Mgr. Donatus Djagom, SVD: Masih Semangat Bicara Sepakbola

Uskup Donatus (kiri) di Ndona, 25-11-2011
INGATAN Yang Mulia memang tidak sejernih dulu. Maklum faktor usia serta kondisi kesehatan yang agak menurun setahun terakhir. Untuk menyegarkan ingatannya, mudah saja resepnya. Ajak Yang Mulia bicara soal sepakbola. So pasti dia penuh semangat mengisahkan masa jayanya ketika studi di Belanda serta hobinya bermain bola guna menjaga kebugaran tubuh.

Tokoh yang sangat kuat ingatannya soal sepakbola itu adalah Uskup Emeritus Mgr. Donatus Djagom, SVD. Tahun ini Yang Mulia berusia 93 tahun. “Tak menyangka.” Cuma kalimat itu yang diungkapkan Uskup Donatus Djagom kepada Pos Kupang yang menemuinya di Lembaga Pendidikan Remaja Biara Susteran CIJ di Kawasan Istana Keuskupan Agung Ende di Ndona, Jumat (25/11/2011). Uskup Emeritus ketika itu didampingi Romo Efraim Pea, Pr.

Rm. Efraim Pea mengatakan, Uskup Donatus telah berada di biara tersebut sejak bulan April 2011. Menurut Rm.Efraim Pea, Uskup Donatus sakit sehingga Uskup Agung Ende, Mgr. Vinsensius Sensi Potokota, Pr menjemput beliau dari Ranggu, Manggarai ke Ndona untuk perawatan. Sakit yang diderita telah diobati, namun karena faktor usia Uskup Donatus tidak bisa berjalan normal lagi.

Menurut Rm. Efraim, ingatan Uskup Donatus cenderung melemah, namun beliau penuh semangat berceritera jika ingatannya sesekali muncul. Beliau sangat antusias menceritakan pengalamannya bermain bola di Belanda saat studi di sana. Kaki kanan Uskup Donatus selalu menghasilkan gol, meski tendangan dari jarak jauh. Uskup Donatus juga sering bercerita tentang Vatikan dan pengalaman berkesan setiap kali bertemu Sri Paus di Vatikan. Selama menjadi Uskup Agung Ende, Uskup Donatus bertemu Sri Paus secara langsung di Roma sebanyak lima kali.

Romo Efraim Pea mengatakan, soal resep panjang umur, Uskup Donatus selalu berkata, hal pertama yang tidak dilupakan adalah doa. Kemudian bersikap jujur serta tidak menyusahkan hidup orang lain. Ungkapan lain yang sering disampaikan Uskup Donatus adalah “tak menyangka”. Tak menyangka ia bisa menjadi Uskup Agung Ende dan tak menyangka usianya bisa setua kini.

Seperti disaksikan Pos Kupang, Uskup Donatus duduk di atas kursi roda. Matanya lebih banyak tertutup. Kedua tangannya terus terkatup seperti orang sedang berdoa. Ingatannya muncul-tenggelam. Sesekali merespons pembicaraan orang lain dan mengumbar senyum kebapaan.

Salah seorang anak yang mendampingi Uskup Donatus, Erik Djo mengungkapkan, beliau langsung berdoa setelah bangun tidur pagi. Demikian pula malam hari sebelum tidur. Beliau juga suka berjemur matahari. Menu santapan pagi Uskup Donatus berupa biscuit dengan air putih. Siang makan sedikit nasi, sayur dan lauk. Demikian juga pada malam hari.

Mgr. Donatus Djagom, SVD adalah Uskup Agung Ende selama dua puluh delapan tahun yaitu dari tahun 1968 hingga 1996. Uskup Donatus menggantikan Mgr. Gabriel Wilhelmus Manek, S.V.D. Donatus Djagom memimpin Keuskupan Agung Ende sejak tanggal 19 Desember 1968 hingga pensiun pada 23 Februari 1996. Pemimpin Tahta Suci kemudian mengangkat Mgr. Longinus da Cunha, Pr sebagai pengganti beliau. Uskup Longinus memimpin keuskupan itu sejak 23 Februari 1996 hingga wafat pada 6 April 2006.

Keuskupan Agung Ende meliputi tiga kabupaten yaitu Ende, Ngada dan Nagekeo. Keuskupan Agung Ende merupakan tahta metropolitan dari empat keuskupan sufragan yaitu keuskupan Denpasar, Larantuka, Maumere dan Ruteng.

Kami Memberitakan Kristus yang Disalibkan (1 Kor 1 : 23). Itulah motto Mgr. Donatus Djagom, SVD saat diangkat menjadi Uskup Agung Ende.Uskup Donatus lahir pada tanggal 10 Mei 1919 di Ranggu, sebuah desa kecil dan subur di Manggarai, Flores Barat.

Dalam buku Kenangan 75 tahun Paroki Kristus Raja Ende dikisahkan, setamat dari Seminari Mataloko, Donatus masuk Novisiat SVD dan melanjutkan studi filsafat di Seminari Tinggi Ledalero. Sesudah perang dunia II Donatus melanjutkan studi teologi di Seminari Tinggi SVD di Teteringen, Belanda dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 28 Agustus 1949.

Donatus kemudian studi lanjut di Universitas San Carlos, Cebu-Filipina dan sekembali dari sana diangkat menjadi Rektor SMAK Syuradikara-Ende, merangkap sebagai Asisten atau Wakil Regional SVD Ende hingga akhirnya diangkat menjadi Uskup Agung Ende.

Uskup Donatus terhitung sebagai Uskup Agung Ende kedua sejak Gereja Katolik Indonesia berbentuk hirarki sendiri. Uskup Donatus menggantikan Uskup Gabriel Manek, SVD, beliau memimpin pada masa kehidupan menggereja menapaki tahap pengakaran dan pendalaman iman. Dalam masa kepemimpinannya, terjadi perkembangan dan kemajuan yang amat pesat dalam segala bidang, baik iptek, komunikasi dan informasi, ekonomi dan sosial-politik serta pendidikan dan kebudayaan. Semua faktor tersebut memberikan dampak dan sumbangan yang tidak kecil pada pertumbuhan dan pendewasaan iman umat dan kehidupan menggereja umumnya.

Setelah pensiun dari uskup tahun 1996, Uskup Emeritus Donatus Djagom minta kembali ke kampung halamannya di Ranggu, Manggarai. Uskup Donatus menikmati hari tuanya dengan keluarganya di desa kecil yang subur itu. Meski telah pensiun sebagai seorang uskup, namun Yang Mulia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang gembala umat. (okto manehat)

Pos Kupang, Selasa 29 November 2011 halaman 11
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes