Kodak

ilustrasi
Hari-hari kejayaan ketika Eastman Kodak Co merajai dunia fotografi film yang sempat bertahan selama satu abad lebih akhirnya berlalu. Setelah lama berjuang menghadapi krisis keuangan internal, perusahaan itu pun menyerah. Bangkrut! Kodak resmi mengajukan perlindungan bangkrut sesuai dengan Pasal II, UU Kebangkutan di New York, Amerika Serikat, hari Kamis 19 Januari 2012.

Perusahaan yang menemukan kamera tangan, dalam pernyataannya, mendapat fasilitas kredit 18 bulan sebesar 950 juta dolar (Rp 8,5 triliunan) dari Citigroup. Dana sebesar itu digunakan untuk menjaga aliran kas perusahaan tetap berjalan. "Kodak mengambil langkah maju nyata yang memungkinkan perusahaan untuk mewujudkan perubahan," ujar pimpinan dan CEO perusahaan, Antonio Perez.

Kodak memasuki proses menciptakan bisnis digital saat memutuskan meninggalkan beberapa kebiasaan tradisional. Sejak tahun 2003, perusahaan telah menutup 13 pabrik, 130 laboratorium pemrosesan dan memangkas 47 ribu karyawan di seluruh dunia. Perusahaan ini mendapat pujian saat mengembangkan kamera digital pertama pada tahun 1975.


Namun sepertinya Kodak tak pernah menyadari potensi revolusi kamera digital yang justru membunuh dirinya sendiri. Kodak tak mampu bersaing dengan kompetitornya yang menawarkan produk digital dengan kemajuan sangat pesat. Sejak tahun 2007, Kodak terus merugi. Bahkan nilai pasarnya merosot tajam menjadi hanya US$ 150 juta dibandingkan US$ 31 miliar pada 15 tahun silam.

Beberapa tahun terakhir Kodak fokus pada produk konsumen dan printer komersial. Namun strategi itu tak berhasil menyelesaikan kesulitan keuangan serta meningkatkan keuntungan. Saat ini, seperti korporat mapan AS lain, Kodak menghadapi tanggung jawab tak sepele, menyiapkan biaya besar untuk pensiun dan keuntungan bagi pekerja dan pensiunan. "Kini kita harus menuntaskan perubahan untuk memperbaiki struktur pembiayaan kita, dan muncul kembali sebagai perusahaan material sains dan pencitraan digital kelas dunia,” demikian Antonio. Dalam UU Kebangkrutan AS, ketika perusahaan mengajukan permohonan bangkrut maka perlindungan hanya berlaku pada perusahaan dan anak perusahaan di AS, tidak mencakup cabang di luar negeri.

Kodak didirikan oleh George Eastman pada tahun 1892. Pria yang dropout dari SMA itu memulainya dengan membuat piringan fotografi. Untuk menjalankan bisnisnya, ia secara royal membeli mesin seken senilai US$ 125. Dalam 8 tahun, nama Kodak menjadi trademark dan perusahaan kemudian memperkenalkan kamera poket dan juga roll film, sekaligus mendominasi pasar dunia.

Eastman juga memperkenalkan 'Dividen Upah', dimana perusahaan akan membayar bonus kepada karyawan berdasarkan pendapatan. Hampir seabad setelah Kodak berjalan, astronot Neil Amstrong menggunakan kamera Kodak seukuran kotak sepatu untuk mengambil foto pada tahun 1969. Hasil jepretan Neil, orang pertama yang menjejakkan kaki di bulan itu mendapat antusiasme yang sangat tinggi. Jumlah yang melihat lebih banyak ketimbang 80 film yang telah memenangkan "Best Picture' Oscar dan difoto dengan menggunakan Kodak. Itulah era kejayaan Kodak.

Enam tahun setelah perjalanan Armstrong itu, Kodak membuat kamera digital. Namun ukurannya dinilai lebih besar dari poket untuk fotografer amatir, apalagi pesaingnya seperti Canon, Casio dan Nikon menawarkan bentuk yang lebih baik. Dan bukannya mengembangkan kamera digital, Kodak hanya terdiam dan menghabiskan bertahun-tahun melihat rivalnya mengambil pangsa pasar. Kodak tidak pernah berinovasi untuk bisnis yang sangat ketat persaingannya.

Pada tahun 1994, Kodak memisahkan bisnis kimia, Eastman Chemical Co yang justru lebih sukses. Namun kejatuhan Kodak mulai terlihat ketika pada September secara tidak terduga mulai menarik US$ 160 juta dari jatah kredit, sehingga menimbulkan kekhawatiran perusahaan kekurangan uang tunai. Dari tahun ke tahun, kondisi Kodak terus memburuk. Spekulasi bangkrutnya Kodak sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu, sebelum akhirnya perusahaan resmi membuat pengumuman pendaftaran kebangkrutan 19 Januari 2012.

Hingga akhir September, total aset Kodak sebesar US$ 5,1 miliar dengan kewajiban US$ 6,75 miliar. Pendaftaran Kebangkrutan dilakukan di Pengadilan Kebangkrutan AS di Distrik Bagian Selatan New York. Unit Non-AS yang tidak dimasukkan dalam perlindungan kebangkrutan akan terus membayar kewajiban pada pemasoknya. Perlindungan kebangkrutan itu akan memberikan Kodak waktu untuk menemukan pembeli atas 1.100 paten digital, yang merupakan nilai kuncinya. Perlindungan ini juga memungkinkan mereka merampingkan bisnis sehingga tetap bisa membayar gaji bagi sekitar 19.000 karyawannya. Pada masa jayanya di era 1980-an, Kodak tercatat memiliki 145.000 pekerja.

Seperti dikutip dari Reuters, Kodak mengaku telah mendapatkan fasilitas pinjaman US$ 950 juta selama 18 bulan agar bisa tetap hidup. Kodak saat ini 'dikawal' oleh penasihat dari bank investasi Lazard Ltd yang telah membantu Kodak mendapatkan pembeli paten digitalnya. Penasihat lain adalah FTI Consulting Inc. Mereka diharapkan bisa membantu Kodak hidup lagi menjadi perusahaan yang lebih ramping dan menguntungkan. Bisakah perusahaan AS itu mendapatkan lagi Kodak Moment mereka lagi? 

Sudah banyak kisah tragis seperti Kodak yang akhirnya menyerah oleh perkembangan zaman. Inovasi tanpa strategi cerdas bisa membunuh diri sendiri. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor kunci. Jika pemimpin merasa nyaman dengan keadaan dan tidak merespons dengan cepat tuntutan zaman, institusi raksasa sekalipun bisa kolaps. Apalagi kalau pemimpin anti kritik...dan cara berpikirnya seperti kodok. Loncat sana, loncat sini. Hihi...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes