Niti Susanto menumpang pesawat TransNusa |
Di mata sesama pengusaha yakni Theo Widodo dan Hengky Lianto, Niti Susanto adalah pengusaha yang berani menanggung risiko membuka usaha baru yang sangat bermanfaat bagi masyarakat NTT. Sebut misalnya di bidang perhubungan udara. Dia menghadirkan maskapai kebanggaan rakyat Flobamora saat ini bernama TransNusa.
"Kami sungguh kehilangan orang yang rendah hati, sabar, ulet, tangan terbuka kepada siapa dan sayang keluarga. Intinya Pak Niti adalah teladan buat kami semua," kata Theo Widodo di Kupang, Rabu (8/11/2017).
Theo Widodo melukiskan Niti Susanto yang dua periode memimpin Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) NTT sebagai pengusaha dengan visi tajam.
"Waktu itu Merpati merupakan operator penerbangan satu-satunya di NTT. Saat kondisi Merpati agak menurun, Pak Niti bersama beberapa pemegang saham melirik usaha ini. Pak Niti ambil langkah yang terlalu berani, buka jalur penerbangan ke berbagai pelosok NTT dengan risiko besar. Boleh dibilang perintis perhubungan udara di NTT adalah pak Niti," katanya.
Hengky Lianto menyebut Niti Susanto sebagai tokoh yang murah hati dan siap membantu siapa saja yang membutuhkan.
"Ada banjir di perbatasan, di Alor ada bencana, beliau turun langsung untuk membantu. Jadi contoh bagi kita. Seorang yang rendah hati, beriman. Beliau memberi teladan bagi kita," katanya.
Menurutnya, Niti Susanto sering bicara mengenai ekonomi dan bagaimana menjadi pengusaha sukses. Hengky Lianto mengatakan, kehadiran TransNusa sangat membantu masyarakat NTT yang sekian lama kesulitan transportasi udara.
"Saya usaha perkebunan sering ke Flores, Sumba dan lainnya, dulu kesulitan sekali. Datanglah TransNusa sangat membantu," demikian Hengky Lianto.
Komisaris Pos Kupang, Damyan Godho mengatakan, Niti Susanto sangat berjasa bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Dia merupakan pengusaha perintis. Damyan menyebut beberapa contoh. Pada tahun 1987, Niti Susanto menghadirkan perusahaan air kemasan pertama di Kota Kupang yaitu PT. Viquam. Kemudian pada tahun 2005 bersama Enton Jodjana dkk mendirikan maskapai TransNusa. "Sampai akhir hayatnya beliau menjabat sebagai komisaris utama TransNusa," kata Damyan Godho.
Jauh sebelum itu, Niti Susanto melanjutkan bisnis orangtuanya yaitu memasok bahan bakar minyak (BBM) seperti minyak tanah, solar dan bensin dari Surabaya ke Kota Kupang. Niti Susanto melayani kebutuhan masyarakat di Pulau Timor, Rote dan Sabu. Saat itu Pertamina belum beroperasi di Kupang. SPBU pun belum ada. "BBM dari Surabaya waktu itu diangkut kapal kayu, diisi dalam drum-drum," kata Damyan Godho.
Pastor Paroki Kristus Raja (Katedral) Kupang, Romo Ambros Ladjar, Pr melukiskan Joseph Niti Susanto sebagai sosok yang bersahaja serta setia kepada Yesus Kristus yang diimaninya.
"Saat dia sakit di Jakarta, sempat komunikasi lewat telepon. Dia bilang ke saya, romo kalau ke Jakarta jangan lupa bawakan komuni untuk saya," kisah Romo Ambros saat memimpin misa di rumah duka, Jalan Herewila Kupang, Rabu (8/11/2017) sekira pukul 20.00 Wita. Banyak orang merayakan misa di rumah tersebut. Menurut informasi, jenazah Niti Susanto akan diterbangkan dari Surabaya ke Kupang, Jumat (10/11/2017). (ira/dd/osi)
Sumber: Pos Kupang 9 November 2017 halaman 1