Drama Uang Sekolah



Mirip drama dengan klimaks yang mudah ditebak. Lepas isu panas sekadar tes ombak. Kalau bergolak riuh bos turun tangan. Bila adem ayem ya jalan terus.

Begitulah penggalan cerita tentang kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri. 

Hampir sebulan uang sekolah menjadi buah bibir masyarakat dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote karena angka kenaikannya dipandang tidak wajar. Mencekik leher.

Betapa tidak. Di tengah gejolak ekonomi bangsa ini  yang tak kunjung membaik sejak dihajar pandemi Covid-19, perguruan tinggi negeri ramai-ramai meminta persetujuan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim untuk menaikkan UKT.

Angka kenaikan UKT yang diusulkan bervariasi. Tetapi secara umum mengalami peningkatan signifikan. Setiap perguruan tinggi negeri menyampaikan alasan mereka masing-masing. 

Riuh rendah suara protes di berbagai penjuru negeri. Ada pula yang turun beraksi lewat demo meskipun berskala sedang.

Cukup lama pemerintah diam seribu bahasa. Tak merespons gejolak UKT. Akhir cerita terjadi di hari Senin 27 Mei 2024. Setelah memenuhi panggilan Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Nadiem Makarim mengumumkan kenaikan UKT batal.

"Kami telah mengambil keputusan untuk membatalkan kenaikan UKT di tahun ini dan kami akan merevaluasi semua permintaan kenaikan UKT dari perguruan tinggi negeri," kata Nadiem.

Nadiem mengatakan keputusan membatalkan kenaikan UKT diambil setelah pihaknya mendengar aspirasi masyarakat, mahasiswa, dan keluarga. Menurut Nadiem, kenaikan UKT harus mempertimbangkan asas keadilan. 

"Sekali lagi terima kasih kepada seluruh unsur masyarakat, mahasiswa, para rektor dan lainnya yang memberikan kita berbagai macam masukan," ujarnya.

Kita mengapresiasi keputusan pemerintah meski disertai pertanyaan mengapa sangat lama baru memutuskan? Kuat kesan pemerintah melempar wacana tersebut untuk mengecek reaksi masyarakat. 

Kalau mereka diam-diam saja berarti jalan terus. Padahal pemerintah pun  tahu kondisi ekonomi saat ini. Tega nian.

Setelah Nadiem ketok palu, masyarakat dan para wakil rakyat di Senayan hendaknya tidak tinggal diam. Kawal terus agar tidak muncul drama berikutnya. 

Jangan-jangan hanya soal waktu. Kenaikan UKT akan terjadi juga. Mungkin dalam waktu dekat. Tak ada yang tahu pasti.

Tuan dan puan juga beta prinsipnya tidak menolak kenaikan uang kuliah di perguruan tinggi negeri. Silakan naik asal wajar dan mempertimbangkan asas  keadilan dan kondisi sosial ekomi masyarakat seperti dikatakan Mendikbudristek sendiri. 

Kecemasan terbesar kita adalah komersialisasi pendidikan itu nyata, bung! Bahkan makin menyala di banyak tempat di persada Nusantara.  (dion db putra)

Sumber: Pos Kupang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes