Macam Liga Eropa


Persebata Lembata

Sobat kental sepantaran awak jengkel bukan kepalang. Dia penggemar berat sepak bola. Tim lokal kesayangannya adalah Persib Bandung dan Perfeftim Flores Timur.  

Kalau tim mancanegara, dia sejak lama jatuh cinta pada klub Barcelona FC (Spanyol) dan Timnas Argentina.

Niatnya menonton laga 16 besar El Tari Memorial Cup (ETMC)  antara Perseftim  versus klub Citra Bhakti Ngada luruh oleh usia kategori pra lansia.

Umur yang secara natur tak cukup kuat lagi mete alias begadang hingga malam larut. 

"Saya tidak kuat lagi mete le, teman. Mengapa panitia atur jadwal main sampai tengah malam begini. Macam nonton liga Eropa saja," katanya tertawa. 

Hahahaaa.. saya juga ngakak di ujung telepon genggam. "Sudahlah, teman. Kita mesti tahu diri. Besok pagi bisa nonton ulang di kanal YouTube Bidora. Saya juga mau tidur sekarang," kataku kepadanya. Klik. Telepon mati.

Jarum jam menunjukkan pukul 23.55 Wita hari Senin, 17 Maret 2025. Sesaat lagi hari telah berganti.

Saya memang melewatkan laga Perseftim vs Citra Bhakti Ngada yang berakhir 4-1 lewat adu penalti. 

Duet ketat selama dua jam hasilnya cuma kaca mata (0-0). Saat adu penalti, pemain-pemain Perseftim lebih jago sebagai algojo. Citra Bhakti terhenti. 

Musim kompetisi kali ini nasib baik rupanya menyelimuti anak-anak Ngada.

Laga babak 16 besar antara  Perseftim vs Citra Bhakti Ngada tercatat sebagai yang paling larut bergulir selama kompetisi Liga 4 Nusa Tenggara Timur - El Tari Memorial Cup 2025. 

Bisa dimaklumi mengingat pertandingan sebelumnya antara tuan rumah Persekota Kupang vs Bajak Laut (Manggarai Barat) juga berakhir via adu penalti.  

Bajak Laut lolos ke perempat final setelah menang tipis 8-7 (1-1). Pada hari kedua babak knock out ETMC 2025, terjadwal empat pertandingan mulai pukul 14.00 Wita. 

Namun, pertandingan tertunda kurang lebih dua jam lantaran panitia harus mengeringkan lapangan Stadion Oepoi dari genangan air hujan. 

Air langit deras tercurah mengguyur Kota Kupang dan sekitarnya pada Senin pagi hingga siang kemarin.

Maka pemain Perseftim vs Citra Bhakti yang berada di urutan keempat, mesti  mengutak-atik si kulit bundar larut malam sampai Selasa dini hari 18 Maret 2025.  

Tentu tidak lazim bagi kita di bumi Flobamora yang belum terbiasa bermain sepak bola pada malam hari. 

Di NTT, stadion yang representatif untuk bermain malam hari baru dua yaitu Stadion Marilonga di Kota Ende dan Stadion Oepoi Kota Kupang. Stadion Marilonga di kampung beta merupakan pionir.

Idealnya laga babak 16 besar ETMC 2025 tidak dipadatkan wajib tuntas dalam dua hari saja. 

Sangat elok menawan hati bila berlangsung empat hari sehingga saban hari hanya dua pertandingan.

Namun, panitia ETMC 2025 sudah mematok babak final kompetisi yang bergulir sejak Senin 3 Maret 2025 adalah hari Minggu, 23 Maret 2025. 

Itulah sebabnya padatnya jadwal merupakan konsekwensi logis. Patut diterima. Semua tim peserta kiranya sudah sepakat saat pertemuan teknis.

Kalau perpanjang waktu kompetisi lagi  bakal menyedot energi tidak sedikit terutama biaya akomodasi dan lain-lain. 

Di tengah isu efisiensi anggaran dan pemangkasan dana di sana-sini, pilihan ini rasional. 

Semoga kompetisi ETMC berikut lebih longgar jadwalnya agar aksi pemain sungguh berkualitas karena mereka tampil dalam kondisi fisik dan psikis lebih bugar.

Hanya jeda istirahat sehari untuk kompetisi Liga 4 sekelas ETMC sangat tidak ideal. Pemulihan butuh waktu sekurang-kurangnya 48 jam.

Kita seolah tega "menghukum pemain" dan pelatih untuk memforsir tenaga dan pikiran sehabis-habisnya demi meraih kemenangan.

  Coba tuan dan puan tanya delapan tim yang sekarang berada di babak perempat final, apa masalah mereka?  Saya kok agak yakin satu di antaranya adalah faktor kelelahan!

Mereka letih dan lesu. Psikis maupun fisik, terkhusus tim yang  menjalani laga lebih dari dua jam seperti Perse Ende, Perseftim Flores Timur dan Bajak Laut Manggarai Barat.

Sedikit lebih bugar kiranya memihak skuat Bintang Timur Atambua, Persamba, Persebata Lembata dan Persami Maumere yang main "gagah ngeri" ketika mematuk lawan-lawannya.

Setelah beristirahat hanya sehari, Perse Ende hari ini Selasa 18 Maret 2025 mulai pukul 15.00 Wita akan melawan Persamba Manggarai Barat.  Kedua tim asal Pulau Flores itu berjuang meraih satu tempat di semifinal ETMC 2025.

Laga kedua mempertemukan runner-up ETMC 2023, klub Bintang Timur Atambua (BTA) melawan Tiara Nusa dari Manggarai Timur.

Perse dan Bintang Timur mungkin saja lebih ente unggulkan menang mengingat rekam jejak mereka sebelumnya. Tapi bola itu bundar. Segala sesuatu mungkin terjadi selama 2x45 menit. Bahkan 120 menit sampai adu penalty.

Besok, Rabu 19 Maret 2025 empat tim lain akan berjuang meraih tiket empat besar yaitu Persami, Persebata, Bajak Laut dan Perseftim.

Siapa yang paling lekas pulih, lebih siap fisik dan mental akan keluar sebagai pemenang sampai hari puncak 23 Maret 2025.

Oh ya, tim dari  utara dominan di ETMC 2025. Utara yang saya maksudkan ialah tim asal Pulau Flores dan Lembata. 

Dari delapan tim yang bertahan sejauh ini, tujuh kesebelasan berasal dari Flores dan Lembata.

Bintang Timur Atambua menjadi satu-satunya yang "jaga waka" (baca: jaga nama) anak-anak selatan Flobamora: Timor, Sumba, Rote dan Sabu.

Pesan kecil buat tim-tim asal Flores Lembata, jangan tepuk dada dulu, kawan. Biar sendirian, siapa tahu malah Bintang Timur Atambua yang akan jadi jawara. Mereka tuan tanah na. 

Akhir kata, selamat bertanding tim delapan besar ETMC 2025. Kalian semua merupakan yang terbaik. 

Jaga fair play. Junjung tinggi spirit persaudaraan Flobamora. 

Ubur-ubur ikan lele

Nona entete lincah-lincah le

Nyong ganteng pemain bola NTT

Jangan bakalai e...

Salam bola!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes