ATAMBUA, PK -- Dua warga Desa Taaba, Kecamatan Weliman, Kabupaten Belu, Klara Abuk (50) dan Hans (30), Minggu (18/10/2009) sekitar pukul 08.00 Wita tewas tertimbun tanah setelah menggali mangan di Tuataun, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Dengan peristiwa terakhir di TTS itu, maka sejak bulan Agustus 2009 tercatat sembilan warga NTT yang tewas di lokasi tambang mangan.
Klara Abuk ditemukan meninggal dunia dalam posisi berdiri, dan Hans melintang dengan tangan memegang Klara. Saat ini kedua korban sudah dievakuasi dari lokasi kejadian dan sudah diterima keluarga masing-masing. Kecamatan Toianas terletak di perbatasan TTS dan Belu.
Salah satu kerabat korban, Kamilus Seran, ketika dihubungi Pos Kupang melalui hand phone (HP) ke Desa Taaba, Minggu (18/10/2009) membenarkan kejadian itu. Hubungan Klara dan Hans, lanjutnya, Klara adalah mama mantu dari Hans.
Kamilus menjelaskan, kasus tewasnya kedua warga Taaba itu di luar dugaan. Pasalnya, selama sepekan ini Klara dan Hans menggali mangan di Tuataun, TTS. Pada Minggu (18/10/2009), suami dari Klara menyampaikan pesan kepada kedua korban untuk istirahat menggali karena harus ke gereja. Permintaan suami Klara agar mereka istirahat menggali mangan disampaikan oleh karyawan yang hendak membeli batu. Namun, penyampaian itu tidak dihiraukan Klara dan Hans. Keduanya tetap ke lokasi untuk menggali mangan.
"Saat sedang menggali mangan, tiba-tiba tanah runtuh dan menutup kedua korban. Lubang bekas galian mangan selama satu minggu ini sudah cukup besar. Kedua korban rupanya tidak menduga kalau kondisi tanahnya labil sehingga runtuh menimpa mereka," kata Kamilus.
Terhadap kejadian itu, jelas Kamilus, tanta dari Hans di Tuataun menyampaikan kepada keluarga di Taaba. Saat itu juga keluarga korban menuju lokasi kejadian untuk menggali reruntuhan tanah. Saat itu mereka mendapatkan Klara Abuk meninggal dunia dalam posisi berdiri, dan Hans dalam posisi telentang sambil memegang tangan Klara. Keluarga korban sejak pagi hingga sore terus menggali dan pukul 18.00 Wita kedua korban berhasil dievakuasi dan dibawah ke keluarga masing-masing. "Klara Abuk dibawa ke Taaba, dan Hans dibawa ke kampung halamannya di TTS," katanya.
Kepala Desa Taaba, Marsela Hoar Seran, ketika dihubungi Pos Kupang ke Wewiku melalui HP-nya, Minggu (18/10/2009) sore membenarkan kejadian itu.
Marsela menjelaskan, informasi tewasnya Kalra Abuk dan Hans ia terima dari warganya pada siang hari. Informasi dari warganya itu, kata Marsela, menyebutkan bahwa sepekan ini Klara dan Hans menggali mangan di wilayah TTS.
"Klara Abuk memang asal Taaba, dan Hans berasal dari TTS. Selama ini Hans tinggal bersama Klara Abuk, yang juga mama mantunya. Keduanya sudah dievakuasi dan sudah diterima keluarga masing-masing untuk dikuburkan," ujarnya. (yon)
Korban Tewas di Lokasi Mangan
17 AGUSTUS 2009: Daud Lomi Pita (48), warga RT 22/RW 06 Dusun C, Desa Tubuhue Kecamatan Amanuban Barat, TTS, meninggal akibat tertimbun galian mangan.
2 OKTOBER 2009: Dua warga Kelurahan Naioni, yaitu Simon Linsini dan Etri Linsini, tewas tertimbun tanah di lokasi penambangan mangan. Keduanya tewas saat sedang menggali batu mangan.
6 OKTOBER 2009: Empat penambang mangan di Kiumabun, Desa Oebola Dalam, Kecamatan
Fatuleu, Kabupaten Kupang, tewas tertimbun ketika sedang menggali batu mangan. Empat warga itu adalah Melianus Bariut (51), Petrus Sabloit (38), Ambrosius Seran (11) serta Marice Ton (38).
18 OKTOBER 2009: Dua warga Desa Taaba, Kecamatan Weliman, Kabupaten Belu, yaitu Klara Abuk (50) dan Hans (30) tewas tertimbun tanah ketika menggali batu mangan di Tuataun, Kecamatan Feoana, TTS.
Pos Kupang edisi Senin, 19 Oktober 2009 halaman 1