Buku Tentang Sejarah Pers di NTT

cover depan
SETIAP kali mendapat pertanyaan dari kolega atau masyarakat umum tentang buku referensi sejarah pers di Nusa Tenggara Timur, saya senantiasa menganjurkan untuk membaca buku “15 Tahun Pos Kupang, Suara Nusa Tenggara Timur” yang diterbitkan PT Timor Media Grafika, Desember 2007.

Tentu saja, buku tersebut bukan satu-satunya referensi tentang perjalanan pers di wilayah Nusa Tenggara Timur. Cukup banyak referensi yang bisa diperoleh. Cuma dalam buku yang diluncurkan pada peringatan 15 Tahun Harian Pos Kupang tersebut, kiprah pers NTT sejak awal abad ke-20 digelar cukup komplit dan utuh. Bagi mahasiswa komunikasi pun buku ini merupakan rujukan bagaimana menghasilkan sebuah karya jurnalistik.

Dalam buku setebal 452 halaman tersebut, selain sejarah pers NTT juga berisi pandangan dari berbagai tokoh terkemuka NTT tentang kehidupan masyarakat daerah ini dari aneka sudut pandang. Dia kemudian menjadi bunga rampai yang indah. Sisi baiknya adalah gambaran persoalan masyarakat dan pemerintah Nusa Tenggara Timur akan tetap relevan sampai masa mendatang.

Sekilas tentang buku

Judul: 15 Tahun Pos Kupang, Suara Nusa Tenggara Timur
Penerbit: PT Timor Media Grafika, Kupang
Editor: Tony Kleden, Maria Matildis Banda, Dion DB Putra
Desain dan Sampul: Setya MR
Cetakan Pertama: Desember 2007
Kata Pengantar: Prof. Dr. Alo Liliweri, MS

Sebagai pemimpin redaksi Pos Kupang saat itu saya memang paling keras mendorong agar Pos Kupang menerbitkan buku tentang pers saat merayakan hari jadinya yang ke-15 pada tanggal 1 Desember 2007. Selain untuk mengisi kekosongan referensi tentang kiprah pers NTT, buku tersebut pun memberi secuil gambaran tentang perjalanan Pos Kupang selama 15 tahun melayani masyarakat Flobamora. Hemat saya, sebagai koran harian pertama di Propinsi NTT, Pos Kupang mesti mengambil inisiatif tersebut.

Syukur alhamdulilah, gagasan tersebut direspons dengan baik Pemimpin Umum SKH Pos Kupang, Damyan Godho serta rekan-rekan di jajaran redaksi-bisnis Pos Kupang di bawah naungan PT Timor Media Grafika. Saya membentuk tim kecil. Tim buku Pos Kupang yang anggotanya sekitar lima orang antara lain Tony Kleden, Setya MR dan Ferry Jahang.

Lalu siapakah gerangan orang yang paling keras bekerja sehingga buku tersebut bisa sampai ke tangan pembaca. Saya akan menyebut satu nama ini, saudaraku, rekan kerjaku Antonius Suban Kleden alias Tony Kleden. Sayalah yang memberikan kepercayaan kepada putra Waibalun-Larantuka yang saat itu menjabat Sekretaris Redaksi Pos Kupang untuk mengurus “proyek intelektual” ini. Kapasitas Tony memang pas untuk tugas semacam ini.

Dan, Tony membuktikan bahwa dia mampu. Tak letih dia menghubungi para penulis dan merajut setiap tulisan menjadi buku yang utuh. Kesibukan para penulis yang berbeda profesi dan medan pekerjaan merupakan tantangan tersendiri. Tony cukup tekun menjalaninya hingga buku bisa naik cetak dan terbit pada waktunya. Saya dan ibu Maria Matildis Banda juga bertindak sebagai editor buku, namun peran kami tidak seberapa banyak seperti Tony Kleden.

Tony Kleden lagi-lagi sukses menghadirkan buku “50 Tahun Ziarah Pangan Nusa Tenggara Timur” yang terbit tahun 2009 dan Buku “Wartawan NTT Bicara” yang diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kupang tanggal 9 Februari 2011. Dalam kurun waktu tiga tahun kami menghasilkan tiga judul buku. Kiranya itu persembahan yang bisa kami berikan untuk masyarakat NTT dari keterbatasan yang kami miliki.

Buku 15 Tahun Pos Kupang, Suara Nusa Tenggara Timur terdiri dari lima bagian yakni Sejarah dan Sosok Pers, Relung-Relung Dunia Wartawan, Pembangunan NTT Menurut Perspektif Pers, Pluralitas NTT dan Mereka yang Pernah Bersama.

I. Sejarah dan Sosok Pers terdiri dari artikel sbb:
1. Sejarah dan Sosok Pers di NTT (Agus Sape)
2. Pos Kupangku, Suara Nusa Tenggara Timur (Damyan Godho)
3. Pos Kupang 15 Tahun: Skeptisisme Melawan Arus (Tony Kleden)
4. Pos Kupang: Koran untuk Masyarakat Beragam (Alo Liliweri)
5. Tatkala Kata Adalah Politik (Pius Rengka)
6. Pers: Suara Profetis di Padang Gurun (Paul Budi Kleden)
7. Pos Kupang dan Transformasi Masyarakat (Edu Dosi)

II. Relung-Relung Dunia Kewartawanan, terdiri dari:
1. Peluang dan Tantangan Wartawan di NTT (Marcel W Gobang)
2. Saya Wartawan Pos Kupang (Dion DB Putra)
3. Pos Kupang Sebagai Tong Sampah (Ferry Jahang)
4. Valens Doy, Pos Kupang dan Jalan Salib NTT (Viktus Murin)
5. Berguru pada Barry Bradley (Benny Dasman)
6. Berita, dari Lapangan hingga ke Pembaca (Hyeronimus Modo)
7. Mengungkap Fakta di Balik Berita (Damianus Ola)
8. Jurnalisme Damai (Yulius O Lopo)
9. Imajinasi dan Hasrat Seorang Jurnalis (Maria Matildis Banda)

III. Pembangunan NTT Menurut Perspektif Pers terdiri dari:
1. Membangun Ekonomi Kerakyatan Melalui KUD (Ben Mboi)
2. Jangan Salah Pilih Pemimpin (Hendrik Fernandez)
3. Membangun NTT Dengan Tujuh Program Strategis (Herman Musakabe)
4. Tiga Batu Tungku dan Stigma Kemiskinan (Piet A Tallo)
5. Menggugat Tanggung Jawab Publikasi Pers (Gregor Neonbasu)
6. Menangkap Aspirasi Masyarakat Melalui Pers (Joseph Lagadoni Herin)
7. Mendongkrak Budaya Membaca di NTT (John Dami Mukese)
8. Pers, Jembatan Pemerintah dan Rakyat (Deno Kamelus)
9. Pers Memihak Yang Lemah, Merangkul Yang Papa (Sofia de Haan)
10. Dari Gubernur ke Gubernur, Mengapa NTT tetap Miskin (Fred Benu)

IV. Pluralitas Nusa Tenggara Timur terdiri dari:
1. Mengendus Jejak Allah Dalam Realitas Masyarakat (Eben Nuban Timo)
2. Keanekaragaman Kebudayaan NTT, Potensi Ancaman atau Kekuatan (Syarifuddin Gomang)
3. Pluralitas di Lereng Ntaram (Marsel Robot)
4. Peran Agama Merekatkan Tali Persaudaraan (AA Yewangoe)

V. Mereka Yang Pernah Bersama. Bagian ini berisi pesan, kesan dan harapan mereka yang pernah bersama di Harian Pos Kupang.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes