Rekor Spanyol Lebih Baik

 PERANCIS, juara Dunia 1998 itu lebih difavoritkan keluar sebagai pemenang dalam pertandingan babak perempatfinal Euro 2000 melawan Spanyol di Stadion Jan Breydel Bruges, Belgia, Minggu 25 Juni 2000 atau Senin dinihari Wita (26/6/2000). Tetapi jangan lupa bahwa dari sisi rekor pertemuan kedua tim sebelumnya, Spanyol lebih baik atau unggul satu angka dibanding tim Ayam Jantan.
        
Menurut catatan sejarah, kedua raksasa sepakbola Eropa itu sudah bertemu selama 25 kali di berbagai kejuaraan, seperti kualifikasi Piala Eropa, kualifikasi Piala Dunia, putaran final Piala Eropa, putaran final Piala Dunia maupun pertandingan persahabatan.

         Berikut rincian hasil pertemuan kedua tim sebelumnya (Perancis disebut dahulu): 30 Apr 1922 Bordeaux (skor 0 4), 28 Januari 1923 San Sebastian (0 3), 22  Mei 1927   (Paris: 1 4), 14 April 1929 Zaragoza (1 8), 23 Apr 1933 Paris (1 0), 24 Januari 1935 Madrid (0 2), 15 Maret 1942 Seville (0 4), 19 Juni 1949 Paris (1 5), 17 Mar 1955 Madrid (2 1), 13 Maret 1958 Paris (2 2), 17 Desember 1959 Paris (4 3), 2 April 1961 Madrid (0 2), 10 Desember 1961 Paris (1 1), 9 Januaari 1963 Barcelona (0 0), 17 Oktober 1968 Lyon (1 3), 17 Maret 1971 Valencia (2 2), 8 November 1978  Paris (1 0), 18 Februari 1981 Madrid  (0 1), 5 Oktober 1983 Paris (1 1), 27 Juni 1984 Paris (2 0), 23 Maret 1988 Bordeaux (2 1), 20 Februari 1991 Paris (3 1), 12 Oktober 1991 Seville (2 1), 15 Juni 1996 Leeds (1 1), 28 Januari 1998 Paris (1 0).

         Dari 25 kali pertemuan itu, Spanyol menang 10 kali, seri 6 kali dan 9 kali kalah dengan memasukkan 50 gol dan kemasukan 29. Perancis menang 9 kali, seri 6 kali dan kalah 10 kali dengan memasukkan gol 29 dan kebobolan sebanyak 50 gol! Rekor pertemuan menurut catatan dailysoccer ini mengindikasikan Spanyol secara psikologis tidak akan merasa rendah diri menghadapi Perancis sekalipun Didier Deshamps dkk sedang bagus  bagusnya, baik individu maupun tim. Moral Perancis pun sedang berada di titik puncak sebagai pemegang tropi Piala Dunia.

         Dalam dasawarsa 1990 an, Perancis dan Spanyol bertemu tiga kali dengan skor Perancis menang 2 kali dan sekali seri. Pertemuan paling akhir keduanya dalam pertandingan persahabatan tanggal 28 Januari 1998 di Paris. Ketika itu, Perancis yang sedang mempersiapkan diri ke Piala Dunia menang tipis 1 0.

         Pertandingan yang akan selalu dikenang tim Matador sampai saat ini ialah partai grandfinal Euro 1984, enam belas tahun lalu. Pada final Piala Eropa 1984 tanggal 27 Juni 1984 di Stade de France, Paris, tim Ayam Jantan yang dimotori legenda hidupnya, Michel Platini mengalahkan Spanyol 2 0.

***
         MELIHAT strategi Pelatih Perancis, Roger Lemerre yang cuma menurunkan tim  cadangan  ketika bertemu Belanda dalam laga terakhir Grup D 22 Juni 2000, Perancis tampaknya dengan sengaja memilih Spanyol di babak perempatfinal Euro 2000 ketimbang Yugoslavia (runner up Grup C).

         Pilihan tersebut tentunya sudah dipertimbangkan secara matang oleh Lemerre. Secara tim maupun individu, tim asuhannya tidak mengalami masalah serius kecuali gelandang Emmanuel Petit yang sedikit cedera saat melawan Republik Ceko 16 Juni lalu yang dimenangi Perancis 2 1. Namun, Petit dilaporkan sudah berlatih dengan rekan rekannya sehingga ia kemungkinan besar diturunkan Lemerre malam ini.

         Gelandang asal Arsenal itu akan menjadi tulang punggung lini tengah Perancis bersama playmaker Zinedine Zidane, kapten Didier Deschamps serta Youri Djorkaeff. Lemerre tentunya tetap menampilkan formasi 4 3 2 1, dengan menjadikan Zidane sebagai pemain bebas sekaligus penghubung dengan duet striker Nicolas Anelka Thierry Henry.  Pertahanan Perancis akan digalang kuartet Laurent Blanc, Marcel Desailly, Lilian Thuram dan Bixente Lizarazu. Di bawah mistar pilihan tak akan bergeser dari kiper plontos, Fabien Barthez.

         Di kubu Spanyol, Pelatih Jose Antonio Camacho juga tidak mengalami masalah serius menghadapi perempatfinal ini. Bahkan moral anak asuhnya sedang berada pada top form setelah menaklukkan Yugoslavia 4 3 dalam partai terakhir Grup C 21 Juni lalu. Spanyol yang mengawali turnamen dengan hasil buruk (dikalahkan Norwegia 1  0), kemungkinan menurunkan komposisi tim yang sukses pada laga terakhir melawan Yugoslavia.

    Kalau hal ini menjadi keputusan Pelatih Camacho, maka gelandang asal Valencia, Gaizka Mendieta akan turun sejak menit awal. Demikian pula dengan striker Alfonso Perez yang menjadi pahlawan dengan dua golnya ke gawang Yugoslavia untuk mengantar Spanyol memimpin Grup C. Alfonso akan tandem dengan Raul Gonzalez Blanco.  Sedang Mendieta akan bahu membahu dengan Pep Guardiola, Joseba Etxeberria serta Juan Carlos Valeron di lini tengah. Mungkin pula Mendieta diberi peran lebih sebagai second striker, mengingat pemain kelahiran 23 Maret 1974 ini tergolong haus gol.

         Dengan skema 4 4 2 yang konsisten mereka jalankan di lapangan, Spanyol akan memberikan perlawanan keras dan berimbang kepada tim juara dunia. Posisi sebagai underdog juga lebih menguntungkan Spanyol karena mereka akan bermain lebih bebas. Jika Perancis kurang hati hati bukan mustahil Spanyol yang maju ke semifinal.

    Partai Spanyol vs Perancis pun bisa saja berakhir seri dalam 2x45 menit, sehingga mengharuskan masa perpanjangan waktu 2x15 menit dengan sistem gol emas. Kalau sampai adu penalti, agaknya Spanyol lebih favorit karena memiliki banyak penembak jitu. Persoalan Spanyol hanyalah "nasib sial" yang kerap menyertainya di ajang Piala Eropa. *  

Sumber: Buku Bola Itu Telanjang karya Dion DB Putra, juga Pos Kupang edisi Minggu, 25 Juni 2000. Artikel ini dibuat menjelang pertandingan babak perempatfinal Euro 2000 antara Perancis melawan Spanyol. Peranis menang 2-1 dan maju ke semifinal
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes