satu setengah tahun di sini. Tapi saya mencintai Flobamora. Kalau tidak penting sekali, saya lebih memilih berkunjung ke daerah di NTT daripada ikut pertemuan di Jakarta. Ke sana biar diwakilkan saja," katanya.
Acara ramah-tamah dengan kalangan pers merupakan agenda rutin Korem 161 Wirasakti Kupang. Pertemuan kemarin merupakan yang kesekian kalinya. Dari kalangan media hadir antara lain, Kepala Stasiun TVRI NTT, Miswaruddin, Pemimpin Redaksi (Pemred) Harian Timor Express, Simon Petrus Nilli, Pelaksana Harian Pemred Pos Kupang, Benny Dasman, Redaktur Pelaksana Harian Victory News, Damianus Ola, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah ( KPID) Provinsi NTT, Yos Gerrard Lema, Ketua PWI Provinsi NTT, Dion DB Putra, Sekretaris PWI NTT Zacky W Fagih, para redaktur serta wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di NTT. Hadir juga prajurit TNI dari berbagai Kodim di NTT yang sedang menjalani pelatihan jurnalistik di Kupang.
Dalam sambutannya yang sesekali diselingi canda tawa, Danrem Achmad Yuliarto menjelaskan berbagai aksi nyata TNI Angkatan Darat di Nusa Tenggara Timur. Danrem kembali menjelaskan perkembangan budidaya tanaman kelor di beberapa daerah di Pulau Timor dan Alor. "Masyarakat NTT kini mulai menyadari nilai ekonomis tanaman kelor," ujarnya.
Untuk membantu masyarakat NTT mengatasi krisis air bersih, lanjut Danrem, prajurit TNI telah memasang 103 unit pipa ram hidrolik di beberapa kabupatan. TNI pun giat membantu pemerintah daerah dalam program sosialisasi swasembada pangan. "TNI bantu distribusi alat tanam padi. Mengecek distribusi pupuk. Tanam dan panen bersama masyarakat," jelasnya.
Khusus di daerah perbatasan antara Indonesia dan negara Timor Leste, Danrem menjelaskan tentang aksi tentara masuk sekolah. Prajurit TNI menjadi guru. "Selain mengajar mata pelajaran seperti matematika, saya minta prajurit TNI ajarkan anak-anak di perbatasan menyanyikan lagu untuk bangkitkan nasionalisme seperti Maju tak Gentar, Tanah Airku Indonesia dan lainnya," kata Danrem.
Untuk generasi muda, khususnya pemuda dan mahasiswa, Danrem berbagi tentang latihan bela negara yang mendapat respon positif dari orang muda. "Saat evaluasi, ada yang bilang pelatihan bela negara selama tiga hari itu terlalu singkat. Mereka maunya sampai dua minggu," kata Danrem. Terakhir, Danrem menyebut pelatihan jurnalistik bagi prajurit TNI. "Saya mau prajurit TNI itu harus bisa menulis. Makanya perlu diajarkan langsung oleh para pakarnya," kata Danrem. (osi)
Sumber: Pos Kupang 27 Maret 2015 halaman 6