Serena Williams (ist) |
Serentak dengan itu, pemuja lawn tennis sontak mengingat satu nama, Serena Jameka Williams (39).
Wanita atlet berdarah Afro-Amerika ini tetap berdiri kokoh di lapangan tenis dunia. Padahal usianya hampir kepala empat.
Dan, dia masih masuk 10 besar petenis putri terbaik sejagat. Awal 2020 peringat 9 WTA.
Amazing! Sulit mencari alasan untuk tidak mengaguminya.
Lama nian jagat tenis lapangan tidak lagi menulis tentang teman seangkatan Serena atau yang lebih muda darinya.
Sebut misalnya Arantxa Sánchez Vicario (Spanyol), Mary Pierce (Prancis), Martina Hingis (Swiss), Monica Seles, Lindsay Davenpor (AS), Ai Sugiyama (Jepang), Ana Ivanovic (Serbia), Justine Henin, Kim Clijsters (Belgia), Elena Dementieva (Rusia) atau Caroline Wozniacki (Denmark).
Bahkan baru saja petenis yang jauh lebih yunior yaitu Maria Sharapova (Rusia) memilih pensiun pada usia belum genap 33 tahun setelah tersangkut skandal doping dan cedera hingga peringkatnya terjun bebas ke level 300-an.
Kepergian nama-nama tersebut di atas makin mengukuhkan status immortal alias abadi pada seorang Serena Williams.
Petenis kelahiran 26 September 1981 yang memulai karier profesional 1995 ini masih bersaing dengan petenis milenial. Garbine Muguruza (Spanyol), Ashleigh Barty (Australia), Naomi Osaka (Jepang), Sofia Kenin (AS) atau Angelique Kerber (Jerman). Usia mereka rata-rata di bawah 25 tahun.
Kebugaran fisik serta konsistensi prestasi seolah menegaskan, semua orang boleh datang dan pergi tapi Serena Williams masih ada di sana, di panggung tenis paling keras sejagat berlabel WTA (Women's Tennis Association) tour.
Pada awal karir profesionalnya, komentator seperti Chris Evert, John McEnroe dan Mary Carillo menyebut Serena sebagai Si Manis dari Michigan yang "Berisik dan Mengganggu." Mengacu pada bunyi manik-manik rambutnya saat bermain.
Sejarah kemudian membuktikan prestasi Serena Williams benar-benar berisik dan mengganggu tidur malam lawan-lawannya.
Sempat mengalami diskriminasi pada masa bocah lantaran warna kulit, Serena merupakan nama agung dunia tenis sejak penghujung abad lalu hingga dua dekade awal abad ke-21 ini.
Untuk petenis putri, hanya empat nama yang pantas berdiri sejajar. Chris Evert Lloyd, Martina Navratilova, Steffi Graff dan Serena Williams. Nama yang takkan lekang oleh waktu.
Secara spesifik Serena bahkan menyandang status petenis Afro-Amerika satu-satunya yang paling sukses dalam sejarah.
Serena Williams merupakan petenis profesional AS tersukses setelah Chris Evert dan Navratilova. Dia mengoleksi 23 gelar tunggal. terbanyak baik untuk petenis pria maupun wanita di era tenis terbuka WTA
Dia menempati peringkat 1 di nomor tunggal pada delapan kesempatan terpisah antara tahun 2002 dan 2017.
Tak seorang pun pernah meraih rekor prestisius itu.
Ia pertama kali menjadi petenis putri nomor satu dunia 8 Juli 2002.
Pada kesempatan keenamnya, ia memegang peringkat tersebut selama 186 minggu berturut-turut, menyamai rekor petenis legendaris Jerman Steffi Graf.
Secara total, ia menjadi nomor 1 selama 319 minggu, yang menempati peringkat ketiga setelah Steffi Graf dan Martina Navratilova.
Mengutip data WTA dan Wikipedia, Serena Williams memegang gelar Grand Slam terbanyak di nomor tunggal, ganda dan ganda campuran di antara petenis aktif saat ini.
