IHWAL kekisruhan di RSUD Prof . Dr. WZ Johannes Kupang, kita terpaksa memilih kalimat imperatif. Ayo, tuntaskan segera benang kusut manajemen rumah sakit milik Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut agar masyarakat kembali mendapat pelayanan terbaik. Masyarakat (pasien) tidak boleh menjadi korban karena salah urus dari pimpinan hingga staf rumah sakit terbesar di NTT tersebut.
Kisruh di rumah sakit tersebut bukan hal baru. Kita menangkap kesan keragu-raguan serta lambat mengambil langkah sehingga berlarut-larut sampai sekarang. Indikasi kekisruhan mengemuka sejak lama dan meletus lagi pada awal April 2011 lalu ketika para dokter, perawat dan karyawan-karyawati RSUD WZ Johannes Kupang mempersoalkan uang jasa pelayanan pasien melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat dan Asuransi Kesehatan.
Para dokter, perawat dan karyawan mempertanyakan kepada manajemen yang menunggak pembayaran uang kesra bagi mereka. Pertemuan dengan manajemen rumah sakit tidak memuaskan dokter, perawat dan karyawan-karyawati, sehingga persoalan itu disampaikan kepada pimpinan daerah melalui Sekretaris Daerah (Sekda) NTT. Sekda NTT ketika itu menjelaskan duduk perkara sambil berharap agar dokter, perawat dan seluruh karyawan rumah sakit Johannes tetap bekerja seperti biasa.
Rupanya masalah di rumah sakit Johannes masih jauh dari selesai, sehingga terjadi lagi peristiwa yang patut kita sesali yakni aksi mogok para dokter dan perawat melayani pasien rawat jalan pada hari Senin, 23 Mei 2011. Pemogokan semacam ini merupakan preseden buruk apalagi di sarana vital seperti rumah sakit yang berurusan dengan soal hidup dan mati seseorang. Rencana pemogokan itu bahkan mereka umumkan secara terbuka melalui iklan layanan media massa, sesuatu yang tidak lazim. Para dokter dan perawat mungkin mau bersikap fair kepada pasien rawat jalan bahwa pada hari Senin itu pelayanan terhadap mereka akan terganggu. Lebih baik memberi tahu lebih dulu daripada pasien ke sana namun menghadapi kenyataan pahit karena tidak mendapat pelayanan.
Dari fakta kekisruhan itu kita dapat menarik beberapa benang merah. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada sumbatan komunikasi di dalam tubuh rumah sakit Prof. Dr. WZ Johannes Kupang. Peran komunikasi itu sangat vital bagi kesehatan sebuah institusi. Meminjam istilah medis, vitalnya komunikasi itu kurang lebih sama dengan fungsi pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh dan sebaliknya. Bayangkan kalau pembuluh darah tidak berfungsi. Dan, komunikasi yang sehat mensyaratkan keterbukaan para pihak. Pemimpin harus terbuka kepada bawahannya. Demikian pula sebaliknya.
Jika komunikasi berjalan lancar, kekisruhan di rumah sakit Johannes tidak akan meletus dan gelegarnya terdengar di mana-mana. Komunikasi yang baik akan meredam semua gejolak. Komunikasi yang sehat akan memudahkan semua orang mencari jalan keluar. Toh setiap institusi atau instansi pasti punya perkara tetapi masalah harus bisa diselesaikan secara internal sehingga tetangga rumah atau orang-orang di luar s ana tidak perlu tahu.
Benang merah yang lain tentu menyentuh aspek kepemimpinan. Desakan para dokter, perawat dan karyawan-karyawati rumah sakit Johannes agar wakil direktur dan kepala keuangan mundur dari jabatannya merupakan salah satu indikasi. Mundur dari jabatan boleh jadi bukan satu-satunya solusi terbaik. Mungkin masih ada opsi lain yang bisa dipilih setelah mempertimbangkan berbagai masukan terutama mencari tahu akar kekisruhan itu. Kuncinya adalah tindakan segera. Jangan menunda lagi karena masyarakatlah yang menjadi korban.
Kita percaya pimpinan tertinggi di lingkup pemerintahan Propinsi NTT akan bertindak dengan bijak dan cepat demi pulihnya pelayanan di rumah sakit tersebut. Setiap keputusan pasti tidak sempurna dan tidak sanggup memuaskan semua orang yang punya kepentingan berbeda. Tetapi keputusan harus diambil dengan fokus pada kepentingan masyarakat umum. Demi memenuhi kebutuhan masyarakat, kepentingan sendiri harus dinomorduakan. Begitulah sejatinya roh pemerintahan yang pro rakyat. Kita tunggu. *
Pos Kupang, 24 Mei 2011 halaman 4