PETASAN kembang api yang meletus bersahut-sahutan di Kota Kupang dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir telah memakan korban manusia. Seperti diwartakan media massa, nasib naas itu menimpa I Putu Eka Kurniawan (23). Warga Perumnas, Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang tersebut menderita luka serius pada kedua tangannya terkena ledakan petasan, Kamis (24/12/2009) malam.
Pada malam kejadian itu, I Putu Eka Kurniawan bersama teman-temannya asyik bermain petasan dengan daya ledak cukup tinggi di kawasan Perumnas. Tak dinyana, petasan tiba-tiba meledak di tangan korban. Telapak tangan dan jari tangan kiri hancur. Telapak tangan dan jari-jari tangan kanan pun remuk.
Kita ikut prihatin dengan kejadian yang menimpa I Putu Kurniawan. Keceriaannya bermain kembang api justru berakhir dengan kondisi yang tidak menyenangkan. Mudah-mudahan dia segera sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa.
Musibah yang menimpa Kurniawan mestinya menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang sampai hari-hari ini masih doyan bermain kembang api dengan daya ledak memekakkan gendang telinga. Bermain kembang api memang menebarkan sensasi kegembiraan dan keceriaan. Tetapi penggunaan yang kurang hati-hati dapat mencelakakan diri sendiri atau orang lain.
Kita garisbawahi peryataan Kapolresta Kupang, AKBP Drs. Heri Sulistianto. Menurut Sulistianto, musibah yang dialami Kurniawan murni kecelakaan. Korban kurang hati-hati saat bermain kembang api sehingga ledakannya justru mencederai tangan sendiri.
Kapolresta dan seluruh jajarannya sudah berulang kali mengimbau warga masyarakat Kota Kupang agar tidak bermain petasan karena akibatnya bisa mencederai diri sendiri sebagaimana dialami Kurniawan. Rupanya imbauan tersebut belum sepenuhnya dituruti warga masyarakat kota ini. Kita masih saja mendengar letusan demi letusan kembang api pada malam hari dengan bunyi yang biasa-biasa saja sampai sangat keras. Terdengar jelas dalam radius sekian kilometer.
Menurut pandangan kita, polisi tidak sebatas mengimbau atau mengajak. Toh kenyataannya imbauan tersebut kurang dihargai. Demi ketertiban dan kenyamanan masyarakat umum polisi perlu bertindak lebih tegas. Para pemain petasan dengan daya ledak tinggi harus diberi pelajaran setimpal karena perbuatan mereka tidak hanya bisa mencekakakan diri sendiri tetapi juga orang lain. Masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya menanti ketegasan sikap aparat kepolisian.
Kepada warga masyarakat di mana saja berada kita juga sangat menyarankan agar menahan diri bermain kembang api yang berbahaya. Kegembiraan merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga dan sahabat tidak mesti dengan pesta kembang api. Masih ada seribu satu cara lain yang nilainya tak kalah menyenangkan dibandingkan dengan bermain kembang api yang kerlap-kerlipnya cuma sekian detik itu. Jika ingin bermain kembang api carilah lokasi khusus seperti lapangan terbuka atau pinggir pantai. Jangan di pemukiman penduduk, dekat rumah ibadah atau fasilitan umum lainnya yang strategis dan penting. Para pemain pun wajib membekali diri dengan keterampilan atau cara bermain yang tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Pergantian tahun tinggal beberapa saat lagi. Satu hal yang mau kita ingatkan sekali lagi adalah tentang pawai kendaraan yang lazimnya tak terkontrol. Sudah berulangkali terjadi kecelakaan lalulintas yang menelan korban nyawa pada setiap pesta pergantian tahun.
Mudah-mudahan tahun ini tidak terjadi di Kupang serta berbagai kota lain di Nusa Tenggara Timur. Kita memang berharap banyak pada ketegasan aparat kepolisian. Tetapi ketegasan polisi tidaklah cukup bila tidak ditopang oleh kesadaran warga masyarakat untuk bersama-sama menciptakan ketertiban dan kenyamanan. Selamat menyambut tahun baru 2010. **
Pos Kupang edisi Selasa, 29 Desember 2009 halaman 4