![]() |
Ahsan/Hendra (foto: Kompas.com) |
Dunia bulu tangkis tak akan pernah sama lagi. Ahsan/Hendra akhirnya gantung raket. Tuan dan puan pemuja tepok bulu pastilah kehilangan. Sangat!
Di layar kaca mata Mohammad Ahsan (37) berkaca-kaca ketika bersama Hendra Setiawan mengelilingi Istora Senayan untuk terakhir kali sebagai pemain.
Momen mengharukan itu tercipta dalam acara perpisahan bertitel Tribute to the Daddies, Minggu 26 Januari 2025.
Hendra Setiawan (40), seperti biasa, tampil lebih tenang. Tapi Koh Hendra pun sulit menahan hati yang mengharubiru.
Usai sudah pemberian diri Ahsan/Hendra sehabis-habisnya untuk kejayaan bulu tangkis Indonesia sejak usia belia.
Selama 12 tahun bersama sebagai pasangan ganda putra, sejak 2012, Ahsan/Hendra sudah mengoleksi beragam gelar juara bergengsi.
Hendra/Ahsan mengoleksi tiga gelar juara dunia yaitu tahun 2013, 2015, dan 2019. Dua gelar All England (2014 dan 2019), tiga trofi juara Final BWF. Mereka juga bagian dari tim Indonesia saat menjuarai Piala Thomas 2020.
Pada ajang multicabang, pencapaian tertinggi Ahsan/Hendra meraih medali emas Asian Games Incheon 2014.
Satu-satunya gelar bergengsi yang belum mereka raih sepanjang karier adalah medali emas Olimpic Games atau juara Olimpiade.
Kendati bersama Ahsan belum menjadi juara Olimpiade, Hendra Setiawan pernah meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido.
Hendra Setiawan merupakan satu di antara sedikit pebulu tangkis Indonesia yang bisa meraih gelar tiga kejuaraan bergengsi dunia, yakni juara dunia, juara Olimpiade, dan juara All England.
Turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters 2025 menjadi kejuaraan dunia terakhir bagi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Keduanya resmi pensiun sebagai pemain profesional.
Ahsan/Hendra pensiun pada usia tidak muda lagi untuk level pemain profesional. Ahsan berumur 37 tahun, dan Hendra kepala empat alias 40 tahun.
Tidak banyak pasangan ganda putra dunia yang bertahan sampai setua itu dan tetap berprestasi.
Ganda putra bulu tangkis dari negara hebat seperti China, Korea Selatan dan Jepang, umumnya pensiun rata-rata usia 32-34 tahun. Bahkan gantung raket dalam usia lebih muda lagi.
Ahsan/Hendra bertahan lama di panggung kompetitif berkat disiplin diri yang luar biasa. Mereka piawai menjaga kebugaran fisik. Pun konsisten merajut porsi latihan teratur dan terukur.
Mereka menjadi idola pasangan ganda putra usia muda. Kematangan dan kedewasaan Ahsan/Hendra baik di dalam maupun di luar lapangan bulu tangkis mengagumkan.
Selama belasan tahun mereka kompak luar biasa. Mereka berjaya berkat kecerdikan Hendra Setiawan mengatur pola permainan di depan net dan gebukan keras Ahsan di belakang. Keduanya selalu bertukar peran dengan apik.
Mengutip warta Kompas, saat menjuarai All England 2019, Ahsan sukses menutup gerakan Hendra yang terbatas karena cedera betis kanan sejak semifinal. Hendra bahkan berjalan pincang.
Selain harus melakukan jump smash beruntun, Ahsan menutup lapangan ketika Hendra kesulitan bergerak untuk menjangkau kok.
Gelar All England tahun 2019 didapat ketika Hendra berusia 34 tahun dan Ahsan 31, usia yang tak lagi muda bagi atlet bulu tangkis.
Saat menjuarai All England 2014, mereka memecah kebuntuan ganda putra Indonesia yang melahirkan juara pada turnamen bulu tangkis paling prestisius itu.
Sejak Christian Hadinata/Ade Chandra juara pada 1972, para juara dari generasi berikutnya lahir, seperti Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono, Gunawan/Eddy Hartono, dan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky. Namun, momen itu berhenti cukup lama setelah Candra Wijaya/Sigit Budiarto juara tahun 2003.
Hendra/Ahsan menjuarai dua ajang besar lain pada 2019, yaitu Kejuaraan Dunia dan Final BWF World Tour.
Tiga gelar dari 11 final menjadikan 2019 sebagai periode terbaik mereka, bahkan lebih baik dibandingkan tahun 2013.
Pensiunnya Ahsan/Hendra meninggalkan kesan mendalam bagi para pemain dan pelatih bulu tangkis dari berbagai negara. Mereka berdua telah menjadi legenda hidup yang akan terus dikenang.
Komentator bulu tangkis ternama, Gillian Clark atau lebih dikenal dengan sapaan Oma Gill sangat tepat melukiskan sosok Ahsan/Hendra.
"Sangat sulit melukiskan dengan kata-kata kualitas yang dipertontonkan The Daddies baik teknis maupun taktis," tutur Oma Gill lewat video yang ditayangkan langsung kepada publik Istora Jakarta, kemarin.
"Mereka brilian sebagai pasangan tetapi mereka juga sangat menyenangkan untuk ditonton. Terima kasih karena telah menunjukkan kepada dunia, seni dan keindahan cabang ganda putra. Selamat pensiun," kata Oma Gill.
Terima kasih The Daddies! Sampai jumpa di lapangan bulu tangkis mungkin dalam peran yang berbeda. (dion db putra)
Sumber: Pos Kupang