Serena Williams mengoleksi 39 gelar Grand Slam, terdiri dari 23 di nomor tunggal, 14 gelar ganda putri dan dua nomor ganda campuran.
Pencapaian luar biasa karena tidak semua petenis piawai bermain apik di setiap nomor.
Dia menyamai rekor Lod Laver dan Graf sebagai pemegang empat gelar tunggal Grand Slam secara bersamaan (2002–2003 dan 2014–2015).
Dia pemain teranyar yang memenangkan gelar Grand Slam di setiap tipe lapangan (keras, tanah liat dan rumput) dalam satu tahun kalender (2015).
Bersama kakaknya Venus Williams, Serena genggam keempat gelar ganda putri Grand Slam (2009-2010).
Menghasilkan hampir 29 juta dollar AS hadiah uang dan sponsor, Serena adalah atlet wanita dengan bayaran tertinggi pada tahun 2016.
Dia mengulangi prestasi ini tahun 2017 ketika menjadi satu-satunya wanita dalam daftar Forbes dari 100 atlet dengan bayaran tertinggi yaitu 27 juta dollar AS.
Dia memenangkan penghargaan Laureus Sportswoman of the Year empat kali (2003, 2010, 2016, 2018), dan pada Desember 2015, dinobatkan sebagai Sportsperson of the Year oleh majalah Sports Illustrated.
Tahun 2019, ia berada di peringkat 63 dalam daftar atlet dengan bayaran tertinggi versi majalah Forbes.
Kaya raya tapi dermawan. Tidak pelit. Begitulah karakter Serena.
Tak secuil duit yang telah dia gelontorkan untuk karya amal selama 20 tahun terakhir.
Fokusnya pada pendidikan, kesehatan. olahraga dan pemberdayaan kelompok rentan.
Beberapa bisa disebut sebagai umpama. Melalui Yayasan Serena Williams, dia mendanai pembangunan Sekolah Menengah di Kenya, Sekolah Dasar di Jamaika, menyediakan beasiswa universitas bagi siswa kurang mampu di Amerika Serikat.
Serena terlibat aktif dalam sejumlah klinik di sekolah dan pusat-pusat komunitas, terutama yang memiliki program bagi kaum muda berisiko.
Dia membantu kaum muda yang ingin belajar tenis tetapi fakir secara sosial dan ekonomi.
Dia menerima penghargaan dari Avon Foundation tahun 2003 untuk dedikasinya dalam kampanye melawan kanker payudara.
Sejak 2016, Serena dan Venus berkolaborasi dalam Dana Williams Sisters untuk proyek-proyek filantropi.
Bertenaga, Konsisten dan Akurat Serena Williams memiliki gaya permainan yang khas. Dia akan
mengendalikan lawan sejak memukul bola servis pertama.
Servisnya terkenal keras dan konsisten sepanjang pertandingan.
Pengembalian servis pun sama akuratnya. Kekuatan lainnya adalah groundstroke, pukulan forehand dan backhand.
Forehand Serena dianggap sebagai salah satu tembakan paling bertenaga di jajaran petenis putri. Demikian pula backhand dua tangannya.
Serena Williams memukul groundstroke punggung menggunakan posisi terbuka, dan menggunakan posisi terbuka yang sama untuk forehandnya.
Penulis dan jurnalis tenis melukiskan pola permainan agresif Serena Williams sebagai gaya berisiko tinggi.
Namun, dia piawai mengimbangi dengan servis yang bertenaga dan konsisten. Skill ini tak banyak dimiliki petenis wanita.
Dia cerdas memproyeksikan langkah dan penempatan bola terukur dengan servisnya.
Di Australia Open 2013, misalnya, ia mencatat kecepatan servis puncak 128,6 mph (207,0 km / jam) yang merupakan waktu tercepat ketiga di antara para pemain wanita (hanya Venus 129 mph dan pencapaian Sabine Lisicki 131 mph yang lebih cepat).
Kunci suksesnya membuat servis mematikan adalah penempatan bola dan kemampuannya melepaskan tembakan kuat berakurasi tinggi.
Pada kejuaraan 2012 di Wimbledon, ia mencapai rekor 102 ace, lebih banyak daripada yang diraih petenis pria mana pun selama dua minggu.
Tergolong langka karena ace lebih sering terjadi dalam permainan pria.
Serena pun memiliki overhead solid dan kuat. Meskipun banyak yang menganggapnya pemain ofensif, dia sesungguhnya memiliki pola pertahanan tangguh.
Dia sangat senang bermain di lapangan tanah liat karena memberinya waktu tambahan untuk mengatur bidikan memperdayai lawan.
Serena Williams tahan banting. Mentalnya tidak rontok meski sudah tertinggal poin dari lawan.
Dia meraih tiga gelar tunggal Grand Slam setelah menyelamatkan poin krusial (semifinal Australia Open 2003 lawan Kim Clijsters, semifinal Australia Open 2005 melawan Maria Sharapova, dan semifinal Wimbledon 2009 menghadapi Elena Dementieva).
Dia mengejar defisit 3-5 pada set ketiga melawan Kim Clijsters di AS Terbuka 1999 dalam perjalanan menuju gelar tunggal Grand Slam pertamanya.
Di final AS Terbuka 2012 melawan Victoria Azarenka, ia tertinggal 3-5 pada set ketiga dan tersisa dua dua poin lagi akan tersungkur.
Di luar dugaan Serena melakukan counter attack menakjubkan dan mengalahkan Azarenka.
Di babak semifinal Prancis Terbuka 2015, Serena sakit, tertatih-tatih dan hampir tidak bisa berjalan. Namun, dia terus bertahan hingga mengalahkan lawannya, Timea Bacsinszky, 6-0 pada set ketiga.
Kemenangan mustahil lainnya terjadi di babak ketiga Wimbledon 2015.
Dia pulih dari dua kali istirahat dalam set ketiga untuk mengalahkan petenis wanita nomor satu Inggris Raya, Heather Watson.
WTA mencatat Serena Williams bangkit dari ketertinggalan untuk menang dalam 37 pertandingan level Grand Slam. Mental baja yang langka.
Keluarga Besar
Serena Williams hidup dalam lingkungan keluarga besar yang rukun. Dia lahir di Saginaw, Michigan, buah kasih pasangan suami istri Richard Williams dan Oracene Price.
Serena anak bungsu dari lima putri Price, saudara tiri Yetunde, Lyndrea, Isha Price dan kakaknya, Venus Williams.
Ia juga memiliki setidaknya tujuh saudara tiri dari pihak ayah.
Ketika anak-anak masih kecil, keluarga Williams pindah ke Compton, California, di mana Serena Williams mulai bermain tenis pada usia empat tahun.
Ibunya adalah pelatih resmi pertama. Mentor lain yang membantunya pelajari permainan itu termasuk Richard Williams, sang ayah yang di kemudian hari mendirikan The Venus and Serena Williams Tennis Tutorial
Academy.
Ketika Serena berusia sembilan tahun, keluarganya pindah dari Compton ke Pantai Palm Barat, Florida, sehingga ia bisa masuk akademi tenis Rick Macci.
Macci tak selalu setuju dengan cara Richard Williams mengasuh anaknya.
Tetapi Macci menghormati Richard memperlakukan anak perempuannya seperti anak-anak, membiarkan mereka menjadi gadis kecilnya. Yang kadang manja.
Richard berhenti mengutus putrinya ke turnamen tenis junior nasional ketika Serena berusia 10 tahun karena dia ingin putrinya fokus pada sekolah.
Pengalaman rasis juga berkontribusi. Selama mengikuti turnamen, Richard Williams mendengar orang kulit putih bicara tentang Serena dan Venus dalam rupa cara yang merendahkan.
Padahal kala itu Serena mengoleksi rekor 46–3 pada tur junior Asosiasi Tenis AS dan berada di peringkat nomor satu di antara pemain di bawah 10 tahun di Florida.
Tahun 1995 ketika Serena berada di kelas sembilan, sang ayah mengeluarkan dia dari akademi Macci dan melatihnya di rumah.
Serena baru benar-benar terjun sebagai petenis profesional pada usia 16 tahun.
Malam Romantis di Roma
Serena Williams menikah dengan pendiri Reddit, Alexis Ohanian. Ohanian melamar Serena Williams di Kota Roma pada malam romantis dua pekan menjelang Natal yaitu 10 Desember 2016.
Tanggal 30 Desember 2016, Serena Williams mengumumkan pertunangannya dengan Ohanian di sebuah pos Reddit.
Sebelas bulan berikutnya mereka menikah 16 November 2017 di New Orleans, AS. Para tamu di pesta pernikahan spesial itu termasuk pesohor Beyonce, Anna Wintour, Kelly Rowland dan si cantik Kim
Kardashian West.
Pada 19 April 2017, Serena unggah foto dirinya di Snapchat yang berfokus pada bagian tengah tubuh. Judulnya, "20 minggu", memicu spekulasi fansnya bahwa Serena sudah berbadan dua.
Fakta bahwa dia hamil 20 minggu saat mengumumkannya, berarti dia hamil 8 minggu kala memenangi Australian Open pada Januari tahun 2017.
Serena kemudian mengkonfirmasi posting foto di Snapchat adalah sebuah kecelakaan.
Sebenarnya dia hanya bermaksud menyimpan foto itu untuk catatan pribadi.
Pada September 2017, Serena Williams melahirkan seorang anak perempuan lewat bedah cesar karena emboli paru selama persalinan.
Dia menderita emboli paru lagi setelah melahirkan.
Pada Agustus 2018, Serena Williams mengakui ia sempat depresi pascapersalinan.
Sakit lagi-lagi tidak meruntuhkan mental bertandingnya.
Tanggal 30 Desember 2017, Serena memainkan pertandingan pertama sejak melahirkan,
laga eksibisi di Abu Dhabi. Kalah dari juara bertahan Prancis Terbuka Jeļena Ostapenko.
Sebagai seorang ibu, Serena Williams memenangkan gelar tunggal pertamanya di ASB Classic 2020.
Dia mengalahkan berturut-turut, Giorgi, McHale, Siegemund, Anisimova dan Jessica Pegula di final. Dia juga mencapai babak final di nomor ganda dengan Caroline Wozniacki.
Itulah sebabnya dia menjadi wanita pertama di era tenis profesional dengan koleksi setidaknya satu gelar dalam empat dekade: 1990-an, 2000-an, 2010-an, dan 2020-an.
Turnamen terkini yang dia jalani adalah Australia Open 2020 di Melbourne, di mana ia menjadi unggulan ke-8.
Dia menekuk Anastasia Potapova dan Tamara Zidanšek di babak pertama dan kedua.
Sebelum kalah atas Wang Qiang (China) dalam tiga set ketat di babak ketiga tanggal 23 Januari 2020.
Bulan September tahun 2020, petenis yang fasih bicara Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia tersebut akan genap berusia 39 tahun.
Sedemikian jauh belum ada sinyal Serena Williams bakal pensiun.
Mungkin di usia 40 tahun atau lebih, entahlah.
Dia masih bugar dan tetap menyulitkan lawan-lawannya yang jauh lebih muda.
Hebatnya lagi Serena bersih dari obat-obatan atau multi vitamin penambah stamina ilegal alias doping.
Berharap dia tidak terpeleset seperti Sharapova dan atlet top lainnya.
Dengan begitu tinta emas sejarah olahraga dunia berkenan menulis, untuk Si Manis dari Michigan, musim-musim berlalu tapi namamu abadi selalu. Manis dan anggun.
Manis prestasi anggun pula moral fair play! (dion db putra)
Sumber: Tribun Bali