28 Tablet Cabut Nyawa Gadis Borong

BORONG, PK -- Sebanyak 28 tablet resochin mencabut nyawa Emi, gadis usia 20-an tahun asal Mondo, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Jumat (21/8/2009). Setelah meminum obat sebanyak itu sekaligus, keluarga melarikannya ke Puskesmas Borong, namun tidak tertolong.

Tanta korban, Paulina Bawut yang ditemui di Puskesmas Borong, mengatakan, meski sudah berusia 20-an tahun, Emi masih bertingkahlaku kekanak-kanakan. Sehari-hari dia selalu bergaul dan bermain bersama anak-anak kecil.

Emi, katanya, berkemauan keras. Apa yang diminta harus dipenuhi keluarganya. Pihak keluarga pun selalu memanjakannya.

Pada Jumat (21/08/2009) pagi, Emi meminta uang untuk membeli bakso dan kakaknya yang laki-laki memberinya uang Rp 50 ribu. Emi langsung ke Borong.

"Setelah ambil uang Rp 50 ribu itu Emi langsung ke Borong, katanya mau makan bakso," kata Bawut. Tidak diketahui pasti apakah gadis muda itu membeli bakso atau tidak, namun Emi diduga membeli tablet resochin.
Menurut Bawut, keluarga baru mengetahui korban minum obat resochin setelah anak-anak yang bermain bersamanya memungut bungkusan obat tersebut dan menyampaikan bahwa isinya sudah diminum korban.

"Setelah dihitung, ada tujuh bungkus berarti ada 28 tablet yang diminumnya," kata Bawut sambil terisak.
Keluarga langsung memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas Borong. "Dia sempat menolak saat akan dibawa ke puskesmas. Padahal waktu itu ia sudah muntah-muntah," katanya.

Akhirnya korban dibawa ke Puskesmas Borong dengan menumpang truk. Selama perjalanan, korban mulai kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
Ditanya apakah selama ini korban menghadapi masalah, wanita paruh baya ini mengatakan, setahunya, korban tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Korban memang sering dimanja karena kemauannya yang keras.

Kepala Puskesmas Borong, dr. Hildegardis DC usai memeriksa kondisi korban, mengatakan, korban tidak tertolong dan berdasarkan keterangan sementara dari keluarga, korban meninggal karena over dosis.

"Mereka bawa ke sini sudah dalam keadaan begini. Tapi kami belum bisa pastikan penyebab kematiannya, karena untuk memastikannya harus melalui otopsi," kata dr. Hilde.

Disaksikan Pos Kupang, di salah satu ruangan Pukesmas Borong, Emi tergeletak kaku di atas tempat tidur. Wajahnya membengkak, kuku tangan dan kakinya tampak kehitaman.

Kepala Pusesmas Borong, dr. Hildegardis dan petugas medis sudah berusaha memberikan pertolongan namun kondisi korban sudah sangat kritis sehingga tidak bisa tertolong. (gg)

Pos Kupang edisi Minggu, 23 Agustus 2009 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes