Indahnya Kebersamaan TNI dan Rakyat

Umat Stasi Deru (foto Egy Moa)
POS KUPANG.COM - Raut wajah Romo Vitalis Salung, Pr, Pastor Paroki Datak di Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat tampak semringah, Rabu (27/5/2015) pagi. Dia gembira menyaksikan gedung baru Kapela Deru yang berdiri kokoh di sisi utara lapangan SDN Watu Deru.

Keceriaan sang gembala umat Katolik itu beralasan. Sejak terbentuk stasi Deru enam tahun silam, umat hanya mampu mendirikan rumah darurat untuk ibadah. Atap dari alang-alang, dinding bambu dan lantai tanah. Dua tahun kemudian angin kencang dan hujan lebat merobohkan bangunan itu.

Sejak itu, ibadah mingguan pindah ke salah ruangan SDN Watu Deru, sekitar 100 meter  arah barat bekas bangunan kapela lama. Semenjak itu pula, umat swadaya mengumpulkan batu dan pasir guna mendirikan gedung baru, meski hingga tahun ketiga belum cukup membangun sendiri.

Pada awal April 2014 Kodim 1612 Ruteng melakukan survey lokasi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-94 Tahun 2015 di Desa Lale. Pendirian rumah ibadah menjadi salah satu target program itu. Romo Vitalis, dewan stasi dan umat sempat ragu-ragu menanggapi rencana itu. Pasalnya umat hanya punya tenaga dan tanpa modal finansial. Namun, kekhawatiran itu sirna ketika Komandan Distrik Militer (Dandim) 1612 Ruteng, Letkol (Kav) Imron Rosadi, SE memimpin Satgas TMMD ke lokasi dua hari jelang pembukaan TMMD, Rabu 7 Mei 2015.

Seluruh umat gembira menyambutnya. Kehadiran Satgas TMMD,ibarat dewa penolong. Keceriaan tampak sekali di Deru dan Lale, basis kegiatan TMMD.
Mereka mulai kerja bareng. Setiap hari, ratusan umat pria dan wanita dewasa hingga anak-anak usia sekolah bersama Satgas TNI bahu-membahu mendirikan gedung baru. Kaum wanita dan anak-anak memikul air dari kali, mengangkat batu, adonan semen hingga menyiapkan makanan dan minuman. Tak terasa di hari ke-21, sebuah gedung ukuran panjang 20 dan lebar 10 meter rampung.

Satgas TNI dinilai Romo Vitalis, memberi banyak nilai positif kepada umat. Kehadiranya mereka di kampung tak hanya menghadirkan kapela baru di Deru, musola di Lale, rehabilitasi Kapela Loi, rehabilitasi jaringan air bersih dan pembukaan jalan baru. Mereka meninggalkan pesan moral tak ternilai yakni semangat kerja keras, gotong-royong, kebersamaan dan solidaritas.

"Tidak terbayangkan sebelumnya. Ternyata pekerjaan yang besar dan seberat apapun bisa diselesaikan dengan gotong-royong," ujar Romo Vitalis. Romo Vitalis terharu menyaksikan kebersamaan prajurit  TNI dan umat. Kedekatan dan keakraban telah menjauhkan jarak dan cara pandang masyarakat terhadap korps berbaju loreng yang dianggap angker dan kasar.

"Saya bersama umat hanya bisa bilang terima kasih. Kalau tunggu swadaya umat, tidak tahu kapan kapela ini akan jadi. Hari Minggu (31/5/2015), saya misa di  stasi ini, akan kami pakai gedung baru," kata Romo Vitalis. Keceriaan umat polos tanpa rekayasa. Romo Vitalis bersama murid SDN Deru, prajurit TNI, Polri, dan warga bersukacita menari di lapangan merayakan sukses program TMMD.

Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Rofinus Mbon, SH, MSi, mengingatkan bahwa kapela dan musola yang dibangun susah payah oleh Satgas TMMD dimanfaatkan bagi pengembangan iman umat. Juga pembentukan sikap dan karakter generasi muda menyongsong hari esok yang lebih baik.

Demikian halnya dengan jalan rintisan sepanjang 3,2 km. Rofinus minta warga yang punya lahan di sisi kiri dan kanan jalan agar membuka kebun menanam berbagai jenis tanaman perdagangan. "Percuma jalan yang sudah payah dibangun melewati batas-batas kebun, tapi lahan dibiarkan kosong. Tahun 2016 akan ditingkatkan dengan telford. Luar biasa kegiatan yang dihasilkan TMMD, dalam  21 hari seluruh pekerjaan beres,"puji Rofinus saat menutup TMMD di Lapangan SDN Watu Deru, Rabu (27/5/2/2015).

Kepala Bagian Pembangunan Setda Manggarai Barat, Salvador Pinto, menilai pekerjaan jalan, rumah ibadah dan air bersih yang dilakukan TMMD dalam tempo 21 hari, tak sepadan dengan alokasi dana swakelola Rp 700 juta dari Pemkab Manggarai. Menurut Pinto, Satgas TNI memberi nilai lebih tinggi bila semua pekerjaan itu dihitung dengan proyek.

Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk pembangunan kapela Rp 115 juta untuk pekerjaan pondasi, tiang sampai atap seng (rangka kayu). Tanpa dinding, pintu dan daun jendela. Tetapi Satgas TMMD memberi nilai lebih mendirikan bangunan yang utuh dengan rangka baja ringan sampai finishing.

Musola Lale, dialokasikan Rp 65 juta untuk rehabilitasi. Tetapi Satgas TMMD mendirikan gedung tembok baru dengan rangka baja ringan sampai finishing. Kapela Loi direhabitasi 28 juta namun disulap jadi baru, jaringan air bersih Rp 40 juta dan pembukaan jalan baru Rp 452 juta. "Satgas TMMD menciptakan lebih banyak efek positif, lebih maju dan lebih tinggi nilainya. Tentang semangat gotong-royong, kebersamaan, disiplin dan kerja keras. Kami belum menghitung nilai aset yang sudah dibangun ini. Tapi kalau dinilai dengan proyek, angkanya jauh di atas Rp 700 juta," ujar pria asal Timor Leste ini. (egy mo'a)


Sumber: Pos Kupang 31 Mei 2015 halaman 4
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes