KUPANG, POS KUPANG.Com --Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon Foenay akan membicarakan dengan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, usulan penganugerahan pahlawan nasional kepada almarhum Frans Seda. Pemerintah Propinsi NTT akan membicarakan dengan DPRD NTT dan menyurati pemerintah pusat.
Wagub yang dihubungi pertelepon, Selasa (5/1/2010) semalam mengatakan dirinya sudah mendapat masukan dari beberapa tokoh masyarakat NTT dan beberapa bupati untuk berjuang bersama agar almarhum Frans Seda mendapat penghormatan dengan gelar pahlawan nasional. Pengabdian dan kontribusi beliau bagi pembangunan nasional semasa menjabat beberapa menteri di era Orde Lama dan Orde Baru sangat pantas untuk dianugerahi pahlawan nasional.
Selain pengabdian di bidang pemerintahan, kata wagub, almarhum juga sebagai tokoh pemersatu kerukunan hidup beragama bagi bangsa ini. Karena itu, wajar masyarakat NTT dan pemerintah serta komponen lainnya memperjuangkan agar presiden menganugerahi jasa pahlawan nasional bagi Frans Seda.
Wagub akan meminta dukungan DPRD NTT, DPR RI dan DPD RI asal NTT sehingga perjuangan itu menjadi kuat dan didengar pemerintah pusat. Semua kekuatan dan simpul-simpul yang ada di masyarakat, kata wagub, perlu direkatkan sehingga perjuangan itu mendapat perhatian pemerintah pusat.
Dukungan yang sama dilontarkan Bupati Sikka, Drs. Sosimus Mitang, Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, Bupati Sumba Tengah, Drs. Umbu Sappi Pateduk, anggota DPR RI, Ir. Fary Francis, anggota DPD RI, Ir. Sarah Lery Mboeik dan Ir. Eman Babu Eha, anggota DPRD Kota Kupang, Niko Frans, S.Ip dan Epi Seran serta anggota DPRD Sikka, Siflan Angi yang dihubungi terpisah, Selasa (5/1/2010).
Bupati Sikka, Drs.Sosimus Mitang mengatakan, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sikka sangat mendukung jika almarhum Frans Seda dinugerahi gelar pahlawan nasional. "Kalau kriterianya memungkinkan dan Frans Seda bisa jadi pahlawan nasional, kita dukung. Kita perlu siapkan data dan dokumen untuk diusulkan agar beliau bisa jadi pahlawan nasional. Pemerintah dan masyarakat Sikka telah memberikan penghargaan atas jasa Frans Seda dengan menggantikan nama Bandara Waioti menjadi Bandara Frans Seda. Besok (Hari ini, Red), kalau sudah ada persetujuan DPRD Sikka, saya akan sampaikan kepada Gubernur NTT dan Menteri Perhubungan agar nama bandara secepatnya diganti menjadi Bandara Frans Seda. Kalau mengenai pahlawan nasional, jika kriterianya memungkinkan kita dukung. Tetapi perlu kita siapkan data," kata Mitang saat ditemui di Hotel Benggoan III Maumere, Selasa (5/1/2010) sore.
Bupati Mitang menegaskan, penghargaan masyarakat dan pemerintah kepada jasa Frans Seda telah diberikan karena Frans Seda telah memberikan andil bagi kemajuan Sikka pada masa ia menjabat Menteri Perhubungan RI.
Siflan Angi, Penasehat Forum Muda Lio yang juga anggota DPRD Sikka, menegaskan, Frans Seda layak dan pantas diusulkan menjadi pahlawan nasional. Di masanya beliau banyak berjasa membangun dan membuat perubahan di RI.
"Di masanya juga Frans Seda telah menjadi tokoh pembebasan Papua Barat. Saya meminta pemerintah memberikan penghargaan guna mengenang jasa beliau sebagai pahlawan nasional," kata Siflan di Maumere, Selasa (5/1/2010) sore.
Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora mengatakan, almarhum telah berbuat untuk Indonesia disaat negara menghadapi masa sulit sebagai Menteri Keuangan. Dia mengemban tugas berat karena saat itu nilai rupiah anjlok dan keuangan negara betul- betul tak berdaya. Di saat orang lain enggan menjabatnya, beliau menerima dan menunjukkan kemampuan menyelamatkan negara yang dilanda krisis berat saat itu.
"Saat memimpin acara tutup tahun 2009, saya sudah sampaikan kepada masyarakat Sumba Timur bahwa jasa almarhum cukup besar sehingga pantas dianugerahi pahlawan nasional. Itu saya sampaikan saat mengheningkan cipta khusus bagi almarhum Gus Dur dan almarhum Frans Seda," kata Gidion.
Bupati Sumba Tengah, Umbu Sappi Pateduk juga mendukung agar almarhum dianugerahi pahlawan nasional. Dia mengenang almarhum yang adalah teman ayahnya sebagai orang yang gigih memperjuangkan nasib bangsa, peduli terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat dengan ekonomi kerakyatan dan tokoh kerukunan hidup umat beragama yang merekatkan keutuhan NKRI.
Menurut Pateduk, almarhum bersama almarhum ayahnya Umbu Remu Samapaty, almarhum El Tari, almarhum Lorens Say, almarhum Herman Fernandez membela kemerdekaan saat berada di Yogyakarta. Almarhum Frans Seda, demikian Pateduk, sangat layak dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh negara. Misi diplomasi Irian Barat kembali ke pangkuan Indonesia (1961) berkat jasa Frans Seda.
Eman Babu Eha (anggota DPD RI) menyatakan Frans Seda sangat layak mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintah RI. Babu Eha mendesak Pemerintah Propinsi NTT segera memroses usulan tersebut sehingga secepatnya Frans Seda mendapat gelar pahlawan.
Anggota DPR RI, Fary Francis menyatakan, Frans Seda memenuhi kriteria diajukan sebagai pahlawan nasional karena telah melahirkan pemikiran besar untuk pembangunan nasional yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat banyak. Perjuangannya berlangsung sepanjang hidupnya, pengabdiannya jangkauannya luas dan berdampak nasional, tidak pernah melakukan perbuatan tercelah yang merusak nilai perjuangan.
"Bapak Frans Seda layak diajukan sebagai pahlawan nasional karena telah mengabdi tiga era, yakni orde lama, orde baru dan orde reformasi sampai akhir hayat dan berdampak luas secara nasional," kata Fary.
Fary mengaku akan menyuarakan aspirasi masyarakat NTT di DPR RI untuk ditindaklanjuti pemerintah. Dia mengharapkan DPD asal NTT, juga menyalurkan aspirasi itu agar simpul- simpul perjuangan menjadi kuat dan didengar secara nasional. Anggota DPD RI, Ir. Sarah Lery Mboeik juga mendukung agar Frans Seda dinobatkan menjadi pahlawan nasional. "Pada dasarnya saya setuju. Kalau dilihat dari prasyarat sebagai pahlawan, maka Pak Frans Seda telah memenuhi semua itu. Banyak hal yang telah beliau buat demi kepentingan bangsa ini," kata Lery.
Anggota DPRD Kota Kupang, Niko Frans mengatakan, Frans Seda telah berkiprah di tiga dekade. Dia juga berjuang mempertahankan kemerdekaan, salah satu wujud andilnya dalam pembebasan Irian Barat.
Lanjut Niko Frans, kiprahnya sebagai menteri di masa Orde Lama dan Orde Baru cukup bagus, tanpa cacat. "Saya sepakat karena beliau tanpa cacat. Beliau memenuhi syarat menjadi tokoh yang dapat diteladani sehingga layak dipertimbangkan mendapat gelar pahlawan nasional," kata Niko Frans.
Pendapat yang sama dikemukakan Epi Seran, anggota DPRD Kota Kupang. Epi Seran mendukung Frans Seda dianugerahi pahlawan nasional dan mengusulkan Walikota Kupang, memberikan nama jalan dari Bandara El Tari menjadi Jalan Frans Seda, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa beliau. (gem/ris)
Kuku dan Rambut Frans Seda Tiba di Maumere
MAUMERE, PK--Kuku dan rambut almarhum Frans Seda tiba di Maumere, Ibukota Kabupaten Sikka untuk selanjutnya dibawa ke Lekebai, Kecamatan Mego, untuk dilakukan upacara adat.
Keluarga besar almarhum Frans Seda yang membawa kuku dan rambut, itu tiba di Bandara Waioti, Selasa (5/1/2010) sore. Kuku, rambut dan tanah tersebut langsung dibawa ke Lekebai, Desa Bhera, Kecamatan Mego, untuk dilakukan upacara adat kematian. Selain itu, keluarga juga membawa foto Frans Seda. Foto itu dipangku adik almarhum, Bone Seda. Bone Seda, yang ditemui di Bandara Waioti, Selasa (5/1/2010) sore, mengatakan, keluarga akan membawa langsung kuku, rambut dan tanah makam almarhum ke Lekebai-Mego. Keluarga juga akan menggelar misa dan acara adat di Lekebai.
Sementara Gerfas P.Mude, keluarga Frans Seda ketika dihubungi mengatakan, kuku, rambut dan tanah makam almarhum telah dibawa keluarga ke Lekebai. Di sana akan diadakan misa dan upacara pembuatan simbol berupa kuburan almarhum di Lekebai.
"Ada adik kandung almarhum Frans Seda, Bone Seda dan Paulus Seda serta beberapa keluarga sudah membawa kuku, rambut dan tanah makam ke Flores menggunakan pesawat merpati. Misa di Lekebai akan digelar 7 Januari 2010 bersama upacara adat," kata Gerfas.
Mengenai akan dibuat kuburan bagi almarhum, Gerfas mengaku akan dibuat di depan rumah induk dan makam keluarga di Lekebai. (ris)
Pos Kupang 6 Januari 2010 halaman 1