Hilangnya Nilai-nilai Keteladanan

ilustrasi
MENARIK perhatian kita melihat apa yang kini mendera pemenang Pemilu tahun 2009, Partai Demokrat. Kepercayaan publik terhadap partai tersebut menurun drastis. Media massa memilih diksi terjun bebas mengacu pada hasil survei sejumlah lembaga independen di Indonesia.

Ambruknya kepercayaan publik tersebut diakui Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY  mengatakan sejumlah kader Partai Demokrat merasa sangat prihatin dan cemas mendalam atas posisi partai yang anjlok dalam hasil survei. Pernyataan itu disampaikan SBY menjawab pertanyaan pada jumpa pers, Senin lalu di Jeddah, Arab Saudi.

Menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Pemilu 2009 Partai Demokrat mendapat dukungan 21 persen. Kini posisinya kini tinggal 8 persen. Anjoknya dukungan terhadap Partai Demokrat diakui bukan hanya terlihat dalam hasil survei LSI, melainkan juga pada lembaga-lembaga survei lain.

"Terus terang sejumlah kader menilai posisi Partai Demokrat sekarang sudah berbahaya, SOS. Ada yang juga menyebut sudah menyentuh angka merah. Sudah ada kecemasan dan keprihatinan mendalam tentang Partai Demokrat," kata SBY.

Secara tidak langsung, SBY berpandangan, kemerosotan posisi Partai Demokrat, antara lain, karena pengaruh sejumlah kadernya yang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebut misalnya Angelina Sondakh, Andi Alfian Mallarangeng dan M Nazaruddin. Belakangan malah Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum pun disebut-sebut  terkait kasus korupsi. Anas sudah pernah diperiksa KPK sehingga posisinya sebagai ketua umum tidak kondusif untuk partai yang tak lama lagi akan bertarung kembali di Pemilu 2014.

Menurut pandangan kita kegusaran SBY yang juga Presiden RI sangat beralasan.Fakta hukum memberi bukti begitu banyak kader partai yang menyalahgunakan kekuasaan dan wewenangnya ketika dia menerima tanggungjawab sebagai pejabat publik. Mereka yang seharusnya memberi keteladanan bagi masyarakat justru dengan vulgar menggarong sesuatu yang bukan haknya. Dan, begitu banyak orang yang menjadi korban akibat perbuatan mereka memperkaya diri sendiri dan atau kelompoknya.

Kader partai terlibat kasus korupsi bukan monopoli Partai Demokrat. Hampir semua partai di negeri ini ikut menyumbang para koruptor. Kasus paling akhir melanda Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Tidak tanggung-tanggung, Presiden PKS 
Luthfi Hasan Ishaaq, MA dibekuk penyidik KPK karena diduga terlibat suap dalam  proyek impor daging sapi. Wajar jika banyak yang mengatakan sebagian orang merasa syok lantaran PKS selama ini dikenal sebagai partai yang bersih.

Mengingat kejadian belakangan ini masyarakat tentu berharap parpol di Indonesia lebih selektif lagi dalam proses rekruitmen kader. Pemilu 2014 mestinya menjadi momentum bagi parpol agar sungguh-sungguh memilih orang yang punya integritas moral yang baik. Sebagai penggodok calon pemimpin bangsa, parpol jangan lagi asal mencomot orang yang tidak berkualitas sebagai caleg atau calon pemimpin eksekutif. Demokrasi kita yang dirajut dengan susah payah bahkan dengan air mata dan darah ini bakal  ambruk di tangan orang-orang yang korup! *

Sumber: Tribun Manado 7 Februari 2013 hal 10



All Editorial by Dion
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes