Kedewasaan berpolitik

HARI ini, Senin 5 Mei 2008, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menetapkan siapa saja paket calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2008- 2013 yang berhak mengikuti pemilihan tanggal 2 Juni mendatang. Tercatat delapan paket yang mendaftarkan diri. Dari jumlah tersebut ada yang bakal terlempar karena tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku.

Sedemikian jauh baru dua pasangan yang hampir pasti ditetapkan KPU NTT yaitu pasangan dari
Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Golkar mengusung nama Drs. Ibrahim Agustinus Medah (calon gubernur) dan Drs. Paulus Moa (calon wakil gubernur). Sedangkan PDI Perjuangan mengusung Drs. Frans Lebu Raya sebagai calon gubernur dan Ir. Esthon L Foenay, M.Si sebagai calon wakil gubernur. Yang ditunggu masyarakat adalah siapa paket ketiga, keempat atau kelima yang akan ditetapkan KPU Propinsi NTT.
KPU Propinsi NTT tentu sudah melakukan klarifikasi dan verifikasi secara cermat dengan berpedoman pada seluruh regulasi yang berlaku. Mereka agaknya telah mengantongi nama paket yang lolos dan tidak lolos. Nama-nama itu segera diumumkan kepada publik. Adalah kewenangan KPU untuk memutuskan siapa yang berhak mengikuti perhelatan Pilgub NTT 2008.
Kita memberi apresiasi tinggi terhadap proses yang sudah berlangsung selama ini. Semuanya berjalan lancar-lancar saja. Belum ada riak yang mengganggu kepentingan umum dan ketenteraman masyarakat. Kita angkat topi untuk aktor dan aktris politik yang terlibat. Boleh jadi ada yang sakit hati, kecewa dan marah. Ada yang merasa dikhianati, dikibuli dan dinodai. Namun, dinamika Pilgub NTT belum mencederai kebersamaan putra-putri Flobamora. Semua pihak menjalani proses politik ini dengan sikap dewasa.
Harapan kita adalah kedewasaan sikap seperti itu tetap diperlihatkan para calon ketika menerima keputusan KPU Propinsi NTT hari ini. Ada yang lolos dan gagal. Yang lolos tersenyum, yang gagal mengurut dada. Itu manusiawi. Kompetisi dalam level manapun mesti ada yang menang dan kalah. Selamat kepada yang maju ke arena Pilgub. Ucapan terima kasih kita sampaikan kepada yang gagal atas kebesaran hati mereka menerima keputusan KPU.
Kita pun berharap KPU tidak melakukan blunder politik. Tidak ambil keputusan demi kepentingan pribadi atau kelompok. Jika keputusan KPU dipandang keliru, silakan dikomplain atau digugat. Tapi spirit kepentingan umum di atas segala-galanya senantiasi menjadi pijakan kita. Jangan anarkis dan merusak.
Mari kita belajar dari peristiwa di Sikka. Ada kekeliruan, ada kekhilafan dalam pesta demokrasi di wilayah itu yang baru saja usai. Namun, sejauh ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Tidak ada yang dipermalukan. Tak ada yang riang gembira karena menang sambil memperolok yang kalah.
Mengapa ketenteraman harus tetap dijaga? Rakyat NTT yang empunya kedaulatan itu sedang dililit persoalan hidup yang sangat kompleks. Krisis pangan dan gizi sedemikian berat di daerah ini. Daya beli masyarakat merayap tanah sementara harga kebutuhan hidup di pasar kian menjulang. Antre minyak tanah terjadi di mana-mana. Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat akan menyempurnakan derita kita. Rakyat Nusa Tenggara Timur akan sangat menderita apabila terjadi gejolak sosial gara-gara pemilihan umum kepala daerah.
Kita belajar dari badai Pilgub di Sulawesi Selatan dan memetik hikmah dari bumi Ternate, Maluku Utara. Proses Pilgub Maluku Utara terkatung-katung hampir setahun karena salah urus dan hilangnya kebesaran jiwa. Menyedihkan jika pilih pemimpin justru merusak tali-tali emosi dan persaudaraan masyarakat. ** Salam Pos Kupang edisi Senin, 5 Mei 2008, halaman 14


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes