Stadion Oepoi |
Pantauan Pos Kupang di Stadion Oepoi, Kamis (28/12/2017), para pekerja hanya duduk bercengkerama di rumah darurat di tepi lapangan. Tak ada aktivitas sama sekali. Sesuai kontrak pekerjaan utama saat ini adalah pembongkaran lapangan dan penanaman rumput, pengerjaan drainase serta pembangunan tribun utama stadion.
Proyek yang dikerjakan PT. Sidoarjo Sukses Sentosa ini baru membongkar permukaan lapangan stadion. Sebagian lapangan yang sudah dibongkar diisi material berupa pipa, kerikil, ijuk dan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik putih. Di bagian selatan, permukaan tanah digali selebar satu meter dengan jarak galian dua meter. Tanah yang digali ini akan diisi berbagai material seperti pipa untuk irigasi, ijuk, tanah dan kerikil.
Terlihat tanah bekas galian masih menumpuk di tengah lapangan. Material lainnya juga berserakan dalam lapangan. Bila dihitung secara teknis, tak lebih dari 60 persen realisasi pengerjaan untuk item pembongkaran lapangan. Padahal sesuai kontrak, saat ini seharunya rumput sudah tuntas ditanam.
PPK dari Dispora NTT, Niko Ratulangi mengatakan, kontrak kerja Stadion Opeoi mestinya selesai pada 28 Desember 2017. Sementara kontraktor pelaksana Feliks Alberto Dhini berniat mengajukan adendum (perpanjangan waktu) tetapi tidak diakomodir pemilik proyek dalam hal ini Dispora NTT. Menurut Niko Ratulangi, belum rampungnya rehabilitasi stadion karena 80 persen material didatangkan dari Jawa tetapi tidak tepat waktu tiba di Kupang.
Fakta yang tersaji di depan mata rakyat NTT adalah proyek rehabilitasi stadion kebanggaan tersebut tidak berjalan sesuai rencana dan kontrak kerja. Kontraktor pelaksana mestinya sudah memperhitungkan segala kemungkinan ketika menang dalam lelang proyek fisik ini.
Alasan material yang dipesan dari Jawa tidak tepat waktu tiba di Kota Kupang tidak bisa diterima begitu saja karena tidak masuk kondisi luar biasa (force major). Untuk bangunan khusus seperti stadion olahraga material yang dibutuhkan tentu saja harus didatangkan dari luar NTT dan hal itu seharusnya sudah diperhitungkan kontraktor pelaksana.
Kita juga mempertanyakan pengawasan dari PPK dan pemilik proyek ini. Apa yang mereka lakukan ketika melihat pembangunan fisik stadion terhenti sejak akhir bulan Oktober 2017? Idealnya segera ambil langkah cepat dan tepat sehingga persoalannya tidak berujung sebagaimana saat ini.
Sesuatu yang mencemaskan kita adalah rehabilitasi stadion itu terhenti sama sekali, menjadi proyek mangkrak. Dampaknya sangat buruk bagi pembinaan cabang sepakbola di Kota Kupang serta NTT umumnya.
Kita berharap semua pemangku kepentingan segera bergerak mengatasi permasalahan ini. Stadion Oepoi harus segera direhabilitasi agar bisa dimanfaatkan dalam waktu dekat. *
Sumber: Pos Kupang 30 Desember 2017 hal 4