Catatan Sepakbola Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM -- Juara bertahan Jerman tumbang di Moskwa. Pasukan Sombrero mempermalukan petahana 1-0. Begitulah kabar paling runcing di hari keempat Piala Dunia, 17 Juni 2018. Media sosial pun riuh rendah. Puja-puji bagi tim asuhan Juan Carlos Osorio. Gemas, gusar dan kecewa buat Der Panzer.
Mengapa tim setangguh Jerman bisa kalah? Resep Osorio sederhana saja. Kepada para pemain Meksiko selalu dia tanamkan bahwa sepakbola itu hanya sebuah permainan sehingga bermainlah selalu dalam sukacita.
Jauhkan takut, tanggalkan beban. Riang saja mengolah bola dari kaki ke kaki, kepala ke kepala. Jangan pakai tangan kecuali penjaga gawang. Ikuti aturan main, hormat dan respek kepada lawan. Siapa pun dia.
Meksiko membuka langkah di Luzhniki Stadium lewat formula klasik 4-4-2. Hector Herrera, Hirving Lozano, Miguel Layun dan Javier Hernandez langsung menyengat. Hampir saja gawang Manuel Neuer bobol menit pertama.
Jerman terkejut. Buru-buru konsolidasi. Sami Khedira, Toni Kroos, Thomas Mueller, Julian Draxler, Mesut Oezil dan Timo Werner merapikan koordinasi antarlini demi menggebuk balik. Lima belas menit setelah Wasit asal Iran, Alireza Faghani nyatakan kick-off, Jerman mulai mendominasi. Tiada henti mengurung Meksiko di luar kotak enambelas meter.
Pelatih Der Panzer, Joachim Loew berambisi cetak gol selekas mungkin. Tapi balasan Osorio cerdik bukan main. Ketika serdadu Jerman mengepung, empat gelandang berubah peran jadi tabir pertahanan.
Andres Guardado, Hector Herrera, Hirving Lozano dan Carlos Vela meringankan kerja kuartet lini belakang, Jesus Gallardo, Hector Moreno, Hugo Ayala Castro dan Carlos Salcedo. Maka nyamanlah kipper Guillermo Ochoa menghalau semua tembakan lawan.
Hebatnya lagi Osorio tidak memilih cara parkir bus ala Islandia yang bikin Argentina kesal setengah mati dan Lionel Messi hampir frustrasi. Meksiko tetap bermain terbuka, berani jual beli serangan yang atraktif. Meksiko meladeni permainan terbuka Jerman. Laga Jerman vs Meksiko merupakan partai terbaik sejauh ini di Piala Dunia 2018 selain duel Portugal - Spanyol yang berkesudahan 3-3.
Ketika Thomas Mueller, Julian Draxler, Mesut Oezil dan Timo Werner menggempur, Miguel Layun dan Javier Hernandez tak ikut turun jauh. Keduanya lalu lalang saja di ujung lapangan sendiri. Menanti pasokan bola dari rekan- rekannya untuk memukul balik Jerman.
Gol Hirving Lozano menit ke-35 merupakan hasil serangan balik cermat dan terukur. Setelah menerima umpan Javier Hernandez, Lozano mengelabui Joshua Kimmich kemudian menaklukkan Manuel Neuer lewat tendangan kaki kanan. Lozano cerdik manfaatkan lubang yang ditinggalkan Jerome Boateng, Mats Hummels dan Marvin Plattenhardt yang keasyikan ikut membantu serangan ke gawang Meksiko.
"Babak pertama, kami bertahan dengan pintar dan menghajar mereka lewat serangan balik. Pada babak pertama kami lebih superior, lalu pada babak kedua kami mengetahui Jerman adalah tim hebat," kata Osorio seperti dilansir FIFA.
Menyadari Jerman yang gregetan agar segera cetak gol, pada babak kedua Meksiko bermain lebih defensif. Pada menit ke-58, Osorio menarik keluar gelandang serang Carlos Vela diganti bek Edson Alvarez dan mengubah formasi menjadi lima pemain bertahan.
Osorio memang melakukan persiapan khusus menghadapi barisan penyerang Jerman yang terkenal mematikan. Dia perbanyak porsi latihan bertahan. "Kemarin kami berlatih bertahan dengan empat gelandang dan tiga pemain di depan," kata pelatih berusia 57 tahun tersebut.
Saat jumpa pers seusai pertandingan, Pelatih timnas Jerman, Joachim Loew mengakui timnya tampil buruk di babak pertama dan gagal mengonversi peluang menjadi gol. "Pada babak pertama kami bermain sangat jelek. Tim ini tak bisa bermain seperti biasanya, saat menyerang maupun mengumpan," kata Loew.
Loew menyebut Jerman bermain lebih baik di babak kedua, tetapi lawannya tak kalah bagus. "Pada babak kedua kami bisa menekan. Namun, Meksiko juga menyerang balik," katanya. Menurut Loew, Jerman kehilangan banyak peluang emas yang sebenarnya bisa diubah menjadi gol. Tercatat 25 peluang Jerman dengan 9 di antaranya tepat sasaran, dua kali lebih banyak dari kans Meksiko.
Pemain Jerman melakukan segalanya guna mencetak gol balasan. Loew memasukkan Marco Reus menggantikan Sami Khedira menit ke-60. Pemain bertahan Marvin Plattenhardt diganti striker Mario Gomez menit ke-80. Jerman mengepung habis Meksiko.
Serangan silih berganti datang dari kedua sayap, blok tengah serta percobaan tendangan jarak jauh, namun sulit menembus pertahanan Meksiko yang alot. Bahkan kapten tim dan kiper Manuel Neuer ikut menunggu di mulut gawang Meksiko menyambut sepak pojok di injury time. Tapi nasib baik sedang menjauh. "Kami memiliki beberapa tendangan ke gawang tetapi bernasib buruk. Bolanya tidak masuk ke gawang lawan," kata Loew.
Meksiko patut mendapat acungan jempol. Tim medioker dari benua Amerika itu sungguh bermain tanpa rasa takut sedikit pun meski lawannya adalah juara bertahan dan pemegang empat trofi Piala Dunia.
Hirving Lozano (22) yang terpilih sebagai Budweiser Man of the Match laga ini mengakui hal tersebut. "Ini bukan tentang saya, ini buah perjuangan bersama. Kami bermain tanpa takut dan rekan setim sangat hebat," kata Lozano dilansir FIFA.
"Saya tidak tahu apakah ini kemenangan terbesar Meksiko dalam sejarah, tetapi saya yakin ini salah satu yang terbesar. Awal yang bagus, melawan juara bertahan. Hasil yang hebat dan menunjukkan kerja keras kami," kata Lozano lagi.
Meksiko untuk sementara memimpin klasemen Grup F dengan koleksi tiga poin. Meksiko selanjutnya melawan Korea Selatan pada 23 Juni 2018 dan Swedia di laga terakhir penyisihan grup. Tim asuhan Osoria hanya butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak knock-out.
Bermain tanpa rasa takut kiranya berguna dalam lapangan hidup apapun termasuk kompetisi Pilgub atau Pilbub sepekan lagi serta Pileg dan Pilpres nanti. Bermain sajalah sesuai aturan main. Jauhkan takut kalah hingga paksa diri memakai segala cara termasuk jual isu SARA , isu pulau, dan pakai politik uang pula (Aih sudah salah jalur ini hahahahaha…)
Kembali lagi ke urusan kulit bundar, dengan kekalahan ini maka rekor kejayaan Der Panzer pada laga pembuka Piala Dunia di tujuh edisi terakhir terputus. Dari tujuh laga tersebut, Jerman total mencetak 20 gol. Terakhir kali Jerman kalah pada laga pembuka Piala Dunia 1982. Kala itu Jerman takluk dari tim asal Afrika, Aljazair.
Tren minor juara bertahan Piala Dunia pun berlanjut. Jerman bernasib sama seperti Italia pada Piala Dunia 2010 dan Spanyol di Piala Dunia 2014. Dua tim itu sama-sama tak menang pada laga pertama dalam usaha mereka mempertahankan gelar juara.
Italia selaku juara dunia 2006, bermain 1-1 melawan Paraguay pada laga perdana Piala Dunia 2010. Adapun Spanyol, juara dunia 2010, kalah 1-5 pada laga pertama Piala Dunia 2014 melawan Belanda yang tahun ini jadi penonton manis di rumah.
Laga Jerman vs Meksiko memastikan kapten Meksiko, Rafael Marquez mencetak rekor spesial dalam lima Piala Dunia. Marquez menyamai legenda Meksiko, Antonio Carbajal dan mantan kapten timnas Jerman, Lothar Matthaeus. Marquez membela Meksiko sejak Piala Dunia 2002 hingga 2018. Tak banyak pemain seperti dia.
Akhirnya, bagaimana nasib Jerman di Rusia 2018? Mampukah tim bermental juara itu bisa bertahan lebih lama bahkan sampai puncak tangga? Banyak orang meyakini bahwa Jerman tetaplah Jerman yang tidak akan menyerah sebelum pertempuran usai.
Negara kaya Eropa ini tidak memiliki pemain bintang sekelas Cristiano Ronaldo (Portugal), Lionel Messi (Brasil) atau Neymar (Brasil). Tetapi kolektivitas permainan Jerman lazimnya amat solid. Tim lambat panas itu selalu mampu keluar dari masa kritis.
"Sudah pasti kami kecewa kalah melawan Meksiko. Namun, kami melihat ke depan dan menaruh kekalahan ini di belakang,” kata Pelatih Joachim Loew. Selanjutnya, Jerman akan bertemu Swedia pada babak penyisihan Grup F pada 24 Juni 2018. Lawan terakhir adalah pekerja keras dari Asia, Korea Selatan. Dua laga Jerman berikutnya pasti seru dan menarik.
Dunia menanti apakah Joachim Loew mampu membebaskan Der Panzer dari beban nama besar sebagai petahana. Over percaya diri bisa jadi bumerang karena sudah terbukti dalam sejarah Piala Dunia bahkan juara bertahan gagal lolos dari penyisihan grup. (*)
Sumber: Pos Kupang.com. Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Bermain Tanpa Rasa Takut, http://kupang.tribunnews.com/2018/06/18/bermain-tanpa-rasa-takut?page=all.