Komodo di pinggir pantai (dok Kompas TV) |
Kanawa adalah sebuah pulau kecil yang indah, di sekitar pantainya bisa langsung snorkeling, dan ada bukitnya juga di balik penginapannya. Bukit ini bisa didaki untuk melihat pemandangan sunset ataupun sunrise.
Saat kita mendaki di sore hari, anginnya super duper kenceng, dan karena saat itu musim kemarau, jadi warna dominannya adalah kuning dan cokelat. Ditambah lagi kesulitan mendaki karena ada beberapa titik yang curam dan nggak ada pegangan sama sekali. Jadi terpaksa megang rumput-rumput kering supaya nggak kepeleset.
Danau Kelimutu di Ende, Flores |
Begitu sampai di puncak bukit, hanya bisa mengucap Subhanallah... indahnya.... Bisa kelihatan seluruh pemandangan laut dan pulau-pulau di sekitar Kanawa. So beautiful...
Hari pertama di Kanawa dihabiskan dengan mendaki bukit menjelang sunset dan menikmati sunset di pinggir pantai. Dan malamnya kita makan di restonya Kanawa, karena pulau ini tidak berpenduduk, jadi hanya ada Kanawa Bungalow sehingga kita harus memakai seluruh fasilitas yang ada di hotel. Jadi nggak bisa jajan deh, mau beli air minum ya di restonya.
Kanawa adalah bungalow dengan konsep eco friendly, dengan kamar mandi semi outdoor yang di dalamnya disediakan 2 macam air (air laut untuk guyur kloset dan air tawar di pancuran untuk mandi).
Di sana listriknya dibatasi, yaitu hanya dinyalain mulai jam 6 sore dan sekitar jam 11 malam sudah dimatikan. Jadi saat jam-jam tersebut harus segera nge-charge segala macem gadget.
Setelah makan malam kami isi waktu dengan ngobrol ngalor ngidul karena nggak ada tv di penginapan. Jadi nginap di Kanawa ini memang sekaligus untuk mengasingkan diri dari hiruk pikuk kota dan menikmati kesunyian alam di tengah indahnya panorama ciptaan Tuhan.
Tarian Caci di Manggarai, Flores |
Hari kedua, setelah sarapan akhirnya kami bisa menikmati trip ke Pulau Komodo, snorkeling di Pink Beach dan Batu Bolong. Padahal malam sebelumnya kami disarankan untuk tidak ambil trip ke sana dan kapten kapal hanya berani ke Pulau Rinca karena musim angin barat yang kencang.
Syukur alhamdulillah akhirnya pagi itu cuaca cerah dan dimulailah petualangan mengarungi perairan di Kepulauan Komodo dengan menggunakan kapal kayu milik Kanawa. Saat itu kami mendapat tambahan 2 orang yang bareng ke Komodo.
Setelah hampir 2 jam di lautan, sampai juga di dermaga Pulau Komodo (Loh Liang). Cuaca sangat terik dan pemandangan hutan pun sangat kering dengan didominasi warna cokelat dan kuning. Setelah mengurus administrasi di pos jagawana, akhirnya kami memilih mengambil short track.
Di dalam perjalanan ketemu juga sama si Komodo yang lagi santai-santai di bawah pohon. Langsung deh kita foto-foto. Selain komodo, banyak ditemukan kijang karena kijang adalah makanan bagi si Komodo. Short track berakhir di Fregata Hill, sebuah bukit kecil dimana dari puncaknya kita bisa melihat pemandangan laut.
Setelah puas berfoto-foto, kita turun bukit menuju jalan setapak menuju pos masuk yang tadi. Sebelum pulang sempat lihat suvenir yang dijajakan oleh penduduk lokal. Akhirnya kita buru-buru kembali ke kapal untuk makan siang (nasi goreng yang dibekalin dari penginapan).
Tujuan berikutnya adalah Pink Beach, pantai berpasir merah muda ini kabarnya hanya ada 7 di dunia dan salah satunya di Pulau Komodo ini. Pink Beach ini masih satu daratan dengan Pulau Komodo tapi karena ini merupakan kawasan konservasi, jadi perahu-perahu dilarang buang jangkar yang terlalu dekat dengan pantai.
Jadilah kita harus langsung nyebur dari kapal dan berenang ke tepi pantai, ya sambil snorkeling juga. Tapi sayang airnya keruh jadi biota di dalam lautnya kuang jelas terlihat. Begitu sampai di pantai, langsung deh pegang pasirnya, dan ternyata memang pink!
Meskipun saat ini sudah tidak terlalu pink lagi, namun tetap terlihat butiran warna pinknya. Sepertinya pasir di sana berasal dari pecahan batu-batu karang yang berwarna merah di dalam laut, lalu kebawa ombak sampai ke pantai. Subhanallah... makin cinta deh sama Indonesiaku.
Setelah foto-foto, langsung berangkat lagi ke Manta Point untuk berenang bersama ikan manta alias pari yang gede. Sayangnya saat itu cuma lihat satu manta dan cepat banget berenangnya. Jadi kita putuskan langsung beranjak lagi ke titik terakhir yaitu Batu Bolong.
Batu bolong ini adalah batu karang di tengah lautan yang ada lubang besar di batunya, dan di situ merupakan titik penyelaman favorit para diver. Untung kami-kami yang hanya bisa snorkeling ini sudah bisa melihat indahnya alam bawah laut Batu Bolong, karena terumbu karangnya pun hampir menyembul ke permukaan air padahal di situ perairan laut dalam.
Pemandangannya benar-benar indah, karang warna-warni, dengan biota yang entah apa namanya. Pokoknya kelihatan indah karena warnanya beraneka ragam. Sayang saat itu sudah sekitar jam 4 sore jadi arusnya kuat banget. Untuk menghindari ombak tinggi makanya cuma sebentar banget snorkeling-nya, dan kita pun disuruh segear naik ke kapal untuk kembali ke Kanawa. Dengan hati yang sedih namun tetap senang sudah bisa menikmati sedikit keindahan bawah lautnya Kepulauan Komodo ini.
Dan benar saja, ternyata dalam perjalanan kembali ke Kanawa, ombaknya tinggi-tinggi dan kita sempat terguncang-guncang duduk di kapalnya. Sampai di Kanawa sekitar jam 17.30, tapi masih terang. Jadi kita snorkeling lagi di sekitar dermaga Kanawa, setelah itu menikmati sunset.
Sayang sore itu air tawarnya di kamar mandi mati, hiks... Setelah lapor ke front office, akhirnya begitu balik ke kamar airnya sudah normal kembali. Tapi itu sudah hampir jam 10 malam kita balik ke kamar karena ngobrol banyak dengan teman-teman. Meskipun sudah malam, mandi juga karena nggak enak kalau tidur badannya masih lengket air laut.
Hari ketiga, saatnya kembali ke Labuan Bajo, setelah sarapan jam 7 pagi dan menyelesaikan pembayaran, langsung gotong ransel menuju kapal deh. Jam 8 pagi kapal pun bergerak meninggalkan Kanawa untuk kembali ke Labuan Bajo.
Sedih bercampur puas.... dan berharap suatu hari nanti bisa datang lagi ke Kanawa saat bukan musim kemarau, karena pengen lihat Kanawa di saat hijau. Sekitar jam 09.30 bersandar di dermaga pelabuhan Labuan Bajo. (Danawiryya Silaksanti)
Sumber: Kompas.Com