Ngada di mana-mana

 


Usai sudah perjalanan kesebelasan Persatuan Sepak Bola Ngada (PSN) di ajang kompetisi Liga 4 Nusa Tenggara Timur, El Tari Memorial Cup 2025.

Langkah sang juara bertahan terhenti di babak 16 besar. PSN kalah dengan kepala tegak dalam drama adu penalti setelah laga melelahkan selama 2 jam lebih. Mereka bahkan sempat mandi hujan pula. 

Ketika  adu penalti bergulir menjelang malam larut (hampir pukul 11 malam), PSN Ngada menyerah 1-2 (0-0) melawan "musuh sekaligus sahabat karibnya" Perse Ende. 

Hanya satu dari lima algojo PSN yang sukses menjebol gawang Ende. Selebihnya diblok kiper Perse dan melambung jauh di atas mistar gawang. 

Sulit menampik betapa kelelahan membuat anak-anak dari kota dingin Bajawa dan sekitarnya kehilangan konsentrasi dan daya sengat.

Para pemain  Perse Ende lebih beruntung. Dewi Fortuna memeluk mereka kali ini. Semoga sukses terus sampai puncak ETMC 2025.

PSN dan Perse menciptakan malam nan indah di Stadion Oepoi Kupang, Minggu 16 Maret 2025. 

Final dini, kata banyak pemuja sepak bola Flobamora. Apa mau dikata. Bola bergulir mempertemukan mereka di 16 besar.

Duel malam itu  panas luar dalam. Membara di dalam lapangan maupun di tribune penonton Stadion Oepoi Kupang. Pertarungan hidup mati.

Tapi begitulah watak dasar anak Ende dan Ngada, dua kabupaten bertetangga rapat di Pulau Flores. Panas kompetisi bola yes, bersaudara pasti!

Meskipun pertandingan berjalan alot, ketat dan tensi tinggi, hati para pemain, pelatih, ofisial dan penonton tetap dingin. Cool abis.

Suporter PSN dan Perse bernyanyi-nyanyi, berjingkrak ria, memberi dukungan sepenuh-penuhnya untuk tim kesayangan masing-masing.

Pemain di lapangan tak kalah ganas. Serangan silih berganti, adu fisik, uji otak, strategi, teknik dan taktik. Hasil tetap 0-0 hingga waktu normal 90 menit serta extra time 2x15 menit.

Perse menang pada akhirnya namun mereka tak jemawa.  Pemain Perse memeluk, menghibur pemain PSN Ngada, pelatih serta ofisial. Tak ada keributan, protes apalagi hujatan.

Sepanjang sejarah El Tari Memorial Cup, PSN dan Perse sudah berjumpa banyak kali. Duel klasik super asyik. Bertempur sesudah itu berangkulan hangat.

Para penonton dari kedua kubu pun berjalan keluar dari stadion dengan tertib. Mereka saling menyapa dan bercanda tawa.

Semoga kehangatan semacam ini terus menular dan menginspirasi semua tim hingga kompetisi sepak bola El Tari Memorial Cup 2025 berakhir.

Malu kita kalau sepak bola NTT selalu diwarnai perang mulut dan adu jotos. Sedih nian bila pemain bola berubah peran jadi karateka atau petinju.

***

Kisah PSN di ETMC 2025 sudah tutup buku. Tapi jangan lupa kawan, anak Ngada masih ada di mana-mana.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa para pemain sepak bola asal Kabupaten Ngada menjadi incaran tim atau klub dari daerah lain di NTT.

Secara umum bakat dan skill mereka mengolah si kulit bundar di atas rata-rata. Daya juang tinggi dan berkarakter baik.

Silakan tuan dan puan periksa tim-tim peserta El Tari Memorial Cup 2025, terutama dari Flores dan Lembata. 

Hampir pasti ada satu dua pemain asal Ngada yang bergabung di sana. Mereka masuk skuat bukan sekadar penggembira. Lazimnya starting eleven list.

Saya ingat tahun 1999 saat meliput El Tari Memorial Cup di Kota Ende. Tuan rumah Ende akhirnya keluar sebagai juara setelah mengalahkan PSN Ngada 3-2 di final.

Laga final di Stadion Marilonga, Selasa sore 7 Desember 1999 berlangsung sengit. 

Meremas jantung para suporter kedua tim sejak Wasit Umar Wongso melakukan kick-off hingga duel 2x45 berakhir. 

PSN kala itu merupakan juara bertahan. Sayang mereka gagal pertahankan gelar di bumi danau Tri Warna Ende. Yang mau saya ceritakan adalah, pemain kunci Perse saat itu adalah anak Ngada.

Yosef Bebo namanya. Pria gagah  yang berperan sebagai jenderal lapangan tengah Perse.

Yosef Bebo tangguh dan taktis. Umpan-umpanya terukur untuk trisula lini depan Perse, Lody Mitan, Vevi Kumanireng dan Alit Santika. 

Yosef Bebo juga piawai mengatur kedalaman sehingga blok tengah PSN Ngada yang dipimpin Johni Dopo sulit bergerak bebas.

Dengan mematikan Johni Dopo, Perse mengambil peluang terus menekan dan hasilnya diperoleh pada menit ke-9 tatkala Yosef Bebo sendiri menjebol gawang Imu Kadu hasil tembakan bola dari jarak sekitar 25 meter.

Gol pertama anak Ngada ini membuat mental bertanding PSN down hingga menyerah dengan skor tipis 2-3. Ende juara. Yosef Bebo dielu-elukan.

 Tahun 2025 masih tim yang diperkuat sejumlah putra Ngada yang bertahan di kompetisi dan  berpeluang jawara.

Sampai hari ini Senin 17 Maret 2025, tercatat empat tim yang melaju ke babak perempat final ETMC 2025. 

Mereka adalah Persamba Manggarai Barat,  Perse Ende,  Tiara Nusa (Manggarai Timur) dan Bintang Timur Atambua.

Mengapa kal ini beta sentil banyak mengenai PSN dan Perse? Harap maklum, kedua tim itu selalu di hati. 

Alasannya? Aih, mohon maaf kawan. Ini rahasia keluarga. Hahahhaa...

Bagaimana saya bisa pindah ke lain hati mengingat cantiknya Inerie? Apalagi gurihnya kopi kelas dunia - kopi Bajawa? 

Wala ame ka'e, susah amat le melupakannya.

Buat tim yang berlaga hari ini, Persebata vs PS Malaka, Persami vs Biru Muda Perkasa, Persekota vs Bajak Laut, dan Perseftim vs Citra Bhakti Ngada, ayo bertanding seperkasa mungkin. Fair Play!

Bagi penonton mari ramah-ramah, jangan marah-marah! 

Nonton bola untuk Bahagia, bukan bikin naik darah. Di NTT cukup ikan saja yang naik di pantai.

Semoga hujan segera berlalu biar Stadion Oepoi sore nanti asyik untuk bermain dan menonton. 

Salam bola!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes