RENCANA pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan April 2012 seolah tidak bergema sampai ke Manado dan berbagai wilayah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) lainnya. Sejauh amatan kita, reaksi masyarakat Sulut wajar dan biasa-biasa saja.Pelayanan SPBU hingga pekan kedua bulan Maret bergulir normal. Belum terlihat antrean panjang yang menyesakkan dada. Bahkan di sejumlah SPBU di Kota Manado, misalnya, masih terlihat lengang hari-hari ini.
Jika Anda mengisi BBM dipastikan sangat cepat dan mudah. Aksi demonstrasi apalagi. Manado sedemikian tenangnya. Kota tanpa demo. Nihil aksi demo menolak kenaikan harga BBM, sesuatu yang justru sangat marak di bagian lain negeri ini.
Reaksi masyarakat Sulut itu jelas menyenangkan. Sudah pada tempatnya jika kita tak perlu gaduh secara over dosis menyambut kenaikan harga BBM karena hanya menghabiskan energi. Sebaiknya energi kita dicurahkan pada perkara lain yang lebih urgen di sini, misalnya bagaimana sebaiknya mencari solusi permanen bagi warga yang terkena dampak cuaca ekstrem semisal banjir dan longsor atau bagaimana meminimalisir pembobolan ATM yang kini meresahkan warga Manado.
Mudah-mudahan suasana tenang di Manado dan wilayah Sulut lainnya bertahan hingga hari H pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM di Indonesia serta pasca pengumuman tersebut. Kalaupun ada gejolak sosial, mesti bisa diredam dengan berbagai cara agar tidak meluas dan menimbulkan masalah baru.
Suasana kondusif menjelang kenaikan harga BBM merupakan modal sosial yang berharga bagi Sulawesi Utara. Namun, suasana tenang itu bukan berarti tanpa masalah. Kita ingat pepatah diam-diam ubi berisi. Tenang-tenang mendayung. Tenang-tenang menimbun BBM yang merugikan kepentingan banyak orang!
Patut diwaspadai kemungkinan oknum tertentu melakukan penimbunan BBM bersubsidi dengan tujuan ekonomis. Saat harga BBM naik baru dilempar ke pasar. Fenomena menjamurnya pengecer BBM di Kota Manado bahkan lokasinya hanya sejengkal dari SPBU memberi sinyal kuat bahwa kemungkinan terjadi persengkokolan bisnis yang merugiakan masyarakat banyak itu ada.
Aparat negara semisal Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) pun hendaknya tidak diam-diam saja alias berpangku tangan. Meski Manado aman, Sulut relatif terkendali tetapi kesiapsiagaan jangan sampai sirna. Bersama tim pengawas dari Pemprov Sulut, aparat kepolisian perlu bergerak cepat mencengah terjadinya penimbunan BBM menjelang kenaikan harga. Kita bisa meniru cara Banjarmasin. Pimpinan Polri di kota itu akan memberi hadiah uang dan piagam penghargaan bagi setiap anggota polisi yang berhasil mengungkap penimbun BBM.
Insentif semacam ini diyakini dapat memotivasi anggota kepolisian bekerja sungguh-sungguh.
Lalu bagaimana dengan pemerintah daerah, dunia usaha serta rumah tangga kita masing-masing? Langkah apa yang patut disiapkan? Kenaikan harga BBM selalu berimplikasi luas.Yang sudah di depan mata adalah bakal meningkatnya harga kebutuhan pokok (sembako) serta laju inflasi. Nilai uang terus berkurang sementara kebutuhan hidup sehari-hari konstan.
Dalam situasi seperti ini beban hidup masyarakat, apapun bidang profesi dan pekerjaannya tidak bertambah ringan. Solusi cerdas dan cepat perlu segera diambil agar tidak gamang dan bingung. Khusus kelompok bisnis dan dunia usaha, revisi budget dan target tahun 2012 merupakan keniscayaan bukan?*
Tribun Manado, 19 Maret 2012 halaman 10