Gol Emas yang Mencemaskan

         JERMAN pada Euro 2000 memang mengecewakan karena prestasinya yang sangat buruk dalam sejarah persepakbolaan negeri itu. Tetapi kejuaraan sepakbola antarnegara Eropa tak akan melupakan pemain Jerman yang satu ini, Oliver Bierhoff (32). Nama Oliver Bierhoff masuk Hall of Fame karena dialah manusia pertama yang mencetak gol emas dalam babak yang disebut sudden death.
    
    Bierhoff mencetak gol bersejarah itu pada final Euro 1996 di Stadion Wembley London, Inggris tanggal 30 Juni 1996. Penggemar sepakbola tentu masih mengingatnya dengan baik, betapa sakitnya hati pemain Republik Ceko ketika itu. Mereka sudah berhasil menahan Jerman 1 1 hingga 2x45 menit. Tetapi sistem gol emas membuat mereka menangis ketika masa perpanjangan waktu 2x15 baru bergulir kurang lebih empat menit.

         Pada menit ke 94, umpan panjang Thomas  Helmer dari belakang diberikan kepada kapten Jerman saat itu, Juergen Klinsmann. Klinsmann yang melihat Bierhoff di kotak penalti Ceko, langsung memberikan umpan terukur. Posisi Bierhoff sebenarnya kurang beruntung di mulut gawang lawan karena ia membelakangi gawang dan dikawal ketat libero Ceko, Miroslav Kadlec.

         Namun, dengan kecerdikan dan keterampilannya Bierhoff mampu mencuri ruang tembak yang sangat sempit  dan dengan tendangan kaki kirinya melepaskan bola ke gawang Ceko. Kiper Petr Kouba sempat berusaha menahan, namun bola terlepas dari tangkapannya dan masuk ke dalam gawang yang kosong. Wasit asal Italia, Pierluigi Pairetto mensahkan gol itu. Jerman keluar sebagai juara Euro 1996. Nama Oliver Bierhoff yang kala itu masih merupakan pemain cadangan dielu elukan seluruh penduduk Jerman.

         Bierhoff, striker yang besar di Liga Serie A Italia ini menjadi pahlawan Jerman di final itu melalui dua golnya. Gol pertama dibuat Bierhoff menit ke 72 untuk menyamakan skor 1 1. Ceko unggul lebih dulu melalui gol penalti Patrick Berger pada menit ke 58, namun mereka harus puas sebagai runner up karena gol emas Bierhoff menit ke 94.

***
         TAHUN 1996 merupakan pertama kalinya UEFA dan FIFA menerapkan sistem sudden death atau yang lebih populer gol emas (golden goal). Sistem ini menetapkan, jika pertandingan 2x45 menit berakhir imbang harus dilanjutkan 2x15 menit. Tetapi mada masa 2x15 menit itu, tim mana yang mencetak gol pertama dialah yang menang dan pertandingan langsung dihentikan wasit. Adu tendangan penalti hanya boleh dilakukan apabila skor imbang sampai 120 menit. Peraturan ini berbeda dengan sebelumnya, dimana masa perpanjangan waktu 2x15 dimainkan secara penuh, tak peduli tim mana yang mencetak gol duluan.

         Pertimbangan mendasar FIFA (Federasi Sepakbola Internasional) menetapkan peraturan tersebut mengikuti tuntutan sepakbola menyerang yang menginginkan permainan bola tidak monoton. Dengan sistem yang lama, pada masa perpanjangan waktu 2x15 menit para pemain cenderung bertahan total agar tidak kebobolan atau memainkan strategi ball position untuk sekadar menghabiskan waktu 30 menit kemudian beradu untung lewat tendangan penalti.

         Dengan sistem golden goal, masa perpanjangan waktu justru menjadi kesempatan memperlihatkan taktik dan strategi terbaik. Sedikit saja kelengahan akan membawa bencana bagi tim yang bersangkutan. Karena itu setiap kesebelasan akan senantiasa waspada dan berusaha memanfaatkan peluang sekecil apapun. Dengan kata lain, sekalipun stamina pemain telah terkuras selama satu setengah jam merumput, mereka tak  mungkin cuma menghabiskan waktu 30 menit masa perpanjangan itu. Pemain bola dituntut untuk tetap mengeluarkan segala kemampuan yang masih bisa diandalkan.

         Nah, sistem gol emas itulah yang mulai dipakai dalam pertandingan perempatfinal hingga final Euro 2000 tanggal 3 Juli 2000. Boleh jadi duel antara Portugal vs Turki dan Italia vs Rumania malam ini sudah mengharuskan adanya sudden death.

         Memang,  sistem ini kerap mencemaskan dan menyakitkan karena tim yang bermain bagus bisa saja kalah dan tersingkir dari turnamen hanya karena membuat kesalahan kecil pada masa perpanjangan waktu. Namun, setiap tim dituntut untuk bermain maksimal dan all out sampai wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

         Selain gol emas, penggemar bola pun agaknya perlu menyiapkan batin sebab sangat mungkin ada partai yang harus berakhir dengan adu tendangan penalti. Tendangan penalti sering menyakitkan karena pemain bintang sekalipun berpeluang gagal. Tahun 1994, misalnya, bintang sekaliber Roberto Baggio  gagal mengeksekusi penalti di babak final Piala Dunia dan Italia kalah 2 3 atas tim Samba Brasil yang memenangkan Piala Dunia untuk keempat kalinya.

         Untuk penggemar bola, Anda  sebaiknya mendukung tim favorit tidak memakai kaca mata fanatisme buta. Toh bukan mustahil tim kesayangan Anda gagal karena gol emas atau adu tendangan penalti.  Sebab dalam jagat sepakbola    sama juga seperti bidang hidup manusia lainnya    antara kehancuran dan kesuksesan cukup sering sangat tipis batas batasnya. *

Sumber: Buku Bola Itu Telanjang karya Dion DB Putra, juga Pos Kupang edisi Sabtu, 24 Juni 2000 .  Artikel ini dibuat berkaitan dengan sistem sudden death atau gol emas yang diterapkan dalam kejuaraan Piala Eropa 2000.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes